Dari data diatas dapat diketahui tahun dan maksimal 60 tahun. Untuk pen-
bahwa rata-rata umur petani sampel didikan rata-rata petani sampel berpen-
adalah 44 tahun dengan umur minimal 31 didikan tamat SMP, dengan pendidikan
193
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...
kuningan tetapi bukan karena penyakit. Biaya produksi adalah biaya yang
Rata – rata produksi kentang sebesar dikeluarkan petani dalam menghasilkan
7,63 ton/periode produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan
7. Harga Produksi antara lain: biaya lahan, biaya benih,
Petani sampel langsung menjual pro- biaya pupuk, biaya obat-obatan dan biaya
duksinya kepada pedagang pengumpul/ tenaga kerja yang dihitung dalam satu
agen. Harga berkisar antara Rp. 6.000,- periode produksi. Rata – rata biaya
hingga Rp. 6.500,-. Rata – rata harga produksi per periode sebesar Rp.
penjualan produksi adalah Rp. 6.336,-. 41.865.560,-.
8. Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Pendapatan adalah penerimaan yang
Petani diperoleh dari hasil penjualan yang di-
Penerimaan adalah penghasilan yang kurangi dengan biaya produksi yang telah
belum dikurangi biaya produksi, yang dikeluarkan petani dalam menghasilkan
dikeluarkan petani dalam menghasilkan produksi. Pendapatan rata – rata petani
produksi. Penerimaan ini merupakan per periode sebesar Rp. 6.634.840,-.
harga jual dikali dengan produksi (yang Rata-Rata Biaya Produksi, Penerimaan,
dihitung dalam periode). Penerimaan rata Pendapatan, Produksi dan Harga Jual
– rata petani per periode sebesar Rp. serta komponen biaya produksi usahatani
48.500.400,- dari luas rata – rata 0,23 ha. kentang dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6
di bawah ini.
Tabel 5. Rata-Rata Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan, Produksi dan Harga Jual
Biaya Produksi Penerimaan Pendapatan Produksi Harga Jual
Rp. Rp. Ton/Periode Rp. / Kg
Total 1.046.639.000 1.212.510.000 165.871.000 190,75 158.400
Rataan 41.865.560 48.500.400 6.634.840 7,63 6.336
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
R / C Rata – rata adalah 1,16. Hal kentang dapat ditarik kesimpulan bahwa
tersebut dapat diartikan bahwa untuk usahatani kentang memberikan
setiap Rp. 100,- yang dikeluarkan dalam keuntungan bagi petani yang
suatu awal kegiatan usaha diperoleh mengusahakan kentang, sehingga
penerimaan sebesar Rp. 116,- pada akhir kentang dapat dikatakan sebagai salah
kegiatan usaha. Sehingga dapat dikata- satu usahatani yang layak untuk
kan usahatani kentang di daerah pene- dikembangkan khususnya diusahakan di
litian layak diusahakan karena nilai R/C Kabupaten Karo.
Ratio nya lebih besar dari 1. Semakin 4. Analisis Regresi
besar R/C Ratio maka akan semakin Pengaruh Komponen Biaya
besar pula keuntungan yang diperoleh Produksi Terhadap Penerimaan
petani. Hal ini dapat dicapai bila petani Petani
mengalokasikan faktor produksi dengan Dari hasil analisa regresi linier ber-
lebih efisien. ganda komponen biaya produksi terha-
Dari jumlah pendapatan dan dap penerimaan petani pada Tabel 8
keuntungan yang diperoleh petani berikut.
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Komponen Biaya Produksi Usahatani
Terhadap Penerimaan Petani Tahun 2013.
Variabel Faktor Produksi Koefisien
t-hitung P_value
Belimbing Regresi
Intercept 5,138 2,127 0,047
X1 Biaya Lahan (Log X1) 0,102 3,021 0,007
X2 Biaya Benih (Log X2) 0,005 0,166 0,879
X3 Biaya Pupuk (Log X3) -0,223 -0,737 0,470
X4 Biaya Obat-Obatan (Log X4) 0,558 1,113 0,279
X5 Biaya Tenaga Kerja (Log X5) -0,021 -0,314 0,757
• R : 0,763
• R Square (R2) : 0,583
• t-tabel (=0,05) : 2,093
• F-hitung (=0,05) : 5,31
• F-tabel (=0,05) : 2,71
• P_value (=0,05) : 0,003
dilakukan diperoleh nilai thitung sebesar bila variabel biaya benih bertambah 1%
3,021 > t0.025,25 sebesar 2,093 dan jika cateris paribus (faktor lain dianggap tetap)
dilihat dari nilai probabilitas (p_value) maka pendapatan usahatani akan ber-
sebesar 0,007 atau sebesar 0,7 %. tambah sebesar 3,0%. Keadaan ini di-
Dimana nilai ini lebih kecil dari nilai tingkat sebut increasing productivity, yaitu pe-
signifikansi () sebesar 5% atau 0,05. Ini nambahan satu satuan input menye-
menunjukkan bahwa pengaruh biaya babkan penambahan satu satuan output
lahan terhadap pendapatan petani secara lebih tinggi. Dengan kata lain elastisitas
nyata. Hal ini disebabkan karena semakin variabel biaya benih terhadap variabel
besar biaya lahan yang dikeluarkan petani pendapatan sebesar 0,005 (b2) artinya
untuk usahatani maka akan semakin proporsi kenaikkan hasil lebih besar dari
mengurangi penerimaan petani. Biaya proporsi penambahan input (increasing
untuk lahan jika lahan nya disewa maka return to scale).
