Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dalam satu malam. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dalam satu malam. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti
1
BAB 1 PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Berbagai bangunan yang dirancang oleh mahasiswa Arsitektur maupun arsitek tidak
dapat berfungsi dengan baik tanpa mempedulikan adanya kelengkapan fasilitas bangunan
yang digunakan untuk menunjang tercapainya kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Kelengkapan fasilitas bangunan tersebut adalah Utilitas, yang merupakan suatu ilmu
pengetahuan teknik Arsitektur disamping ilmu-ilmu lain mengenai bangunan, yang harus
dipelajari oleh seorang arsitek dalam koordinasi merancang bangunan.
Utilitas yang dipelajari di sini terbatas pada sistem dan perhitungan praktik saja, bukan
merupakan cara perhitungan secara teliti yang dipelajari oleh ahli-ahlinya, seperti ahli di
bidang mekanikal, elektrikal maupun ahli lainnya.
Dengan mempelajari Ilmu Utilitas, para mahasiswa arsitektur akan mendapatkan hasil
yang cukup baik dalam percangannya.
2
BAB 2 PEMBAHASAN
Sebelum mempelajari Ilmu Utilitas perlu dimengerti adanya penghematan segala sesuatu
yang berhubungan antara kelengkapan bangunan dan lingkungan. Kelengkapan utama
dalam bangunan terdiri dari 3 unsur pokok:
1. Air
Air bersih yang semakin langkah saat ini diupayakan agar digunakan sehemat
mungkin. Begitu pula sisa-sisa air pembuangan yang tampak tidak berharga juga
harus dimanfaatkan kembali semaksimal mungkin. Dengan demikian, kebutuhan
air dalam lingkungan bangunan tidak akan berkurang.
2. Matahari/Cahaya Matahari
Indonesia beriklim tropis sangat kaya akan sinar matahari. Oleh karena itu,
sedapat mungkin, sedapat mungkin cahaya matahari dimanfaatkan sebaik-
baiknya sehingga penunggunaan cahaya buatan yang membutuhkan energy
tambahan dapat dikurangi.
3. Udara/Angin
Selama angina/udara segar di luar bangunan masih dapat digunakan di dalam
perancangan bangunan, sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
sehingga memberikan suatu lingkungan yang nyaman dalam melaksanakan
kegiatan kerja sehari-hari.
Dalam perancangan suatu bangunan, perlu diperhatikan penggunaan air yang hemat,
persiapan tempat-tempat air rembesan air, penggunaan cahaya alam dan aliran angina
segar yang sebaik mungkin, serta pengurangan pengggunaan cahaya dan aliran angin
buatan. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka akan tercipta suatu lingkungan yang
seimbang.
3
UTILITAS BANGUNAN
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan
komunikasi, dan mobilitas bangunan.
Perancang bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan percangan yang lain, seperti peracangan arsitektur, peracangan
struktru, peracangan interior dan percangan lainnya.
Sistem peralatan plambing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air ke
tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-
daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
Selain syarat-syarat di atas harus pula diperhatikan cara-cara pemasangan yang baik,
seperti penyambungan hubungan dari pipa-pipa yang besar ke yang kecil atau sebaliknya.
4
Instalasi plambing harus menggunakan bahan-bahan yang bahannya memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut.
Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari sistem pembuangan dari instalasi,
dapat berupa: kran, kloset: wastafel (lavatory), urinor, bath tub, shower dan lain-lain.
Alat plambing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan air dan juga alat
plambing lain untuk mengalirkan air yang sudah dipakai.
Air
Air yang merupakan kebutuhan manusia adalah pelengkap yang harus disediakan dalam
alat plambing.
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih(dingin atau panas), air
kotor(air sisa, air limbah, air hujan, dan air limbah khusus).
