Anda di halaman 1dari 30

MENYUSUN RENCANA PROSES PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN PASSIPATORYRURAL APPRAISAL
Kelompok 5:
1.Ananda Dessy Ramadhany P3.72.24.2.19.003
2.Dwi Anggorowati P3.72.24.2.19.008
3.Heksa Agnesya Maulana Putri P3.72.24.2.19.014
4.Putri Tarisa Salsabila P3.72.24.2.19.027
5.Yuliana Nur Fajri P3.72.24.2.19.039
A.
Pengertian
Pemberdayaan
Masyarakat
Enter a subtitle here if you need it
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang mengembangkan dan
memperkuat kemempuan masyarakat untuk terus terliabat dalam proses
pembanguanan yang berlangsung secara dinamis sehingga masyarakat dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan secara
bebas (independent) dan mandiri (Oakley, 1991;dan fatermant 1996). and teamwork.

Sasaran utama pemberdayaan adalah idividu,keluarga serta kelompok


masyarakat. Dalam mengupayakan agar seseorang tahu dan sadar, kuncinya terletak
pada keberhasilan membuat orang tersebut memahami bahwa sesuatu(misalnya
diare) adalah masalah baginya dan bagimasyarakatnya.Sepanjangorang yang
bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan
masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia menerima menerima informasi
apapun lebih lanjut. Manakalah ia telah menyadari masalah yang dihadapinya,maka
kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang
bersangkutan. (Depkese RI,2006).
B.
Tahapan Pelaksanaan
Pemberdayaan
Masyarakat
Tahap 1.
Seleksi lokasi 
Seleksi lokasi dilakukan untuk menentukan tempat atau wilayah pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat yang diinginkan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh
lembaga, pihak-pihak terkait dan Masyarakat. Misalnya :

Kesediaan masyarakat menerima kegiatan non-fisik.

Tidak terlalu banyak kegiatan keproyekan lain.

Adanya masyarakat yang terpinggirkan

Dukungan dari aparat desa serta tokoh-tokoh masyarakat

Lokasi terjangkau,sesuai kemampuan dan sarana.

Penetapan kriteria ini penting agar tujuan lembaga dalam Pemberdayaan


Masyarakat akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan sebaik mungkin. 
Tahap 2.
Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat dilakukan untuk menciptakan komunikasi
serta dialog dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak
terkait tentang program. Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat
untuk berperan dan terlibat di dalam program.

Tahapan dan metode dalam proses sosialisasi meliputi: pertemuan formal dengan
Aparat Desa dan tokoh-tokoh masyarakat, Menyepakati wilayah kerja (dusun),
pertemuan formal dengan masyarakat, pertemuan informal dengan masyarakat:
kunjungan rumah, diskusi kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat (sosial,
agama, lapangan).

Hal – hal yang perlu disosialisasikan misalnya: penjelasan tujuan, manfaat, sasaran
pemberdayaan  masyarakat, prinsip-prinsip pemberayaan masyarakat (termasuk prinsip
non-fisik), penjelasan kelompok sasaran (pria, wanita, pemuda dan lain-lain), umpan balik
masyarakat terhadap semua aspek di atas. 
Tahap 3.
Proses pemberdayaan masyarakat
01 02
Pengembangan
Kajian keadaan Kelompok
pedesaan partisipatif

03 04

Penyusunan Rencana
Monitoring dan
Dan Pelaksanaan
Evaluasi Partisipatif
Kegiatan
(M&EP)
ap 4.
Tah
Pemandirian Masyarakat
Proses Pemberdayaan Masyarakat merupakan
suatu proses pembelajaran terus-menerus bagi
masyarakat dengan tujuan kemandirian masyarakat
dalam upaya-upaya peningkatan taraf hidupnya. Yang
perlu diperhatikan adalah masyarakat dari awal proses
sadar bahwa hal ini akan terjadi.
C.
Metode
Pemberdayaan
Masyarakat
Metode PRA 
( participatory rural appraisal.)
PRA adalah suatu metode pendekatan
untuk mempelajari kondisi dan kehidupan
pedesaan dari,dengan dan oleh masyarakat Tujuan kegiatan PRA yang
dese. Atau dengan kata lain dapat disebut utama ialah untuk menghasilkan
sebagai kelompok metode pendekatan yang rancangan program yang gayut
memungkinkan masyarakat desa untuk dengan hasrat dan keadaan
saling berbagi, maningkatkan dan masyarakat. Terlebih itu, tujuan
menganalisis pengetahuan mereka tentang pendidikannya adalah untuk
kondisi dan kehidupan desa, membuat mengembangkan kemampuan
rencana dan bertindak (Chambers 1995). masyarakat dalam menganalisa
keadaan mereka sendiri dan
melakukan perencanaan melalui
kegiatan aksi.
Teknik Penerapan PRA Antara Lain :
Penelusuran Alur Sejarah