akan mengurangi pendapatan petani, Untuk X3 = biaya pupuk, diperoleh
tetapi jika lahan tersebut milik sendiri bahwa ada pengaruh biaya pupuk
maka biaya lahan dapat menjadi sumber terhadap pendapatan secara tidak nyata.
pendapatan petani. Walaupun dari hasil analisis regresi linier
Berdasarkan hasil regresi linear ber- berganda yang dilakukan diperoleh t hitung
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel sebesar -1,249 <t0.025,25 sebesar 2,093
biaya lahan (X1) mempunyai pengaruh variabel ini pengaruhnya tidak nyata, dan
yang positif terhadap pendapatan petani jika dilihat dari nilai probabilitas (p_value)
dalam usahatani (Y), dimana koefisiennya sebesar 0,470 atau sebesar 47,0%.
menunjukkan sebesar 0,102 artinya apa- Dimana nilai ini lebih besar dari nilai
bila variabel biaya lahan bertambah 1% tingkat signifikansi () sebesar 5% atau
cateris paribus (faktor lain dianggap tetap) 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa
maka pendapatan petani dalam usahatani ada pengaruh biaya pupuk terhadap
akan bertambah sebesar 10,2%. Keadaan pendapatan secara tidak nyata.
ini disebut increasing productivity, yaitu Berdasarkan hasil regresi linear ber-
penambahan satu satuan input menye- ganda, dapat ditentukan bahwa variabel
babkan penambahan satu satuan output biaya pupuk (X3) mempunyai pengaruh
lebih tinggi. Dengan kata lain elastisitas yang negatif terhadap pendapatan usa-
variabel biaya lahan terhadap variabel hatani kentang (Y), dimana koefisiennya
pendapatan petani sebesar 0,102 (b1) menunjukkan sebesar -0,223 artinya
artinya proporsi kenaikkan hasil lebih apabila variabel biaya pupuk bertambah
besar dari proporsi penambahan input 1% cateris paribus (faktor lain dianggap
(increasing return to scale). tetap) maka pendapatan usahatani akan
Untuk X2 = biaya benih, diperoleh berkurang sebesar 22,3%. Keadaan ini
bahwa ada pengaruh biaya benih ter- disebut decreasing productivity, yaitu pe-
hadap pendapatan secara tidak nyata. nambahan satu satuan input menye-
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis babkan penambahan satu satuan output
regresi linier berganda yang dilakukan lebih rendah. Dengan kata lain elastisitas
diperoleh thitung sebesar 0,166 < t0.025,25 variabel biaya lahan terhadap variabel
sebesar 2,093, dan jika dilihat dari nilai pendapatan sebesar 0,223 (b3) artinya
probabilitas (p_value) sebesar 0,870 atau proporsi kenaikkan hasil lebih kecil dari
sebesar 87,0%. Dimana nilai ini lebih proporsi penambahan input (decreasing
besar dari nilai tingkat signifikansi () se- return to scale).
besar 5% atau sebesar 0,05. Ini menun- Untuk X4 = biaya obat-obatan, diper-
jukkan bahwa pengaruh biaya benih oleh bahwa ada pengaruh biaya obat-
terhadap pendapatan secara tidak nyata. obatan terhadap pendapatan secara tidak
Hal ini disebabkan biaya benih meru- nyata. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pakan komponen biaya produksi terbesar analisis regresi linier berganda yang
dalam usahatani. dilakukan diperoleh thitung sebesar 1,113
Berdasarkan hasil regresi linear ber- <t0.025,28 sebesar 2,093, dan jika dilihat
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel dari nilai probabilitas (p_value) sebesar
biaya benih (X2) mempunyai pengaruh 0,279 atau sebesar 27,9%. Dimana nilai
yang positif terhadap pendapatan usaha- ini lebih besar dari nilai tingkat signifikansi
tani kentang (Y), dimana koefisiennya () sebesar 5% atau 0,05. Ini menun-
menunjukkan sebesar 0,005 artinya apa- jukkan bahwa pengaruh biaya obat-
198
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...
