Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa :
ALDA (5021031004)
KOREKSI I KOREKSI II
(………………………………………………………) (……………………..……...………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
FORMULIR SISTEMATIKA
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN
1. Definisi Penyakit
Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin dan kerja
insulin (Smeltzer, 2014). Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan
atau menggunakan insulin secara adekuat. Kadar glukosa darah setiap hari bervariasi,
kadar gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2
jam. Kadar glukosa darah normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa adalah
70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dL
pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun
mengandung karbohidrat.
Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang
diabetogenik (asupan kalori yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah,
obesitas) ditambah kecenderungan secara genetik.
c. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset
pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar
1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali normal pada
trimester ketiga.
d. Diabetes Melitus karena faktor penyakit penyerta
1) Penyakit jantung coroner
2) Asam bronkiale
3) Hipertensi
4) Gastritis
3. Manifestasi Klinis
a. Poliuri (sering buang air kecil dalam jumlah banyak)
b. Polidipsi (banyak minum, sering merasa haus)
c. Polifagi (rasa lapar yang semakin membesar)
d. Lemas
e. Berar badan menurun
f. Kesemutan
g. Pandangan kabur
h. Impotensi pada pria
i. Gatal (pruritus) pad vulva
j. Mengantuk yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah sewaktu
b. Kadar glukosa darah puasa
c. Tes toleransi glukosa
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
6. Komplikasi
Komplikasi dari diabetes mellitus menurut (Smeltzer, 2014) diklasifikasikan menjadi
komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut terjadi karena intoleransi
glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek yang mencakup:
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dimana glukosa dalam darah mengalami penurunan
dibawah 50 sampai 60 mg/dL disertai dengan gejala pusing,gemetar, lemas,
pandangan kabur, keringat dingin, serta penurunan kesadaran.
b. Ketoasidosis Diabetes (KAD)
KAD adalah suatu keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolic akibat
pembentukan keton yang berlebih.
c. Sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik (SNHH)
Suatu keadaan koma dimana terjadi ganagguan metabolisme yang menyebabkan
kadar glukosa dalam darah sangat tinggi, menyebabkan dehidrasi hipertonik tanpa
disertai ketosis serum.
Komplikasi kronik menurut (Smeltzer, 2014) biasanya terjadi pada pasien yang
menderita diabetes mellitus lebih dari 10 – 15 tahun. Komplikasinya mencakup:
a. Penyakit makrovaskular (Pembuluh darah besar): biasanya penyakit ini
memengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh darah perifer, dan pembuluh darah
otak.
b. Penyakit mikrovaskular (Pembuluh darah kecil): biasanya penyakit ini
memengaruhi mata (retinopati) dan ginjal (nefropati); kontrol kadar gula darah
untuk menunda atau mencegah komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c. Penyakit neuropatik: memengaruhi saraf sensori motorik dan otonom yang
mengakibatkan beberapa masalah, seperti impotensi dan ulkus kaki.
7. Penatalaksanaan Medis/Operatif
a. Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makanan walaupun
telah mendapat penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50% pasien tidak
melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu yang
seimbang dengan komposisi idealnya sekitar 60% karohidrat, 20% lemak dan 12%
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
protein. Karena itu, diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah agar berat
badan ideal dengan cara : kurangi kalori, kurangi lemak, kurangi karbohidrat
komplek, hindari makanan manis, perbanyak konsumsi serat.
b. Olahraga
c. Kontrol gula darah secara rutin
d. Pemberian penyuluhan kesehatan DM diantaranya adalah tentang perawatan kaki
dan luka.
8. Terapi Farmakologis
a. Obat Hipogligemik Oral
1) Golongan sulfonylurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan dengan obat
golongan lain, yaitu biguanid inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan produksi insulin oleh sel-
sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan utama para penderita DM tipe 2
dengan berat badan berlebihan.
2) Golongan Binguanad / metformin
Obat ini mempunyai efekk utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki
pengambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer) dianjurkan sebagai obat
tinggal pada pasien yang kelebihan berat badan.
3) Gologan Inhibitor Alfa Glikosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran pencernaan
sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan. Bermanfaat untuk
pasien dengan kadar gula puasa yang masih normal.
b. Pemberian Insulin
Jenis insulin :
1) Insulin kerja cepat : jenisnya adalah regular insulin (cristalin zink dan
semilente).
2) Insulin kerja sedang : jenisnya adalah NPH (Netral Protamine Hadergon).
3) Insulin kerja lambat : jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin).
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
5) Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang
mungkin ada, jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in line harus dikerjakan.
6) Foley Cateter
7) Gastric tube
Indikasi pemasangan NGT :
a) Dekompresi lambung, mempertahankan keadaan dekompresi setelah
dilakukan intubasi endotrakeal.
b) Aspirasi cairan lambung
c) Pemberian makanan (nutrisi)
d) Irigasi saluran cerna
b. Secondary Survey
1) Cek tanda – tanda vital (TD, nadi, respirasi, suhu)
2) Pemeriksaan Head to Toe
Lakukan pemeriksaan head to toe setiap anggota tubuh diperiksa dengan
prinsip BTLS (Bentuk, Tumor, Luka, Sakit)
a) Kepala dan leher : ada kelainan bentuk/tidak, ada tumor (bengkak)/tidak,
ada luka/tidak, ada sakit/tidak.
b) Dada : ada kelainan bentuk/tidak, ada tumor (bengkak)/tidak, ada
luka/tidak, ada sakit/tidak.
c) Abdomen : ada kelainan bentuk/tidak, ada tumor (bengkak)/tidak, ada
luka/tidak, ada sakit/tidak.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
10.
11. Patoflow
12. Analisa Data
Ketidakseimbangan
produksi insulin
Hiperglikemia
Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah
DO : Penyebab kerusakan sel Resiko Perfusi Serebral
- Hiperglikemia beta pankreas (faktor Tidak Efektif
- Penurunan genetic, infeksi virus,
kesadaran kerusakan imunologik)
Ketidakseimbangan
produksi insulin
Hiperglikemia
Hiperglikemia
Iskemik jaringan
- Kadar glukosa dalam darah cukup - Monitor kadar glukosa darah - untuk mengetahui kadar glukosa
kabur)
Terapeutik :
- untuk mencegah pasien
- Berikan asupan cairan oral
mengalami dehidrasi
- Konsultasi dengan medis jika
- untuk mencegah terjadinya
tanda dan gejala
komplikasi
hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
Daftar Pustaka
Smeltzer, et al. (2014). Brunner & Sudrath’s Textbook of Medical- Surgical Nursing, 11th ed.
In Lippincott Williams & Wilkins.
Tim EMT Indonesia. (2019). Basic Trauma And Cardiac Life Support (BTCLS). Jakarta :
Emergency Medical Training.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
INDONESIA (SDKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
(SLKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia