Anda di halaman 1dari 9

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.

1 JAN-JUNI 2014 ISSN : 2089-8592

ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHA TANI


KENTANG DI KABUPATEN KARO
Diah Wiyani Budiwan, Parlindungan Purba, Syarifa Mayly B.Dachban
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNIVA
Jl.S.M. Raja KM 5,5 Medan
E-mail: syarifamayly@yahoo.com

ABSTRAK tang sangat potensial sebagai sumber


karbohidrat yang dapat mensubstistusi
Kabupaten Karo merupakan sentra bahan pangan lain seperti beras, jagung
produksi kentang di Provinsi Sumatera dan gandum. Pengembangan agribisnis
Utara. Penelitian dilakukan di Kecamatan kentang mempunyai prospek yang baik,
Merek, Kabupaten Karo, dan dilaksana- karena dapat menunjang program peng-
kan pada bulan Juli – Desember 2013. anekaragaman (diversifikasi) pangan, pe-
Penelitian dilakukan secara survei berda- ningkatan pendapatan petani, perbaikan
sarkan pada metode deskriptif analisis. gizi masyarakat, sebagai komoditas eks-
Parameter yang diamati pada penelitian por dan bahan baku industri pangan.
ini antara lain : data keluarga petani, data Produksi kentang di Indonesia cukup
analisis usaha tani kentang yang terdiri tinggi dimana produksi kentang pada
dari biaya variabel, biaya tetap dan pen- tahun 2008- 2011 berturut-turut sebesar
dapatan kotor serta pendapatan bersih 1.071.543 ton; 1.176.304 ton; 1.060.805
petani kentang. Metode Analisis yaitu ton; dan 955.488 ton (BPS, 2013).
analisis pendapatan serta model regresi Kabupaten Karo merupakan sentra
linear berganda. Hasil penelitian menun- produksi kentang di Provinsi Sumatera
jukkan bahwa penerimaan kotor rata – Utara. Kabupaten Karo terletak di dataran
rata petani per periode sebesar Rp. tinggi pengunungan Bukit Barisan dan
48.500.400,- dari luas rata – rata 0,23 ha, merupakan daerah hulu sungai, tepatnya
dengan biaya produksi rata-rata petani terletak pada posisi 2º 52´-3º 19´ Lintang
per periode sebesar Rp. 41.865.560,-, Utara dan 97º 55´-98º 37´ Bujur Timur.
sehingga pendapatan bersih rata – rata Kabupaten Karo termasuk dalam kategori
petani per periode sebesar Rp. iklim musim tropis dengan curah hujan
6.634.840,-. Analisis R/C RATIO pada rata-rata berkisar antara 1000 - 4000 mm
usaha agribisnis kentang di Kabupaten per tahun. Secara keseluruhan Kabu-
Karo adalah sebesar 1,16. Faktor kom- paten Karo memiliki prospek yang cerah
ponen biaya produksi yang paling berpe- untuk pengembangan tanaman kentang.
ngaruh terhadap pendapatan petani pada Luas areal panen kentang di Kabupaten
usahatani kentang di Kabupaten Karo Karo mengalami fluktuatif bahkan cen-
adalah biaya obat-obatan dan biaya la- derung menurun. Pada tahun 2006, luas
han. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien areal panen kentang di Kabupaten Karo
regresi yang paling besar dibanding faktor mencapai 7.810 ha menurun menjadi
biaya produksi lain yang berpengaruh 4.861 ha di tahun 2009 (Dinas Pertanian
yaitu biaya benih, biaya pupuk dan biaya Kabupaten Karo, 2009).
tenaga kerja. Permasalahan dalam agribisnis ken-
tang di Kabupaten Karo antara lain ma-
Kata Kunci : Kentang, Analisis Pendapa- salah produktivitas kentang rendah, ma-
tan, R/C salah mutu kentang, masalah mutu bibit,
perlu perbaikan pemupukan, perlu per-
PENDAHULUAN baikan penggunaan pestisida, kontinuitas
pasokan, dan upaya efisiensi biaya pro-
Kentang (Solanum tuberosum L.) duksi kentang. Fluktuatifnya luas areal
merupakan salah satu komoditas horti- panen komoditas kentang antara lain
kultura yang diprioritaskan pengemba- disebabkan : 1) meningkatnya harga input
ngannnya karena mempunyai arti penting baik benih, pupuk serta pestisida dan
dalam perekonomian di Indonesia. Ken- fungisida, 2) adanya fasilitas bantuan
192
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