obatan terhadap pendapatan secara tidak Hal ini disebabkan adanya pengaruh
nyata. biaya lahan terhadap pendapatan dimana
Berdasarkan hasil regresi linear ber- biaya lahan dikaitkan pada status kepe-
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel milikan dan luas lahan yang digunakan
biaya obat-obatan (X4) mempunyai pe- petani untuk kegiatan usahataninya se-
ngaruh yang positif terhadap pendapatan hingga jumlah produksi dapat lebih di-
usahatani kentang (Y), dimana koefi- tingkatkan yang akan menambah jumlah
siennya menunjukkan sebesar 0,558 pendapatan yang diterima petani.
artinya apabila variabel biaya obat-obatan
bertambah 1% cateris paribus (faktor lain KESIMPULAN
dianggap tetap) maka pendapatan usa-
hatani akan bertambah sebesar 55,8%. 1. Penerimaan kotor rata – rata petani
Keadaan ini disebut increasing produc- per periode sebesar Rp. 48.500.400,-
tivity, yaitu penambahan satu satuan input dari luas rata – rata 0,23 ha. Biaya
menyebabkan penambahan satu satuan produksi rata-rata petani per periode
output lebih tinggi. Dengan kata lain sebesar Rp. 41.865.560,-. Penda-
elastisitas variabel biaya pupuk terhadap patan bersih rata – rata petani per
variabel pendapatan sebesar 0,558 (b4) periode sebesar Rp. 6.634.840,-.
artinya proporsi kenaikkan hasil lebih 2. Analisis R/C RATIO pada usaha agri-
besar dari proporsi penambahan input bisnis kentang di Kabupaten Karo
(increasing return to scale). adalah sebesar 1,16.
Untuk X5 = biaya tenaga kerja, 3. Faktor komponen biaya produksi yang
diperoleh bahwa ada pengaruh biaya paling berpengaruh terhadap penda-
tenaga kerja terhadap pendapatan secara patan petani pada usahatani kentang
tidak nyata. Hal ini dapat dilihat dari hasil di Kabupaten Karo adalah biaya obat-
analisis regresi linier berganda yang obatan dan biaya lahan. Hal ini
dilakukan diperoleh thitung sebesar - ditunjukkan dari nilai koefisien regresi
0,314.<t0.025,28 sebesar 2,093, dan jika yang paling besar dibanding faktor
dilihat dari nilai probabilitas (p_value) biaya produksi lain yang berpengaruh
sebesar 0,757 atau sebesar 75,7%. (biaya benih, biaya pupuk dan biaya
Dimana nilai ini lebih besar dari nilai tenaga kerja).
tingkat signifikansi () sebesar 5% atau
0,05. Ini menunjukkan bahwa ada UCAPAN TERIMA KASIH
pengaruh biaya tenaga kerja terhadap
pendapatan secara tidak nyata. Pada kesempatan yang baik ini kami
Berdasarkan hasil regresi linear ber- mengucapkan terimakasih yang sebesar-
ganda, dapat ditentukan bahwa variabel besarnya kepada Yth : Bapak Dirjen Dikti
biaya tenaga kerja (X5) mempunyai pe- yang telah membiayai penelitian ini me-
ngaruh yang negatif terhadap pendapatan lalui program penelitian Dosen Pemula,
usahatani kentang (Y), dimana koefisien- Bapak Koordinator Kopertis I NAD-
nya menunjukkan sebesar -0,021 artinya SUMUT, Bapak Rektor serta Ketua
apabila variabel biaya tenaga kerja ber- Lemlit Univa atas kesempatan serta
tambah 1% cateris paribus (faktor lain fasilitas yang diberikan.
dianggap tetap) maka pendapatan usaha-
tani akan berkurang sebesar 0,021%. DAFTAR PUSTAKA
Keadaan ini disebut decreasing produc-
tivity, yaitu penambahan satu satuan input Badan Pusat Statistik. 2013. Data Luas
menyebabkan penambahan satu satuan Areal, Produksi dan Produktivitas
output lebih rendah. Dengan kata lain Kentang. Badan Pusat Statistik.
elastisitas variabel biaya tenaga kerja ter- Jakarta. www.bps.go.id.Tanggal
hadap variabel pendapatan sebesar 0,021 akses 18 Maret 2013.
(b5) artinya proporsi kenaikkan hasil lebih
kecil dari proporsi penambahan input Dinas Pertanian Kabupaten Karo. 2009.
(decreasing return to scale). Pertanian Kabupaten Karo.
Dari hasil penelitian dapat dilihat Pemerintah Kabupaten Karo.
bahwa ada pengaruh faktor – faktor kom-
ponen biaya produksi terhadap penda-
patan secara bersama-sama (simultan).
199
Diah Wiyani Budiwan, et al : Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani ……………...