PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari sel induk
terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang. Ini adalah suatu
produksi dari sel-sel darah normal lainnya. Penyakit ini menyebabkan terjadinya
kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu pada sum-sum tulang bekerja aktif
membuat sel-sel darah tetapi yang dihas ilkan adalah s el darah yang tidak
normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah normal (Sudoyo,2008).
Acute myeloid leukaemia (AML), yaitu leukemia yang terjadi pada seri
myeloid, meliputi (neutrofil, eosinofil, monosit, basofil, megakariosit dan lain - lain).
Di negara maju seperti Amerika Serikat, LMA merupakan 32% dari seluruh kasus
leukemia. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada dewasa (85%) dari pada anak
(15%), (Sudoyo,2008).
Penyebab dari leukemia ini idiopatik, namun banyak faktor yang berperan,
baik faktor elektrogen maupun faktor endrogen. Penyakit leukemia ini menunjukkan
bahwa produksi sel darah putih tidak terkontrol, sehingga jumlah darah putih
meningkat. Leukemia dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas, karena semua
sistem dan organ dapat terlibat, manifestasi ini tergantung pada kecepatan timbulnya
leukemia, umur, mekanisme kompensasi, tingkat aktivitas. Oleh karena itu leukemia
harus cepat ditangani guna mencegah akibat lanjut dari leukemia tersebut
( Djojodibroto,2009).
1
Menurut WHO (2011) leukemia terjadi hampir di seluruh dunia. Dari 75%
kasus kanker 35% diantaranya adalah Leukemia dengan presentase 15% Leukemia
Mielositik Akut (LMA), 10% Leukemia Limfositik Akut (LLA) dan 9,2% Leukemia
khususnya di wilayah Asia telah mencatat 350.000 kasus atau sekitar 18,2% di
antaranya 4,8% Jepang, 4,2% China, 3,8% Korea Selatan, 3% Thailand, 1,4%
Limfositik Akut (LLA) 12%, yang ditemukan pada usia dewasa 67% dan pada anak-
anak sekitar 33%. Menurut data Depertemen Kesehatan Indonesia (2013) pada
wilayah Sumatra ditemukan kasus leukemia sebanyak 18,2%, Sumatra Utara 5,6%,
Sumatra Selatan 4,7%, Aceh 4,3% dan Sumatra Barat 3,6%. Berdasarkan hasil studi
anak kanker yang menjalani kemoterapi satu tahun terakhir yaitu berjumlah 758
orang.
pendarahan, dan infeksi. Bila penyakit ini tidak segera ditangani dengan baik maka
dijumpai dan merupakan penyebab utama kematian. Oleh karena itu diperlukan
asuhan keperawatan yang optimal dan professional, dimana hal tersebut dilakukan
2
Mencermati fenomena diatas, maka diperlukan peran perawat yang handal dan
Leukemia mulai dari penyebab sampai komplikasi yang akan terjadi bila tidak segera
perawatan dan pengobatan dengan mengingatkan klien untuk minum obat dan
kepada keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan memberikan baik dan
benar sesuai dengan anjuran dokter dan tenaga kesehatan lainnya (Wilson, 2013).
Maka dari itu penulis tertarik mengangkat masalah diatas untuk dituangkan
dalam Karya Ilmiah Ners yaitu Auhan Keperawatan Medikal Bedah pada Tn.D
dengan gangguan Hematologi : Leukemia Akut di Interne Pria RSUP Dr.M Djamil
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Akut Di Ruangan Interne Pria RSUP Dr.M Djamil Padang Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
Tn.D dengan Leukemia Akut Di Ruangan Interne Pria RSUP Dr.M Djamil
3
c) Mampu penyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa
Tahun 2016.
Tahun 2016.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Penulis
4
b. Bagi Institusi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
d. Bagi Perawat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Leukemia
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari sel induk
terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang.Ini adalah suatu
disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu pada sum-
sum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihas ilkan
adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak
seri mieloid. Bila tidak diobati, penyakit ini akan mengakibatkan kematian
secara cepat dalam waktu beberapa minggu sampai bulan sesudah diagnosis.
Kemajuan pengobatan LMA ini dicapai dengan regimen kemoterapi yang lebih
baik, kemoterapi dosis tinggi dengan dukungan cangkok sumsum tulang dan
terapi suportif yang lebih baik seperti antibiotik generasi baru dan transfusi
6
2. Penyebab Leukemia
Leukemia, sama halnya dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatik
tumor, dan menganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi. Tetapi
penelitian telah dapat mengemukakan faktor resiko dari leukemia ini, antara
lain:
Orang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena
tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di
Jepang.
Terpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi si empat kerja
menyebabkan leukemia.
c. Kemoterapi
Pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang – kadang
7
3. Klasifikasi
stem sel yang terlibat , waktu munculnya gejala dan fase perkembangan yang
Leukemia jenis ini merupakan bentuk paling sering dari leukemia non
8
b. Leukemia Myeloid Kronik
paling sering terjadi pada orang dewasa usia pertengahan (40-50 tahun).
9
Leukemia Limfositik Akut merupakan jenis leukemia dengan karakteristik
kelenjar limfe, hati, limfa dan sumsum tulang. Perkembangan penyakit ini
4. Anatomi
Fisiologi
10
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi
asam dan basa; mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi (hantaran),
membawa panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk
a. Plasma darah
Sebagian besar terdiri dari 90% air dan zat-zat terlarut dimana 10%
dan K)
11
b) Sel darah putih (Leukosit)
pritosit, bentuknya lebih besar 2 kali lipat dari sel darah merah.
12
dengan ukuran kira-kira 2 – 4 miliron umur peredarannya sekitra
10 hari. Nilai normal trombosit 150.000-400.000/mm³.
5. Patofisiologi
sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang
yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang
sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang
dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan
sel darah normal. Terdapat dua mis-konsepsi yang harus diluruskan mengenai
leukemia, yaitu:
ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Hal ini
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produk normal sel
13
sehingga menganggu perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan
penurunan jumlah leukosit, sel darah merah, dan trombosit. Infiltrasi sel
sel tubuh tidak mendapatkan asupan makanan, karena sel darah merah yang
membawa O2 dan nutrisi yang penting bagi tubuh tidak sampai atau
(Suriadi, 2008).
6. Manifestasi Klinis
tanda dan gejala tergantung dari peningkatan jumlah leukosit. Gejala leukostatis
14
Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang, anemia, ptekie, perdarahan, nyeri
tulang, infeksi, pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar
Rasa lelah, penurunan berat badan, rasa penuh di perut, kadang – kadang
Rasa lelah, panas tanpa infeksi, purpura, nyeri tulang dan sendi, anemia,
7. Komplikasi
Perdarahan
Pembesaran lien
Takikardi
Nafas pendek
15
Anemia
Memar
Limpadenopati
Anemia
Trombositopenia
Pneumonia
8. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Rekolusit : rendah
(Djojodibroto, 2009)
9. Penatalaksaan
a. Fase induksi
16
b. Face profilaksasi
c. Konsetidasi
d. Pengobatan maintenance
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Biasanya pada kasus Leukemia Akut terjadi pada jenis kelamin pria, terjadi pada
usia dewasa 30-50 tahun, lebih banyak terjadi pada ras berkulit putih, lebih banyak
terjadi pada seseorang bekerja di tempat beradiasi, terpapar bahan kimia, memiliki
b) Riwayat kesehatan
klien pernah mengalami demam yang tidak diketahui sebabnya (Brunner &
Sudarth, 2010 ).
Biasanya ada riwayat perdarahan seperti ptekie, purpura pada kulit, nyeri sendi
dan tulang. Biasanya klien mengeluh demam, sakit kepala, mual muntah, rasa
tidak enak pada perut dan buang air besar tidak teratur. Adanya fatigue,
17
pembengkakan pada abdomen, pembengkakan pada nodus limfe terutama pada
leher dan ketiak, berat badan menurun, anemia, hipertropi gusi, pembengkakan
misalnya adalah sindrom down yang punya resiko terkena leukemia 20 kali
lebih besar dibanding orang normal, dan itu hanya berlaku pada kasus down
c) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum :
atau kejang sampai koma, hal itu disebabkan adanya infiltrasi sel-sel abnormal
2) BB :
atau menurut kategori IMT akan termasuk dalam kategoriberat badan kurang
<18,5 (N = 18,5-23)
(Supandiman, 2010).
3) Tanda-Tanda Vital
- TD : biasanya menurun
(Supandiman, 2010).
18
4) Menurut Sudirman (2010) bahwa pemeriksaan fisik head toe to yang dapat
Kepala
pembengkakan gusi
5) Thorax
6) Jantung
7) Abdomen
19
- Perkusi : biasanya tympani
8) Ekstremitas
9) Integumen
10) Neurologi
11) Mamae
d) Aktifitas Sehari-hari
1) Nutrisi
2) Eliminasi
Miksi : biasanya ada darah dalam urin, terjadi penurunan output urin
Defekasi : biasanya diare, ada bercak darah segar pada tinja dan kotoran
berampas
Mandi :
20
Biasanya terjadi perubahan, dimana untuk kebersihan diri klien dibantu oleh
Biasanya terjadi perubahan pola tidur, dimana klien tidak dapat tidur dengan
f) Data spiritual
Biasanya klien selama dirumah sakit susah untuk melaksanakan shalat dan ibadah
g) Data Psikososial
(Djojodibroto, 2009).
