SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar
Sarjana Keperawatan
Persalinan bukan hanya melalui persalinan normal tetapi dapat melalui persalinan
anjuran yaitu persalinan dengan pemberian pitocin dan prostaglandin sebagai
rangsangan, dan persalinan buatan atau persalinan yang berlangsung dengan
bantuan tenaga dari luar dilakukan dengan operasi sectio caesarea. Dari tindakan
operasi sectio caesarea dapat menyebabkan nyeri yang mengakibatkan perubahan
kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Pemberian teknik relaksasi
autogenik merupakan salah satu cara untuk mengatasi atau menurunkan rasa
nyeri, dengan teknik ini dapat mempercepat penyembuhan, meningkatkan fungsi
mental dan menciptakan rasa nyaman dan aman. Pada penelitian ini, intensitas
nyeri sebelum dilakukan relaksasi autogenik 29 orang (63,0%) mengalami Nyeri
Sedang dan 17 orang (37,0%) mengalami Nyeri Berat Terkontrol, lalu setelah
dilakukan relaksasi autogenik mengalami penurunan yaitu 32 orang (69,6%) yang
mengalami Nyeri Ringan (1-3) dan 14 orang (30,4%) lainnya mengalami Nyeri
Sedang (4-6). Hasil uji Wilcoxon yang dilakukan dengan p-value sama dengan
p=0,000. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p=0,000 <α0,005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada perbedaan antar variabel. Dengan demikian, hasil tersebut
menunjukkan adanya pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap penurunan
skala nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di rsia rosiva medan.
i
ABSTRACT
Childbirth is not only through normal delivery but can be through recommended
delivery, namely delivery with the administration of pitocins and prostaglandins
as stimuli, and artificial labor or labor that takes place with the help of external
forces performed by sectio caesarean surgery. From the sectio caesarean
operation can cause pain which results in changes in tissue continuity due to
surgery. Providing autogenic relaxation techniques is one way to overcome or
reduce pain, with this technique it can accelerate healing, improve mental
function and create a sense of comfort and safety. In this study, the pain intensity
before autogenic relaxation was carried out 29 people (63.0%) experienced
moderate pain and 17 people (37.0%) experienced controlled severe pain, then
after autogenic relaxation decreased, namely 32 people (69.6%). who
experienced mild pain (1-3) and 14 other people (30.4%) experienced moderate
pain (4-6). The results of the Wilcoxon test were carried out with a p-value equal
to p = 0.000. The Wilcoxon test results obtained p = 0.000 <α0.005, so Ho is
rejected and Ha is accepted, meaning that there are differences between
variables. Thus, these results indicate the effect of autogenic relaxation
techniques on reducing pain scales in postoperative sectio caesarean patients in
rsia rosiva medan.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 1922048
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap
iv
8. Orang tua Hasoloan Lumban Gaol dan Renta Simanullang, saudara
Kartika Lumban gaol, Windi Lumban Gaol, Jaya Lumban Gaol, Michael
Lumban Gaol, Emi Lumban Gaol, dan Kades Lumban Gaol
9. Seluruh teman-teman saya S1 Ilmu Keperawatan Angkatan III yang
memberikan dukungan dalam penyusunan proposal Skripsi ini.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................i
ABSTRACT......................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5
2.1 Konsep Teknik Relaksasi Autogenik....................................................5
2.2 Konsep Tentang Nyeri..........................................................................9
2.3 Sectio Caesarea....................................................................................13
2.4 Kerangka Teori.....................................................................................15
2.5 Kerangka Konsep..................................................................................15
2.6 Hipotesis Penelitian..............................................................................16
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................17
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................17
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................17
3.3 Populasi dan Sampel.............................................................................18
3.4 Defenisi Operasional............................................................................19
3.5 Metode dan Prosedur Penelitian...........................................................19
3.6 Metode dan Analisis Data.....................................................................20
vi
3.7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data....................................................22
3.8 Etika Penelitian.....................................................................................23
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN HASIL..............................24
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................25
4.2 Hasil Penelitian.....................................................................................25
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.........................................28
5.1 Karakteristik Pasien..............................................................................28
5.2 Uji Wilcoxon.........................................................................................30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................32
6.1 Kesimpulan...........................................................................................32
6.2 Saran.....................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
SC : Sectio Caesarea
WHO : World Health Organization
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Respon nyeri ini merupakan efek samping yang akan dirasakan oleh pasien
setelah melakukan post operasi sectio caesarea. Nyeri merupakan salah satu hal
yang sangat tidak menyenangkan bahkan nyeri dapat mempengaruhi pikiran
manusia yang menderitanya seperti mengubah pola kehidupan seseorang, dengan
demikian maka nyeri dapat diatasi dengan melakukan menajemen nyeri supaya
pasien bisa merasakan kenyamanan. ( Vanda, 2012).
Salah satu cara untuk mengatasi nyeri yaitu dengan intervensi farmakologis
dan non farmakologis. Menurut Katzung, 2011 farmakologis dan non
farmakologis merupakan solusi untuk mengatasi nyeri itu sendiri. Untuk
mempermudah perawat dalam penanggulangan nyeri non farmakologis. Perawat
menggunakan teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan intervensi
keperawatan secara mandiri untuk menurunkan intensitas pada nyeri. Hasil dari
teknik relaksasi ini dapat meningkatkan ventilasi paru serta meningkatkan
oksigenasi pada darah.
Menurut (Varvogli dalam Kristiani, 2013) Teknik relaksasi autogenik
membawa perintah tubuh melalui autosugesti untuk rileks, sehingga pernafasan,
tekanan darah, denyut jantung, serta suhu tubuh dapat dikendalikan.standar latihan
relaksasi autogenik bersumber dari imajinasi imajinasi visual dan mantra mantra
verbal yang membuat tubuh merasa nyeri yang dirasakan dapat berkurang. Ini
disebabkan oleh peralihan aliran darah ( dari pusat ke daerah tubuh yang
diinginkan )yang menyejukkan dan merelaksasikan otot-otot yang disekitarnya.
Mamfaat yang dapat dirasakan setelah pemberian relaksasi Autogenik melalui
perubahan fisiologis tubuh bahwa relaksasi autogenic dapat dapat memberikan
sensasi tenang, ringan dan hangat yang menyebar keseluruh tubuh merupakan
efek yang bisa dirasakan dari relaksasi autogenik.Perubahan- perubahan yang
terjadi selama maupun setelah relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom.
Respon emosi dan efek menenangkan yang di timbulkan oleh relaksasi ini
mengubah fisiologi dominan sistem parasimpatik ( Sugeng, 2013)
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rsia Rosiva pada tanggal
10 Januari 2021, diperoleh data pasien yang dilakukan tindakan sectio caesarea
dari Januari sampai Desember 2020 sebanyak 560 pasien . Dari hasil wawancara
3
5
6
1. Dengan fokus, perhatian pada lengan dan bayangkan anda terasa berat
dan secara perlahan-lahan, bayangkan kedua lengan terasa kendur, dan
ringan hingga tersa sangat-sangat ringan sekali sambil katakakan
dalam hati “Saya merasa damai dan tenang”\
2. Lakukan hal tersebut untuk beberapa anggota tubuh seperti : bahu,
punggung, leher serta kaki.
C Langkah kedua
Merasakan kehangatan
1. Bayangkan darah mengalir keseluruh tubuh dan rasakan hangatnya
aliran darah sambil mengatakan “Saya merasa hangat dan tenang”
2. Ulangi cara ini sampai 3 kali.
D Langkah ketiga
Merasakan denyut jantung
1. Letakkan tangan kanan pada dada kiri lalu tangan kiri anda pada perut.
2. Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur dan tenang,
sambil berkata dalam hati“Jantung saya berdenyut dengan teratur dan
tenang”.
3. Ulangi cara ini sampai 3 kali.
E Langkah keemat
Merasakan pernafasan
1. Posisi tangan tidak berubah
2. Bayangkan nafas anda terasa sangat longgar dan teratur, sambil
mengatakana dalam diri “Napasku longgar dan tenang”
3. Ulangi cara ini sampai 3 kali
F Langkah kelima
Merasakan aliran darah perut
1. Posisi tangan tidak berubah. Rasakan aliran darah dalam perut
mengalir dengan teratur dan terasa hangat, sambil mengatakana dalam
diri “Darah yang mengalir dalam perutku terasa hangat”
2. Ulangi cara ini sampai 3 kali
G Langkah keenam
9
menderita kanker kronis dan merasa takut akan kondisi penyakitnya akan
semakin meningkatkan persepsi nyerinya (Prasetyo, 2010).
