Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dalam satu malam. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dalam satu malam. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti

1
BAB 1 PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Berbagai bangunan yang dirancang oleh mahasiswa Arsitektur maupun arsitek tidak
dapat berfungsi dengan baik tanpa mempedulikan adanya kelengkapan fasilitas bangunan
yang digunakan untuk menunjang tercapainya kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.

Kelengkapan fasilitas bangunan tersebut adalah Utilitas, yang merupakan suatu ilmu
pengetahuan teknik Arsitektur disamping ilmu-ilmu lain mengenai bangunan, yang harus
dipelajari oleh seorang arsitek dalam koordinasi merancang bangunan.

II. Maksud dan Tujuan

Utilitas yang dipelajari di sini terbatas pada sistem dan perhitungan praktik saja, bukan
merupakan cara perhitungan secara teliti yang dipelajari oleh ahli-ahlinya, seperti ahli di
bidang mekanikal, elektrikal maupun ahli lainnya.

Dengan mempelajari Ilmu Utilitas, para mahasiswa arsitektur akan mendapatkan hasil
yang cukup baik dalam percangannya.

III. Batasan masalah

Sistem utilitas di sini membahas perancangan sistem plambing, sistem pencegahan


kebakaran, sistem pengudaraan, sistem pencahayaan, penangkal petir, transportasi dalam
bangunan, pembuangan sampah.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

UTILITAS DAN LINGKUNGAN

Sebelum mempelajari Ilmu Utilitas perlu dimengerti adanya penghematan segala sesuatu
yang berhubungan antara kelengkapan bangunan dan lingkungan. Kelengkapan utama
dalam bangunan terdiri dari 3 unsur pokok:

1. Air
Air bersih yang semakin langkah saat ini diupayakan agar digunakan sehemat
mungkin. Begitu pula sisa-sisa air pembuangan yang tampak tidak berharga juga
harus dimanfaatkan kembali semaksimal mungkin. Dengan demikian, kebutuhan
air dalam lingkungan bangunan tidak akan berkurang.

2. Matahari/Cahaya Matahari
Indonesia beriklim tropis sangat kaya akan sinar matahari. Oleh karena itu,
sedapat mungkin, sedapat mungkin cahaya matahari dimanfaatkan sebaik-
baiknya sehingga penunggunaan cahaya buatan yang membutuhkan energy
tambahan dapat dikurangi.

3. Udara/Angin
Selama angina/udara segar di luar bangunan masih dapat digunakan di dalam
perancangan bangunan, sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
sehingga memberikan suatu lingkungan yang nyaman dalam melaksanakan
kegiatan kerja sehari-hari.

Dalam perancangan suatu bangunan, perlu diperhatikan penggunaan air yang hemat,
persiapan tempat-tempat air rembesan air, penggunaan cahaya alam dan aliran angina
segar yang sebaik mungkin, serta pengurangan pengggunaan cahaya dan aliran angin
buatan. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka akan tercipta suatu lingkungan yang
seimbang.

3
UTILITAS BANGUNAN

Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan
komunikasi, dan mobilitas bangunan.

Perancang bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan percangan yang lain, seperti peracangan arsitektur, peracangan
struktru, peracangan interior dan percangan lainnya.

Perancangan utilitas terdiri dari:

1) Perancangan plambing dan sanitasi


2) Perancangan pengudaraan/penghawaan
3) Perancangan penerangan/pencahayaan
4) Perancangan pembuangan sampah

Dengan memperhatikan serta mempelajari semua perancangan tersebut, diharapkan


percangan suatu bangunan dapat memberikan hasil perancangan yang optimal.

1) PERENCANAAN SISTEM PLAMBING

Sistem peralatan plambing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air ke
tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-
daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.

Jenis Peralatan Plambing

Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu


kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan.

Peralatan tersebut terdiri dari:

a. Peralatan untuk penyediaan air bersih,


b. Peralatan untuk penyediaan air panas,
c. Peralatan untuk pembuangan air kotor, dan
d. Peralatan-peralatan lain yang adaa hubungannya terhadap perencanaan pemipaan

Selain syarat-syarat di atas harus pula diperhatikan cara-cara pemasangan yang baik,
seperti penyambungan hubungan dari pipa-pipa yang besar ke yang kecil atau sebaliknya.