sarana produksi dari pemerintah, 3) sera-


ngan hama dan penyakit terutama penya- Metode Analisis
kit busuk daun, penyakit bercak kuning 1. Analisis pendapatan
dan penyakit layu fusarium, dan hama Untuk mengetahui pendapatan usaha
Trips. Dalam hal ini tidak semua kentang tani diperhitungkan dengan cara me-
yang ditanam dapat di panen karena ngurangkan penerimaan usahatani
terjadinya serangan hama dan penyakit dengan biaya usahatani mengguna-
akibatnya gagal panen. 4) adanya komo- kan rumus :
ditas pesaing yaitu komoditas yang harga- NR=TR-TC
nya lebih mahal pada saat-saat tertentu Keterangan :
seperti bawang merah, wortel dan lain- NR = Net revenue (Pendapatan
lain. Sistem tanam dan pola tanam tidak bersih usahatani Rp/tahun)
hanya didasarkan pertimbangan teknis TR = Total revenue (Penerimaan total
produksi namun juga telah didasarkan usahatani Rp/tahun)
ekspektasi akan harga komoditas apa TC = Total Cost (Biaya total usahatani
yang paling menguntungkan. 5) pola Rp/tahun)
tanam dan pola curah hujan di daerah 2. Model Analisis
produsen. 6) fluktuasi harga jual kentang Untuk mengetahui hubungan relatif
(Minsyah, 2009). antara pengaruh variabel terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk meng- pendapatan usahatani kentang digu-
analisis pendapatan dan keuntungan usa- nakan model regresi linear berganda.
hatani kentang di Kabupaten Karo. Analisis ini untuk menjelaskan pe-
ngaruh variabel X1 (luas lahan pe-
BAHAN DAN METODE tani), X2 (biaya benih), X3 (biaya
pupuk), X4 (biaya pestisida), X5
Tempat dan Waktu (biaya tenaga kerja), X6 (biaya) ter-
Penelitian dilakukan di Kecamatan hadap pendapatan bersih (Y) usaha-
Merek, Kabupaten Karo, dan dilaksana- tani, secara statistik persamaannya :
kan pada bulan Juli – Desember 2013. Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +
Penelitian dilakukan secara survei ber- b4X4 + b5X5
dasarkan pada metode deskriptif analisis, Keterangan :
yaitu menggambarkan permasalahan se- Y = Pendapatan petani (Rp/luasan)
suai apa adanya dan berdasarkan fakta a = Konstanta regresi
yang baru saja berlangsung (ex post b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi untuk
facto). Metode pengambilan daerah pene- variabel 1,2,3,4,5
litian dilakukan secara sengaja (purpo- X1 = Variabel luas lahan petani
sive) berdasarkan pertimbangan-pertim- X2 = Variabel biaya benih
bangan tertentu sesuai tujuan penelitian. X3 = Variabel biaya pupuk
Parameter yang diamati pada pene- X4 = Variabel biaya pestisida
litian ini antara lain : data keluarga petani, X5 = Variabel biaya tenaga kerja
data analisis usaha tani kentang yang
terdiri dari biaya variabel, biaya tetap dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pendapatan kotor serta pendapatan ber-
sih petani kentang. 1. Karakteristik Petani Sampel
Tabel 1. Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik Petani Umur Pendidikan Luas Lahan Kepemilikan Lahan
Sampel
Tahun Tahun Ha/Periode Milik Sendiri/Sewa
31 -
Range Data 6 – 16 0,25 - 2
60
Jumlah 1145 251 6 34
Rataan 44,04 9,65 0,23 1,31
Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Dari data diatas dapat diketahui tahun dan maksimal 60 tahun. Untuk pen-
bahwa rata-rata umur petani sampel didikan rata-rata petani sampel berpen-
adalah 44 tahun dengan umur minimal 31 didikan tamat SMP, dengan pendidikan
193
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

minimal tamat SD dan maksimal tamat 2. Luas Tanam, Produksi dan


Sarjana. Adapun luas lahan yang di- Produktivitas Kentang
usahakan petani sampel rata-rata 0,23 Perkembangan produksi kentang di
ha/periode dengan luas lahan minimal Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2007-
0,25 ha/periode dan maksimal 2 ha/ 2011 disajikan pada Tabel 2 dibawah ini.
periode. Sedangkan kepemilikan lahan Selama periode 2007 – 2011 produksi
rata-rata adalah lahan milik petani sendiri kentang menunjukkan kecenderungan
atau milik keluarga. penurunan produksi.

