Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras

dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang berhubungan dengan

rongga mulut, yang memungkinkan individu makan, berbicara, dan

berinteraksi sosial tanpa disfungsi gangguan estetik, dan ketidak

nyamanan karena adanya penyakit penyimpangan oklusi dan kehilangan

gigi sehingga mampu hidup produktif secara social dan ekonomi

(Peraturan Menteri Kesehatan No. 89, 2015). Gigi berlubang (karies gigi)

merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan

jaringan yang dimulai dari permukaan gigi yang meluas kearah pulpa yang

disebabkan oleh karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan

mikroorganisme yang tidak segera dibersihkan. Prevalensi penyakit gigi

dan mulut pada usia 1-5 tahun masih tinggi.

Berdasarkan data yang diambil penulis secara pemeriksaan

langsung di Posyandu Setyowati pada balita dengan menggunakan alat

diagnosik set, penulis mendapatkan besarnya tingkat kasus karies pada

anak di wilayah Posyandu Setyowati yaitu sebesar 16 kasus pada 31 anak

yang diperiksa. Kasus karies yang terjadi di wilayah Posyandu Setyowati

terjadi pada anak dengan rentang usia 1-5 tahun.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas yang

menjadi rumusan permasalahan dalam karya ilmiah ini adalah berapa

jumlah kasus karies pada anak balita Posyandu Setyowati di wilayah

Puskesmas Bambanglipuro di golongkan berdasarkan umur dan jenis

kelamin?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diketahui Jumlah seluruh kasus karies pada anak yang terdapat di

Posyandu Setyowati wilayah kerja Puskemas Bambanglipuro.

2. Tujuan Khusus

Diketahui jumlah kasus karies pada anak berdasarkan jenis kelamin

dan umur dengan rentang umur 1-5 tahun di Posyandu Setyowati

wilayah kerja Puskesmas Bambanglipuro.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi programmer

UKGMD untuk melakukan penyuluhan tentang Kesehatan gigi dan

mulut mengenai tumbuh kembang gigi anak dan kasus karies pada gigi

anak.

2
2. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan serta

mempelajari masalah-masalah yang menyebabkan tingginya kasus

karies pada anak.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Balita

Balita adalah anak usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik

pertumbuhan, yakni pertumbuhan yang cepat. Balita merupakan anak

yang telah menginjak usia 1 tahun atau lebih populer dengan

pengertian usia anak di bawah 5 tahun (Septiari, 2012).

2. Karies

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik

dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah

adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh

kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan

kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang

dapat menyebabkan nyeri (Kidd, M. 2012).

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada

suatu permukaan gigi, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam

dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Gigi dengan

fissure yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat

dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung

dengan cepat dan menimbulkan karies gigi.

4
Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian

diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, akibatnya terjadi invasi

bakteri dan kematian pulpa dan penyebaran infeksi ke jaringan

periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Edwina, 2012).

Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama

antara lain :

a. Gigi dan air ludah, bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah

yang banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies;

b. Adanya bakteri penyebab karies, bakteri yang menyebabkan karies

adalah dari jenis Streptococcus dan Lactobacillus;

c. Makanan yang kita konsumsi, makanan yang mudah lengket dan

menempel di gigi seperti permen dan coklat, memudahkan

terjadinya karies.

Menurut Rudi (2010), kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk mencegah

terjadinya karies:

a. Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi

seperti permen dan coklat. Pada anak mungkin melarangnya sama

sekali dapat menimbulkan dampak psikis, maka perlu dipikirkan

alternatif penyelesaiannya.

b. Menggosok gigi secara teratur dan benar. Sebaiknya dilakukan

pada pagi dan menjelang tidur. lebih baik lagi dilakukan tiap usai

14 makan. Dalam hal ini pilihlah sikat gigi yang berbulu halus dan

5
pasta gigi yang mengandung flour. Biasakan pula berkumur-kumur

setela makan makanan manis.

c. Siapkan makanan yang kaya akan kalsium (seperti ikan dan susu),

fluor (sayur, daging dan teh), vitamin A (wortel), vitamin C

(jeruk), vitamin D (susu), vitamin E (kecambah).

d. Menjaga hygiene gigi dan mulut. Bila ada karang gigi sebaiknya

dibawa ke dokter untuk dibersihkan. Sebaiknya pula memeriksakan

gigi tiap 6 bulan sekali.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Teori

Karies

Pasien karies Pasien tidak Karies

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah 31 anak balita di Posyandu

Setyowati Dusun Kepuh Mulyodadi.

2. Sampel

Sampel Pemeriksaan adalah objek yang diperiksa dan dianggap

mewakili seluruh populasi yaitu balita yang mempunyai karies dan

bersedia untuk dilakukan pemeriksaan, dengan kriteria:

a. Balita usia 1-5 tahun.

b. Balita yang mempunyai gigi berlubang.

c. Balita yang bersedia menjadi responden.

7
C. Teknik Pengumpulan Data

Jenis pengumpulan data karya tulis ini dengan menggunakan

pemeriksaan dan data sekunder.

D. Prosedur penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data dalam penelitian

ini adalah :

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti melakukan pengamatan ke Posyandu Setyowati Kepuh

Mulyodadi Bambanglipuro Bantul

b. Peneliti membuat surat izin penelitian kepada Kepala Puskesmas

Bambanglipuro Kabupaten Bantul bahwa peneliti akan melakukan

penelitian dengan maksud dan tujuan untuk mengambil data sekunder

tentang karies gigi pada balita di Posyandu setyowati Puskesmas

tersebut.

c. Peneliti membuat jadwal dan dialporkan kepada kepala Puskesmas

Bambanglipuro Kabupaten Bantul serta pegawai Puskesmas bagian poli

gigi kapan akan dilaksanakan pengambilan data sekunder pasien

tersebut

8
2. Tahap Pelaksanaan

Mengajukan Surat Izin Penelitian


ke Kepala Puskesmas
Bambanglipuro

Mendapatkan Izin Penelitian


Dari Kepala Puskesmas
Bambanglipuro

Pengambilan data Sekunder dan


Pemeriksaan Di Posyandu
Setyowati

Data Diperoleh

Membuat Tabulasi data Pasien

9
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan

Karya ilmiah mengenai kasus karies pada anak di Posyandu

Setyowati telah dilakukan pemeriksaan secara langsung dengan alat

diagnostic set sebanyak 31 anak.

Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin anak, usia anak.

Adapun distribusi frekuensi masing masing responden dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin Balita

Table 1. Karakteristik Balita Posyandu Setyowati Berdasarkan

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)


Perempuan 9 56,25%
Laki-laki 7 43,75%
Total 16 100%
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden (anak)

dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki

sejumlah 9 orang (56,25%).

10
b. Usia Balita

Table 2. Karakteristik Balita Posyandu Setyowati Berdasarkan

Usia

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)


0-1 1 6,25%
2-3 5 25%
4-5 10 62.5%
Total 16 100%
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa responden (anak)

dengan usia 4-5 tahun lebih banyak sejumlah 10 orang (62.5%).

c. Karies

Table 3. Distribusi Frekuensi Responden (Anak) Berdasarkan

Karies

Karies Frekuensi (n) Persentase (%)


Karies 16 51,61%
Tidak Karies 15 48,38%
Total 31 100%
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 31 balita yang

menjadi

responden dalam penelitian ini, balita yang memiliki karies

sebanyak 16 balita (51,61%)

11
B. Pembahasan

Dari data pemeriksaan yang sudah ditulis dalam table 1 diatas

dapat dijelaskan bahwa jumlah balita yang terdapat kasus karies jenis

kelamin laki laki lebih banyak daripada perempuan dengan sebanyak 9

balita (56,25%) dari 16 balita yang terdapat kasus karies. Hal ini

disebabkan erupsi gigi pada perempuan lebih cepat dibandingkan dengan

laki-laki, sehingga gigi pada perempuan lebih lama di dalam rongga mulut

dan lebih lama berhubungan dengan faktor-faktor langsung terjadinya

karies, yang antar lain gigi dan saliva, mikroorganisme, makanan dan

waktu (Suwelo, 2004).

Dari table 2 dapat dijelaskan bahwa balita yang terdapat kasus

karies gigi pada usia 4-5 tahun dengan sebanyak 10 balita 62,5%. Menurut

Suryawati (2009), karies gigi pada balita tertinggi terdapat pada balita

perempuan (58,2%) dan karies gigi menurut kelompok usia; usia tiga

tahun (60%), usia empat tahun (85%), dan usia lima tahun (86,4%).

Dari hasil data sekunder pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa

karies gigi di Posyandu Setyowati pada balita sebanyak 16 orang

(51.61%). hal ini menunjukkan bahwa pasien banyak yang mengalami

karies gigi. Karies gigi terjadi apabila seseorang tidak menjaga kebersihan

gigi dan mulutnya,karies akan menjalar kebawah hingga sampai ke ruang

pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh dasar, sehingga

menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati (Soebroto,

2009).

12
13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel 64 responden terdiri

dari 32 ibu dan 32 balita di Posyandu dusun Kebonromo dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kasus karies pada Posyandu Setyowati Dusun Kepuh Mulyodadi leih

banyak pada balita yang berjenis kelamin perempuan (56,25%).

2. Usia balita yang banyak terdapat karies gigi pada usia 4-5 tahun

(62,5%).

3. Jumlah karies gigi balita di Posyandu Setyowati dusun Kepuh

Mulyodadi (51,61%).

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada Puskesmas Bmabanglipuro

yaitu:

1. Perlu ditingkatkan upaya program promotif berupa penyuluhan di

semua Posyandu terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut yang ada

hubungannya dengan karies.

2. Perlu ditingkatkan upaya promotif tentang kesehatan gigi dan mulut

pada kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di sekolah –

sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Desa

14
(UKGMD) di Posyandu desa-desa Wilayah Puskesmas

Bambanglipuro.

DAFTAR PUSTAKA

Suwelo, Ismu, S. 2004. Karies gigi pada anak dengan berbagai faktor.
EGC Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.

Soebroto, Ikhsan. 2009. Apa yang Tidak Dikatakan Dokter Tentang


Kesehatan Gigi Anda. Jogjakarta: Bookmarks
Edwina, A.M. 2012. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.
Jakarta : EGC.
Rudi, H. 2010. Menyehatkan Daerah Mulut. Yogyakarta : Bukubiru.
Septiari, Bety Bea. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 89. 2015. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
(diakses tgl 16 Mei 2022).
Nurfatimah, N.S. 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Jumlah Karies Pada Anak Balita di
Posyandu Dusun Kebonromo Kulonprogo. Yogyaarta. KTI: Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Yesiani, N.P.N. 2019. Gambaran Karies Gigi Pada Balita Dan Tingkat
Pengetahuan Orangtua Tentang Karies Gigi di Posyandu Desa Batan
Buah Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun 2019. Bali,
KTI: Poltekkes Kemenkes Denpasar.

15
LAMPIRAN

16
Foto kegiatan pengambilan data

17
18

Anda mungkin juga menyukai