PROPOSAL SKRIPSI
SETHMART
……………..
PROPOSAL SKRIPSI
Sajana Keperawatan
SETH MART
…………….
NIM :
Pembimbing,
…………………………………
………………………
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini dengan judul “Pengaruh Relaksasi Distraksi (Musik
Instrumental) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post Operasi Sectio
Caesarea Di Murni Teguh Memorial Hospital Tahun 2021” proposal skripsi
ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Keperawatan STIKes Murni
Teguh.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepadasemua
pihak yang telah membantu dan memberi dorongan kepada peneliti dalam
penyusunan proposal skripsi ini. Ucapan terimakasih ini peneliti sampaikan
kepada :
ii
Medan, 05 Maret 2021
Peneliti,
Seth Mart
NIM………..
iii
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
iv
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 27
LAMPIRAN ....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
viii
DAFTAR SINGKATAN
SC : Sectio Caesarea
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
akibat terjadi kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor
(Hidayat, 2014) dalam ( Tarigan, 2020).
Musik sebagai terapi telah dikenal sejak 550 tahun Masehi, dan ini
dikembangkan oleh Pythagoras dari Yunani. Berdasarkan penelitian di State
University of New York di Buffalo, sejak mereka menggunakan terapi musik
kebutuhan akan obat penenang pun turun drastis hingga 50%. Musik juga
merangsang pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh yang memebrikan
perasaan senang yang berperan dalam penurunan nyeri sehingga musik dapat
digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri sehingga pasien merasa nyerinya
berkurang Salampessy, 2004 dalam Vindora, 2014.
mengalihkan rasa nyeri sehingga pasien merasa nyerinya berkurang. Tetapi pada
kenyataannya, masih sedikit rumah sakit yang menggunakan metode
nonfarmakologis dalam pelaksanaan nyeri salah satunya terapi musik. Rumah
sakit lebih menitikberatkan penatalaksanaan nyeri dengan metode farmakologis
salah satunya pemberian analgetik terutama pada pasien pasca operasi. Seperti
yang kita ketahui bahwa pemberian analgetik secara berkelanjutan, tidak sesuai
dengan aturan dan monitor yang tepat akan menimbulkan ketergantungan.
1. Manfaat Teoritis
Setelah selesai penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memperkaya ilmu pengetahuan serta wawasan tentang
pengaruh relaksasi distraksi (musik instrumental) terhadap penurunan
intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di murni teguh memorial
hospital Medan.
2. Manfaat Praktis
Adapun untuk manfaat Praktisnya sendiri sebagai berikut :
a. Manfaat Untuk Pasien
Dapat memberikan informasi tentang pengaruh relaksasi distraksi
(musik instrumental) terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi
sectio caesarea.
b. Manfaat Untuk Perawat di MurnI Teguh Memorial Hospital.
Untuk perawat diharapkan sebagai bahan masukan dan sumbangan
pemikiran serta bahan evaluasi bagi penurunan intensitas nyeri post
operasi sectio caesarea.
c. Manfaat Bagi STIKes Murni Teguh Medan
5
LANDASAN TEORI
2.1.2. Distraki
6
7
1. Jenis-jenis Distraksi
a. Distraksi visual/penglihatan
Distraksi visual atau penglihatan adalah pengalihanperhatian selain
nyeri yang diarahkan ke dalam tindakan-tindakan visual atau melalui
pengamatan. Misalnya melihat pertandingan olah raga, menonton
televise, membaca Koran, melihat pemandangan/gambar yang indah,
dsb.
b. Distraksi audio/pendengaran
Pengalihan perhatian selaain nyeri yang diarahkan kedalam tindakan-
tindakan melalui organ pendegaran. Misalnya, mendengarkan music
yang disukai atau mendengarkan suara kicauan burung serta gemercik
air. Saat mendengarkan music, individu dianjurkan untuk memilih
musik yang disukai dan music tenang seperti musik klasik dan diminta
untuk untuk berkonsentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakan tubuh mengikuti irama lagu seperti
bergoyang, mengetukan jari atau kaki (Andarmoyo, 2016) dalam
(Tasari,2017). Terapi music menyembuhkan secara fisik dan psikis
manusia. Para peniliti dari The Neuron, melalui MRI scan
membuktikan bahwa otak melepas zat dopamine (Hormon yang terkait
dengan system otak, membrikan perasaan kenikamtan dan penguatan
untuk memotivasi seorang secara proaktif melakukan kegiatan
tertentu) saat melakukan terapi music dalam kapasitas yang tidak
berlebihan (Natali, 2013) dalam (Tasari, 2017). Dalam pelaksanaan
8
Musik merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang ditata
berdasarkan bunyi yang indah, berirama atau dalam bentuk lagu (Dayat, 2012:
11) dalam Mutiah 2017. Musik adalah suatu komponen yang dinamis yang
dapat mempengaruhi fisiologi bagi pendengarnya, New zealand society for
music therapy (NZSMT) menyatakan bahwa terapi musik terbukti
efektivitasnya untuk implementasikan pada bidang kesehatan, karena musik
dapat menurunkan kecemasan, nyeri, strees, dan menimbulkan mood yang
positif (Nilson, 2009) dalam Oktaverina, 2020.
(1) Suara
Suara merupakan perubahan getaran udara (Djohan, 2006) dalam
(Tristianti, 2018). Dalam musik gelombang suara biasanya dibahas
tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan
10
1. Aktif Kreatif
Terapi musik diterapkan dengan melibatkan klien secara langsung
untuk ikut aktif dalam sebuah sesi terapi, melalui cara:
menciptakan lagu (composing) yaitu klien diajak untuk
menciptakan lagu sederhana ataupun membuat lirik atau terapis
yang akan melengkapi secara harmoni.
Improvisasi yaitu klien membuat musik secara spontan dengan
menyanyi ataupun bermain musik pada saat itu juga atau membuat
improvisasi dari musik yang diberikan oleh terapis. Improvisasi
dapat juga sebagai ungkapan perasaanklien akan suasana hatinya,
situasi yang dihadapi maupun perasaan terhadap seseorang.
Re-creating musik yaitu klien menyanyi dan akan melatih
pernafasan, pengucapan kata-kata yang teratur, artikulasi dan juga
melatih lafal bicara dengan jelas. Lirik lagu yang sesuai juga dapat
menjadi bahan diskusi yang mengungkapkan perasaan klien.
2. Pasif Reseptif
Pada sesi reseptif : klien akan mendapatkan terapi dengan
mendengarkan musik. Terapi ini akan menekankan pada physical,
emotional intellectual,aesthetic or spiritual dari musik itu sendiri
sehingga klien akan merasakan ketenangan atau relaksasi. Musik
yang digunakan dapat bermacam jenis dan gaya tergantung dengan
kondisi yang dihadapi klien.
2.3. Nyeri
2.3.1. Defenisi Nyeri
Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme nyeri terjadi, yaitu
jalur opiate dan nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada
otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak
tengah dan medulla, ke tanduk dorsal sumsum tulang belakang yang
berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif.
1. Skala Diskriptif
Skala diskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang
lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale/ VDS)
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
pendiskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama disepanjang garis.
Alat VDS (Verbal Descriptor Scale) ini memungkinkan klien untuk
mendiskripsikan nyeri (Potter & Perry 2006) dalam ( Tasari, 2017).
2. Skala Numerik
Skala numerik (Numeric Rating Scale / NRS), skala ini digunakan sebagai
pengganti alat pediskripsian kata.Klien menilai nyeri dengan
menggunakan skala 0-10.Skala ini paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik.Apabila skala
digunakan untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm
(AHCPR 1992n dalam Tasari, 2017).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Oxorn & William, 2010) dalam (Oktaverina, 2020).
2.4.3. Indikasi
Menurut Prawirohardjo, 2010 dalam (Oktaverina, 2020). Indikasi
dilakukannya Sectio Caesarea dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
daktor dari ibu dan janinnya. Berikut indikasinya :
(1) Indikasi ibu :
a. Diproporsi kepala panggul
b. Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
c. CPD
d. Disfungsi uterus
e. Plasenta previa
(2) Indikasi anak:
20
a. Janin besar
b. Gawat janin
c. Letak lintang/Kelamin letak
d. Prolapus plasenta
e. Mencegah hipoksia janin, misalnya kerana pre eklampsia
(3) Indikasi relatif :
a. Riwayat Sectio Caesarea sebelumnya
b. Presentasi bokong
c. Distosia
d. Pre eklampsia berat, penyakit kardiovaskuler dan diabetes
e. Gemeli, Sectio Caesarea dianjurkan apabila janin pertama letak
lintang atau presentasi bau, bila terjadi interlock, distosia karena
tumor dan IUFD (Intra Uterine Fetal Death).
(4) Indikasi sosial
a. Wanita yang ingin Sectio Caesarea elektif karena takut bayinya
mengalami cedera atau asfiksia selama persalinan atau
mengurangi resiko kerusakan dasar panggul.
b. Wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalaman
sebelumnya.
c. Wanita yang takut terjadi perubahan pada tubuhnya atau seuality
image setelah melahirkan.
2.4.5. Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan
normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus diilakukan tindakan
Sectiocaesarea, bahkan sekarang Sectiocaesarea menjadi salah satu pilihan
persalinan (Sugeng, 2010).
Melahirkan secara caesar memang akan membuat ibu hamil terbebas dari
rasa nyeri yang dialami selama bersalin. Namun, prosedur ini juga bukannya
22
tanpa risiko. Berikut ini adalah beberapa risiko atau komplikasi dari melahirkan
secara caesar:
10. Peningkatan resiko plasenta previa atau plasenta yang tertahan pada
kehamilan berikutnya.