Tabel 2. Perkembangan Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Kentang di


Sumatera Utara Tahun 2007 - 2011
Perkembangan
No Tahun Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1 2007 5.337 5.654 90.634 16,03
2 2008 8.667 8.022 130.296 16,24
3 2009 8.072 8.013 129.587 16,17
4 2010 7.119 7.972 126.203 15,83
5 2011 7.333 7.203 123.078 17,09
Jumlah 36.528 36.864 599.798 81,36
Rataan 7.306 7.373 119.960 16,27
Sumber : Buku Statistik Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara 2007-
2011

Perkembangan produksi kentang di Selama periode 2007 – 2011 produksi


Kabupaten Karo dari tahun 2007 - 2011 kentang menunjukkan kecenderungan
disajikan pada Tabel 3 di bawah ini. produksi berfluktuasi.

Tabel 3. Perkembangan Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Kentang di


Kabupaten Karo Tahun 2007 -2011
Perkembangan
No Tahun Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1 2007 2.032 2.303 36.115 15,68
2 2008 2.266 2.137 33.551 15,70
3 2009 2.555 2.558 39.917 15,60
4 2010 2.824 3.457 53.988 15,62
5 2011 2.873 2.631 45.170 17,17
Jumlah 12.550 13.086 208.741 79,77
Rataan 2.510 2.617 41.748 15,95
Sumber : Buku Statistik Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara 2007-
2011

Data perkembangan luas tanam, Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4 di


luas panen, produksi dan produktivitas bawah ini.
kentang di Kabupaten Karo menurut
194
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

Tabel 4. Perkembangan Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Kentang di


Kabupaten Karo Menurut Kecamatan Tahun 2011 – 2012
2011 2012
Luas Luas Produk Luas Luas Produk
No Kecamatan Produksi Produksi
Tanam Panen Tivitas Tanam Panen Tivitas

(Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)


Simpang
1 Empat 292 309 5.740 18,58 210 234 3.041 13,00
2 Namankeran 1.002 832 6.852 8,24 1.073 1.183 22.584 19,09
3 Merdeka 266 296 7.357 24,85 416 383 5.606 14,64
4 Kabanjahe 283 262 5.458 20,83 362 381 7.237 18,99
5 Berastagi 86 104 2.634 25,33 123 108 2.083 19,29
6 Tiga Panah 162 178 3.420 19,21 311 298 3.178 10,66
7 Dolat Rakyat 178 201 3.528 17,55 67 94 1.410 15,00
8 Merek 487 299 5.362 17,93 322 502 7.076 14,10
9 Barus Jahe 114 150 4.826 32,17 104 89 1.744 19,60
JUMLAH 2.870 2.631 45.177 185 2.988 3.272 53.959 85,01
RATAAN 574 526 9.035 36,94 598 654 10.792 17,00
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karo 2011-2012

