Disusun oleh :
NABILA FATMA, A.Md.Kes
NIP. 199804182020122006
Ketua,
Dwi Suyatmi, S.SiT, M.DSc (...................................................)
Yogyakarta,.................................
Ketua
Balai Pelatihan Kesehatan
Dinas Kesehatan Yogyakarta
…………………………………………..
NIP. ………………………………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Kasus Karies gigi pada Anak Balita Posyandu
Setyawati Di Wilayah Puskesmas Bambanglipuro “ tepat pada waktunya. Karya Tulis
Ilmiah ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari Dwi Suyatmi, S.SiT, M.DSc
selaku pembimbing utama dan serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Untuk itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu
penulis selama ini.
Akhir kata, penulis harap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
ABSTRAK
Latar Belakang : Gigi berlubang (karies gigi) merupakan penyakit jaringan keras gigi
yang ditandai dengan kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi yang meluas
kearah pulpa yang disebabkan oleh karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan
mikroorganisme yang tidak segera dibersihkan. Tujuan penelitian : Diketahui Jumlah
seluruh kasus karies pada anak yang terdapat di Posyandu Setyowati wilayah kerja
Puskemas Bambanglipuro. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif, menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 31 balita. Data
dikumpulkan dari pemeriksaan di Posyandu. Hasil penelitian : Hasil penelitian
menunjukan jumlah kasus karies pali banyak dengan jenis kelamin perempuan 9 orang
(56,25 %) dan laki-laki 7 orang (43,75%). Jumlah kasus karies paling banyak dengan usia
4-5 berjumlah 10 balita (62.5%). Jumlah kasus balita yang memiliki karies sebanyak 16
balita (51,61%)Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih banyak terdapat
karies dan paling banyak usia rentan karies pada usia 4-5 thaun.
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras dan
jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang berhubungan dengan rongga mulut, yang
oklusi dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup produktif secara social dan
ekonomi (Peraturan Menteri Kesehatan No. 89, 2015). Gigi berlubang (karies gigi)
merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan
yang dimulai dari permukaan gigi yang meluas kearah pulpa yang disebabkan oleh
karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme yang tidak segera
dibersihkan. Prevalensi penyakit gigi dan mulut pada usia 1-5 tahun masih tinggi.
Posyandu Setyowati pada balita dengan menggunakan alat diagnosik set, penulis
Setyowati yaitu sebesar 16 kasus pada 31 anak yang diperiksa. Kasus karies yang
terjadi di wilayah Posyandu Setyowati terjadi pada anak dengan rentang usia 1-5
tahun.
B. Rumusan Masalah
rumusan permasalahan dalam karya ilmiah ini adalah berapa jumlah kasus karies
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diketahui Jumlah seluruh kasus karies pada anak yang terdapat di Posyandu
2. Tujuan Khusus
Diketahui jumlah kasus karies pada anak berdasarkan jenis kelamin dan
umur dengan rentang umur 1-5 tahun di Posyandu Setyowati wilayah kerja
Puskesmas Bambanglipuro.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Puskesmas
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Balita
yakni pertumbuhan yang cepat. Balita merupakan anak yang telah menginjak
usia 1 tahun atau lebih populer dengan pengertian usia anak di bawah 5 tahun
(Septiari, 2012).
2. Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.
2012).
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada suatu
permukaan gigi, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi,
misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Gigi dengan fissure yang dalam
karies gigi.
oleh kerusakan bahan organiknya, akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian
antara lain :
a. Gigi dan air ludah, bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang
c. Makanan yang kita konsumsi, makanan yang mudah lengket dan menempel
Menurut Rudi (2010), kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
karies:
a. Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti
permen dan coklat. Pada anak mungkin melarangnya sama sekali dapat
menimbulkan dampak psikis, maka perlu dipikirkan alternatif
penyelesaiannya.
b. Menggosok gigi secara teratur dan benar. Sebaiknya dilakukan pada pagi
dan menjelang tidur. lebih baik lagi dilakukan tiap usai 14 makan. Dalam hal
ini pilihlah sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung
c. Siapkan makanan yang kaya akan kalsium (seperti ikan dan susu), fluor
d. Menjaga hygiene gigi dan mulut. Bila ada karang gigi sebaiknya dibawa ke
sekali.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Teori
Karies
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah 31 anak balita di Posyandu Setyowati Dusun
Kepuh Mulyodadi.