4
Instalasi plambing harus menggunakan bahan-bahan yang bahannya memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut.

a. Daya tahan bahan harus lama, minimal 30 tahun


b. Permukaan halus dan tahan air
c. Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-
bahan yang dimaksud.
d. Bebas dari kerusakan, baik mekanis maupun yang lain.
e. Mudah pemeliharaannya.
f. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku.

Alat-alat Pendukung Plambing/Fixtures

Dalam perancangan plambing, perlu diperhatikan bahan/alat plambing. Untuk bahannya


dapat digunakan: pipa besi tuang(galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga (untuk air
panas). Penggunaan pipa ini tergantung dari jenis bangunan dengan tekanan tertentu
sesuai dengan besar dan tinggi bangunannya. Ukuran yang sering digunakan mulai dari
diameter: 1/2” sampai 2” untuk rumah tinggal, dan 1/2" sampai 6” untuk bangunan tinggi.

Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari sistem pembuangan dari instalasi,
dapat berupa: kran, kloset: wastafel (lavatory), urinor, bath tub, shower dan lain-lain.

Alat plambing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan air dan juga alat
plambing lain untuk mengalirkan air yang sudah dipakai.

Air

Air yang merupakan kebutuhan manusia adalah pelengkap yang harus disediakan dalam
alat plambing.

Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih(dingin atau panas), air
kotor(air sisa, air limbah, air hujan, dan air limbah khusus).

Air bersih yang dimaksud di sini adalah air minum, yaitu air yang dapat diminum dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Agar air minum tidak menggangu kesehatan
manusia dan menggangu peralatan-peralatan, diperlukan suatu syarat-syarat fisik, kimia,
dan bakteriologis yang ditentukan oleh dinas kesehatan negara.

Syarat-syarat fisik air minum:

a. Jernih bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa;
b. Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajat celcius
c. Memenuhi syarat kesehatan.
d.

5
Sumber air

Air yang berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah. Biasanya terdapat
pada daerah-daerah yang bergunung berapi, sebagai mata air sungai.

Air danau atau juga air tadah hujan, kemudian ditampung dan diolah sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai air minum.

Air sungai yang dibuat bendungan, kemudian diolah dan diproses oleh perusahaan untuk
warga/masyarakat yang memerlukan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh Perusahaan Air
Minum/PAM.

Air dari dalam tanah, berupa sumur galian atau sumur pompa untuk kebutuhan sendiri-
sendiri atau kebutuhan dalam jumlah kecil dengan kedalaman tergantung dari tinggi
permulaan air tanah, sekitar 5 sampai 15 meter.

Macam-macam sumur yang mendapatkan air dalam tanah;

a. Sumur pompa/sumur galian = 5-15 m


b. Sumur pompa dengan mesin= 15-40 m
c. Sumur pompa dengan mesin/semi deep well= kedalaman 100 m lebih

Kebutuhan Air

Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninya
ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan..

Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut:

a. Keperluan-keperluan: (i) untuk minum, memasak/dimasak, (ii) untuk keperluan


mandi, buang air kecil dan air bersih, (iii) untuk mencuci: cuci pakaian, cuci
tangan/badan, cuci peralatan dan cuci perlengkapan, seta (iv) untuk proses seperti
industri.
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: (i) air panas, (ii) water cooling/AC, dan (iii)
kolam renang, air mancur/taman.
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: (i) air untuk hidran, dan (ii) air untuk sprinkler
d. Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan.

Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah
penghuninya. Untuk mendapatkan jumlah yang besar digunakan sumur pompa dalam
(deep well) dengan jumlah debit yang tinggi.

Besar kebutuhan air, khususnya untuk kebutuhan manusia, dihitung rata-rata/orang/hari


tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.

