Anda di halaman 1dari 15

UTILITAS BANGUNAN

PENGENALAN UTILITAS BANGUNAN

DISUSUN OLEH :

MISYELLA FERNANDES TANGDIESAK

D051171017

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2018
UTILITAS BANGUNAN

Utilitas Bangunan adalah


suatu kelengkapan fasilitas
bangunan yang digunakanuntuk
menunjang tercapainya unsur-
unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudian
kominikasi dan mobilitas dalam
bangunan.
Perananganbangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain,
seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior
dan perancangan lainnya.

A. PERANCANGAN SISTEM PLAMBING


Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian atau
pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada
gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya
dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.

1. Jenis Peralatan Plambing


Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan
bangunan
Perlatan tersebut terdiri dari
(1) Peralatan untuk penyedian air bersih
(2) Peralatan untuk penyedian air panas
(3) Peralatan untuk pembuangan air kotor
(4) Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan
pemipaan.

2. Syarat-Sayarat dan mutu bahan bangunan


Dalam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan
syarat-syarat dari bahan plambing yaitu:
a) Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b) Tidak menimbulkan gannguan suara
c) Tidak menimbulkan radiasi
d) Tidak merusak perlengkapan bangunan
e) Instalasi harus kuat dan bersih

Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai


berikut :
a) Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b) Permukaan harus halus dan tahan air
c) Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran
pada bahan bahan yang dimaksud
d) Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
e) Mudah memeliharanya
f) Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau


alat plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panasa).
Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½” sampai
dengan 2” sampai dengan 6” untuk bangunan tinggi.
Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari system
pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset, wastafel
(lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.

3. Air
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin
atau Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah
khusus).
Syarat-syarat fisik air minum:
a) Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
b) Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajad Celsius
c) Memenuhi syarat kesehatan

Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya
dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a) Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi,
buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan,
tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry
b) Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam
renang, air mancur taman
c) Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler

Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan


bangunan dan jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk
kebutuhan manusia dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari
jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.

Tabel Kebutuhan air menurut tipe bangunan

TIPE BANGUNAN LITER/HARI

Sekolahan 57
Sekolahan+Kafetaria 95
Apartemen 133
Kantor 57-125
Taman Umum 19
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah sakit umum 570/unit
Rumah perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur hotel 38
Motel 190/tmpt tidur
Drive in Pertokoan 19/mobil
Servis station 38
Airprt 11-19/penumpang
Gereja 19-26/tmpt duduk
Rumah tinggal 150-285

4. System pemipaan plambing


Sistem pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk
mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan
air yaitu system horizontal dan system Vertikal.

4.1. Sistem Horizontal


adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk
mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau
rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat
Ada dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal
yaitu sebagai berikut:
a) Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang
lebih efesien, dan kerugiannnya adalah daya pancar pada titik
kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarnya.
b) Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang
banyak, padahal kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik
akan menghasilkan air yang sama
4.2. Sestim Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical
banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara
pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada
tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas
sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air
dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik
kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada
penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber
tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada
tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-
tempat yang memerlukan, dengan menggunakan system
gravitasi/diturunkan secara lansung.

5. Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu
dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas
ini dapat dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran,
hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada
daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh
Karena itu system plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang
atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes sebagai
isolator supaya panasnya tidak terbuang.
Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a) Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa
yang dipanaskan.
b) Pemanas air listrik
c) Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas
atap bangunan untuk mendapatkan panas matahari.

6. Penyimpanan Air Bersih


Air bersih dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.
Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang
diletakkan di atas bangunan, yang terbuat dari fibre glass atau plat-plat
baja terdiri dari komponen plat yang disusun.

7. Air Buangan/Air Kotor


Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang.
Air kotor dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil
penggunaannya.
a) Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya.
b) Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran
c) Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau
bangunan.
d) Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan
alat-alat tertentu seperti air bekas dari rumah sakit laboratorium,
restoran dan pabrik.
Pipa-pipa yang digunakan dalam ukuran besar mulai dari diameter
3”, sampai dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan
pengaliran.

7.1. Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas


Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas
cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan
beberapa macam cucian lainnya.
1. Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur
kotoran. Air bekas/air limmbah ini tidak diperbolehkan
dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan tetapi
harus ditampung ke dalam bak penampungan.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik
buangan cukup diperlukan septic tank dengan volume 1 – 1,5
m3 dengan dibuat perembesan.
(1) Air Limbah khusus
Air limbah khususdalah air bekas buangan dari
kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti restoran yang besar,
pabrik industry kimia, bengkel, rummah sakit dan
laboratorium.
(2) Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan
tanah. Air tersebut dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air
hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek
perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang
vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke
saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1%
dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka
lingkungan.

Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus


diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann
m2. Sebagai standar ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai
berikut:
Diameter Luasan Atap Volume
(inci) (m2) (liter/menit
3 (7,62 cm) s.d.-180 255
4(10,16 cm) 385 547
5(12,70 cm) 698 990
6(15,24 cm) 1135 1610
8 2445 3470

Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk


air hujan dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
Contoh Soal
Luas atap = 1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-
500 mm/m2/jam= 5 – 8 liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8
liter/menit = 6.000 – 9600 linakuter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan
diameter 6” dengan kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan
= 8.000 liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam
waktu 1 x 6” = 8.000 : 1.610 = 5 menit. Untuk mempercepat
pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar
letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang
keluar dalam waktu 1 menit.

B. PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN/PENCAHAYAAN

1. Matahari
Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang
paling mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah
trofis yang terletak digaris katulistiwa matahari memancarkan sinar
sepanjang tahun.
Tujuan pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami
dalam bangunan adalah sebagai berikut:
(1) Menghemat energy dan biaya operasional bangunan
(2) Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari
mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi
manusia dan memperjelas kesan ruang
(3) Menggunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan,
baik sebagai penerangan langsung maupun tidak langsung.

2. Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan listrik
adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan
menyiapkan suatu tenaga pembangkit listrik dengan system Pembangkit
Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Diluar negeri ataupun di Negara kita baru-baru ini
mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik
Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

2.1. Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan


Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (Sub
Panel) dibagi dalam 2 bagian:
(1) Pencahayaan/daya yang langsung: Pencahayaan yang berupa
titik-titik lampu penerangan.Peletakan lampu penerangan ini
harus diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan
pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang diminta dan
merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap letak-letak
diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector, speaker
dan lain-lain.
(2) Daya yang tidak langsung daya ini digunakan untuk
menghidupkan alat-alat tertentu seperti computer dan mesin
ketik

Tabel Estimasi Beban Listrik Suatu Bangunan


AC Lain-Lain
Untuk Pengguanaan Pencahayaan (Watt/m2) (Watt/m2)

Auditorium
- T. duduk (umum) 9 – 22,5 100-180 -
- Panggung 180 – 360 - 2,25
Wisma Seni 35 – 55 45-65 4,50
Bank 22,5 – 55 45-65 18
Kafetaria 27 – 45 55-90 4,50
Gereja 13,5 – 27 45-65 4,50
Daerah Komputer 7 – 55 110-180 13,50
Toko serba ada
- Basemen 35 – 55 - 13,50
- Lantai dasar 22,5 – 40 45-65 9
- Lantai tingkat 18 – 35 - 4,50
Rumah susun
- 0-270 m2 27 - 4,50
- 271- 13.000 m2 18 - 2,25
- 13.000 m2 keatas 9 - 1
Gedung parkir 4,5 - 1
Rumah sakit 18 – 27 45-65 9
Hotel
- Loby 55 – 72 45-75 4,5
- Kamar 9 – 22,5 27-45 4,5
Bangunan industry 13,5 – 22,5 - 9
Laboratorium 27 – 45 55-90 45-180
Perpustakaan 22,5 – 40 45-65 4,5
Pusat Kesehatan 22,5 – 36 36-65 13,5
Motel ` 9 – 22,5 55-90 2
Bangunan kantor 22,5 – 36 36-65 18
Restoran 13,5 – 22,5 55-90 2
Sekolah 18 – 36 32-45 13,5
Pertokoan
- Salon 27 – 45 45-80 9
- Pakaian 18 – 45 - 4,5
- Apotik 27 - 4,5
- Sepatu 27 - 4,5
Pergudangan 2-9 - 2
Untuk mendapatkan pencahayaan buatan dari atas langit-langit
diperlukan suatu system penempatan dan penggunaan alat cahaya
(penerangan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan ruangan tersebut).
Juga diperhatikan tinggi rendahnya langit-langit dan peralatan lainnya.
Selain untuk memberikan pencahayaan buatan pada ruangan ruangan
perlu diperhatikan pencahayaan ditempat-tempat lain, seperti tangga, toilet,
ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar, halaman dan tempat parker.

C. SISTEM UTILITAS PENGUDARAAN


Sistem pengudaraan dalam
hal ini berupa sistem pendingin
ruangan berupa air
conditioner (AC) yaitu berupa
sistem utilitas pendingin
ruangan yang dipasang di dalam
ruangan tertutup dari suatu
bangunan. Jenis pendingin
ruangan umumnya berfungsi
untuk memberikan rasa
kenyamanan dan kesejukan bagi
orang yang berada di dalamnya.
Selain sistem pendingin ruangan
biasanya untuk bangunan bertingkat seperti hotel, perkantoran dan
apartemen juga dilengkapi dengan pengisap asap (Exhaust) bilamana
terdapat kandungan asap akibat rokok maupun penyebab lainnya sehingga
dapat menjaga sirkulasi udara dalam ruangan tetap stabil dan sehat.
Namun sistem pendingin ruangan tidak hanya bergantung kepada AC saja
melainkan dapat dengan melakukan perekayasaan arsiektur bangunan
berupa bukaan ventilasi pengudaraan agar sirkulasi udara dapat dengan
baik mengalir keluar masuk dalam sistem ruangan bangunan dan dapat
pula menekan biaya operasional listrik/efisiensi biaya.
D. SISTEM UTILITAS TRANSPORTASI GEDUNG
Sistem transportasi dalam hal
ini merupakan sistem pengangkut
untuk memuat manusia ke tingkat
elevasi bangunan beritngkat. Sistem
transportasi ini dapat berupa
transportasi vertikal (Elevator/Lift)
dan sistem transportasi tangga
berjalan (Eskalator). Dalam konstruksi gedung
bertingkat maintanance terhadap instalasi
transportasi ini perluh secara berkala
diperhatikan agar memberikan tingkat
kenyamanan dan keselamatan bagi
penggunanya misalnya pengecekan mesin,
rantai/slink dan sistem elektrikal
pada elevator/lift dan begitu pula pada
instalasi sistem transportasi eskalator.

E. SISTEM UTILITAS TELEKOMUNIKASI GEDUNG


Sistem ini merupakan
suatu perangkat instalasi yang
berfungsi dalam memberikan
kemudahan dalam mengakses
informasi baik yang bersifat
internal maupun global bagi para
penggunanya dalam sistem
gedung bertingkat, misalnya
instalasi PABX telepon, jaringan
WIFI internet, TV Cable, instalasi
Fax, sound system/loud
speaker dsb
F. SISTEM UTILTAS KEAMANAN/CECURITY
Sistem ini merupakan
instalasi yang dibuat pada
suatu gedung bertingkat guna
memberikan rasa aman bagi
pengguna gedung tersebut dari
hal-hal yang tidak diinginkan
seperti mengurangi ancaman
kriminalitas dan pencegahan
terhadap bencana seperti
kebakaran dll. Sistem ini dapat
berupa instalasi pemasangan
CCTV, hydrant, tabung
pemadam, Smoke
detektor, Exthinguiser, Cencor
detector gate, door emergency dsb.

G. SISTEM UTILITAS PERAWATAN KEBERSIHAN GEDUNG


Khusus untuk gedung bertingkat perawatan terhadap kebersihan
penampilan gedung memang perlu diperhatikan secara berkala melalui
perawatan kebersihan gedung oleh pengelolahnya. Proses pembuatan
instalasi kebersihan khusunya bagian permukaan gedung biasa disebut
dengan gondola yaitu semacam perangkatcrane/mesin derek yang memuat
satu sampai dua orang
yang tergantung dari
atas gedung bertingkat
dimana pekerja
kebersihan dapat
dengan leluasa
mengatur elevasi
gondola saat
melakukan proses
pembersihan di bagian permukaan gedung. Hal yang perlu diperhatikan
dalam operasionalnya yaitu faktor keamanan bagi para pekerja yang sedang
bertugas.

Dari seluruh sistem utilitas yang telah diuraikan, dapat disimpulkan


bahwa suatu bangunan bertingkat dengan segala kompleksitas aktifitas
manusia yang berada di dalamnya ketika beroperasi tentunya
membutuhkan integrasi dari seluruh sistem utilitas agar fungsi dari suatu
bangunan dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan dan dapat
meningkatkan tingkat kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi
pengguna bangunan tersebut dan di sekitarnya. Dapat pula dilihat bahwa
suatu sistem utilitas saling berpengaruh terhadap sistem lainnya yang
dalam hal ini perlu dilakukan secara berkala proses pemeliharaan dan
pengawasan terhadap sistem tersebut bagi pihak pengelolah bangunan.
Disamping itu di era modern sekarang ini telah ada sistem yang dapat
memonitoring sebagian besar utilitas tersebut oleh satu perangkat yang
sering disebut Building Management System (BMS) sehingga dapat dengan
mudah memonitoring terhadap masalah-masalah yang terjadi dari salah
satu sistem utilitasdalam suatu bangunan.
DAFTAR PUSTAKA

El, Rizal. “Utilitas Bangunan”. 25 Agustus 2018.


http://rzal37.blogspot.com/2012/07/utilitas-bangunan_13.html

Thoengsal, James. “Sistem Utilitas Gedung Bertingkat”. 25 Agustus 2018.


http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_2.html

Anda mungkin juga menyukai