PENDENGARAN
Pendengaran
Palumbo menyatakan bahwa pendengaran adalah suatu kecacatan yang tetap dan
sering diabaikan yang dapat secara dramatis memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Penurunan pendengaran adalah masalah kesehatan kedua yang memengaruhi lansia.
Beberapa orang yang menyatakan bahwa hal tersebut memiliki efek yang bergerak seperti
gelombang yang dapat memengaruhi area dasar tertentu dari penampilan manusia,
menurunkan kenikmatan hidup dan menurunkan interaksi dengan orang lain dan rekreasi di
luar rumah.
Pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun, antara 28 dan 55% mengalami gangguan
pendengaran dalam derajat yang berbeda. Diantara mereka yang berusia lebih dari 80 tahun,
66% mengalami gangguan pendengaran. Diperkirakan 90% orang yang berada dalam
institusi mengalami masalah pendengaran.
Etiologi
Etiologi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Internal
Degenerasi primer eferen dari koklea, degenerasi primer organ corti penurunan vascularisasi
dari reseptor neuro sensorik mungkin juga mengalami gangguan.Sehingga baik jalur
auditorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia.
2. Eksternal
Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan otottoksik dan reaksi paska radang. (Boedhi
dan Hadi,1999)
Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran pada lanjut usia merupakan keadaan yang menyertai proses
menua. Gangguan pendengaran yang utama adalah hilangnya pendengaran terhadap nada
murni berfrekuensi tinggi, yang merupakan suatu fenonema yang berhubungan dengan lanjut
usia, bersifat simetris, dengan perjalanan yang progresif lambat (Mills, 1985). Ada beberapa
tipe presbiakusis, yakni :
1. Presbiakusis sensorik. Patologinya berkaitan erat dengan hilangnya sel rambut di membrana
basalis koklea sehingga terjadi hilang pendengaran frekuensi nada tinggi. Penurunan fungsi
pendengaran biasanya pada usia pertengahan dan berlangsung terus secara perlahan progresif.
2. Presbiakusis neural. Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis. Letak
dan jumlah kehilangan sel neuronal menentukan gangguan pendengaran yang timbul (berupa
gangguan frekuensi pembicaraan atau pengertian kata-kata adanya inkoordinasi, kehilangan
memori, dan gangguan pusat pendengaran).
3. Presbiakusis metabolik (strial). Patologinya yang terjadi adalah abnormalitas vaskularis strial
berupa atrofi daerah apikal dan tengah dari koklea. Presbiakusis jenis ini biasanya terjadi
pada usia yang lebih muda.
4. Prebiakusis mekanik (konduktif koklear). Pada presbiakusis jenis ini, di duga diakibatkan
oleh terjadinya perubahan mekanis pada membrana basalis koklea sebagai akibat proses
menua. Secara audiogram, ditandai dengan penurunan progresif sensitivitas di seluruh daerah
tes. Dapat disebabkan:
a. Kelainan degeneratif (otosklerosis)
b. Ketulian pada lanjut usia seringkali dapat menyebabkan kekacauan mental
c. Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bila bernada tinggi/rendah)
d. Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang/berputar)
1. Pengkajian
Pengkajian pada lansia yang mengalami gangguan pada sistem pendengaran meliputi hal-hal
sebagai berikut ini:
o Meminta untuk mengulang pembicaraan
o Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan
o Memalingkan kepala terhadap pembicraan
o Kesulitan membedakan pembicaraan serta bunyi suara orang lainyang parau atau bergumam.
o Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang yang
bisisng, berdering / berdesis yang konstan.
o Volume bicara meningkat
o Sering merasa sedih, di tolak lingkungan, malu, menarik diri, bosan, depresi, dan frustasi.
o Ketergantungan dalam melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari (mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, makan, BAB/BAK, serta berpindah) .
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem pendengaran adalah sebagai
berikut ini :
o Gangguan persepsi sensorik : pendengaran
o Resiko cedera
o Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
o Kurang pengetahuan
o Cemas
o Gangguan Komunikasi
o Gangguan soaialisasi
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem pendengaran adalah sebagai
berikut ini :
o Kaji penyebab adanya gangguan pendengaran
o Bersihkan telinga, pertahankan komunikasi
o Berbicara pada telinga yang masih baik dengan suara yang tidak terlalu keras
o Berbicara secara perlahan-lahan jelas, dan tidak terlalu panjang
o Beri kesempatan klien untuk menjawab pertanyaan
o Gunakan sikap dan gerakan / objek untuk memudahkan persepsi klien
o Beri sentuhan untuk menarik perhatian sebelum memulai pembicaraan
o Beri motivasi dan reinforcoment
o Kolaborasi untuk menggunakan alat bantu pendengaran
o Lakukan pemeriksaan secara berkala
Daftar Pustaka :
Jaime L. Stockslager. 2007. Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC.
Maryam Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Nugroho Wahjudi, 2003. Keperawatan Gerontik dan Gerontrik Edisi 3. Jakarta : EGC.
Pudjiastuti Sri Surini, dkk. 2003. Fisioterapi pada lansia. Jakarta : EGC.
Stanley Mickey,dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC.
S. Tomher-Nookasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.