Air bersih yang dimaksud di sini adalah air minum, yaitu air yang dapat diminum dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Agar air minum tidak menggangu kesehatan
manusia dan menggangu peralatan-peralatan, diperlukan suatu syarat-syarat fisik, kimia,
dan bakteriologis yang ditentukan oleh dinas kesehatan negara.
a. Jernih bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa;
b. Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajat celcius
c. Memenuhi syarat kesehatan.
d.
5
Sumber air
Air yang berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah. Biasanya terdapat
pada daerah-daerah yang bergunung berapi, sebagai mata air sungai.
Air danau atau juga air tadah hujan, kemudian ditampung dan diolah sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai air minum.
Air sungai yang dibuat bendungan, kemudian diolah dan diproses oleh perusahaan untuk
warga/masyarakat yang memerlukan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh Perusahaan Air
Minum/PAM.
Air dari dalam tanah, berupa sumur galian atau sumur pompa untuk kebutuhan sendiri-
sendiri atau kebutuhan dalam jumlah kecil dengan kedalaman tergantung dari tinggi
permulaan air tanah, sekitar 5 sampai 15 meter.
Kebutuhan Air
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninya
ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan..
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah
penghuninya. Untuk mendapatkan jumlah yang besar digunakan sumur pompa dalam
(deep well) dengan jumlah debit yang tinggi.
6
Tabel 1.1 Kebutuhan Air Menurut Tipe Bangunannya
7
SISTEM PEMIPAAN PLAMBING
Sistem pemipaan, menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air ke
tempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu sistem horizontal dan sistem
vertical.
Sistem Horizintal
Sistem horizontal adalah suatu sistem pemipaan yang banyak digunakan untuk
mengalirkan kebtuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal
yang tidak bertingkat.
Ada dau cara yang dipakai untuk sistem pemipaan horizontal, yaitu sebagai berikut.
Sistem Vertical
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem vertikal banyak digunakan pada
bangunan-bangunan bertingkat tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan
menampung lebih dulu pada tangki air(ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan
dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem
8
ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau
sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan.
Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan
menggunakan sistem gravitasi/diturunkan secara langsung. Pada tempat-tempat tertentu
yang jaraknya kurang dari 9 m dari tangki digunakan alat tambahan untuk memperkuat
pancaran air, misalnya menggunakan pompa tekan
Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dang digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan
perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit, dang
bangunan-bangunan umum. Pada daerah-daerah yang beriklim atau berudara sejuk, air
panas sangat diperlukan. Oleh karena itu, sistem plambing air panas ini menggunakan
pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya
tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk
menahan panas).
Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik air harus melewati alat-
alat pemanas dengan sistem yang berbeda-beda. Alat pemanas yang yang sering
digunakan adalah:
a. Pemanas dengan gas: air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang
dipanaskan
b. Pemanas air listrik
c. Pemanas air energy surya: sistem pemanas energi surya menggunakan tabung
penyimpanan dan letaknya harus dipasang di atas atap bangunan untuk
mendapatkan panas matahari
9
Penyimpanan Air Bersih
Untuk penyimpanan air bersih dari pompa atau PAM, volume air disesuaikan dengan
keperluan penghuni seleruhnya dihitung per 8 jam.
Air tersebut dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.
Ground Reservoir
Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakan di atas
bangunan. Dengan letak demikian diusahakan tangki tersebut terbuat dari bahan yang
ringan/bukan beton, seperti fibre glass atau plat-plat baja yang terdiri dari komponen-
komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki.
Air buangan/air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi dalam
beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya.
a. Air bekas buangan; air yang digunakan untuk mencuci, mandi dan bermacam-
macam lain penggunaannya.
b. Air limbah; air untuk membersihkan limbah/kotoran.
c. Air hujan; air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan
d. Air limbah khusus; air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu
seperti air bekas dari rumah sakit, labolatorium, restoran, dan pabrik.
Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang digabung pembuangannya
adan ada yang harus dipisahkan serta diproses tersendiri.
Sistem air kotor plambing harus diperhatikana cara pembuangan dan penyambungannya
supaya tidak terjadi perembesan yang berakibat mencemarkan lingkungan. Selain itu,
pipa-pipa dibuat/dipasang dalam ukuran yang besar mulai dari diameter 3’’ sampai
dengan 6’’ dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran air kotor tersebut.
10
Sistem Pembuangan Air Kotor
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakaian, kendaraan,
cucian peralatan masakan dan beberapa cucian lainnya. Untuk pipa pembuangan dapat
digunakan pipa-pipa PVC; untuk pipa-pipa vertikal dan pembuangan horizontal
digunakan pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya.
Mengingat panjang PVC 400 cm, maka sistem pemipaan pembuangan air bekas, baik
vertikal dan horizontal diusahakan setiap 400 cm dibuat sambungan/dihubungkan dengan
pipa-pipa lain. Untuk pipa vertikal, diusahakan hubungan menggunakan sambungan
dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air balik. Untuk
sambungan-sambungan horizontal, juga dapat digunakan sambungan bersedut lebih dari
90 derajat atau menggunakan bak-bak kontrol. Pembuangan air ini dapat dialirkan ke
saluran lingkungan atau saluran kota praja.
Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limbah ini
tidak diperbolehkan dibuang semberangan/dibuang ke seluruh lingkungan, tetapi harus
ditampung ke dalam bak penampung.
Saluran air limbah di tanah/di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan
tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan
0,5-1% ke dalam bak penampung yang disebut septic tank. Bak penampung air limbah
tidak diperbolehkan dicampur dengan bekas buangan apalagi yang mengandung sabun.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic tank
dengan volume 1-1,5 m3 dengan dibuat perembesan. Untuk bangunan-bangunan yang
banyak penghuninya, penampungan air limbah harus menggunakan septic tank
berukuran besar yang sering disebut sebagai pengolah limbah (sewage treatment).
Sewage treatment plant (STP) adalah tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya
cukup banyak.
Limbah yang terkumpul diolah secara mekanis, diaduk, diberi udara supaya bakteri-
bakteri yang ikut mengolah limbah dapat hidup dengan baik sehingga dapat segera
memproses kotoran-kotoran/limbah tersebut. Hasil pengolahan limbah diberi zat
pembersih sehingga air bekas pengolahan dapat di pompa keluar untuk dibuang melalui
saluran-saluran kota atau dapat digunakan kembali, seperti menyiram tanaman dan
mendinginkan alat pendingin (air condition)
11
Sewage Treatment dapat diletakan di luar gedung/halaman atau dapat dibuat di bagian
lantai yang paling bawah/lebih rendah dari toilet yang terendah. Di dalam ruangan
sewage tersebut, orang harus dapat masuk untuk mengontrol sehingga diperlukan
penerangan dan ventilasi (exhaust fan)
Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus, seperti
restoran-restoran yang besar, pabrik-pabrik/industry kimia, bengkel rumah sakit, dan
labolatorium. Air limbah khusus ini harus ditampung di tempat tertentu, dengan treatment
tersendiri, lalu dapat dibuang bersama-sama dengan air bekas biasa.
2) Pengudaraan/Penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau
bangunan-bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yabg dilakukan pada daerah
yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi,
maka diperlukan usaha untuk mendapatkan usaha segar dari aliran udara alam dan aliran
udara buatan.
Cara mendapatkan udara segar dari alam: (a) memberikan bukaan pada daerah-daerah
yang diinginkan, dan (b) memberikan ventilasi yang sifatnya menyilang baik dalam
rumah tinggal maupun pada bangunan-bangunan.
Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam dengan
suhu/temperature <30 derajat celcius dan banyak mengandung O2. Dengan memenuhi
persyaratan tersebut, kenyamanan akan dapat dinikmati sehingga semua kegiatan di
bangunan dapat berjalan dengan baik.
Udara di sebagian kota-kota besar di Indonesia terutama daerah dengan ketinggian tidak
jauh dari permukaan laut, kurang memberikan kenyamanan karena: (a) udaranya panas
12
23-24 derajat celcius; (b) udaranya kotor/berdebu/berasap; dan (c) angina tidak menentu,
khususnya pada bangunan tinggi, angina mempunyai kecepatan tinggi.
Dengan demikian perlu diadakan suatu acara untuk mendapatkan kenyamanan dengan
menggunakan alat penyegaran udara (air condition).
Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai
temperature dan kelembaban yang sesuai dengan yang diinginkan dan diisyaratkan. Udara
yang segar/dingin, kering dan mengandung O2, setelah dinikmati oleh penghuninya akan
berubah menjadi panas, basah, dan berkurang kandungan O2-nya sehingga untuk
mendapatkan udara yang segar perlu diberikan tambahan udara yang mengandung O2.
13
1. Penyegaran udara untuk kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan
tertentu.
2. Penyegaran udara untuk industry; penyegaran udara di ruangan diperlukan oleh
proses, bahan, peralatan atau barang yang ada di dalamnya.
Mesin penyegaran udara mempunyai 3 unit alat yang mengubah udara panas menjadi
dingin. Mesin tersebut adalah;
a. Evaporator, pipa yang berisi gas refrigerant yang cair dan dingin, serta dihembus
oleh udara.
b. Kompresor, alat untuk menekan gas refrigerant untuk menjadikan refrigerant
yang cair dan dingin
c. Kondensor, alat untuk mengembalikan refrigerant cair menjadi gas dengan hasil
pengembunan air.
Dengan alat-alat tersebut, jenis penyegaran udara dapat dibagi dalam beberapa macam
dengan menyusuaikan besar kecilnya ruangan yang akan diinginkan udaranya.
14
Sistem Penyegaran Udara
Factor Kenyamanan
Faktor kenyamanan ini dapat ditentukan oleh beberapa hal yang menyangkut;
temperature rata-rata, kelancaran aliran udara, serta suara aliran udara.
Faktor Ekonomi
Dalam hal ini harus diperhatikan; biaya awal, biaya operasi, biaya perawatan.
Beberapa factor operasi dan perawatan meliputi: konstruksi yang sederhana, ketahanan
peralatanya, mudah perawatannya, mudah dicapai oleh tenaga yang merawat, dan cukup
efesien.
Mengingat penggunaan alat penyegaran udara untuk berbagai macam ruangan dengan
kegiatan yang berbeda-beda, maka diperlukan alat penyegaran udara yang sesuai denga
fungsi ruang tersebut.
Bangunan Kantor
Untuk gedung kantor yang besar, penyegaran udara diperlukan untuk memberikan
kenyamanan lingkungan kerja. Oleh karena itu, perlu diadakan pembagian zona (daerah),
yang terdiri daerah pinggir (perimeter) yang banyak dipengaruhi oleh kondisi udara luar
gedung dan daerah interior (dalam) yang tidak banyak dipengaruhi udara luar. Biasanya
digunakan sistem penyegaran udara tunggal sentral dengan volume udara yang bervariasi
dengan unit induksi atau unit coil kipas udara.
Bangunan Hotel
Hotel terdiri dari beberapa ruangan dan kamar-kamar sehingga harus menyediakan alat
penyegaran udara lebih dari satu sistem. Dengan demikian, dapat digunakan sistem
saluran udara sentral untuk hall, dan lobby, serta coil kipas udara(FCU= fan coil unit)
untuk kamar-kamar.
Untuk rumah sakit, baik umum maupun khusus, perlu dibedakan fungsi dari ruangan-
ruangan tersebut. Ruang tunggu/administrasi, dan pelayanan lain menggunakan sistem
penyegaran udara seperti kantor-kantor, tetapi di ruangan-ruangan seperti bangsal
15
digunakan sistem penyegaran udara dengan unit coil kipas udara. Dibuat juga saringan
udara yang harus selalu diperiksa dan dirawat supaya tidak terjadi penularan penyakit.
Masing-masing ruangan berfungsi sebagai tempat perawatan dengan penyakit yang
berbeda-beda menggunakan sistem pendingin udara yang sama seperti bangunan hotel.
Bangunan Industri
Rumah-rumah besar menggunakan sistem ruang mesin dengan sistem penyegaran udara
saluran tunggal sentral dan sistem unit paket. Untuk mendinginkan rumah atau
apartement biasanya 1 atau 2 ruangan dilayani oleh 1 alat pendingin atau sistem saluran
tunggal sentral(AC split atau multi-split)
16
3) Penerangan/Pencahayaan
Matahari
Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat
dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu, harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah tropis yang terletak di garis
khatulistiwa, matahari memancarkan sinarnya sepanjang tahun tanpa perbedaan
siang dan malam. Tidak seperti daerah-daerah subtropics, waktu penyinaran
matahari pada siang hari lebih banyak daripada malam hari atau sebaliknya.
17
Pada umumnya cahaya matahari yang jatuh dipermukaan tanah/bangunan dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Oleh karena cahaya yang cukup dibutuhkan pada waktu bekerja, sedangkan
cahaya masuk kedalam ruangan dibatasi, mengingat semua bangunan (khususnya
bangunan bertingkat banyak) menghindari banyaknya cahaya matahari, maka
diperlukan suatu cara untuk mengganti cahaya tersebut dengan menggunakan
cahaya buatan.
18
Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan pemerintah melalui suatu
pembangkit tenaga. Perusahaan tersebut adalah Pusat Listrik Negara (PLN) yang
menyelenggarakan dan menyiapkan sesuatu tenaga pembangkit listrik dengan
sistem: Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Di luar negeri terdapat pembangkit tenaga listrik lain, yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir.
19
Untuk keperluan kebutuhan tenaga listrik pada bangunan-bangunan besar,
bangunan tersebut cukup berlangganan listrik tegangan menengah kemudian
diubah tegangannya. Batasan berlangganan tegangan menengah jika kebutuhan
listrik bangunan tersebut lebih dari 200 KVA. Tegangan menengah tersebut akan
diubah/diturunkan oleh suatu alat transformator menjadi tegangan rendah 220 V
untuk penerangan dan 380 V untuk peralatan-peralatan/mesin/pompa-pompa.
Apabila memerlukan tenaga listrik yang besar melebihi 200 KVA, maka diberikan
sistem berlangganan tegangan menengah. Keuntungan berlangganan tegangan
menengah adalah biaya berlangganan lebih murah, dengan syarat harus
menyediakan gardu dan transformator yang diusahakan terletak di
halaman/bangunan tersebut dan sedapat mungkin lebih dekat ke jalan karena
kabel-kabel penyambung tersebut cukup mahal. Usahakan pula tempat parker
untuk petugas PLN jika sewaktu-waktu mengadakan perbaikan.
4) Limbah Sampah
20
Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas;
Gudang sampah ini harus berukuran besar baik luas dan tingginya sesuai dengan fungsi
bangunan, serta harus dapat dijangkau oleh kendaraan sampah.
21
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan bangunan
bertingkat tinggi, semua peralatan utilitas tersebut dikendalikan pada tempat-tempat
tertentu. Seperti semua perlengkapan plambing, dikendalikan atau di tamping pada;
CORE (pusat/inti bangunan), basement (di lantai bawah bangunan), dan puncak (di lantai
paling atas) atau bagian-bagian lantai di tengah. Ini tergantung dari tingginya bangunan.
Begitu pula dengan perlengkapan penghawaan/pengudaraan, pencahayaan, semua juga
diletakkan pada daerah-daerah tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
23