Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN CA HEPAR
DI RUANG MELATI
RSPAU Dr. S. HARDJOLUKITO

Dosen Pengampu
Aini Hidayati, S.Kep, Ns

OLEH:

BagasAlfin Saputro : 25201087


Latifah : 25201109
Mia Satiti : 25201099
Risna : 25201105
Istianah : 25201096
Okta Rohmawati : 25201102
Anik Kurniawati : 25201107
Alfita Maryanti : 25201088
Indah Pratiwi : 25201094
Salwa : 25201106
Dyah Ayu Safalas : 25201091

Program Studi DIII Keperawatan

STIKES AL-ISLAM YOGYAKARTA

2021
BAB I

A. DEFINISI
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis
hepar yangmengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi
hepar. ( Gips &Willson :1989 )Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang
disebabkan karna hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan
pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol
dalam sel yangmengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal
tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat
melakukan fungsi normal sel hati dan selterus menerus memperbanyak diri. Sel-sel
tidak normal ini akan membentuk tumor(Anonim,2004).
Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker
yang timbuldari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati
terbentuk dari tipe-tipesel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu,
pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati
(hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-
kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbuldari sel-sel hati dan disebut kanker
hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma(carcinoma).
Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer pada
hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor
jaringan lainnyadan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada
jaringanhati.. Merupakan tumorganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik
terutamaTaiwan ,hepatoma menduduki tempattertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.

B. ETIOLOGI
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis B
kronis yang terjadidalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009 )Penyebab kanker
hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran aflatoksin B1,
sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan. (Fong, 2002). Infeksi
virushepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia, terutama
pasiendengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.Pasien laki-
laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan
Cmempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor
dkk., 1998).Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh
tahun. Dari sebuahsurvei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis
menderita kanker hati, dan separuhlebih adalah lelaki.
Penyabab Ca hepar yaitu :
 Cerosis Hepatis
 Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
 Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen)
 Kebiasaan merokok
 Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
 Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
 Nitrosamin

C. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan Hepatitis C.
Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen). Kebiasaan
merokok, kebiasaan minum-minuman keras (pengguna alkohol), Aftatoksik atau
karsinogen dalam preparat herbal, dan Nitrosamin dapat menyebabkan terjadinya
peradangan sel hepar. Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang
menyebabkan percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta yang dapat
menimbulkan hipertensi portal. Hipertensi portal terjadi akibat meningkatnya resistensi
portal dan aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan arteri hepatik ke sistem portal.
Dapat menimbulkan pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior, dan
vena kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan (hematemesis
melena). Perdarahan yang bersifat masif dapat menyebabkan anemia, perubahan
arsitektur vaskuler hati menyebabkan kongesti vena mesentrika sehingga terjadi
penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites) menimbulkan masalah kelebihan
volume cairan .
Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses regenerasi
sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan
kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik protein, yang menyebabkan
produksi albumin menurun (hipoalbuminenia), sehingga tidak dapat mempertahankan
tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik koloid yang rendah mengakibatkan
terjadinya acites danoedema. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah kelebihan
volume cairan. Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa amonia
bila kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP)
yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.
Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya metabolisme
karbohidrat. Sel hati tidak mampu menyimpan glikogen sedangkan pemakaian tetap
bahkan meningkat akibat proses radang, menyebabkan depot glikogen di hati menurun.
Kurangnya asupan (perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan) akibat anoreksia
menyebabkan turunnya produksi energi sehingga timbul gejala lemas, perasaan sepat
lelah yang dapat mengganggu aktivitas. Peradangan hati menyebabkan pembesaran
pada hati yang menimbulkan nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi menimbulkan
penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Berdasarkan sumber lain patofisiologi Ca Hepar ada yang menjelaskan bahwa :
a. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang
disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
b. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran
hati mendadak.
c. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain.
Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker.
Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak
tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati,
misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
d. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai
penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi
lokallagi

D. Clinical Pathway

E. MANIFESTASI KLINIK
 Kulit menjadi berwarna kuning,
 Deman,
 Menggigil,
 Merasa lelah yang luar biasa,
 Nausea,
 Nyeri pada perut,
 Kehilangan nafsu makan,
 Berat badan yang turun drastis,
 Nyeri pada punggung
 bahu, Urin yang berwarna gelap,
 Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh.