Dari tabel dapat diketahui untuk Ke- 3. Biaya Pupuk


camatan Merek kecendrungan produksi Pupuk yang digunakan adalah pupuk
meningkat karena meningkatnya luas pa- anorganik dan pupuk organik, rata-rata
nen pada tahun 2012 dibandingkan pada biaya pupuk adalah Rp. 10.030.640,-
tahun 2011. 4. Biaya Obat-Obatan
Penggunaan obat-obatan di kalangan
3. Analisa Usahatani Kentang petani sangat bervariasi dengan rata-rata
A. Komponen Biaya Produksi biaya obat-obatan adalah Rp. 8.087.120,-
Faktor non ekonomi yang menjadi 5. Biaya Tenaga Kerja
motivasi petani responden dalam memu- Tenaga kerja yang digunakan dalam
tuskan untuk berusahatani kentang ada- kegiatan usahatani ini, berasal dari dalam
lah komoditi ini cocok dengan iklim yang dan luar keluarga. Tenaga kerja dalam
ada di Kabupaten Karo dan masih meru- keluarga yang sering membantu kegiatan
pakan komoditi unggulan. Sedangkan usahatani adalah istri, anak, menantu,
faktor ekonomi yang juga menjadi faktor dan saudara. Jumlah jam kerja petani
pertimbangan petani adalah harga pro- berkisar antara 5 jam hingga 8 jam/ hari.
duksi yang masih dapat dikatakan cukup Tenaga kerja yang dihitung dalam pe-
tinggi, sehingga akan memberikan pene- nelitian ini adalah untuk kegiatan pengo-
rimaan dan juga akan menaikkan pen- lahan tanah, pemeliharaan, pengendalian
dapatan petani. OPT, pemupukan, dan panen. Dalam
1. Biaya Lahan perhitungan data, peneliti menggunakan
Dari hasil penelitian kepemilikan la- satuan HKO (Hasil Kerja Orang) dengan
han adalah milik petani sendiri atau milik upah sebesar Rp. 65.000,-. Rata-rata
keluarga dengan luas yang diusahakan biaya tenaga kerja sebesar Rp.
bervariasi antara 0,25 ha/periode hingga 9.231.600,-.
2 ha/periode, dengan biaya lahan sebesar Komponen biaya produksi terbesar
Rp. 1 juta per ha/periode. Biaya lahan pada biaya benih dan terkecil pada biaya
rata – rata Rp. 580.000,- per periode. lahan.
2. Biaya Benih 6. Produksi
Benih yang digunakan adalah benih Kentang dipanen apabila telah cukup
yang berasal dari penangkar benih di umur yaitu 90-120 hari atau dengan me-
Jawa. Rata-rata biaya benih adalah Rp. lihat ciri tanaman yang siap panen yaitu
13.56.200,- daun dan batang berwarna kekuning-
195
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

kuningan tetapi bukan karena penyakit. Biaya produksi adalah biaya yang
Rata – rata produksi kentang sebesar dikeluarkan petani dalam menghasilkan
7,63 ton/periode produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan
7. Harga Produksi antara lain: biaya lahan, biaya benih,
Petani sampel langsung menjual pro- biaya pupuk, biaya obat-obatan dan biaya
duksinya kepada pedagang pengumpul/ tenaga kerja yang dihitung dalam satu
agen. Harga berkisar antara Rp. 6.000,- periode produksi. Rata – rata biaya
hingga Rp. 6.500,-. Rata – rata harga produksi per periode sebesar Rp.
penjualan produksi adalah Rp. 6.336,-. 41.865.560,-.
8. Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Pendapatan adalah penerimaan yang
Petani diperoleh dari hasil penjualan yang di-
Penerimaan adalah penghasilan yang kurangi dengan biaya produksi yang telah
belum dikurangi biaya produksi, yang dikeluarkan petani dalam menghasilkan
dikeluarkan petani dalam menghasilkan produksi. Pendapatan rata – rata petani
produksi. Penerimaan ini merupakan per periode sebesar Rp. 6.634.840,-.
harga jual dikali dengan produksi (yang Rata-Rata Biaya Produksi, Penerimaan,
dihitung dalam periode). Penerimaan rata Pendapatan, Produksi dan Harga Jual
– rata petani per periode sebesar Rp. serta komponen biaya produksi usahatani
48.500.400,- dari luas rata – rata 0,23 ha. kentang dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6
di bawah ini.

Tabel 5. Rata-Rata Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan, Produksi dan Harga Jual
Biaya Produksi Penerimaan Pendapatan Produksi Harga Jual
Rp. Rp. Ton/Periode Rp. / Kg
Total 1.046.639.000 1.212.510.000 165.871.000 190,75 158.400
Rataan 41.865.560 48.500.400 6.634.840 7,63 6.336
Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Tabel 6. Rata-Rata Komponen Biaya Produksi Usahatani Kentang


Komponen Biaya Produksi
Tenaga
Lahan Benih Pupuk Obat-Obatan
Kerja
Total 14.500.000 339.205.000 250.766.000 202.178.000 230.790.000
Rataan 580.000 13.568.200 10.030.640 8.087.120 9.231.600
Sumber : Data Primer Diolah, 2013

B. Analisa R / C Ratio Perhitungan R / C Ratio


Analisa R / C Ratio pada usahatani Tingkat keuntungan yang diperoleh
kentang dengan membandingkan antara petani dalam mengusahakan usahatani
penerimaan dengan biaya produksi. kentang adalah dengan melihat perban-
dingan antara jumlah penerimaan yang
diperoleh petani (Revenue) dengan
pengeluaran (Cost).

Tabel 7. Perbandingan Penerimaan dan Biaya Usahatani Kentang per Periode


Biaya Produksi Total Penerimaan
Total 1.046.639.000 1.212.510.000
Rataan 41.865.560 48.500.400
Sumber: Data Primer diolah, 2013
R/C RATIO = REVENUE/COST
R/C RATIO = 48.500.400/41.865.560
R/C RATIO = 1,16
196
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

R / C Rata – rata adalah 1,16. Hal kentang dapat ditarik kesimpulan bahwa
tersebut dapat diartikan bahwa untuk usahatani kentang memberikan
setiap Rp. 100,- yang dikeluarkan dalam keuntungan bagi petani yang
suatu awal kegiatan usaha diperoleh mengusahakan kentang, sehingga
penerimaan sebesar Rp. 116,- pada akhir kentang dapat dikatakan sebagai salah
kegiatan usaha. Sehingga dapat dikata- satu usahatani yang layak untuk
kan usahatani kentang di daerah pene- dikembangkan khususnya diusahakan di
litian layak diusahakan karena nilai R/C Kabupaten Karo.
Ratio nya lebih besar dari 1. Semakin 4. Analisis Regresi
besar R/C Ratio maka akan semakin Pengaruh Komponen Biaya
besar pula keuntungan yang diperoleh Produksi Terhadap Penerimaan
petani. Hal ini dapat dicapai bila petani Petani
mengalokasikan faktor produksi dengan Dari hasil analisa regresi linier ber-
lebih efisien. ganda komponen biaya produksi terha-
Dari jumlah pendapatan dan dap penerimaan petani pada Tabel 8
keuntungan yang diperoleh petani berikut.

Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Komponen Biaya Produksi Usahatani
Terhadap Penerimaan Petani Tahun 2013.
Variabel Faktor Produksi Koefisien
t-hitung P_value
Belimbing Regresi
Intercept 5,138 2,127 0,047
X1 Biaya Lahan (Log X1) 0,102 3,021 0,007
X2 Biaya Benih (Log X2) 0,005 0,166 0,879
X3 Biaya Pupuk (Log X3) -0,223 -0,737 0,470
X4 Biaya Obat-Obatan (Log X4) 0,558 1,113 0,279
X5 Biaya Tenaga Kerja (Log X5) -0,021 -0,314 0,757
• R : 0,763
• R Square (R2) : 0,583
• t-tabel (=0,05) : 2,093
• F-hitung (=0,05) : 5,31
• F-tabel (=0,05) : 2,71
• P_value (=0,05) : 0,003

Sumber: Data Primer diolah, 2013

Persamaan regresi linier berganda den secara bersama-sama (simultan)


berdasarkan hasil analisis di atas adalah: berpengaruh terhadap variabel dependen.
Log Y = Log 5,138 + 0,102 Log X1 + Dari hasil penelitian diperoleh koe-
0,005 Log X2 - 0,223 Log X3 + fisien determinasi (R2) sebesar 0,583
0,558 Log X4 - 0,021 Log X5 artinya besarnya pengaruh variabel kom-
Dari hasil penelitian diperoleh Fhitung ponen produksi biaya lahan, biaya benih,
sebesar 5,310 dan Ftabel sebesar 2,71 Hal biaya pupuk, biaya obat-obatan dan biaya
ini berarti Fhitung>Ftabel artinya ada pe- tenaga kerja terhadap pendapatan petani
ngaruh komponen biaya produksi ter- yang dapat dijelaskan oleh garis regresi
hadap pendapatan petani secara nyata adalah sebesar 58,30 % dipengaruhi oleh
bersama-sama (simultan). Begitu juga variabel komponen biaya produksi dan
apabila dilihat dari nilai probabilitas sisanya 41,70% dipengaruhi oleh faktor
sebesar 0,003 atau 0,3 %, dan nilai lain selain variabel bebas yang terdapat
tingkat signifikansi () sebesar 5% atau pada persamaan regresi linier berganda.
0,05 dimana nilai probabilitas ini lebih Dari hasil penelitian X1 = biaya
kecil dari nilai tingkat signifikansi () yang lahan, diperoleh bahwa ada pengaruh
memiliki arti secara statistik dapat di- biaya lahan terhadap pendapatan petani
buktikan bahwa semua variabel indepen- secara nyata. Hal ini dapat dilihat dari
hasil analisis regresi linier berganda yang
197
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