8. Keletihan
Keletihan/ kelelahan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan sensasi
nyeri dan menurunkan kemampuan koping seseorang. Keletihan dapat
menjadi masalah umum pada individu yang menderita penyakit kronik dalam
jangka lama.Nyeri berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur
yang lelap (Potter & Perry, 2009).
9. Pengalaman Sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, bukan berarti dengan adanya
pengalaman pasien lebih mudah dalam menghadapi nyeri pada masa yang
akan datang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan
mudah mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai pengalaman
sedikit tentang nyeri (Prasetyo, 2010).
10. Dukungan Keluarga dan Sosial
Individu yang mengalami nyeri sangat membutuhkan dukungan, perhatian,
dan perlindungan dari keluarga atau teman terdekat. Nyeri memang masih
dirasakan pasien namun kehadiran orang terdekat akan meminimalkan
kesepian dan ketakutan (Prasetyo, 2010).
3. Pendarahan Berlebihan
Hal ini bisa saja terjadi apa bila misalnya plasenta lengket tak mau lepas ini
bisa saja akan menyebabkan pendarahan hebat. Keracunan darah pada saat
operasi diakibatkan sebelumnya pasien sudahmengalmi infeksi. Pasien yang
sudah mengalami infeksi sejak awal kehamilan dan terinfeksi dibagian bawah
15
rahim artinya air ketubannya sudah mengandung kuman. Apabila hal ini
dibiarkan sampai ketuban pecah kuman akan aktif sehingga vagina berbau
busuk karena bernanah. Lalu kuman akan masuk melalui pembulu darah pada
saat operasi berlangsung serta benyaber ke seluruh tubuh.
Relaksasi Autogenik
Nyeri
17
18
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variable yang
diduga saling berhubungan / mempengaruhi. Analisa bivariat pada penelitian
adalah untuk mengetahui perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah
dilakukan intervensi relaksasi autogenik melalui ujistatistik. Independent t-
test digunakan ketika data numerik, distribusi data normal, dan sampel kecil.
Data tidak memenuhi menggunakan uji alternatif (Uji Wilcoxon).
Berdasarkan uji statistik tersebut dapat disimpulkan:1. bila diperoleh nilai p >
0,05.2. Ho ditolak (menerima Ha) bila diperoleh nilai p< 0,05.
1. Visi
Rumah Sakit yang terkemuka di Kota Medan dan sekitarnya dengan fokus
pada bidang kesehatan ibu dan anak.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dan aman kepada
masyarakat terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM, sehingga mampu
melaksanakan pelayanan yang profesional.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan budaya
keselamatan didukung oleh sarana, prasarana dan fasilitas yang
berkualitas.
24
25
dari tiap variabel. Pada penelitian ini analisa univariat nya adalah
karakteristik dari responden yaitu usia, skala nyeri sebelum relaksasi
autogenik, dan skala nyeri setelah relaksasi autogenik.
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Post
Operasi Sectio Caesarea Di Rsia Rosiva Medan Tahun 2021
No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase(%)
1 Umur
20 – 30 Tahun 37 80,4%
>30 9 19,6%
Total 46 100,0%
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata umur yang menjalani
post-operasi sectio caesarea dari total sampel 46 orang antara 20-30 tahun
sebanyak 37 orang (80,4%) sedangkan umur >30 adalah 9 orang (19,6%).
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Wicoxon Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Di Rsia Rosiva Medan Tahun 2021
Variabel N Mean Std. Dev P-Value
Skala Sebelum Relaksasi 46 3,3696 ,48802
0,000%
Skala Setelah Relaksasi 46 2,3043 ,46522
1. Usia
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata umur yang menjalani post-
operasi sectio caesarea dari total sampel 46 orang antara 20-30 tahun sebanyak 37
orang (80,4%) sedangkan umur >30 adalah 9 orang (19,6%). Umur responden
adalah variabel penting yang akan mempengaruhi reaksi maupun ekspresi
responden terhadap rasa nyeri. Semakin meningkatnya umur, semakin tinggi
reaksi maupun respon terhadap nyeri yang dirasakan. Usia berpengaruh terhadap
sensitif nyeri yang disebabkan karena faktor fisiologi, perubahan biokimia dan
perubahan mekanisme homostatistik yang berpengaruh terhadap pengolahan dan
persepsi nyeri pada individu. Secara psikologis usia 20-30 tahun merupakan usia
matang untuk mengendalikan emosi, termasuk respon menghadapi nyeri. Semakin
matang usia seseorang, maka semakin mampu mentoleransi rasa nyeri (Susilo,
2018).
Umur/usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya
pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara
kelompok usia ini dapat mempengaruhi seseorang bereaksi terhadap nyeri
(Hariyanto, 2015). Orang dewasa akan mengalami perubahan neurofisiologis dan
mungkin mengalami penurunan persepsi sensorik stimulus serta peningkatan
ambang nyeri (Yeni, 2015).
28
29
Terkontrol. Hal ini terbukti bahwa ada penurunan tingkat nyeri pada pasien post-
operasi sectioa caesarea. Hal ini sejalan dengan penelitian Kusmiran, 2014 yang
mendapatkan hasil sebelum dan setalah relaksasi adalah pada kelompok ibu
dengan relaksasi autogenik didapatkan rata-rata respons nyeri sebelum adalah
5,57, dan respons nyeri sesudah intervensi relaksasi autogenik adalah 3,67.
Terdapat penurunan respons nyeri sesudah intervensi dengan rata-rata penurunan
tersebut adalah 1,9.
Penurunan ini terjadi karena setelah pemberian relaksasi autogenik pasien
akan merasa nyaman dan tenang. Dengan relaksasi ini akan membantuh tubuh
dalam membawa perintah melalui autosugesti rileks. Sehingga pasien dapat
mengendalikan pernapasannya, mengatur tekanan darah, mengatur denyut jantung
lalu mengatur suhu tubuh. Menurut Aryanti (2007) dalam Nurhayati (2014),
relaksasi autogenik merupakan relaksasi yang bersumber dari diri sendiri dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang bisa membuat pikiran menjadi
tenang. Yang difasilitasi oleh sugesti diri sendiri merupakan salah teknik
relaksasi autogenik. Dimana relaksasi autogenik ini salah satu teknik relaksasi
yang bersumber dari diri sendiri berupa kata-kata ataupun kalimat pendek yang
dapat membuat pikiran menjadi tenang dan nyaman.
6.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada responden di
Rsia Rosiva Medan mengenai Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post-Operasi Sectio Caesarea maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagian besar umur responden adalah 20-30 tahun sebanyak 37 orang
(80,4%) sedangkan umur >30 adalah 9 orang (19,6%). Ini artinya pada
penelitian ini rata-rata pasien yang mengalami nyeri antara umur 20-30
tahun sedangkan sisanya > 30 tahun.
2. Skala nyeri pasien sebelum di berikan relaksasi autogenik adalah 29 orang
(63,0%) mengalami Nyeri Sedang dan 17 orang (37,0%) mengalami Nyeri
Berat Terkontrol. Sedangkan setelah di berikan relaksasi autogenik
mengalami penurunan yaitu menjadi 32 orang (69,6%) yang mengalami
Nyeri Ringan (1-3) dan 14 orang (30,4%) lainnya mengalami Nyeri
Sedang (4-6). Ini artinya ada perbandingan antara sebelum diberikan
relaksasi autogenik dan setelah diberikan relaksasi autogenik.
3. Hasil uji Wilcoxon yang dilakukan dengan p-value sama dengan p=0,000.
Hasil uji Wilcoxon didapatkan p=0,000 <α0,005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada perbedaan antar variabel. Dengan demikian, hasil
tersebut menunjukkan adanya pengaruh teknik relaksasi autogenik
terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di
rsia rosiva medan.
32
33
6.1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat peneliti
berikan adalah :
1. Bagi Rsia Rosiva Medan sebagai tempat penelitian ini, di harapkan dapat
mempetimbangkan pembuatan SOP Relaksasi Autogenik sebagai salah
satu alternatif dalam penatalaksanaan menajemen nyeri.
2. Bagi Tenaga Kesehatan diharapkan dapat menerapkan teknik relaksasi
autogenik untuk digunakan dalam penanganan nyeri pada post operasi
sectio caesarea. Karena berdasarkan penelitian ini, terkbukti bahwa
adanya pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap penurunan skala
nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di rsia rosiva medan.
3. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat dilakukan
penelitian lanjutan mengenai pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea atau jenis
operasi lainya dengan jumlah responden yang lebih banyak.