Penelusuran Kebutuhan Pembangunan,

Analisa Mata Pencaharian,

Penyusunan Rencana Kegiatan,

Focus Group Discussion,

Pemetaan, dll.
Prinsip Yang Ditekankan Dalam PRA

Saling belajar dari kesalahan dan berbagi pengalaman dengan masyarakat

Keterlibatan semua anggota kelompok,  menghargai perbedaan, dan informal

Orang luar sebagai fasilitator, masyarakat sebagai pelaku

Konsep triangulasi

Optimalisasi hasil, orientasi praktis, dan keberlanjutan program


Struktur Program
1. Menggali informasi tentang keberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum.
2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar
masalah dan potensi setempat.
3. Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan guna membahas
berbagai kemungkinan pemecahan masalah melalui urun rembug masyarakat.
4. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan
masyarakat dan sumberdaya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya.
5. Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit
agar implementasinya dapat secara mudah dipantau.
6. Penyajian rencana kegiatan guna mendapatkan masukan untuk penyempurnaannya di
tingkat yang lebih besar.
7. Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan masyarakat.
8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana
yang telah disusun.
9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah
yang telah terpecahkan, munculnya masalah lanjutan, dll.
Keunggulan dan kelemahan dari metode PRA

gulan el em ahan
Keun g K
1. Tidak semua fasilitator
1. Melibatkan seluruh program memiliki
kelompok masyarakat. kemampuan yang baik
dalam memfasilitasi
2. Keikutsertaan masyarakat masyarakat.
miskin.
2. Pendekatan PRA identik
3. Rasa tanggung jawab dengan rapat-rapat,
masyarakat akan pertemuan-pertemuan, dan
keberlangsungan program musyawarah-musyawarah
lebih besar. yang sifatnya umum.
4. Melibatkan gender pada 3. Sebagian fasilitator belum
program. terampil dalam memfasilitasi
5. Cocok diterapkan dimana pengolahan dan analisis
saja. informasi.
Metode RRA (Rapid Rural Appraisal)
RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian
keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih
banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit
melibatkan masyarakat setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai
teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai
masih lebih baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik.

Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara


akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang
pembangunan perdesaan harus diambil segera.
Menurut Beebe James (1995), metode RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat
yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang
akademis yang berbeda. Metode ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi
keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

Metode RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu;


perspektif sistem,
triangulasi dari pengumpulan data, dan
pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam RRA

Efektivitas dan efisiensi,

Hindari bias,

Triangulasi sumber informasi dan libatkan Tim Multi-disiplin untuk


bertanya dalam beragam perspektif.

Belajar dari dan bersama masyarakat.

Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan terpaku pada


bekuan yang telah disiapkan.
Sebagai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan beberapa
teknik yang terdiri dari:

1. Review/telaahan data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan lapang


secara ringkas.
2. Oservasi/pengamatan lapang secara langsung.
3. Wawancara dengan informan kunci dan lokakarya.
4. Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik.
5. Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.
6. Kecenderungan-kecenderungan.
7. Pembuatan kuesioner sederhana yang singkat.
8. Pembuatan laporan lapang secara cepat.
Keunggulan dan kelemahan metode RRA
Waktu cepat, biaya murah dan hasil tidak biasa.

Dapat melayani policy makers yang ingin memutuskan suatu hal dengan segera
dan mereka memerlukan informasi terakhir sebelum keputusan tersebut diambil.

Mampu memonitor dan mengevaluasi proyek atau program pembangunan.

Mampu melakukan identifikasi dan mendiagnosa masalah atau isu baik dibidang
penelitian maupun perencanaan.

Dapat membantu dalam pemecahan cara penyebaran tekhnologi (terutama


karena kendala sosial dan ekonomi) dan bagaimana mengakomodasi keinginan
masyarakat sebagai pengguna tekhnologi.

Mampu memahami suatu permasalahan atau isu dengan perspektif lintas


disiplin.

Data membantu dalam menginterprestasikan data kuantitatif yang telah


dikumpulkan sebelumnya. Jumlah data yang banyak dan sulit dihubungkan satu
dengan lainnya, dapat dipecahkan dengan metode RRA.
Kekurangan

Metode sampling diabaikan.

Reliabilitas dan validitas informasi dikumpulkan secara cepat.

Tidak mampu mengungkapkan data kuantitatif.

Banyak pengambil kebijakan lebih tertarik dengan data konkret,


D.
Macam-macam Metode
Pemberdayaan
Masyarakat yang
bersifat Partisipatif
RRA (Rapid Rural Appraisal)

Metode ini tujuan untuk menggali sebanyak mungkin informasi


tentang kondisi desa yang dilakukan oleh orang luar dan
sangat sedikit melibatkan masyarakat setempat, teknik
penilaian tentang kondisi desa. Kekurangan dari metode
penilaian ini adalah walaupun mereka telah melakukan praktek
“partisipatif” tetapi hanya dilakukan melalui kegiatan
pengamatan dan bertanya langsung kepada informan yaitu
warga masyarakat itu sendiri (Chambers, 1996).
Prinsip Melakukan Teknik PRA

1. Efektivitas dan efisiensi. Kaitannya dengan biaya,


waktu serta informasi yang diperoleh.
2. Hindari bias. Introspeksi, mendengarkan, menanyakan
secara berulang, menanyakan kepada kelompok
termiskin.
3. Triangulasi sumber informasi. Melibatkan tim lintas
ilmu untuk bertanya dalam beragam pandangan.
4. Belajar dari dan bersama masyarakat.
5. Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan
jangan terpaku pada materi yang telah disiapkan.
PRA
(Participatory Rapid Appraisal)

Metode PRA ini merupakan pengembangan dari metode RRA di mana metode RRA
penekanannya adalah pada kecepatannya (Rapid) dan penggalian informasi oleh
orang luar, sedangkan metode PRA penekanannya pada partisipasi dan
pemberdayaan. Prinsip PRA adalah belajar dari masyarakat, orang luar sebagai
fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku, saling belajar dan saling berbagi
pengalaman, keterlibatan semua kelompok masyarakat, bebas dan informal,
menghargai perbedaan dan triangulasi (Chambers, 1996).
Metode dan Teknik PRA

Pendidikan Bidang
Andragogy Keilmuan dan
Penelitian.
FGD (Focus Group Discussion)

FGD merupakan teknik mengumpulkan data


untuk memperoleh data dari suatu kelompok
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada
suatu permasalahan tertentu. Proses FGD
melibatkan partisipan- partisipan, dimana
mereka melakukan pertukaran pesan secara
dialogis dalam kerangka pemahaman bersama
atas situasi sosial (Fardiah D, 2005).
PLA (Participatory Learning and Action) Proses Belajar dan
Mempraktekkan secara partisipatif

PLA merupakan metode pemberdayaan


masyarakat yang terdiri dari proses belajar
(melalui ceramah, curah pendapat, diskusi)
tentang sesuatu topik seperti: persemaian,
pengolahan lahan, perlindungan hama tanaman.
Prinsip-prinsip
● Merupakan proses belajar secara berkelompok yang dilakukan oleh
stakeholder secara interaktif dalam suatu proses analisis bersama.
● Multi Perspective. Mencerminkan keragaman interpretasi dari para
pihak.
● Spesifik lokasi. Sesuai dengan kondisi para pihak yang terlibat.
● Difasilitasi oleh ahli dan stakeholder yang bertindak sebagai
katalisator dan fasilitator dalam pengambilan keputusan, serta
meneruskannya kepada pengambil keputusan.
● Pemimpin perubahan.
Pelatihan Partisipatif

Ciri utama dari pelatihan ini adalah :


● Hubungan instruktur/fasilitator dengan peserta didik tidak lagi bersifat vertikal
tetapi bersifat horizontal.
● Lebih mengutamakan proses daripada hasil. Bukan seberapa banyak terjadi alih
pengetahuan, tetapi seberapa jauh terjadi interaksi atau diskusi dan berbagi
pengalaman antara sesama peserta dan antara fasilitator dengan pesertanya.
● Substansi materi pelatihan mengacu pada kebutuhan peserta, sebelum pelatihan
dilaksanakan selalu diawali dengan kontrak belajar
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik and illustrations by Stories

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai