PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
DWI RAHMA PUTRI
NIM: P27905119009
i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmah dan
“Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMPN 1
SAW. Proposal ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan
dukungan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin
3. Hj. Siti Wasliyah, S.Kep., Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana
proses pendidikan.
iii
7. Teristimewa untuk Bapak Tukiman dan Ibu Kasmiati selaku orangtua
peneliti yang selalu menjadi panutan dan sumber motivasi, yang telah
8. Orang terkasih Monica Sari dan Muhamad Yusup Ardabily yang telah
ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuannya
balasan dari Allah SWT. Akhir kata semoga proposal skripsi ini dapat memberikan
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
v
2. Pembentukan Hemoglobin..........................................................29
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SKEMA
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
remaja baik dalam fisik, seksual, skill, dan kemandirian. Data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Banten pada tahun 2021 populasi remaja pada umur 10-
14 tahun sebanyak 1,068,424 juta jiwa dan umur 15-19 tahun sebanyak
asupan kalori, sehingga kebutuhan makanan yang bergizi menjadi suatu hal
pertumbuhan, dimana gizi yang masuk kedalam tubuh akan digunakan untuk
peningkatan berat badan dan tinggi badan remaja. Remaja putri (10 – 19
menstruasi selain itu remaja putri seringkali menjaga penampilan ingin kurus
Indonesia.
darah kurang dari batas normal. Normal hemoglobin pada wanita tidak hamil
1
2
adalah 12 g/dL. Dampak jangka pendek anemia pada remaja putri akan
dan produktivitas belajar karena kurang oksigen ke sel otot dan sel otak,
Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita
anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri
yang dilakukan dan pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba
teratur menjadi kurang teratur misalnya sering terlambat makan atau kurang
Tanda anemia pada remaja putri antara lain lesu, lemah, letih, lelah
dan lalai (5L), sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang. Gejala
lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya status gizi dan pola menstruasi
terhadap makanan. Masa remaja sering kali merupakan masa pertama kalinya
remaja yang sedang tumbuh dan memerlukan asupan gizi yang baik (Sari,
2022).
anemia gizi besi. Secara global, sebesar 43% diderita anak-anak, 38% ibu
hamil, 29% wanita tidak hamil, dan sebesar 29% semua wanita usia subur
merupakan salah satu masalah gizi yang belum selesai diatasi, baik pada ibu
terjadi peningkatan anemia pada ibu hamil sebesar 11,8% dibanding tahun
2013. Sebesar 37,1% ibu hamil menderita anemia pada tahun 2013 dan pada
tahun 2018 sebesar 48,9% . Hal ini terjadi karena tingginya prevalensi anemia
pada remaja putri yaitu sebesar 25% dan 17% pada WUS. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya
umur 16-18 tahun penilaian status gizi berdasarkan IMT, Selain itu terdapat
8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan
berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun
dan 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun. Provinsi Banten masuk 11 provinsi
disebabkan oleh pola makan yang salah (Utami dkk., 2015). Hal ini diperkuat
oleh Mujib (2019) menjelaskan bahwa penyebab utama dari kejadian anemia
gizi pada remaja putri adalah pola makan yang tidak sehat dan kurangnya
pengetahuan tentang gizi baik yang diperlukan oleh tubuh. Apabila asupan
makan kurang maka cadangan besi banyak yang dibongkar. Keadaan yang
terwujud dengan rendahnya indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan
atas (LILA), serta asupan sumber zat besi rendah Begitu pula dengan
(Harahap, 2019).
status gizi dalam kategori kurus mempunyai resiko 3,1 kali mengalami
ini dapat berarti semakin buruk status gizi seseorang maka semakin rendah
B. Rumusan Masalah
yaitu apakah ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada
remaja putri.
C. Tujuan Penelitian
6
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Kabupaten Serang.
Kabupaten Serang.
Kabupaten Serang.
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Subjek Penelitian
2. Masyarakat
3. Peneliti
LANDASAN TEORI
A. Konsep Remaja
1. Pengertian
eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi ini
banyak perubahan yang terjadi baik secara biologis, psikologis dan fisik.
Spurt), sehingga remaja memerlukan zat-zat gizi yang relatif lebih besar
Menurut Hall, masa remaja adalah masa penuh gejolak yang penuh
dengan konflik dan perubahan suasana hati. Itulah sebabnya masa remaja
disebut juga masa badai dan tekanan (Storms and Impulses). Dengan
2. Karateristik remaja
memiliki konsekuensi yang berbeda pada kesejahteraan mereka dan apa yang
8
9
mereka miliki, termasuk "diri mereka sendiri". Ada beberapa kategori remaja
dan kepekaan baru dan mudah tertarik pada lawan jenis. Hipersensitivitas
awal sulit dipahami oleh orang dewasa. Karateristik remaja awal antara
lain :
memiliki sifat yang mirip dengannya dan mencintai dirinya sendiri, dan
mereka bingung harus memilih siapa. Peka atau acuh tak acuh, sibuk atau
minat yang lebih stabil dalam fungsi intelektual, ego mencari cara untuk
yaitu:
b. Meningkatnya kebebasan.
3. Perkembangan Remaja
dan pengalaman hingga masa pubertas. Tidak ada anak perempuan atau laki-
laki yang memasuki pubertas sebagai daftar kosong yang hanya berisi kode
1. Perubahan Fisik
panjang badan masih berjalan selama kurang lebih tiga tahun sampai kira-
terutama pada paha, pantat, lengan atas dan dada. Pertambahan jaringan
remaja putri lebih dahulu maka remaja putri pada usia 12 dan 13 tahun
menjadi lebih besar daripada remaja putra, tetapi selanjutnya remaja putra
zat kimia yang kuat yang diciptakan oleh kelenjar endokrin dan dibawa
keseluruh tubuh melalui aliran darah. Terdapat dua jenis hormon yang
yaitu androgen jenis hormon seks laki-laki, dan esterogen jenis hormon
balik negatif dan positif. Peran sistem endokrin melibatkan interaksi dari
hipotalamus, kelenjar pituitary, dan gonad. Kadar hormon seks diatur oleh
esterogen.
2. Perkembangan psikologis
rindu, dan keinginan untuk mengenal lawan jenis lebih baik. berbagai
peristiwa dan situasi sosial. Salah satu aspek psikologis dari perubahan
fisik pada masa remaja adalah remaja menjadi sangat peduli dengan
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang
sosial, remaja mulai berpisah dari orang tuanya dan mulai menjalin
3. Perkembangan kepribadian
kemandirian dari orang tua dan membentuk identitas diri untuk mencapai
kematangan pribadi.
4. Perkembangan Kognitif
dan tindakan. Dengan kata lain, kaum muda harus memiliki kapasitas
15
yang baik.
dan sosial baru. Pemikiran remaja menjadi semakin abstrak, logis, dan
pemikiran orang lain, dan pendapat orang lain tentang mereka dengan
lebih baik.
B. Konsep Anemia
1. Pengertian
(Hb) dalam darah lebih rendah dari normal . Hemoglobin adalah salah satu
otak dan jaringan otot menyebabkan gejala seperti konsentrasi yang buruk
protein dan zat besi untuk membentuk sel darah merah/eritrosit. Anemia
adalah gejala yang perlu diidentifikasi dan diobati dengan tepat (Kemenkes,
2018).
ini umumnya berhubungan satu sama lain . Nilai normal hemoglobin sangat
2. Klasifikasi
Banyak jenis anemia yang dapat dengan mudah diobati. Tetapi pada
dapat mengancam jiwa jika tidak terdiagnosa sejak dini dan tidak segera
d. Anemia Defisiensi B6
2020).
19
3. Patofisiologi
Anemia
Anoreksia Kadar Hb
Gangguan Turun
Nutrisi
Kurang dari
lemas kebutuhan
Kompartemen
sel penghantar
oksigeeen/zat
Cepat Lelah
nutrisi ke sel
4. Etiologi
kekurangan produksi ataupun kualitas dari eritrosit (sel darah merah) dan
kehilangan sel darah merah tersebut sejak lama atau secara tiba-tiba. Ada
5. Dampak
a. Kelelahan berat
hari.
b. Komplikasi kehamilan
c. Masalah jantung
jantung.
d. Kematian
21
6. Metode pemeriksaan
b. Metode Sahli
(Sari, 2020).
c. Metode Cyanmethemoglobin
C. Status Gizi
dan penggunaan zat gizi makanan di dalam tubuh. Status gizi merupakan
faktor penting untuk menilai seseorang dalam keadaan sehat atau tidak
menderita penyakit akibat gangguan gizi, baik secara mental maupun fisik.
pemenuhan gizi, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih (Dieny,
2014).
23
Penilaian status gizi adalah ukuran atau gambaran mengenai kondisi tubuh
seseorang yang dapat dilihat dari konsumsi makanan dan zat gizi yang
yang masuk ke dalam tubuh, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi
1. Penilaian Langsung
a. Antropometri
komposisi dasar tubuh manusia pada tingkat umur dan gizi yang
ukuran tubuh terdiri atas berat badan, tinggi badan, panjang badan,
tinggi lutut, panjang ulna, rentang lengan, panjang kaki bawah bayi,
lingkar lengan atas, lingkar otot lengan atas, tebal lingkar lengan
2019).
dari:
a. Berat Badan
jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein, lemak, air dan
b. Tinggi Badan
25
(Harahap, 2019).
(m)
b. Klinis
26
mengolah data klinis yang diambil oleh dokter, dan dokter dapat
dilakukan oleh ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya juga tenaga
penilaian status gizi dapat lebih tepat dan lebih baik (Iqbal &
Puspaningtyas, 2019).
c. Biokimia
normal. Pengukuran status zat besi tubuh terdiri atas tiga tingkatan,
jaringan).
status gizi yang dilakukan dengan mengamati jumlah dan jenis zat
2019).
D. Hemoglobin
29
1. Pengertian Hemoglobin
dengan CO,, CO, dan NO (nitric oxide), di mana tiap gas tersebut juga
dewasa yang normal, rantai globin ini sebagian besar tersusun dari 2 jenis
polipeptida, yaitu sepasang rantai alfa (a) dan sepasang rantai Beta (B).
protein heme, di mana ion besi tersebut akan berikatan secara reversibel
besi, namun akan berikatan dengan ujung asam amino dari hemoglobin,
2. Pembentukan Hemoglobin
dalam tahap retikulosit pada pembentukan sel darah merah. Oleh karena
sehari kemudian dan seterusnya sampai sel tersebut menjadi eritrosit yang
oksigen (atau delapan atom oksigen) dapat diangkut oleh setiap molekul
sabit, asam amino valin disubstitusi oleh asam glutamat pada satu titik di
dengan kadar oksigen rendah, akan terbentuk kristal panjang di dalam sel-
cenderung merobek membran sel, sehingga terjadi anemia sel sabit. (Hall,
2019).
berikut :
1. Pengertian
32
dalam darah kurang dari batas normal yang disesuaikan dengan kelompok
tiga bagian yaitu anemia ringan sedang dan berat (WHO , 2006).
akan beresiko melahirkan berat bayi lahir rendah, bayi dengan kelainan,
2. Etiologi
putra. Anemia ini bila tidak diatasi segera maka kelak akan berdampak
buruk pada saat ia dewasa dan berumah tangga yaitu saat ia hamil atau
melahirkan. Dampak buruk tersebut dapat terjadi pada ibu maupun bayi
anemia di usia dini Kelompok remaja putri yang berusia antara 10-19
kelompok yang strategis untuk memutus mata rantai anemia agar tidak
33
Secara umum penyebab anemia terdiri atas dua faktor yakni : faktor
zat gizi dan non zat gizi. Penyebab anemia lainnya berdasarkan faktorzat
gizi antara lain defisiensi protein, asam folat, vitamin B12, vitamin A,
berdasarkan faktor non zat gizi antara lain: malabsorbsi akibat diare;
peningkatan kebutuhan zat besi yang terjadi selama masa bayi, remaja,
katan kebutuhan remaja putri terhadap zat gizi mikro, terutama zat
besi, digunakan untuk penggantian zat besi yang hilang. Status gizi
yang baik selama masa remaja merupakan dasar untuk ke- hidupan
remaja yang sehat dan menyiapkan remaja putri menjadi calon ibu
misalnya karbohidrat. Hal ini tidak sehat bagi remaja yang sedang
Remaja putri lebih banyak memerlukan zat besi untuk mengganti zat
besi yang hilang saat haid. Beberapa penelitian telah mem- buktikan
bahwa jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar
antara 20-25 cc, maka kehilangan zat besi berkisar sebesar 12,5-15
kehilangan basal jumlah total zat besi yang Hilangsebesar 1,25 mg per
hari. Apabila darah yang keluar selama haid sangat banyak akan
adalah inadekuat asupan zat besi yang berasal dari makanan. Pada
hal yang sama, yakni ada hubungan tingkat konsumsi zat besi dan
terjadi karena gejala yang ditimbulkan seperti muntah dan diare serta
OPERASIONALISASI PENELITIAN
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Konsep
pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung . agar dapat diamati dan diukur , maka konsep tersebut dijabarkan
dapat diamati dan diukur. Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
: Yang diteliti
: Hubungan
37
38
akibat atau efek. Variabel dependen dari penelitian ini adalah Anemia
B. Definisi Operasional
variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
(responden) yang satu dengan responden yang lain. Di samping variabel harus
2018).
39
Definisi
No Cara Alat Hasil Skala
Variabel Operasion
. Ukur Ukur Ukur Ukur
al
Kuesioner
tentang
karateristi Dikelompoka
k n, dengan
Usia responden ketentuan
responden dimana sebagai
yang jawaban berikut :
dihitung skor: Remaja awal
sejak lahir Mengisi Umur (10-12 tahun)
1. Umur Ordinal
sampai saat Kuesioner 1= =1
ini, yang Remaja Remaja
diukur awal tengah (13-15
dalam 2= tahun)= 2
tahun Remaja Remaja akhir
tengah (16-19
3= tahun )= 3
Remaja
akhir
Kuesioner
tentang
karateristi Dikelompoka
k n, dengan
Tingkatan responden ketentuan
atau Mengisi dimana sebagai Nomin
2. Kelas
jenjang kuesioner jawaban berikut : al
SMP skor: Kelas VII = 1
1= Kelas Kelas VIII =
VII 2
2 = Kelas
VIII
3. Status Gizi Keadaan IMT Timbanga Kurus : < Ordinal
proporsi n badan 18,5 = 1
tubuh dan alat Normal :
sebagai ukut 18,5- 25 = 2
akibat tinggibada Gemuk : > 25
konsumsi n dengan =3
makanan skor :
dan 1= kurus
penggunaa 2=
n zat gizi. normal
3=
40
Obesitas
Kondisi
kadar
hemoglobi Metode
n (Hb) di digital Anemia :
Pemeriksa bawah (PCOT) HB < 12
Kadar
an batas dengan gr/dl = 1
4. hemoglobi Ordinal
hemoglobi normal skor : Tidak anemia
n
n sesuai 1= anemia : HB : ≥ 12
dengan 2= tidak gr/dl = 2
kelompok anemia
remaja
putri.
C. Hipotesa
Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat
benar atau salah, dapat diterima atau tidak. Bila diterima atau terbukti maka
Remaja Putri”.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
bersama.
1. Populasi
2022). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII dan VIII di
hanya mengambil kelas VII dan VIII karena kelas IX tidak diikutkan
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
41
42
Sampel yang diambil merupakan bagian dari populasi yang sesuai dengan
c. Besar sampel :
n= N
(1+ N (d)2)
Keterangan :
n = Besaran Sampel
N = Populasi
n= 322
(1 + 322 x 0.12)
43
n= 322
( 1+ 4,22)
sampel
162
x 86=43,2 siswi dibulatkan 43 siswi
322
160
x 86=42,7 siswi dibulatkan 43 siswi
322
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Serang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur atau alat pengumpul data yang
berupa :
kelas.
2. Timbangan Digital
Data status gizi dengan indikator parameter IMT (Indeks Massa Tubuh)
3. Stature Meter
45
Data status gizi dengan indikator parameter IMT (Indeks Massa Tubuh)
dipengaruhi oleh interaksi kimia antara sampel darah yang diukur dengan
F. Manajemen Data
1. Editing
editing didapatkan semua data terisi lengkap dan benar, tetapi apabila
2. Coding
Data yang sudah lengkap kemudian di ubah dalam bentuk angka atau
3. Data Entry
47
Data yang sudah diubah menjadi bentuk angka atau bilangan kemudian
pertanyaan.
4. Processing
peneliti adalah memproses data agar dapat dianalisis. Proses ini dilakukan
5. Cleaning Data
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
nominal, b). status gizi menggunakan skala ukur ordinal , c). kejadian
2. Analisis Bivariat
status gizi dengan variabel dependen kejadian anemia pada remaja putri.
dilakukan uji ukur Pearson Chi-Square dengan tabel 2x2 terdapat cell
yang <5 maka digunakan uji non parametik yaitu korelasi spearman rank.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
responden yang terdiri dari : umur menggunakan skala ukur ordinal dan
skala ukur ordinal , c). kejadian anemia menggunakan skala ukur ordinal.
a. Karateristik Responden
Tabel 5. 1
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Berdasarkan Karateristik
Responden Di SMPN 1 Lebak Wangi Kabupaten Serang (n=86)
Karateristik N %
Responden
Umur
Remaja awal 8 9.3
Remaja tengah 78 90.7
Kelas
Kelas VII 43 50.0
Kelas VIII 43 50.0
49
50
c. Kejadian Anemia
Tabel 5. 3
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia
Di SMPN 1 Lebak Wangi Kabupaten Serang (n=86)
Status N %
Gizi
Anemia 67 77.9
Tidak Anemia 19 22.1
hubungan antara status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri
DAFTAR PUSTAKA
Sari, M. R. (2022, April). Hubungan Pola Menstruasi Dan Status Gizi Dengan.
Jurnal Kesehatan Mercusuar, 3, 28.
Sugiyono. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta Bandung.
Reni, Y. A., & dwi, e. (2018). Anemia Dalam Kehamilan. Jawa Timur: Pustaka
Abadi.
LAMPIRAN
55
56
57
58
NIM : P27905119009
Judul : Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di
“Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMPN 1
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Penelitian ini
tidak menimbulkan akibat apapun bagi responden. Data yang didapatkan peneliti
penelitian.
59
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMPN 1
Saya Dwi Rahma Putri adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan
penelitian dengan judul “Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana terapan keperawatan di
Tangerang,
Peneliti
Nama :
Alamat :
oleh Dwi Rahma Putri sebagai mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan
Kabupaten Serang”. Saya paham dan bersedia menjadi responden yang tersedia
Tangerang,
Responden
(…………………………………)
61
62
63
Lembar Observasi
kode responden
Kejadian Hipertensi
KADAR HEMOGLOBIN
HB :
Keterangan :
64
65
66