Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK MANAJEMEN

KEPERAWATANRUANG ARRAHMAH RUMAH SAKIT IBNU


SINA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Oleh

Kelompok III

1. Aprilia Arianti Astari , S.Kep NIM. 20501003


2. Deni Apriandi, S.Kep NIM. 20501011
3. Hildayati, S.Kep NIM. 20501029
4. Megawati, S.Kep NIM. 20501040
5. Nur Syafridawati, S.Kep NIM. 20501066
6. Suci Desrianti, S. Kep NIM. 20501066

Preseptor Akademik:
Desti Puswati, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020

1
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah , hanya karena izin-Nya


makalah ini dapat diselesai tepat pada waktunya. Shalawat dan salam penulis ucapkan
kepada junjungan Nabi Muhammad beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh
insan yang dikehendakinya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah stase Manajemen Keperawatan Program Studi Profesi Ners.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing akademik yang sudah
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun aspek
lainnya.Jadi, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan
pembaca, sehingga dapat memahami tentang manajemen keperawatan secara baik
dan bisa memanajemen ruangan secara optimal.

Pekanbaru, Januari 2021

Kelompok III

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang
lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu kepada konsep manajemen
secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan
(pengawasan dan evaluasi). Manajemen pelayanan keperawatan berfokus pada 5
M (Man, Money, Material, Method, Machine).Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
menopang. Sebagaimana halnya dengan proses keperawatan, Manajement
tersebut termasuk mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling
(POAC) terhadap staf, sarana dan prasarna dalam mencapai tujuan organisasi,
dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil, karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada
seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan.
Pendekatan sistem manajemen keperawatan sama halnya dengan
pendekatan sistem manajemen pada umumnya, meliputi input, proses dan output.
Pelaksanaan proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana manajemen
keperawatan, proses keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di
Ruang Arahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru.Ruangan Arahmah merupakan ruang
inap medikal umum.Masalah kesehatan yang ada membutuhkan multidisiplin

3
ilmu dan disiplin waktu.Ruangan ini memerlukan penerapan fungsi manajemen
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.Fungsi manajemen tersebut
diantaranya adalah perencanaan yang terdiri dari perencanaan ketenagaan dan
perencanaan asuhan keperawatan.Pengorganisasian yang meliputi metode
pengorganisasian keperawatan atau pembagian tugas.
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan alat komunikasi yang
penting bagi perawat untuk mengetahui kondisi dan perkembangan klien.
Pengarahan meliputi pemberian motivasi serta melakukan pengarahan/supervisi.
Pengendalian seperti mengukur mutu asuhan keperawatan yang diberikan,
mengukur kinerja perawat dan melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan
dari standar yang ditetapkan. Sistem manajemen yang tepat harus dilengkapi
dengan jumlah tenaga perawat yang ideal dan pengadaan sarana dan prasarana
yang sesuai yang akan menunjang dalam memberikan asuhan keperawatan yang
optimal di ruangan Arahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa tertarik untuk melakukan praktik
prosesi manajemen keperawatan di Ruang Arahmah, dimana praktik profesi
keperawatan manajemen merupakan salah satu proses pembelajaran klinik yang
diharapkan mampu mengubah tatanan manajemen pelayanan keperawatan ke arah
yang lebih baik khususnya di Ruang Arahmah. Berdasarkan hal tersebut
mahasiswa tertarik untuk melakukan praktik prosesi manajemen keperawatan di
Ruang Arahmah, dimana praktik profesi keperawatan manajemen merupakan
salah satu proses pembelajaran klinik yang diharapkan mampu mengubah tatanan
manajemen pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik khususnya di Ruang
Arahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru.

B. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan di ruangan
Arahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru yaitu dimulai dari tanggal 18 Januari –
06Februari 2021

4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek keperawatan manajemen selama 3
minggu di Ruang Arahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru. Kelompok mampu
melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai dengan konsep
dan langkah-langkah manajemen keperawatan

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 3 minggu
diharapkan kelompok mampu:
a. Melakukan pengkajian situasi ruangan perawatanArahmah.
b. Menganalisa data hasil pengkajian.
c. Memprioritaskan masalah di ruangan Arahmah berdasarkan hasil analisa
data yang diperoleh.
d. Menyusun rencana strategis dan operasional ruangan Arahmah sesuai
dengan kondisi ruangan Arahmah dengan tepat dan benar.
e. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan
sesuai dengan kondisi ruangan Arahmahsecara tepat dan benar.
f. Melakukan evaluasi program dengan tepat dan benar.

D. Praktikkan
Mahasiswa praktik yang menjalankan praktik di ruangan Arahmah yaitu
mahasiswa praktik profesi Ners STIKes Payung Negeri Pekanbaru Kelompok 3,
sebanyak 6 orang yaitu:
1. Aprilia Arianti Astari
2. Deni Apriandi
3. Hildayati
4. Mega
5. Nur Syafridawati
6. Suci Desrianti

5
BAB II
HASIL KAJIAN

A. Profil/Gambaran Umum
A. Profil RSI Ibnu Sina
Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina”merupakan suatu bangunan
menumental kebanggaan Umat Islam di Pekanbaru. Ia menjadi tolok ukur
bagi kemampuan umat Islam dalam berorganisasian social kemasyarakatan,
karena sampai kini mampu menjauhi pengaruh kepentingan-kepentingan
pribadi, kelompok, dan golongan .Citra Islam memang dijaga, karena Islam
sebagai simbol kekuatan dan kemajuan Rumah Sakit ini.Sejarah pendirian
Rumah Sakit ini pada mulanya, beberapa gagasan untuk pendirian sebuah
Rumah Sakit yang bernuansa Islam muncul dari keadaan kebutuhan Umat
Islam akan pelayanan kesehatan, karena selama ini di Riau belum ada Rumah
Sakit yang menampung kaum daufa Islam. Sementara itu, Rumah Sakit yang
dibangun oleh kekuatan kelompok agama non Islam telah ada berdiri di Riau,
khususnya di Ibukota Porpinsi Riau, Pekanbaru. Atas dasar itulah para
pemuka dan cerdik pandai yang bergerak dalamdunia medis dan kesehatan
melontarkan gagasan penting itu, mereka pun berkumpul untuk membahas
tentang bagaimana caranya untuk mendirikan sebuah rumah sakit Islam.
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina adalah rumah sakit umum milik Swasta
dan merupakan salah satu rumah sakit tipe C yang terletak di wilayah
Pekanbaru, Riau.Lokasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina berada di Jl. Melati No.
60, Pekanbaru. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina satu-satunya Rumah Sakit
berbasis Islam yang berdiri di kota Pekanbaru.
Dalam perkembangannya klinik kesehatan Ibnu Sina Pekanbaru pada
tahun 1983 telah mempunyai perwakilanny di Ujung Batu dengan nama balai
pengobatan umum Ibnu Sina YARSI Riau. Disusul kemudian pada tahun
1984 perwakilan untuk Bangkinang dengan klinik Ibnu Sina YARSI Riau.
Tahun 1987 klinik kesehatan Ibnu Sina ini ditingkatkan statusnya menjadi

6
Rumah Sakit Islam IBNU SINA Pekanbaru berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 0650/Yan-Med/RSKS/1987
tanggal 13 September 1987 (sumber: tim public relations dan marketing
rumah sakit Ibnu Sina oleh bapak Yulisno).