h) Data Psikologis
Biasanya klien mempunyai perasaan tak berdaya. Tidak ada harapan dan tidak ada
kekakuan bahkan klien juga mengalami kecemasan khususnya pada pasien yang
i) Pemeriksaan penunjang
Menurut Ngastiyah, (1987) dalam suriadi (2008) pemeriksaan yang dilakukan pada
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Tepi
21
Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum – sum
tulang yaitu adanya pansitupenia, lifositosis yang terkadang menyebabkan
gambaran darah tepi terdapat sel blas yang merupakan gejala patonomenik
untuk leukemia.
b. Kimia Darah
Dari hasil pemeriksaan kimia darah biasanya terdapat kolesterol rendah, asam
urat dapat meningkat dan hipogamaglobinemia.
c. Sum – sum Tulang
Dari pemeriksaan sum – sum tulang dapat ditemukan gambaran yang hanya
terdiri dari sel limfopeutik patologis. Pada LMA selain gambaran tersebut
terdapat pula adanya liatus leukemia yaitu keadaan yang diperlihatkan sel blas
(mie blas), beberapa sel tua (segment) dan sangat kurang bentuk pemotongan
sel yang berada diantaranya (promielost, mielosil, metamielosit dan sel batang).
2. Biopsi Limpa
Dari hasil pemeriksaan ini akan terlihat proliferasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit normal, RES,
Granulosit, pulp cell.
3. Cairan Serebropinalis
Leukemia Meningeal terjadi jika terdapat peninggian jumlah sel patologis dan
protein.
4. Sistogenik
Dari pemeriksaan sistogenik 70 – 90 % dari kasus leukemia menunjukkan adanya
kelainan kromosom yaitu pada kromosom 21.
5. Darah lengkap
Hb : kurang dari 14g/dl
Leukosit : lebih dari 10.000/mm³
Retikulosit : kurang dari 0,5%
Trombosit : kurang dari 150.000/mm³
2. Diagnosa keperawatan
22
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
makanan
3. Intervensi Keperawatan
23
berubah.
Batasi jumlah
pengunjung.
Batasi kunjungan secara
personal kepada pasien,
keluarga, kebutuhan
penting lainnya.
24
beraktivitas terapis dalam
Denyut nadi ketika merncanakan dan
beraktivitas memonitor program
Laju pernapasan ketika aktivitas
beraktivitas Tingkatkan komitmen
Tekanan darah pasien dalam beraktivitas
Warna kulit Bantu mengekplorasi
Kekuatan tubuh atas aktivitas yang bemanfaat
Kekuatan tubuh bawah bagi pasien
Daya tahan Bantu mengidentifikasi
Indicator : sumber daya yang
Kinerja dari rutinitas dimiliki dalam
Aktivitas beraktivitas
Konsentrasi Bantu pasien/keluarga
Kepulihan energy setelah dalam beradaptasi
beraktivitas dengan lingkungan
Tingkat oksigen darah Bantu menyusun
aktivitas fisik
Tingkat kegelisahan Pastikan lingkungan
Indicator : aman untuk pergerakan
Nyeri otot
Cemas Jelaskan aktivitas
motorik untuk
Mengerang
meningkatkan tonus otot
Stress
Berikan reinforcemen
Takut
positif selama
Kegelisahan beraktivitas
Nyeri otot Monitor respon
Meringis emosional, fisik, sosial
Sesak nafas dan spiritual
Mual Manajemen energy
Muntah Intervensi yang dilakukan :
Tentukan pembatasan
aktivitas fisik pasien
Jelaskan tanda yang
menyebabkan kelemahan
Jelaskan penyebab
kelemahan
Jelaskan apa dan
bagaimana aktivitas yang
dibutuhkan untuk
membangun energi
Monitor intake nutrisi
yang adekuat
Monitor respon
kardiorespirasi selama
aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor lokasi
25
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus
lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu pasien membuat
jadwal istirahat
Monitor respon
oksigenasi pasien
26
Berat badan dan kalori.
Tonus otot Anjurkan kepada klien
Hidrasi untuk mengkonsumsi
nutrisi yang cukup.
Nafsu makan Pengontrolan nutrisi
4. Implementasi Keperawatan
dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat
tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan tersebut (Kozier, 2010).
5. Evaluasi Keperawatan
Mengevaluasi adalah menilai atau menghargai. Evaluasi adalah fase kelima dan fase
terakhir dri proses keperawatan. Dalam konteks ini, evaluasi adalah aktivitas yang
28
direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika klien dan profesional kesehatan
menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan atau hasil dan keefektifan rencana
asuhan keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting dari proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi keperawatan harus
29