2. Sampel
seluruh populasi yaitu balita yang mempunyai karies dan bersedia untuk dilakukan
Jenis pengumpulan data karya tulis ini dengan menggunakan pemeriksaan dan
data sekunder.
D. Prosedur penelitian
adalah :
1. Tahap Persiapan
Bambanglipuro Bantul
dengan maksud dan tujuan untuk mengambil data sekunder tentang karies gigi
Data Diperoleh
A. Hasil Pembahasan
Karya ilmiah mengenai kasus karies pada anak di Posyandu Setyowati telah
anak.
1. Karakteristik responden
Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin anak, usia anak. Adapun
Kelamin
(56,25%).
b. Usia Balita
c. Karies
balita (51,61%)
B. Pembahasan
Dari data pemeriksaan yang sudah ditulis dalam table 1 diatas dapat
dijelaskan bahwa jumlah balita yang terdapat kasus karies jenis kelamin laki laki
lebih banyak daripada perempuan dengan sebanyak 9 balita (56,25%) dari 16 balita
yang terdapat kasus karies. Hal ini disebabkan erupsi gigi pada perempuan lebih
cepat dibandingkan dengan laki-laki, sehingga gigi pada perempuan lebih lama di
dalam rongga mulut dan lebih lama berhubungan dengan faktor-faktor langsung
terjadinya karies, yang antar lain gigi dan saliva, mikroorganisme, makanan dan
Dari table 2 dapat dijelaskan bahwa balita yang terdapat kasus karies gigi
pada usia 4-5 tahun dengan sebanyak 10 balita 62,5%. Menurut Suryawati (2009),
karies gigi pada balita tertinggi terdapat pada balita perempuan (58,2%) dan karies
gigi menurut kelompok usia; usia tiga tahun (60%), usia empat tahun (85%), dan
Dari hasil data sekunder pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa karies gigi di
Posyandu Setyowati pada balita sebanyak 16 orang (51.61%). hal ini menunjukkan
bahwa pasien banyak yang mengalami karies gigi. Karies gigi terjadi apabila
kebawah hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh
dasar, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati
(Soebroto, 2009).
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel 64 responden terdiri dari 32 ibu
berikut :
1. Kasus karies pada Posyandu Setyowati Dusun Kepuh Mulyodadi leih banyak
2. Usia balita yang banyak terdapat karies gigi pada usia 4-5 tahun (62,5%).
(51,61%).
B. Saran
Posyandu terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut yang ada hubungannya
dengan karies.
2. Perlu ditingkatkan upaya promotif tentang kesehatan gigi dan mulut pada
Suwelo, Ismu, S. 2004. Karies gigi pada anak dengan berbagai faktor. EGC
Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.
Soebroto, Ikhsan. 2009. Apa yang Tidak Dikatakan Dokter Tentang Kesehatan Gigi
Anda. Jogjakarta: Bookmarks
Edwina, A.M. 2012. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta :
EGC.
Rudi, H. 2010. Menyehatkan Daerah Mulut. Yogyakarta : Bukubiru.
Septiari, Bety Bea. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 89. 2015. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. (diakses
tgl 16 Mei 2022).
Nurfatimah, N.S. 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan Jumlah Karies Pada Anak Balita di Posyandu Dusun
Kebonromo Kulonprogo. Yogyaarta. KTI: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Yesiani, N.P.N. 2019. Gambaran Karies Gigi Pada Balita Dan Tingkat Pengetahuan
Orangtua Tentang Karies Gigi di Posyandu Desa Batan Buah Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung Tahun 2019. Bali, KTI: Poltekkes Kemenkes
Denpasar.
LAMPIRAN
Foto
kegiatan pengambilan data