B. Visi Misi RSI Ibnu Sina Pekanbaru

7
Visi: Visi Rumah Sakit Ibnu Sina adalah Terwujudnya Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Pekanbaru yang bermutu, Islami dan dapat di tauladani..
Misi:
1. Memberikan Pelayanan kesehatan yang prima dan Islami
2. Melakukan manajemen peningkatan mutu terus menerus
3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait baik didalam maupun
luar negeri
4. Memotivasi kinerja karyawan melalui peningkatan profesionalisme dan
penghasilan pegawai.
Moto: Melayani dengan hati nurani islami

C. 10 penyakit terbanyak di RSI Ibnu Sina

No Nama Penyakit ICD 10


1 Deabetes melitus E11.9
2 Dyspepsia K3O
3 Hipertensi 110
4 Gastroenteritis K52.9
5 Pneumonia J18.9
6 Single life birth Z37.0
7 Stage renal disease N.18
8 Anemia D64.9
9 Corona virus B34.2
10 Cereb infraction 163.9

B. Profil Ruangan

8
Ruangan Arrahmah adalah ruang rawat inap Anak.ruangan Arrahmah
berada di lantai 2, yang terdiri dari kelas VIP, I, II dan III. Ruangan Arrahmah
memiliki beberapa Fasilitas seperti tempat tidur berjumlah 26 tempat tidur, 18
AC, 26 meja, 26 kursi, 12 kamar mandi, 31 oksigen sentral, 4 stetoskop air
raksa, 1 oksigen portable, 2 sryng pam, 4 infus pum, 1 timbangan bayi, 1
timbangan dewasa, 4 termometer, 1 kursi roda, 1 branakor, 2 trolly obat, 2
nebulizer, 1 trolly emergency.

1. Struktur organisasi ruangan

Ka.RuanganArrahmah
Ns. Nurhasanah, S.Kep

9
Koordinator Arrahmah
1. Tita Marhati, Amd, Kep
2. Sri Mulyati, Amd,Kep

Perawat Pelaksana
1. Syafri Yanti, Amd, Kep
2. Diah Farnonm Amd, Kep
3. Ria Sunarni, Amd, Kep
4. Martalena, Amd, Kep
5. Ani Surwarni, Amd, Kep
6. Elvi Yunita, Amd, Kep
7. Zulfitri, Amd, Kep
8. Agustina, Amd, Kep
9. Riski Ayu, Amd, Kep

2. Jumlah Tempat Tidur


Jumlah tempat tidur di ruangan Arrahmah sebanyak 26 tempat tidur.

C. Unsur Input/Masukan
Yang termasuk unsur input dari pelayanan di Rumah Sakit yang meliputi M
( Man ), M (Material ), M ( Method ), M ( Money ), M ( mesin ).
1. Man (Pasien)
a. Jumlah Pasien
Tabel 2.1
No Hari / Tanggal Jumah

1 01 JANUARI 2021 – 17 JANUARI 2021 22

b. 5 Besar Penyakit di Ruang Arrahman RSI Ibnu Sina Pekanbaru


NO NAMA PENYAKIT ( DIAGNOSA )

1 Kejang Demam
2 DBD

10
3 Hipertermi
4 Hiperpleksia
5 KDS

2. Ketenagaan/Man (Kualitas dan kuantitas)


a. Jumlah Pegawai di ruang Arrahman RSI Ibnu Sina Pekanbaru
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu dan
berkualitas diperlukan sumber daya manusia sesuai dengan kualitas dan
profesionalitas perawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dimana
tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan
pelayanan keperawatan (Astiena, 2009 ). Jumlah tenaga di ruang Arrahmah
berjumlah 13 orang
Diagram 2.1
Distribusi Jumlah Dokter di Ruang Arrahman

11
10
2
9
8
7
6
5 1 4 4
4 3 3
3 2 2
2 1 1
1 0
0
dokter umum dokter gigi dokter spesialis

Sumber : wawancara tenaga kesehatan

Berdasarkan distribusi frekuensi data diatas jumlah mayoritas dokter


spesialis di Ruang Arrahman 2 orang dan minoritas dokter gigi dan dokter
umum di Ruang Arrahman orang.

Diagram 2.2
Distribusi Jumlah Perawat di Ruang Arrahman

11
14
12
12

10

6
4 4
4 3 3
2 2
2 1 1 1
0
0
D3 keperawatan S1 Profesi S2

Sumber : data pegawai ruang Arrahman

Berdasarkan distribusi frekuensi data diatas mayoritasperawat di Ruang


Arrahman adalah D3 yaitu sebanyak 12 orang dan Perawat S1 Profesi 1 orang

Diagram 2.3
Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan lain di Ruang Arrahman
3 3 4 4
3
1 1 1
2 2
2

1 1
1

0
0
Fisioterapi Bidan Apoteker Ahli Gizi

Berdasarkan diagram di atas disimpulkan bahwa terdapat 1 tenaga


fisioterapi, 1 ahli gizi, dan 1 apoteker

Tabel 2.2
Kualifikasi Tenaga Dan Jabatan Serta Pelatihan Yang

12
Sudah Di Peroleh Oleh Masing-Masing SDM Ruang Arrahman

NO Nama Pendidikan Jabatan Pelatihan


1 Ns. Nurhasanah, S.Kep S1+Profesi KARU
2 Tita Marhati, Amd, Kep D3 Keperawatan KO BTCLS
3 Sri Mulyati, Amd,Kep D3 keperawatan KO BTCLS
4 Syefri Yanti, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
5 Diah Farnonm Amd, D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
Kep
6 Ria Sunarni, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
7 Agustina, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
8 Riski Ayu, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
9 Zulfitri, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
10 Elvi Yunita, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
11 Ani Surwarni, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
12 Martalena, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
13 Risky ayu, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS

Tabel 2.3
kualifikasi pendidikan formal tenaga kesehatan
keperawatan ruang madinah

Jenis Pendidikan Jumlah Persentase


D3 12 92 %
S1+Profesi 1 8%
Jumlah 13 100 %
Berdasarkan diagram diatas mayoritas pendidikan perawat di ruangan
Arrahman adalah D3 Keperawatan yaitu sebanyak 12 dan S1+Profesi
sebanyak 1 orang.
Diagram 2.4
Kualifkasi Stap Keperawatan Ruang Arrahman

13
Pendidikan
S1+Profesi D3 Keperawatan

8%

92%

Berdasarkan diagram diatas mayoritas pendidikan perawat di ruangan


Arrahman adalah D3 Keperawatan yaitu sebanyak 12 dan S1+Profesi
sebanyak 1 orang.

b. Kebutuhan Tenaga
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dapat diterapkan beberapa
formula yaitu:
1. Metode Douglas
Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat
inap sebagai berikut:
a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam
b) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Kategori 1 : perawatan mandiri
(1) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan
ganti pakaian
(2) Makan dan minum dilakukan sendiri
(3) Pengawasan dalam ambulasi/gerakan

14
(4) Observasi tanda vital setiap shif
(5) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
(6) Persiapan prosedur pengobatan
2) Kategori II : perawatan Intermediate
(1) Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum ,ambulasi
(2) Observasi tanda vital tiap 4 jam
(3) Pengobatan lebih dari satu kali
(4) Pakai kateter Foley
(5) Pasang infus intake- output dicatat
(6) Pengobatan perlu prosedur
3) Kategori III : Perawatan Total
(1) B = Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
(2) Observasitanda vital tiap 2 jam
(3) Pemakaian selang NGT
(4) Terapi intravena
(5) Pemakaian suction
(6) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

2. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat


Kebutuhan tenaga perawat diruang madinah dari hail pengkajian
adalah sebagai berikut:
1) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
keperawatan secara keseluruhan di ruang Arrahman
a) Menurut rumus Douglas
Pengumpulan dara pada tanggal 26 juni 2019 didapatkan
jumlah pasien keseluruhan ruangan Madinah berjumlah 16
pasien dengan rincian tingkat ketergantungan dan perhitungan
tenaga berdasarkan rumus douglas seperti dibawah ini
Tabel 2.3

15
Daftar kebutuhan tenaga perawat di ruang Arahmah tanggal 19 Januari
2021
1. Klasifikasi Jumlah kebutuhan Tenaga Perawat
Pasien Pasien Pagi Sore Malam
Total Care 2 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 = 0,4
Partial Care 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
Care
Total 4 2 orang 1 orang 1 orang
Kebtuhan tenaga :
=P+S+m
= 2+1+1
=4
2. Perawat libur cuti
= 1/3 X keutuhan tenaga
= 1/3 X 4
=1.33
3. Kebutuhan tenaga
= tenaga keperawatan + perawat libur cuti + karu
= 4+ 1 + 1
= 6 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan diruangan arahmah berdasarkan
rumus dougleas sebnyak 6 orang, berdasarkan hal ini jumlah pegawai diruangan
sudah sangat tercukupi, sebab jumlah pegawai di ruangan arahmah berjumlah
13 orang.

b) Ketenagaan menurut rumus Depkes RI


Klasifikasi Jam Perawatan Rata-Rata Ps Jumlah
/Hari /Hari

16
Minimal 2 2 4
Sedang 3.08 2 6,16
Agak berat 0 0 0
Berat 0 0 0
Jumlah 10,16

1. KT : kebutuhan tenaga
junlah jam perawatan/hari
KT =
jam efektif perawat
10 ,16
=
7
= 1,45
jumlah hari minggu+ cuti+hari besar
2. loss day = x kt
jumlah hari kerja ❑ tahun

82
= x 1,45
365−82
82
= x 1,45
283
=0, 45
3. non keperawatan : (KT + LOSS DAY ) X 25 %
= (1,45+ 0,45) X 25 %
= 0,475

JUMLAH TENAGA : KT + loss day + non keperawatan + karu


= 1,45 + 0,45 + 0,475 + 1
=3,37
=3

17
Sehingga total tenaga keperawatan berdasarkan rumus depkes di
ruangan madinah adalah 3 orang.

c. Money ( Pembiayaan )
Pembiayaan pasien sebagian besar berasal dari biaya pribadi, akses
swasta, BPJS ketanakerjaan, dan asuransi.Biaya perawatan di ruangan
arrahma sesuai dengan harga kamar, obat-obatan, jasa dokter dan
pemeriksaan penunjang.

d. Material
Ruang Arrahmah terdapat fasilitas dan alat alat sebagai berikut :
1. Fasilitas
No Fasilitas Jumah
1 Tempat tidur 20
2 AC 18
3 Meja pasien 1
4 Kursi 26
5 Oksigen sentral 31
6 Kamar mandi 12

2. Alat
No Nama Alkes Jumlah
1 Timbangan Dewasa 1
2 Timbangan Bayi 1
3 Kursi roda 1
4 Trolley obat 2
5 Trolley Emergency 1
6 Termometer 4

18
3. Mechin

No Nama Mesin Jumlah


1 Syrnge Pump 2
2 Infus Pump 4
3 Nebulizer 2
4 Oksigen portable 1
5 Oksigen sentral 31

e. Method (Metode)
Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja
yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil yang didapatkan
dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang di inginkan
dan dapat dinilai dari pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien atau klien.
Penerapan sistem asuhan keperawatan di ruangan perawatan lantai 2 rsiibnu sina
sudah dilaksanakan dari pengkajian sampai evaluasi SOAP sudah
maksimal.Kelengkapan status rekamedis sudah % dilakukan oleh para staf
keperawatan. Di ruangan lantai 2 tersedia SAK yang menggunakan rujukan
NANDA untuk merumuskan diagnosa keperawatan, NIC untuk menentukan
intervensi dan NOC untuk menentukan output dari tindakan yang sudah
dilakukan, dan tersedia di nurse station .perawatan ruangan sudah melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai proses keperawatan dan melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai proses keperawatan dan melakukan dokumentasi SOAP pada
lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi ( CPPT ).

f. Money ( Pembiayaan )
Pembiayaan pasien sebagian besar diruangan ini berasal dari biaya
pribadi, akses swasta, BPJS ketanagakerjaan, dan asuransi.Biaya perawatan di
ruangan perawatan sesuai dan sudah dengan harga kamar, obat-obatan, jasa dokter,
jasa perawat dan pemeriksaan penunjang.

19
g. Marketing
1. Alur pasien masuk
2. Produk
Ruang Madinah diperuntukan untuk anak- anak dan bayi

1. Efisiensi ruang rawat ( BOR, LOS, BTO, TOI)


a) Bed Occupancy Rate (BOR)
BOR = Jumlah hari perawatan x 100%

Jumlah TT x jumlah hari dalam 1 bulan

Dari pengkajian tanggal 19 – 20 januari 2021 yaitu ditemukan jumlah


pasien:
tanggal 19- 01 - 2021 = 4 orang
tanggal 20 - 01- 2021 = 5 orang
Maka jumlah pasien selama 2 hari yaitu 9 orang dengan jumlah tempat tidur
:26 TT.Maka

BOR yaitu = 14 x 100% = 27 %


26 x 2
Dari hitungan di atas BOR di atas, dapat disimpulkan terdapat
kesenjangan antara jumlah pasien dengan jumlah tempat tidur yang ada,
dimana BOR 27 %.Menurut Sudra (2010) perhitungan nilai BOR ideal, 60%
- 80%. Jadi hasil perhitungan BOR ruangan arrahmah didapatkan tempat
tidur yang berlebih dari jumlah pasien yang ada karena pasien lebih banyak
melakukan pembayar BPJS, jadi pihak BPJS lebih mengutamakan di rujuk
rumah sakit tipe B

20
b) Average Length of Stay (AVLOS)

Menurut Sudra (2010) AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang


pasien.Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisensi dan memberikan
gambaran mutu pelayanan.Apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai
AVLOS yang ideal yaitu 3 – 12 hari (Sudra, 2010). Cara pengukuran
AVLOS dilakukan dengan rumus:

AVLOS = Jumlah hari perawatan pasien keluar

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Dari pengkajian tanggal yaitu ditemukan jumlah pasien keluar:


Tanggal 19-20 Januari 2021
Maka jumlah pasien selama 3 hari yaitu 5orang.
Maka AVLOS yaitu= 14 = 7
2

b) Bed Turn Over (BTO)

Menurut Sudra (2010) BTO adalah angka yang menunjukkan rata-rata


jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam satu periode
tertentu atau berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu. Nilai
ideal BTO yang ideal yaitu minimal 30 pasien dalam periode 1 tahun (Sudra,
2010). Untuk menghitung BTO menggunakan rumus sebagai berikut:

BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati)


jumlah tempat tidur
Dari pengkajian tanggal 19-20 januari 2021 yaitu ditemukan:

BTO yaitu= 2 = 0.2


26

21
c) Turn Over Interval (TOI)

Menurut Sudra (2010) angka TOI menunjukkan rata-rata jumlah hari


dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah di isi ke saat terisi
berikutnya.Hari “kosong” ini terjadi antara saat tempat tidur ditinggalkan
oleh seorang pasien hingga digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Secara
umum nilai TOI yang ideal yaitu 1 – 3 hari (Sudra, 2010). Untuk
menghitung TOI menggunakan rumus sebagai berikut:

TOI = (jumlah tempat tidur x periode) – hari perawatan


Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Dari pengkajian tanggal 19-20 Januari 2021 yaitu ditemukan :

TOI yaitu = (26x2) – 14 = 19

22

Anda mungkin juga menyukai