11. Peningkatan kemungkinan harus dilakukannya bedahh caesar pada
kehamilan berikut. (Penny, dkk 2008).
Keterangan :
METODE PENELITIAN
Keterangan :
S : Subyek
01 : Observasi intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi musik
instrumental
Z : Intervensi (terapi mengdengarkan musik )
02 : Observasi intensitas nyeri setelah dilakukan terapi musik instrumental
27
28
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Alimul, 2013). Sampel
pada penelitian ini adalah pasien stres di Murni Teguh Memorial Hospital
Medan yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian. Penentuan sampel
menggunakan teknik Total Sampling yaitu pengambilan sampel sampai jumlah
tertentu. Penentuan jumlah dengan menggunakan accedental sampling.
5 X 5 = 25 responden
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien >2 jam pasca operasi sectio casearea.
29
Keterangan :
1. Variabel Independent
Variabel independent disebut variabel bebas, adapun variabel indenpenden
dari penelitian ini adalah Pengaruh Musik Intrumental.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent disebut variabel terikat, adapun variabel Dependent
dari penenlitian ini adalah Penurunan intensitas Nyeri.
Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
32
(3) Sorting
Scoring ( pemberian Skor ) adalah suatu kegiatan untuk memberikan
skor sesuai jawaban yang dipilih oleh respponden. Hal ini di
maksudkan untuk memberikan bobot pada masing-masing jawaban,
sehingga mempermudah perhitungan berupa :
Tidak Nyeri =0
Nyeri Ringan = 1-3
Nyeri Sedang = 4-6
Nyeri Berat = 7-10
(5) Cleaning
Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukan
kedalam mesin pengolahan data sudah sesuai dengan sebenarnya.
Proses akhir dari pengolahan data adalah dengan melakukan
pemeriksaan kembali kode yang sudah di entery data untuk melihat
ada tidaknya kesalahan dalam entery data. Selanjutnya
34
2. Analisis Bivariate
Analisis bivariate berfungsi untuk mengetahui pengaruh relaksasi
distraksi musik instrumental terhadap penurunana intensitas nyeri
pada pasien post-operasi sectio caesarea. Skala data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data interval, data
yang diperolah adalah data pre test dan data post test serta dianalisis
menggunakan uji oeired t-test.
Uji paired t test termasuk uji parametik yang salah satunya data harus
berdistribusi normal, uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data
yang kita miliki berdistribusi normal sehingga dapat dipakai statistik
parametrik yaitu uji paired t test, jika data tidak valid untuk digunakan,
sehingga disarankan untuk menggunakan uji non parametric data yang
berpasangan ( wilcoxon). Uji normalitas ini dapat dilihat dengan uji
kolmogrov-Smirnov, dimana jika sig > 0,05 maka distribusi normal, jika sig
<0,05 maka data tidak berdistribusi normal
35
DAFTAR PUSTAKA
Rini, A & Indri, H.S. (Agustus, 2018). Penurunan Nyeri Pada Ibu Post Sectio
Caesaria Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding. Jurnal
Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan;16/2.
Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea (Sc) Di Rsud
Kota Madiun. Skripsi.
Tarigan, HN. Megawati, S. & Reka, N. (25 Maret 2020). Pengaruh Pemberian
Terapi Musik Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca
Sectio Caesarea Di Ruang Hibrida Rsu Sembiring Tahun 2020. Jurnal
Penelitian Keperawatan Medik;2/2.
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
Tristianti, N.A. (2018). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Stres
Pada Lansia. Skripsi.
Lampiran 1
Nama/Alias :
Umur :
Peneliti Responden
(……………………) (…………………….)
39
Lampiran 2
Petunjuk pengisian :
A. Identitas Responden
Nomor Responden :
Nama :
Umur : Tahun
Riwayat Kelahiran SC :
Pendidikan :
Tidak Sekolah
SD
SMP
DIPLOMA
SARJANA
40
Pekerjaan :
Honor
PNS
SWASTA
WIRASWASTA
IRT
Intensitas Nyeri :
Pre-Test
Post-Test
41
Lampiran 3
Nama/Inisial :
Umur :
Pedidikan :
Pekerjaan :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai :
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1–3 : Nyeri ringan
4–6 : Nyeri sedang
7 -10 : Nyeri berat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
42
Nilai :
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1–3 : Nyeri ringan
4–6 : Nyeri sedang
7 – 10 : Nyeri berat
43
Lampiran 4
SOP
Prosedur Pelaksanaan :
NO PROSEDUR
Pre-interaksi
1 Cek catatan keperawatan atau catatan medis pasien (jika ada).
2 Siapkan alat-alat.
3 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi.
4 Cuci tangan sebelum melakukan tindakan terapi.
Tahap orientasi
5 Beri salam dan panggilan pasien dengan namanya.
6 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada pasien/keluarga.
Tahap kerja
7 Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan.
8 Menanyakan keluhan utama pasien.
44