6
Tabel 1.1 Kebutuhan Air Menurut Tipe Bangunannya

TIPE BANGUNAN LITER/HARI


Sekolah 57
Sekolah + kafetaria 95
Apartemen 133
Kantor 57-125
Taman umum 19
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah Sakit Umum 570/unit
Rumah Perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur dari hotel 38
Motel 190/tempat tidur
Drive in 19/mobil
Pertokoan 1.520/toilet
Service station 38
(tiap mobil yang di-service)
Airport 11-19/penumpang
Gereja 19-26/tempat tidur
Rumah tinggal 150-285
marina
- Toilet 38
- Wastafel 157
- shower 570
Sumber; Mechanical and Electrical Equipment for Building

7
SISTEM PEMIPAAN PLAMBING

Sistem pemipaan, menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air ke
tempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu sistem horizontal dan sistem
vertical.

Sistem Horizintal

Sistem horizontal adalah suatu sistem pemipaan yang banyak digunakan untuk
mengalirkan kebtuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal
yang tidak bertingkat.

Ada dau cara yang dipakai untuk sistem pemipaan horizontal, yaitu sebagai berikut.

a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir.


Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efisien, dan
kerugiannya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh
semakin kecil daya pancaranya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring.
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang benyak, padahal kekuatan
daya pancar ke semua titik-titik akan menghasilkan air yang sama.

Sistem Vertical

Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem vertikal banyak digunakan pada
bangunan-bangunan bertingkat tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan
menampung lebih dulu pada tangki air(ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan
dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem

8
ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau
sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.

Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan.
Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan
menggunakan sistem gravitasi/diturunkan secara langsung. Pada tempat-tempat tertentu
yang jaraknya kurang dari 9 m dari tangki digunakan alat tambahan untuk memperkuat
pancaran air, misalnya menggunakan pompa tekan

Air Panas

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dang digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan
perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit, dang
bangunan-bangunan umum. Pada daerah-daerah yang beriklim atau berudara sejuk, air
panas sangat diperlukan. Oleh karena itu, sistem plambing air panas ini menggunakan
pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya
tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk
menahan panas).

Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik air harus melewati alat-
alat pemanas dengan sistem yang berbeda-beda. Alat pemanas yang yang sering
digunakan adalah:

a. Pemanas dengan gas: air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang
dipanaskan
b. Pemanas air listrik
c. Pemanas air energy surya: sistem pemanas energi surya menggunakan tabung
penyimpanan dan letaknya harus dipasang di atas atap bangunan untuk
mendapatkan panas matahari

9
Penyimpanan Air Bersih

Untuk penyimpanan air bersih dari pompa atau PAM, volume air disesuaikan dengan
keperluan penghuni seleruhnya dihitung per 8 jam.

Air tersebut dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.

Ground Reservoir

Kompleks perumahan dan bangunan-bangunan tinggi memerlukan ruangan yang besar


untuk ground reservoir. Oleh karena itu, perancang harus dapat memikirkan tempatnya.
Begitu pula ruangan lain sebagai penunjang, seperti ruang pompa dan tempat-tempat
pengurasannya. Untuk memenuhi persyaratan sebagai tempat penyimpanan air digunakan
bahan dari beton.

Tangki Air(di atap)

Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakan di atas
bangunan. Dengan letak demikian diusahakan tangki tersebut terbuat dari bahan yang
ringan/bukan beton, seperti fibre glass atau plat-plat baja yang terdiri dari komponen-
komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki.

Air Buangan/Air Kotor

Air buangan/air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi dalam
beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya.

a. Air bekas buangan; air yang digunakan untuk mencuci, mandi dan bermacam-
macam lain penggunaannya.
b. Air limbah; air untuk membersihkan limbah/kotoran.
c. Air hujan; air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan
d. Air limbah khusus; air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu
seperti air bekas dari rumah sakit, labolatorium, restoran, dan pabrik.

Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang digabung pembuangannya
adan ada yang harus dipisahkan serta diproses tersendiri.

Sistem air kotor plambing harus diperhatikana cara pembuangan dan penyambungannya
supaya tidak terjadi perembesan yang berakibat mencemarkan lingkungan. Selain itu,
pipa-pipa dibuat/dipasang dalam ukuran yang besar mulai dari diameter 3’’ sampai
dengan 6’’ dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran air kotor tersebut.

10
Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem Pembuangan Air Bekas

Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakaian, kendaraan,
cucian peralatan masakan dan beberapa cucian lainnya. Untuk pipa pembuangan dapat
digunakan pipa-pipa PVC; untuk pipa-pipa vertikal dan pembuangan horizontal
digunakan pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya.
Mengingat panjang PVC 400 cm, maka sistem pemipaan pembuangan air bekas, baik
vertikal dan horizontal diusahakan setiap 400 cm dibuat sambungan/dihubungkan dengan
pipa-pipa lain. Untuk pipa vertikal, diusahakan hubungan menggunakan sambungan
dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air balik. Untuk
sambungan-sambungan horizontal, juga dapat digunakan sambungan bersedut lebih dari
90 derajat atau menggunakan bak-bak kontrol. Pembuangan air ini dapat dialirkan ke
saluran lingkungan atau saluran kota praja.

Air Limbah

Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limbah ini
tidak diperbolehkan dibuang semberangan/dibuang ke seluruh lingkungan, tetapi harus
ditampung ke dalam bak penampung.

Sistem Pembuangan Air Limbah

Saluran air limbah di tanah/di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan
tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan
0,5-1% ke dalam bak penampung yang disebut septic tank. Bak penampung air limbah
tidak diperbolehkan dicampur dengan bekas buangan apalagi yang mengandung sabun.

Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic tank
dengan volume 1-1,5 m3 dengan dibuat perembesan. Untuk bangunan-bangunan yang
banyak penghuninya, penampungan air limbah harus menggunakan septic tank
berukuran besar yang sering disebut sebagai pengolah limbah (sewage treatment).
Sewage treatment plant (STP) adalah tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya
cukup banyak.

Limbah yang terkumpul diolah secara mekanis, diaduk, diberi udara supaya bakteri-
bakteri yang ikut mengolah limbah dapat hidup dengan baik sehingga dapat segera
memproses kotoran-kotoran/limbah tersebut. Hasil pengolahan limbah diberi zat
pembersih sehingga air bekas pengolahan dapat di pompa keluar untuk dibuang melalui
saluran-saluran kota atau dapat digunakan kembali, seperti menyiram tanaman dan
mendinginkan alat pendingin (air condition)

11
Sewage Treatment dapat diletakan di luar gedung/halaman atau dapat dibuat di bagian
lantai yang paling bawah/lebih rendah dari toilet yang terendah. Di dalam ruangan
sewage tersebut, orang harus dapat masuk untuk mengontrol sehingga diperlukan
penerangan dan ventilasi (exhaust fan)

Air Limbah Khusus

Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus, seperti
restoran-restoran yang besar, pabrik-pabrik/industry kimia, bengkel rumah sakit, dan
labolatorium. Air limbah khusus ini harus ditampung di tempat tertentu, dengan treatment
tersendiri, lalu dapat dibuang bersama-sama dengan air bekas biasa.

2) Pengudaraan/Penghawaan

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau
bangunan-bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yabg dilakukan pada daerah
yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi,
maka diperlukan usaha untuk mendapatkan usaha segar dari aliran udara alam dan aliran
udara buatan.

Cara mendapatkan udara segar dari alam: (a) memberikan bukaan pada daerah-daerah
yang diinginkan, dan (b) memberikan ventilasi yang sifatnya menyilang baik dalam
rumah tinggal maupun pada bangunan-bangunan.

Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam dengan
suhu/temperature <30 derajat celcius dan banyak mengandung O2. Dengan memenuhi
persyaratan tersebut, kenyamanan akan dapat dinikmati sehingga semua kegiatan di
bangunan dapat berjalan dengan baik.

Udara di sebagian kota-kota besar di Indonesia terutama daerah dengan ketinggian tidak
jauh dari permukaan laut, kurang memberikan kenyamanan karena: (a) udaranya panas

12
23-24 derajat celcius; (b) udaranya kotor/berdebu/berasap; dan (c) angina tidak menentu,
khususnya pada bangunan tinggi, angina mempunyai kecepatan tinggi.

Dengan demikian perlu diadakan suatu acara untuk mendapatkan kenyamanan dengan
menggunakan alat penyegaran udara (air condition).

Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai
temperature dan kelembaban yang sesuai dengan yang diinginkan dan diisyaratkan. Udara
yang segar/dingin, kering dan mengandung O2, setelah dinikmati oleh penghuninya akan
berubah menjadi panas, basah, dan berkurang kandungan O2-nya sehingga untuk
mendapatkan udara yang segar perlu diberikan tambahan udara yang mengandung O2.

Sistem penyegaran udara pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan utama.

13
1. Penyegaran udara untuk kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan
tertentu.
2. Penyegaran udara untuk industry; penyegaran udara di ruangan diperlukan oleh
proses, bahan, peralatan atau barang yang ada di dalamnya.

Sistem penyegaran udara untuk industry dirancang untuk memperoleh temperature


kelembaban dan distribusi udara yang sesuai dengan dipersyaratkan oleh proses serta
peralatan yang dipergunakan di dalam ruangan yang bersangkutan. Penyegaran udara ini
akan membuat udara dalam ruangan menjadi segar, sehingga karyawan dapat bekerja
lebih baik dan efisiensi kerja dapat ditingkatkan. Untuk rumah sakit, penyegaran udara ini
akan dapat memberikan ketenangan dan mengurangi penderitaan pasien, serta
memberikan kesegaran kerja bagi dokter dan perawatnya. Penyegaran udara ini juga
sudah banyak digunakan pada rumah-rumah tinggal, selain ada bangunan-bangunan
umum dan khususnya pada semua bangunan yang terletak di daerah tropis.

Jenis Penyegaran Udara

Mesin penyegaran udara mempunyai 3 unit alat yang mengubah udara panas menjadi
dingin. Mesin tersebut adalah;

a. Evaporator, pipa yang berisi gas refrigerant yang cair dan dingin, serta dihembus
oleh udara.
b. Kompresor, alat untuk menekan gas refrigerant untuk menjadikan refrigerant
yang cair dan dingin
c. Kondensor, alat untuk mengembalikan refrigerant cair menjadi gas dengan hasil
pengembunan air.

Dengan alat-alat tersebut, jenis penyegaran udara dapat dibagi dalam beberapa macam
dengan menyusuaikan besar kecilnya ruangan yang akan diinginkan udaranya.

1. Mesin penyegar udara yang menyatukan ketiga alat tersebut (evaporator,


kompresor, kondensor) dalam bentuk kotak kecil yang disebut penyegaran udara
ruang(Room Air Conditioner=AC).berukuran kecil dengan kapasitas 0,4-2,2KW
dimana 1 ton refrigerant (TR)= 1,25 KW. Mesin ini sering disebut AC window.
2. Mesin penyegaran udara yang kecil; mesin evaporatornya terpisah di dalam kotak
dan terletak di dalam ruangan. Sering disebut indoor unit karena banyak
digunakan untuk penyegaran udara ruang tidur, ruang tamu/keluarga, ruang
kantor yang kecil, ruang kelas dan lain-lain. Unit mesin ini dapat dipasang di
lantai (floor type), di dinding (wall type), dan langit-langit (ceiling type).
Unit lainnya berisi kompresor dan kondensor yang berada di luar ruangan, sering
di sebut unit outdoor yang dihubungkan dengan unit indoor oleh pipa yang berisi
refrigerant. Mesin penyegar udara ini sering disebut AC split dan AC multi-split
dengan kapasitas 0.4-2,2 KW.

14
Sistem Penyegaran Udara

Tujuan penyegaran udara adalah berusaha supaya temperature kelembaban, kebersihan,


dan penyaluran (distribusi) udara dalam ruangan memperoleh keadaan yang diinginkan
sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Beberapa faktor pertimbangan pemelihan sistem
penyegaran udara adalah sebagai berikut.

Factor Kenyamanan

Faktor kenyamanan ini dapat ditentukan oleh beberapa hal yang menyangkut;
temperature rata-rata, kelancaran aliran udara, serta suara aliran udara.

Faktor Ekonomi

Dalam hal ini harus diperhatikan; biaya awal, biaya operasi, biaya perawatan.

Beberapa factor operasi dan perawatan meliputi: konstruksi yang sederhana, ketahanan
peralatanya, mudah perawatannya, mudah dicapai oleh tenaga yang merawat, dan cukup
efesien.

Sistem Penyegaran Udara Untuk Berbagai Gedung.

Mengingat penggunaan alat penyegaran udara untuk berbagai macam ruangan dengan
kegiatan yang berbeda-beda, maka diperlukan alat penyegaran udara yang sesuai denga
fungsi ruang tersebut.

Bangunan Kantor

Untuk gedung kantor yang besar, penyegaran udara diperlukan untuk memberikan
kenyamanan lingkungan kerja. Oleh karena itu, perlu diadakan pembagian zona (daerah),
yang terdiri daerah pinggir (perimeter) yang banyak dipengaruhi oleh kondisi udara luar
gedung dan daerah interior (dalam) yang tidak banyak dipengaruhi udara luar. Biasanya
digunakan sistem penyegaran udara tunggal sentral dengan volume udara yang bervariasi
dengan unit induksi atau unit coil kipas udara.

Bangunan Hotel

Hotel terdiri dari beberapa ruangan dan kamar-kamar sehingga harus menyediakan alat
penyegaran udara lebih dari satu sistem. Dengan demikian, dapat digunakan sistem
saluran udara sentral untuk hall, dan lobby, serta coil kipas udara(FCU= fan coil unit)
untuk kamar-kamar.

Bangunan Rumah Sakit

Untuk rumah sakit, baik umum maupun khusus, perlu dibedakan fungsi dari ruangan-
ruangan tersebut. Ruang tunggu/administrasi, dan pelayanan lain menggunakan sistem
penyegaran udara seperti kantor-kantor, tetapi di ruangan-ruangan seperti bangsal

15
digunakan sistem penyegaran udara dengan unit coil kipas udara. Dibuat juga saringan
udara yang harus selalu diperiksa dan dirawat supaya tidak terjadi penularan penyakit.
Masing-masing ruangan berfungsi sebagai tempat perawatan dengan penyakit yang
berbeda-beda menggunakan sistem pendingin udara yang sama seperti bangunan hotel.

Bangunan Industri

Sistem penyegaran untuk keperluan industry dibagi menjadi 2 golongan, yaitu


penyegaran karyawan dan untuk penyegaran industry, dengan mempertimbangkan
kelembaban udara yang digunakan dalam proses industry (jenis produksinya)

Bangunan Rumah Tinggal

Rumah-rumah besar menggunakan sistem ruang mesin dengan sistem penyegaran udara
saluran tunggal sentral dan sistem unit paket. Untuk mendinginkan rumah atau
apartement biasanya 1 atau 2 ruangan dilayani oleh 1 alat pendingin atau sistem saluran
tunggal sentral(AC split atau multi-split)

Penempatan Ruang AC dan Sistem Distribusi Pengudaraan

Untuk merancang penempatan ruang AC diperlukan beberapa cara:

a. Ruang AC terletak di tengah ruangan yang akan diberikan pengudaraan. Sistem


ini paling efisien baik pemipaan maupun penyebaran udaranya.
b. Ruang AC terletak langsung berhadapan dengan ruangan yang akan diberikan
pengudaraan. Kerugiannya adalah pengurangan cahaya alam dan terhalangnya
pandangan.
c. Ruang AC berada di laur bangunan. Kerugiannya adalah pemipaan isolasi dari
udara yang dingin banyak terbuang. Keuntungannya hanya memudahkan servis
dan kebutuhan air untuk AC
d. Ruang AC terletak di antara ruang yang didistribusikan penghawaan.

Dalam pendistribusian udara dingin dari mesin AC keruangan yang memerlukan,


terdapat 3 cara sistem pendistrian.
a. Sistem radial pattern, dapat memperpendek jangkauan/pemipaan pengudaraan.
b. Sistem perimeter loop, membuat pemipaan melingkar sehingga kekuatan
pancaran udara dingin akan mempunyai nilai yang sama.
c. Sistem lateral, sistem yang paling praktis dengan menggunakan pemipaan utama
dan cabang.

16
3) Penerangan/Pencahayaan

Perancangan bangunan bertingkat harus mempelajari masalah penerangan atau


pencahayaan sehingga bangunan dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Selain
itu, perancang bangunan harus juga memperhatikan manfaat penerangan atau
pencahayaan alam selama masih dapat dimanfaatkan.

Matahari

Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat
dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu, harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah tropis yang terletak di garis
khatulistiwa, matahari memancarkan sinarnya sepanjang tahun tanpa perbedaan
siang dan malam. Tidak seperti daerah-daerah subtropics, waktu penyinaran
matahari pada siang hari lebih banyak daripada malam hari atau sebaliknya.

Pemanfaatan Cahaya Matahari

Matahari selain memberikan panas (radiasi) juga memberikan cahaya (sinar).


Mengingat cahaya matahari pada siang hari adalah cahaya yang bermanfaat sekali
bagi semua kehidupan di darat dan air, maka cahaya matahari sangat diperlukan
khususnya dalam pencahayaan bangunan. Tujuan pemanfaatan cahaya matahari
sebagai penerangan alami dalam bangunan adalah sebagai berikut.

a. Menghemat energy dan biaya operasional bangunan.


b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung
ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan
memperjelas kesan ruang;
c. Mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik
sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung.

Pemanfaatan cahaya matahari ke dalam ruang dapat dilakukan dengan berbagai


cara, dilihat dari arah jatuhnya sinar matahari dan komponen/bidang-bidang yang
membantu memasukan dan memantulkan cahaya matahari. Sudut jatuhnya sinar
matahari berbeda-beda pada setiap daerah. Deklamasi matahari itu berubah-ubah
antara 23 ½ derajat lintang utara pada bulan Juni, 0 derajat garis khatulistiwa pada
bulan Maret dan September, 23 ½ derajat lintang selatan pada bulan Desember.

17
Pada umumnya cahaya matahari yang jatuh dipermukaan tanah/bangunan dapat
dinyatakan sebagai berikut.

a. Cahaya matahari langsung jatuh pada bidang kerja.


b. Refleksi/pantulan cahaya matahari dari benda yang berbeda di luar rumah
dan masuk melalui jendela.
c. Refleksi/pantulan cahaya matahari dari halaman, yang untuk kedua kalinya
dipantulkan kembali oleh langit-langit dan dinding kea rah bidang kerja.
d. Cahaya yang jatuh di lantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.

Berdasarkan refleksi cahaya matahari ini sangat dipengaruhi oleh bahan


pemantulan dan warna, sedangkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke
dalam ruangan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor berikut ini.

a. Jenis bahan yang dipergunakan adalah tembus cahaya, misalnya kaca


polos, kaca berwarna, dan fibre glass
b. Warna bahan sebagai bidang pantulan yang berpengaruh adalah warna
dinding, langit-langit, dan lantai. Semakin warnanya muda dan cerah,
semakin banyak memantulkan cahaya.
c. Luas bidang bukaan/jendela
d. Pengurangan intensitas cahaya oleh kisi-kisi (sunscreen) dan pohon.

Matahari berjalan/merambat dari arah Timur ke Barat. Hal ini mempengaruhi


besar cahaya ke dalam ruangan yang menghadap kea rah Timur, Barat, Utara, dan
Selatan. Pada peracangan bangunan, khususnya bangunan bertingkat tinggi,
permukaan kacanya diusahakan menghadap arah Utara atau Selatan untuk
menghindari radiasi panas matahari yang masuk kedalam ruangan. Radiasi ini
berpengaruh besar terhadap sistem pengudaraan buatan di dalam ruangan. Apalagi
matahari baru menyinarkan cahaya yang panas dan terang pada pukul 10.00 s.d.
15.00, dan kesempatan untuk bekerja biasanya pukul 8.00 s.d. 17.00. khususnya di
kota-kota besar yang beriklim panas, perancang bangunan tingkat tinggi
cenderung membuat bangunan tertutup dengan menggunakan pengudaraan buatan
untuk mengurangi banyaknya cahaya matahari.

Oleh karena cahaya yang cukup dibutuhkan pada waktu bekerja, sedangkan
cahaya masuk kedalam ruangan dibatasi, mengingat semua bangunan (khususnya
bangunan bertingkat banyak) menghindari banyaknya cahaya matahari, maka
diperlukan suatu cara untuk mengganti cahaya tersebut dengan menggunakan
cahaya buatan.

18
Cahaya Buatan

Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan pemerintah melalui suatu
pembangkit tenaga. Perusahaan tersebut adalah Pusat Listrik Negara (PLN) yang
menyelenggarakan dan menyiapkan sesuatu tenaga pembangkit listrik dengan
sistem: Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Di luar negeri terdapat pembangkit tenaga listrik lain, yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir.

Dari tempat pembangkit ini, listrik dialirkan melalui kawat-kawat/kabel-kabel


bertegangan tinggi ke kota-kota yang memerlukan dan diubah dari tegangan tinggi
ke tegangan menengah pada tempat-tempat/gardu-gardu induk. Tegangan
menengah yang berada di jalan-jalan besar untuk menuju ke gardu-gardu tertentu
perlu diubah menjadi kabel tegangan rendah sehingga dapat di salurkan pada
bangunan-bangunan rumah.

19
Untuk keperluan kebutuhan tenaga listrik pada bangunan-bangunan besar,
bangunan tersebut cukup berlangganan listrik tegangan menengah kemudian
diubah tegangannya. Batasan berlangganan tegangan menengah jika kebutuhan
listrik bangunan tersebut lebih dari 200 KVA. Tegangan menengah tersebut akan
diubah/diturunkan oleh suatu alat transformator menjadi tegangan rendah 220 V
untuk penerangan dan 380 V untuk peralatan-peralatan/mesin/pompa-pompa.

Apabila memerlukan tenaga listrik yang besar melebihi 200 KVA, maka diberikan
sistem berlangganan tegangan menengah. Keuntungan berlangganan tegangan
menengah adalah biaya berlangganan lebih murah, dengan syarat harus
menyediakan gardu dan transformator yang diusahakan terletak di
halaman/bangunan tersebut dan sedapat mungkin lebih dekat ke jalan karena
kabel-kabel penyambung tersebut cukup mahal. Usahakan pula tempat parker
untuk petugas PLN jika sewaktu-waktu mengadakan perbaikan.

Tegangan menengah yang masuk ke gardu setelah diubah tegangannya menjadi


tegangan rendah oleh transformator kemudian disalurkan ke panel-panel melalui
alat pengatur tegangan yaitu stabilisator sebagai alat untuk mengatur kestabilan
tegangan. Dari panel tersebut (panel utama= Main Distribution Panel), disalurkan
ke panel-panel pembagi yang terdapat di setiap lantai sesuai dengan kebutuhan
masing-masing

4) Limbah Sampah

Limpah sampah merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya bangunan yang


digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran, dan
supermarket. Dengan hasil buangan yang berupa limbah sampah baik yang kering
maupun yang basah, maka perlu diberikan tempat khusus yang merupakan gudang
sampah yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang ke luar dari
bangunan tersebut.

Untuk bangunan bertingkat perlu dipersiapkan;

a. Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak di tempat-tempat bagian


servis di setiap lantai, dan
b. Boks penampung di bagian paling bawah berupa ruangan/gudang dengan
dilengkapi kereta-kereta bak sampah.

Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari beton/PVC/asbes


dengan diameter 10’’ – 14’’. Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan
dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan dan pemadaman sementara kalau terjadi
kebakaran di lubang sampah tersebut.

20
Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas;

a. Kran air untuk pembersihan,


b. Sprinkler untuk mencegah kebakaran,
c. Lampu sebagai penerangan, dan
d. Alat pendingin untuk bak sampah supaya tidak terjadi pembusukan.

Gudang sampah ini harus berukuran besar baik luas dan tingginya sesuai dengan fungsi
bangunan, serta harus dapat dijangkau oleh kendaraan sampah.

21
BAB 3 PENUTUP

KESIMPULAN

Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan bangunan
bertingkat tinggi, semua peralatan utilitas tersebut dikendalikan pada tempat-tempat
tertentu. Seperti semua perlengkapan plambing, dikendalikan atau di tamping pada;
CORE (pusat/inti bangunan), basement (di lantai bawah bangunan), dan puncak (di lantai
paling atas) atau bagian-bagian lantai di tengah. Ini tergantung dari tingginya bangunan.
Begitu pula dengan perlengkapan penghawaan/pengudaraan, pencahayaan, semua juga
diletakkan pada daerah-daerah tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Utilitas Bangunan / Dwi Tanggoro

Utilitas Bangunan / Ir. Hartono Poerbo M, Arch.

23

Anda mungkin juga menyukai