dilakukan diperoleh nilai thitung sebesar bila variabel biaya benih bertambah 1%
3,021 > t0.025,25 sebesar 2,093 dan jika cateris paribus (faktor lain dianggap tetap)
dilihat dari nilai probabilitas (p_value) maka pendapatan usahatani akan ber-
sebesar 0,007 atau sebesar 0,7 %. tambah sebesar 3,0%. Keadaan ini di-
Dimana nilai ini lebih kecil dari nilai tingkat sebut increasing productivity, yaitu pe-
signifikansi () sebesar 5% atau 0,05. Ini nambahan satu satuan input menye-
menunjukkan bahwa pengaruh biaya babkan penambahan satu satuan output
lahan terhadap pendapatan petani secara lebih tinggi. Dengan kata lain elastisitas
nyata. Hal ini disebabkan karena semakin variabel biaya benih terhadap variabel
besar biaya lahan yang dikeluarkan petani pendapatan sebesar 0,005 (b2) artinya
untuk usahatani maka akan semakin proporsi kenaikkan hasil lebih besar dari
mengurangi penerimaan petani. Biaya proporsi penambahan input (increasing
untuk lahan jika lahan nya disewa maka return to scale).
akan mengurangi pendapatan petani, Untuk X3 = biaya pupuk, diperoleh
tetapi jika lahan tersebut milik sendiri bahwa ada pengaruh biaya pupuk
maka biaya lahan dapat menjadi sumber terhadap pendapatan secara tidak nyata.
pendapatan petani. Walaupun dari hasil analisis regresi linier
Berdasarkan hasil regresi linear ber- berganda yang dilakukan diperoleh t hitung
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel sebesar -1,249 <t0.025,25 sebesar 2,093
biaya lahan (X1) mempunyai pengaruh variabel ini pengaruhnya tidak nyata, dan
yang positif terhadap pendapatan petani jika dilihat dari nilai probabilitas (p_value)
dalam usahatani (Y), dimana koefisiennya sebesar 0,470 atau sebesar 47,0%.
menunjukkan sebesar 0,102 artinya apa- Dimana nilai ini lebih besar dari nilai
bila variabel biaya lahan bertambah 1% tingkat signifikansi () sebesar 5% atau
cateris paribus (faktor lain dianggap tetap) 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa
maka pendapatan petani dalam usahatani ada pengaruh biaya pupuk terhadap
akan bertambah sebesar 10,2%. Keadaan pendapatan secara tidak nyata.
ini disebut increasing productivity, yaitu Berdasarkan hasil regresi linear ber-
penambahan satu satuan input menye- ganda, dapat ditentukan bahwa variabel
babkan penambahan satu satuan output biaya pupuk (X3) mempunyai pengaruh
lebih tinggi. Dengan kata lain elastisitas yang negatif terhadap pendapatan usa-
variabel biaya lahan terhadap variabel hatani kentang (Y), dimana koefisiennya
pendapatan petani sebesar 0,102 (b1) menunjukkan sebesar -0,223 artinya
artinya proporsi kenaikkan hasil lebih apabila variabel biaya pupuk bertambah
besar dari proporsi penambahan input 1% cateris paribus (faktor lain dianggap
(increasing return to scale). tetap) maka pendapatan usahatani akan
Untuk X2 = biaya benih, diperoleh berkurang sebesar 22,3%. Keadaan ini
bahwa ada pengaruh biaya benih ter- disebut decreasing productivity, yaitu pe-
hadap pendapatan secara tidak nyata. nambahan satu satuan input menye-
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis babkan penambahan satu satuan output
regresi linier berganda yang dilakukan lebih rendah. Dengan kata lain elastisitas
diperoleh thitung sebesar 0,166 < t0.025,25 variabel biaya lahan terhadap variabel
sebesar 2,093, dan jika dilihat dari nilai pendapatan sebesar 0,223 (b3) artinya
probabilitas (p_value) sebesar 0,870 atau proporsi kenaikkan hasil lebih kecil dari
sebesar 87,0%. Dimana nilai ini lebih proporsi penambahan input (decreasing
besar dari nilai tingkat signifikansi () se- return to scale).
besar 5% atau sebesar 0,05. Ini menun- Untuk X4 = biaya obat-obatan, diper-
jukkan bahwa pengaruh biaya benih oleh bahwa ada pengaruh biaya obat-
terhadap pendapatan secara tidak nyata. obatan terhadap pendapatan secara tidak
Hal ini disebabkan biaya benih meru- nyata. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pakan komponen biaya produksi terbesar analisis regresi linier berganda yang
dalam usahatani. dilakukan diperoleh thitung sebesar 1,113
Berdasarkan hasil regresi linear ber- <t0.025,28 sebesar 2,093, dan jika dilihat
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel dari nilai probabilitas (p_value) sebesar
biaya benih (X2) mempunyai pengaruh 0,279 atau sebesar 27,9%. Dimana nilai
yang positif terhadap pendapatan usaha- ini lebih besar dari nilai tingkat signifikansi
tani kentang (Y), dimana koefisiennya () sebesar 5% atau 0,05. Ini menun-
menunjukkan sebesar 0,005 artinya apa- jukkan bahwa pengaruh biaya obat-
198
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

obatan terhadap pendapatan secara tidak Hal ini disebabkan adanya pengaruh
nyata. biaya lahan terhadap pendapatan dimana
Berdasarkan hasil regresi linear ber- biaya lahan dikaitkan pada status kepe-
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel milikan dan luas lahan yang digunakan
biaya obat-obatan (X4) mempunyai pe- petani untuk kegiatan usahataninya se-
ngaruh yang positif terhadap pendapatan hingga jumlah produksi dapat lebih di-
usahatani kentang (Y), dimana koefi- tingkatkan yang akan menambah jumlah
siennya menunjukkan sebesar 0,558 pendapatan yang diterima petani.
artinya apabila variabel biaya obat-obatan
bertambah 1% cateris paribus (faktor lain KESIMPULAN
dianggap tetap) maka pendapatan usa-
hatani akan bertambah sebesar 55,8%. 1. Penerimaan kotor rata – rata petani
Keadaan ini disebut increasing produc- per periode sebesar Rp. 48.500.400,-
tivity, yaitu penambahan satu satuan input dari luas rata – rata 0,23 ha. Biaya
menyebabkan penambahan satu satuan produksi rata-rata petani per periode
output lebih tinggi. Dengan kata lain sebesar Rp. 41.865.560,-. Penda-
elastisitas variabel biaya pupuk terhadap patan bersih rata – rata petani per
variabel pendapatan sebesar 0,558 (b4) periode sebesar Rp. 6.634.840,-.
artinya proporsi kenaikkan hasil lebih 2. Analisis R/C RATIO pada usaha agri-
besar dari proporsi penambahan input bisnis kentang di Kabupaten Karo
(increasing return to scale). adalah sebesar 1,16.
Untuk X5 = biaya tenaga kerja, 3. Faktor komponen biaya produksi yang
diperoleh bahwa ada pengaruh biaya paling berpengaruh terhadap penda-
tenaga kerja terhadap pendapatan secara patan petani pada usahatani kentang
tidak nyata. Hal ini dapat dilihat dari hasil di Kabupaten Karo adalah biaya obat-
analisis regresi linier berganda yang obatan dan biaya lahan. Hal ini
dilakukan diperoleh thitung sebesar - ditunjukkan dari nilai koefisien regresi
0,314.<t0.025,28 sebesar 2,093, dan jika yang paling besar dibanding faktor
dilihat dari nilai probabilitas (p_value) biaya produksi lain yang berpengaruh
sebesar 0,757 atau sebesar 75,7%. (biaya benih, biaya pupuk dan biaya
Dimana nilai ini lebih besar dari nilai tenaga kerja).
tingkat signifikansi () sebesar 5% atau
0,05. Ini menunjukkan bahwa ada UCAPAN TERIMA KASIH
pengaruh biaya tenaga kerja terhadap
pendapatan secara tidak nyata. Pada kesempatan yang baik ini kami
Berdasarkan hasil regresi linear ber- mengucapkan terimakasih yang sebesar-
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel besarnya kepada Yth : Bapak Dirjen Dikti
biaya tenaga kerja (X5) mempunyai pe- yang telah membiayai penelitian ini me-
ngaruh yang negatif terhadap pendapatan lalui program penelitian Dosen Pemula,
usahatani kentang (Y), dimana koefisien- Bapak Koordinator Kopertis I NAD-
nya menunjukkan sebesar -0,021 artinya SUMUT, Bapak Rektor serta Ketua
apabila variabel biaya tenaga kerja ber- Lemlit Univa atas kesempatan serta
tambah 1% cateris paribus (faktor lain fasilitas yang diberikan.
dianggap tetap) maka pendapatan usaha-
tani akan berkurang sebesar 0,021%. DAFTAR PUSTAKA
Keadaan ini disebut decreasing produc-
tivity, yaitu penambahan satu satuan input Badan Pusat Statistik. 2013. Data Luas
menyebabkan penambahan satu satuan Areal, Produksi dan Produktivitas
output lebih rendah. Dengan kata lain Kentang. Badan Pusat Statistik.
elastisitas variabel biaya tenaga kerja ter- Jakarta. www.bps.go.id.Tanggal
hadap variabel pendapatan sebesar 0,021 akses 18 Maret 2013.
(b5) artinya proporsi kenaikkan hasil lebih
kecil dari proporsi penambahan input Dinas Pertanian Kabupaten Karo. 2009.
(decreasing return to scale). Pertanian Kabupaten Karo.
Dari hasil penelitian dapat dilihat Pemerintah Kabupaten Karo.
bahwa ada pengaruh faktor – faktor kom-
ponen biaya produksi terhadap penda-
patan secara bersama-sama (simultan).
199
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...

Minsyah N.I., dan N Hasan. 2004.


Karakteristik dan Analisis Usahatani
Kentang di Dataran Tinggi Kerinci.
Jurnal Stigma. XII. (1) : 116-122.

Minsyah N.I., 2009. POTENSI Dan


Strategi Pengembangan Agribisnis
Kentang Di Kabupaten Kerinci
Provinsi Jambi. Laporan Penelitian.
Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Jambi .

Mustika, Y.A., 2009 Formulasi Strategi


Pengembangan Bisnis Kentang
(Solanum Tuberosum L.) Pada PT.
Dafa Teknoagro Mandiri Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor Jawa
Barat. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor

Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT


Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Saragih, B., 2001. Agribisnis: Paradigma


Baru Pembangunan Ekonomi Ber-
basis Pertanian. PT. Loji Grafika
Sarana.

Singh, J., and Kaur, L. 2009 Advances in


Potato Chemistry and Technology.
Chapter 1. Potato Origin and
Production by John E. Bradshaw and
Gavin Ramsay. pp 1-3. Elsevier Inc.
UK. ISBN: 978-0-12-374349-7

Sihombing, L. 2005. Analisis Tataniaga


Kentang di Propinsi Sumatera Utara.
Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA •
Vol. 40 • No. 2 • pp 94-99 September
2005.

Sudaryanto, T., IW. Rurastra dan P.


Simatupang. 2001. Strategi dan
Kebijaksanaan Pembanguna Eko-
nomi Pedesaan Berasis Agribisnis.
Makalah disampaikan pada Seminar
Optimalisasi Pemanfaatan Hasil-
Hasil Peneltian dan Pengkaian
Spesifik Lokasi Berwawasan Agri-
bisnis Dalam Mendukung Otonomi
Daerah, Jambi 12 – 13 November
2001.

Sudhono. 2000. Kajian Teknologi Pembi-


bitan Kentang Tingkat Petani di
Kabupaten Kerinci, Jambi. Laporan
Hasil Penelitian.

Anda mungkin juga menyukai