F. KOMPLIKASI
Kanker hati dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, baik akibat penekanan
kanker hati terhadap organ lain, peningkatan kadar hormon yang diproduksi kanker,
maupun kegagalan fungsi hati. Beberapa komplikasi tersebut adalah:
 Anemia atau kekurangan sel darah merah
 Perdarahan, seperti mimisan atau gusi mudah berdarah
 Asites yang sangat besar hingga menekan pernapasan
 Peritonitis, jika asites dibiarkan terlalu lama
 Penyumbatan pada saluran empedu
 Hipertensi portal yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah esofagus
(varises esofagus)
 Sindrom hepatorenal atau penyakit ginjal akibat kerusakan pada hati
 Ensefalopati hepatik atau kerusakan otak akibat kerusakan hati
Selain itu, sel kanker hati juga dapat menyebar (metastasis) ke organ lain.
Tumbuhnya kanker di organ lain dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
tambahan, tergantung pada lokasi kanker yang baru.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan bilirubin total,asparat aminotransferase(AST),fosfatase alkali,albumin
dan waktu protombin menunjukkan hasil yang konsisten dengan sirosis
b. Alpha-fetoprotein (AFP) meningkat pada 75% kasus.
c. Radiografi
1) Foto toraks, dilakukan untuk mendeteksi adanya metastasi paru.
2) CT scan dilakukan untuk pasien hepatocelluler carcinoma karena
meningkatnya AVP.Setiap tes memiliki 70-85% kesempatan untuk
menemukan lesisoliter.CT scan konpensional meningkatkan jumlah nodul
tumor yang terdeteksi. Sayangnya dalam sirosis nodular hati,kepekaan CT
scan untuk mendeteksi hepatocelluler carcinoma rendah CT scan memiliki
mamfaat dalam mendeteksi penyakit ekstra hepatic terutama limfa denopati.
3) MRI dapat mendeteksi lesi lebih kecil dan juga dapat digunakan untuk
menentukan aliran dalam vena portal.Sensitivitas MRI secara keseluruhan
dianggap mirip dengan triphasic CT scan. Namun pada pasien dengan sirosis
nodular hati MRI telah terbukti memiliki sensitivitas dan spesivitas yang lebih
baik.Biaya tinggi dan membatasi akses ke MRI membuatnya digunakan
secara luas terbatas.
d. USG untuk mencari tanda-tanda sirosis dalam atau pada permukaan hati.Sensivitas
USG untuk mendeteksi nodul kecil rendah.
e. Biopsi sering diperlukan untuk membuat diagnosis.Secara umum core biopsi lebih
disukai dari biopsi jarum halus.Biopsi umumnya diperoleh melalui perkutaneus
dibawah bimbingan ultrasonographic atau CT scan. Sebelum mendapatkan
biopsi,paracintesis volume besar mungkin berguna pada pasien dengan asites
massif,selain itu transfuse trombosit mungkin diperlukan pada pasien dengan sirosis
dengan trombositopenia berat(<50.000).Risiko pendarahan tidak berkorelasi
dengan peningkatan dalam waktu prothrombin(Collier, 1998).

H. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan non pembedahan
1) Terapi radiasi
 Suntikan antobodi intravena yang secara khusus menyerang antigen yang
berkaitan dengan tumor.
 Penempatan perkutan sumber beritensitas tinggi untuk terapi radiasi
intertisial
2) Kemoterapi
 Kemoterapi sistemik dan infuse regional yang digunakan untuk pemberian
preparate antineoplastic
 Suatu pompa yang dapat ditanam digunakan untuk pemberian kemoterapi
dengan konsentrasi tinggi ke hepar melalui arteri hepatis
3) Drainase Bilier Perkutan
 Digunakan untuk mem- bypass duktus yang tersumbat melalui hepar.
Duktus pankreatikus, atau duktus bilier pada pasien dengan tumor yang
tidak dapat dioperasi
 Komplikasi termasuk sepsis, kebocoran empedu, hemoragi dan reobstruksi
system bilier
 Amati pasien terhadap demam dan menggigil, drainase empedu disekitar
kateter, perubahan dalam tanda tanda vital, dan adanya bukti-bukti obstruksi
bilier, termasuk peningkatan nyeri atau tekanan, pruritus dan kekambuhan
ikterik
4) Modalitas pengobatan non pembedahan lainnya
 Hipertermia: pemanasan diarahkan pada tumor untuk membuat nekrotik
tumor memungkinkan sementara masih penyelamatan jaringan yang normal.
 Bedah beku (cryosurgery) dan terapi laser merupakan modalitas pengobatan
yang terbaru.
 Embolisasi aliran darah arteri ke tumor, efektif pada tumor yang kecil.
 Immunoterapi: limfosit dengan reaktivitas antitumor diberikan pada pasien

b. Penatalaksanaan Pembedahan
Lobektomi hepatic dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempat atau
jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapat dibatasi.
Dengan kemampuan pada kapasitas regenerasi sel-sel hepar, 90% hepar telah dapat
diangkat dengan berhasil. Adanya sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan
dari hepar untuk beregenerasi.
1) Persiapan dan evaluasi preoperative
 Evaluasi dan arahkan kebutuhan kebutuhan nutrisi, cairan, emosional dan
fisik pasien pada pembedahan
 Siapkan traktus intestinal dengan katartik, irigasi kolonik dan antobiotik
intestinal

2) Transplantasi hepar untuk mengobati tumor hepar


 Pengangkatan hepar dan menggantikannya dengan donor hepar yang sehat
telah menunjukkan keberhasilan
 Kekambuhan malignasi hepar primer setelah transplantasi adalah 80- 85%,
dianjurkan bahwa pasien harus diobati dengan kemoterapi sistemik atau
terapi radiasi sejalan dengan tranplantasi hepar (Baughman, C. Diane,
Hackley, C. Joann, 2000).
BAB II

TINJAUAN KASUS

Ny.A usia 58 tahun masuk kerumah sakit dengan keluhan sakit pada bagian perut sebelah
kiri. Kien dating melalui IGD pada jam 09.00 WIB tanggal 1 oktober 2021. Klien mengatakan
sering mual mual sehingga tidak ada nafsu makan , ini terlihat dengan BB pasien yang menurun
sebanyak 10 kg . klien juga terlihat lemas dan mengalami kesulitan dalam beraktifitas . klien
mengatakan nyeri nya seperti ditusuk – tusuk . klien merasa nyeri sejak 3 hari yang lalu. Klien
juga mengatakan bahwa rambut sering rontok saat disisir

I. Pengkajian
a. Identitas klien
1). Biodata
Nama : Ny. A
Umur : 58 tahun
Alamat : ds. Suranenggala
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku / bangsa : Indonesia
Status : kawin
Tanggal pengkajian : 1 Oktober 2021
Dx . medis : Ca Hepar

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. Budi
Umur : 60 tahun
Hubungan dengan pasien : suami
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS

II. Riwayat Keperawatan


1. Keluhan utama
a. Saat masuk Rumah Sakit
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit dibagian perut sebelah kiri,
disertai mual sehingga tidak nafsu makan , lemas . BB menurun 10 kg klien
mengatakan nyeri nya seperti ditusuk – tusuk , klien merasa nyeri sejak 3 hari yang
lalu. Rambut sering rontok
b. Saat pengkajian
Klien mengeluh sakit dibagian perut sebelah kiri disertai mual sehingga nafsu makan,
klien mengatakan lemas. Mengalami rambut rontok
2. Riwayat Kesehatan sekarang
Klien datang ke rumah sakit pada jam 09.00 WIB tanggal 1 oktober 2021 dengan
keluhan sakit dibagian perut sebelah kiri, disertai mual sehingga tidak nafsu makan ,
lemas , klien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk – tusuk , klien merasa nyeri sejak 3
hari yang lalu. BB menurun 10kg dan mengalami Rmbut rontok
3. Riwayat Kesehatan dahulu : tidak memiliki Riwayat penyakit
4. Riwayat Kesehatan keluarga : klien menmgatakan ada salah satu keluarga yang
mempunyai Riwayat ca hepar
5. Genogram

III. Pemeriksaan fisik


A. Keadaan Umum
1. kesadaran : Composmetis GCS: 15 E: 4 M: 5 V: 6
2. Status Gizi
a. TB : 163CM
b. BB : 45Kg
c. Penilaian Status Gizi : Normal
IMT = BB : TB2
= 45 : 1,63 x 1,63
= 16,9 (kurus)
3. Tanda – tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5o C
RR : 22x/menit
4. Kepala : Bentuk kepala Normal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,
rambut tidak beruban, tidak ada pembengkakan, rambut rapi, tidak
berketombe.
5. Mata : Bentuk mata simestris, tidak ptosis, konjungtiva berwarna merah muda, tidak
strabismus, tidak terdapat nyeri tekan
6. Hidung : Hidung simestris, tidak ada lesi, tidak ada akumulasi secret, tidak ada nafas
cuping hidung, tidak ada peradangan mukosa, tidak ada polip, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada massa, tidak ada deformitas.
7. mulut : Bibir simestris, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, tidak ada
pendarahan pada gusi, gigi bersih, lidah simestris dan tidak ada lesi warnanya
rata, tidak ada kesakitan saat menelan, suara normal.
8. Telingga : telingga simestris, tidak ada lesi, tidak ada tanda tanda peradangan, tidak
ada cerumen, tidak ada benda asing, tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa.
9. Leher : leher simestris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan yang tidak normal,tidak ada
nyrti tekan, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, karotis dan jungularis
simestris dan kuat
10. Dada dan paru :
- inspeksi : dada simestris, bentuk dada normocess, bentuk spina normal
( tidak kiposis, tidak lordosis, tidak scoliosis)
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada deformitas, tidak ada perubahan
massa.
- Perkusi : sonor ( normal )
- Auskultrasi : suara vesikuler normal, tidak ada suara tambahan Ronkhi,
wheezing.

11. Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di intercostal IV
- Perkusi : redup
- Auskultasi : S1 – S2 ritmis dan murni, tidak ada suara tambahan
12. Abdomen :
- Inspeksi : ada benjolan
- Palpasi : hepar teraba, ada nyeri tekan
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : bising
13. Genetalia : Tidak terkaji
14. Ekstermitas :
- tangan Kanan : tidak ada oedem, kekuatan otot kuat
- tangan Kiri : Tidak ada oedem, otot kuat, terpasang infus Nacl 20 tpm
- kaki kanan : tidak ada lesi, tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan
- kaki kiri : tidak ada lesi, tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan
15. kulit : warna kulit sawo matang dan merata, tidak ada lesi

IV. Sebelas Pola Kesehatan Fungsional Gordon


A. Pola Presepsi Kesehatan dan manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan sehat itu penting, pasien juga mengatakan dengan sehat kita dapat
melakukan aktifitas sehari hari tanpa bantuan dari orang lain.
B. Pola Metabolik
1. Sebelum sakit
a. Intake makanan : pasien makan 2x sehari makanan yang dimakan sayur, nasi,
dan lauk pauk, tidak ada makanan pantangan.
b. Intake cairan : pasien mengatakan minum air teh disetiap pagi dan sepulang kerja
2. sesudah sakit
a. Intake makanan : pasien mengatakan makanan dari RS tidak habis
b. Intake minuman : pasien mengatakan minuman dari RS dihabiskan
C. Pola Eliminasi
1. Sebelum sakit
a. BAB : BAB 1 hari sekali, warna kekuningan, kosentrasi lembek
b. BAK : Pasien mengatakan BAK 5-6 kali sehari, warna kekuningan, volume
kurang lebih 200cc
2. Sesudah Sakit
a. BAB : BAB 2 hari sekali, wana hitam seperti tanah lait
b. BAK : Pasien mengatakan BAK 4-5 kali sehari, warna gelap , volume kurang
lebih 150cc
D. Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan / Minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas ditempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi V
Ket :
- 0 : Mandiri
- 1 : Menggunakan alat bantu
- 2 : dibantu orang lain
- 3 : Dibantu oleh orang lain dan alat
- 4 : Tergantung total
E. Pola Tidur dan Istirahat
1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur sekitar jam 08.30 – 09.00 malam
2. Sesudah sakit : Pasien mengatakan tidur sekitar jam 08.30 – 09.00 malam
F. Pola Persepsi dan Kognitif
1. Penglihatan : Penglihatan pasien sedikit terganggu akibat pembengkakan
2. Pendegaran : pasien dapatmendengar dengan baik tanpa alat bantu
3. Pegecapan : dapat merasakan dengan baik
4. Penciuman : dapat mencium dengan baik dan adekuat
5. Sensasi : Adekuat bisa merasakan pahit, asam, asin , manis
G. Pola Konsep Diri dan Persepsi Diri
1. Gambaran diri : Pasien mengatakan kurus , rambut tidak beruban,
2. Ideal diri : Pasien mengatakan igin segera sembuh agar bisa melakukan aktivitas
sehari hari seperti biasa
3. Harga diri : Pasien mengatakan ia sangat disayang oleh anak anak nya dan suaminya
4. Peran diri : Pasien mengatakan ia berperan sebagai ibu rumah tangga
H. Pola Peran dan Hubungan : Hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis
I. Pola Reproduksi dan social : Pasien berjenis kelamin perempuan
J. Pola Koping dan Toleransi Stress : Pasien mengatakan apabila ada masalah dapat
menyelesaikan dengan baik
K. Pola Nilai dan Kepercayaaan : Pasien Beragama Islam dan selalu solat 5 waktu
V. Program terapi
NO Terapi Dosis Rute Fungsi