34
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, B.G. (2011). Farmakologi Dasar dan Klinik. 8th ed. Bagian
FarmakologiFakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Lusianah, Indaryani, E. D., & Suratun. (2012). Prosedur Keperawatan (p. 287).
Jakarta: Trans Info Media.
Kusmiran, E., Lisbet, O.M., Diah, U. (2014). Relaksasi Nafas Dalam Dan
Relaksasi Autogenik Terhadap Respons Skala Nyeri Pada Ibu Post Seksio
Sesarea. Jurnal Injec 1(1) : 40-44.
Nurhayati, N.A., Septian, A., & Novi, M. (2015). Relaksasi Autogenik Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea. Jurnal
Skolastika Keperawatan. 1(2). ISSN :2443-0935.
Rini, S., & Susanti, I. H. (2018). Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio Cesarea
Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding. Medisains, 16 (2),
83. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2801 (diakses tanggal 23 Mei
2021)
35
Rini, S., & Susanti, I. H. (2018). Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio Cesarea
Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding. Medisains, 16 (2),
83. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2801 (diakses tanggal 23 Mei
2021)
Lampiran 1
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Sarjana Ilmu Keperawatan STIKes
Murni Teguh Medan, bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan
judul “Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik terhadap Penurunan Skala
Nyeri pada pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Rsia Rosiva Medan
Tahun 2021”.
Saya mengharapkan partisipasi responden sekalian dalam
penelitian saya dan saya menjamin kerahasiaan dan identitas anda.
Informasi yang saya terima adalah digunakan untuk pengembangan ilmu
keperawatan dan tidak digunakan untuk maksud yang lain.
Apabila anda bersedia menjadi responden, saya mohon untuk
mengisi dan menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.Atas
perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih.
Lampiran 2
Kode Responden :
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta di dalam penelitian ini.
Medan,April 2021
Responden
( )
38
Keterangan:
Coret yang tidak perlu
Kode Responden :
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI
PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSIA ROSIVA
MEDAN TAHUN 2021
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :
2. Usia :
3. Skala nyeri sebelum mobilisasi dini :
4. Skala nyeri sesudah mobilisasi dini :
B. PETUNJUK
Mohon Anda menunjuk angka di bawah ini sesuai dengan rasa nyeri
yangdirasakan sekarang
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
39
Lampiran 5
MASTER TABEL
KOD
E SKALA NYERI
1 0 Tidak Nyeri
1 s/d
2 3 Nyeri Ringan
4 s/d
3 6 Nyeri Sedang
7 s/d
4 9 Nyeri Berat Terkontrol
5 10 Nyeri Sangat Berat Tidak Terkontrol
KOD UMU
E R
1 20-30
2 >30
44
Lampiran 6
1. Umur
Statistics
skala_nyeri_seb skala_nyeri_sete
umur elum_relaksasi lah_relaksasi
N Valid 46 46 46
Missing 0 0 0
Mean 1,1957 3,3696 2,3043
Std. Error of Mean ,05914 ,07195 ,06859
Median 1,0000 3,0000 2,0000
Mode 1,00 3,00 2,00
Std. Deviation ,40109 ,48802 ,46522
Variance ,161 ,238 ,216
Range 1,00 1,00 1,00
Minimum 1,00 3,00 2,00
Maximum 2,00 4,00 3,00
Sum 55,00 155,00 106,00
Percentiles 25 1,0000 3,0000 2,0000
50 1,0000 3,0000 2,0000
75 1,0000 4,0000 3,0000
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Umur 20 - 30 37 80,4 80,4 80,4
Umur > 30 9 19,6 19,6 100,0
Total 46 100,0 100,0
4. Descriptives
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation Variance
skala_nyeri_sebelum_relaks
46 3,00 4,00 3,3696 ,48802 ,238
asi
skala_nyeri_setelah_relaksa
46 2,00 3,00 2,3043 ,46522 ,216
si
Valid N (listwise) 46
5. Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
skala_nyeri_setelah_terapi - Negative Ranks 46a 23,50 1081,00
skala_nyeri_sebelum_terapi Positive Ranks 0b ,00 ,00
Ties 0c
Total 46
a. skala_nyeri_setelah_terapi < skala_nyeri_sebelum_terapi
46
Test Statisticsa
skala_nyeri_sete
lah_terapi -
skala_nyeri_seb
elum_terapi
Z -6,593b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.