1. Infus NaCl 500ml (20tpm) IV Mengatur jumlah air


dalam tubuh

2. Katorolak 30mg/12 jam IV Relaksasi

VI. Analisa data


Nama klien : Ny. A
Umur : 58 tahun
No DATA MASALAH ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. Data subjektif : Defisit nutrisi Faktor psikologis
- Klien mengatakan berat badan
menurun 10kg , rambut rontok
dan tidak nafsu makan
Data Objektif :
- Pasien terlihat badan kurus
kering
2. Data subjektif : Gangguan rasa Gejala penyakit
- Pasien mengeluh sakit nyaman
dibagian perut sebelah kiri,
mual dan lemas

Data Objektif :

- Terpasang infus NaCl 500ml


dengan 20tpm
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,5C
- RR : 22x/menit

Rumusan Diagnosa Keperawatan Prioritas


1. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis ditandai dengan berat badan menurun, rambut
rontok dan nafsu makan menurun
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit ditandai dengan mengeluh mual
Rencana Keperawatan
Dx: Defisit nutrisi b.d faktor psikologis ditandai dengan berat badan menurun, rambut
rontok dan nafsu makan menurun
NO Tujuan (SLKI) Intervensi ( SIKI )

1 Setelah dilakukan Tindakan Menejemen nutrisi


keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi
diharapkan berat badan meningkat. - Identifikasi status nutrisi
Dengan kriteria hasil : - Monitor asupan makan
- Berat badan meningkat - Monitor berat badan
- Nafsu makan meingkat Terapeutik
- Sajikan makanan menarik dan suhu
yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
makanan nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

Rencana Keperawatan

Dx :Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit ditandai dengan mengeluh mual

No Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)

1 Setelah dilakukan intervensi selama Menejemen mual


3x24jam maka diharapkan rasa mual Observasi
dapat teratasi . Dengan kriteria hasil : - Identifikasi dampak mual terhadap
- Mual dapat teratasi kualitas hidup
- Identifikasi penyebab mual
- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
- Kendalikan faktor lingkunan
penyebab mual
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur yang
cukup
- Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak

Catatan perkembangan

Dx: Defisit nutrisi b.d faktor psikologis ditandai dengan berat badan menurun, rambut rontok
dan nafsu makan menurun

No Tanggal Tindakan Evaluasi SOAP ttd

1 Jumat, Observasi S:
01/10/2021 - Identifikasi status
nutrisi - Pasien mengatakan berat
Jam 08.00 badan menurun dan dan
- Monitor asupan
tidak nafsu makan
makan
- Monitor berat badan O:
Terapeutik
- Sajikan makanan - Ku sedang
menarik dan suhu - Kesadaran CM
yang sesuai - Terpasang NaCl 20tpm
- Berikan makanan - TD : 120/80 mmHg
tinggi serat untuk - Nadi : 80x/menit
mencegah konstipasi - Suhu : 36,5C
- Berikan makanan - RR : 22x/menit
tinggi kalori dan
A: masalah teratasi Sebagian
tinggi protein
Kolaborasi P :monitori asupan makan
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
makanan nutrient
yang dibutuhkan, jika
perlu
2 Sabtu Observasi S:
- Identifikasi status
02/10/2021 nutrisi - Pasien mengatakan
nafsu makan meningkat
Jam 08.00 - Monitor asupan
makan O:
- Monitor berat badan
Terapeutik - Terpasang NaCl 20tpm
- Sajikan makanan - TD : 110/80 mmHg
menarik dan suhu - Nadi : 80x/menit
yang sesuai - Suhu : 36C
- Berikan makanan - RR : 22x/menit
tinggi serat untuk
A: masalah teratasi Sebagian
mencegah konstipasi
- Berikan makanan P :monitori asupan makan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
makanan nutrient
yang dibutuhkan, jika
perlu

3. Minggu Observasi S:
- Identifikasi status
03/10/2021
nutrisi - Pasien mengatakan
nafsu makan meningkat
Jam 08.00 - Monitor asupan
makan O:
- Monitor berat badan
Terapeutik - Terpasang NaCl 20tpm
- Sajikan makanan - TD : 120/80 mmHg
menarik dan suhu - Nadi : 75x/menit
yang sesuai - Suhu : 37 C
- Berikan makanan - RR : 23x/menit
tinggi serat untuk
A: masalah teratasi Sebagian
mencegah konstipasi
- Berikan makanan P :monitori asupan makan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
makanan nutrient
yang dibutuhkan, jika
perlu

Catatan perkembangan

Dx :Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit ditandai dengan mengeluh mual

No Tanggal Tindakan Evaluasi SOAP ttd

1 Jumat Observasi S:
- Identifikasi dampak
01/10/2021 mual terhadap kualitas - Pasien mengatakan
hidup mual
Jam 08.00
- Identifikasi penyebab O:
mual
- Monitor mual - Terpasang NaCl 20tpm
- Monitor asupan nutrisi - TD : 120/80 mmHg
dan kalori - Nadi : 80 x/menit
Terapeutik - Suhu : 36,5 C
- Kendalikan faktor - RR : 22x/menit
lingkunan penyebab
A: masalah teratasi Sebagian
mual
Edukasi P :monitori mual
- Anjurkan istirahat
dan tidur yang cukup
- Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak

2 Sabtu Observasi S:
- Identifikasi dampak
02/10/2021
mual terhadap kualitas - Pasien mengatakan
hidup masih sedikit mual
Jam 08.00
- Identifikasi penyebab O:
mual
- Monitor mual - Terpasang NaCl 20tpm
- TD : 110/80 mmHg
- Monitor asupan nutrisi - Nadi : 80x/menit
dan kalori - Suhu : 36 C
Terapeutik - RR : 22x/menit
- Kendalikan faktor
lingkunan penyebab A: masalah teratasi Sebagian
mual P :monitori mual
Edukasi
- Anjurkan istirahat
dan tidur yang cukup
- Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak

8 Minggu Observasi S:
- Identifikasi dampak
03/10/2021
mual terhadap kualitas - Pasien mengatakan
hidup sedikit mualmual
Jam 08.00
- Identifikasi penyebab O:
mual
- Monitor mual - Terpasang NaCl 20tpm
- Monitor asupan nutrisi - TD : 120/80 mmHg
dan kalori - Nadi : 75x/menit
Terapeutik - Suhu : 37 C
- Kendalikan faktor - RR : 23x/menit
lingkunan penyebab
A: masalah teratasi Sebagian
mual
Edukasi P :monitori mual
- Anjurkan istirahat
dan tidur yang cukup
- Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
Daftar Pustaka

Handayani, dkk. 2011.Penetalaksanaan pada pasien dengan CA HEPAR.

Hani’ah Munnal. 2009.Kanker Hepar.Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani

Corwin Elizabeth, J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai