Anda di halaman 1dari 24

FISIKA BANGUNAN

LANJUTAN
PENGARUH MATERIAL DAN BENTUK ATAP RUMAH
TINGGAL TERHADAP SUHU DI DALAM RUANG
Anggota Kelompok 3
Lea Chiquita Pangloli
1 D051171302

Misyella Fernandes Tangdiesak


2 D051171017

Dwi Yuwandita Ridwan


3 D051171308

Fahri Rahmadani
4 D051171303

Andi Farhan Zulhaq


5 D051171310
Sebuah bangunan rumah tinggal yan
g baik, merupakan sebuah karya arsitektur ya
ng antara lain memiliki nilai estetis, berfungsi s
esuai dengan tujuan bangunan tersebut diranc
ang, memberikan rasa "aman" serta memberik
an "kenyamanan". Iklim tropis di Indonesia me
mpunyai karakteristik kelembaban udara yang
Pendahuluan tinggi (dapat mencapai angka 80%), suhu udar
a relatif tinggi (dapat mencapai hingga 35° C),
serta radiasi matahari yang tinggi / menyengat
. Menciptakan kenyamanan termal dalam desa
in bangunan pada kondisi iklim tropis panas le
mbab, merupakan tantangan desain bagi pera
ncang bangunan di Indonesia.
Tinjauan Objek Studi
Penelitian ini dilaksanakan pada contoh bangunan rumah tinggal, RI
SHA di Bandung. RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat), merupa
kan suatu teknologi konstruksi sistem pracetak untuk bangunan sed
erhana yang ditemukan oleh Pusat Litbang Pemukiman, Badan Litb
ang (penelitian dan pengembangan pemukiman).
Atap Bangunan
Dalam bangunan, atap memiliki fung
si utama sebagai berikut:
• Sebagai penahan/pelindung dari panas m
atahari
• Sebagai penahan/pelindung dari air hujan
• Sebagai penahan/pelindung dari hembusa
n angin
Bentuk Atap
Secara garis besar, kemiringan atap dapat dibagi dalam:
• Atap datar dengan kemiringan <10°
• Landai dengan kemiringan antara 10° sampai 30°
• Miring dengan kemiringan lebih dari 30°.
Dengan kemiringan yang sama dan sesuai variasi kemiringan at
apnya, maka type atap yang distudi adalah sebagai berikut:
• Atap dengan kemiringan satu sisi (panggang-pe / atap sand
ar),
• Atap dengan kemiringan dua sisi (pelana),
• Atap dengan kemiringan empat sisi (limasan/perisai).

Jenis Atap
Jenis atap yang dikaji dalam penelitian ini, adalah:
• Genteng metal
• Serat fiber semen atau asbes
Radiasi matahari yang j
atuh pada suatu benda
Perambatan Kalor pada Atap akan dipantulkan dan s
ebagian di serap. Pana
s yang terhimpun dala
m benda/bahan terseb
ut kemudian akan diter
uskan ke luar, ke sisi /
area lain yang lebih din
gin (memiliki suhu lebih
rendah).

Ilustrasi radiasi mataha


ri terhadap benuk dan
material atap bangunan
yang distudi dalam enel
itian ini, dapat dilihat da
lam tabel di samping.
Data Hasil Pengukuran Eksperimen Pertama
– Panggang Pe Asbes

Berikut ini adalah grafik diagram dari data pengukuran eksperimen pertama
Temperatur pengukuran tertinggi pada eksperimen pe
rtama terdapat di titik 5 pada pukul 09.00WIB. Temperatur tere
ndah hari pengukuran pertama berada di titik 7 pada pukul 17.
00WIB, titik 8 pada pukul 17.00WIB dan 18.00WIB.
Pada eksperimen pertama, hingga pukul 14.00 WIB ra
ta-rata suhu di luar ruangan lebih tinggi dibandingkan denga
n rata-rata suhu di dalam ruangan.
Data Hasil Pengukuran Eksperimen Kedua
- Panggang Pe Metal

Berikut ini adalah grafik diagram dari data pengukuran eksperim


en kedua:
Pada eksperimen kedua, temperatur pengu
kuran tertinggi ada di titik 7 pada pukul 11.00 WIB. Temperatu
r terendah hari pengukuran pertama berada
di titik 7 dan titik 8 pada pukul 06.00 WIB. Pada eksperimen
kedua, sejak pukul 08.00 hingga 16.00WIB rata-rata suhu di l
uar ruangan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata suhu
di dalam ruangan.
Data Hasil Pengukuran Eksperimen Ketiga
- Pelana Asbes

Berikut ini adalah grafik diagram dari data pengukuran eksperi


men ketiga:`
Pada eksperimen ketiga, tempertur pengukuran tertinggi
ada di titik 7 pada pukul 12.00 WIB, sedangjan temperatur terenda
h di titik 1 pada pukul 17.00 WIB. Pada eksperimen ketiga, hingga
pukul 12.00WIB rata-rata suhu di luar ruangan lebih tinggi dibandin
gkan dengan rata-rata suhu di dalam ruangan.
Data Hasil Pengukuran Eksperimen Keemp
at - Pelana Metal

Berikut ini adalah grafik diagram dari data pengukuran


eksperimen keempat:
Pada eksperimen keempat, tempertur pengukuran tertin
ggi berada di titik 6 dan 7 pada pukul 11.00WIB, sedangkan temp
eratur terendah berada di titik 3 pada pukul 06.00WIB. Pada eksp
erimen keempat, hingga pukul 12.00WIB rata-rata suhu di luar ru
angan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata suhu di dalam r
uangan.
Data Hasil Pengukuran Eksperimen Keli
ma- Perisai Asbes

Berikut ini adalah grafik diagram dari data pengukuran eksper


imen kelima
Pada eksperimen kelima, tempertur pengukuran tertinggi
terdapat di titik 7 pada pukul 11.00WIB, sedangkan terendah bera
da di titik 3 pada pukul 06.00WIB. Pada eksperimen kelima, hingg
a pukul 17.00WIB rata-rata suhu di luar ruangan lebih tinggi diban
dingkan dengan rata-rata suhu di dalam ruangan
Data Hasil Pengukuran Eksperimen Kee
nam- Perisai Metal

Berikut ini adalah grafik diagram dari data pengukuran eksperi


men keenam:
Pada eksperimen keenam, temperatur tertinggi terda
pat di titik 5 pada pukul 11.00WIB., sedangkan temperatur tere
ndah berada di titik 3 dan titik 4 pada pukul 06.00WIB. Pada e
ksperimen keenam, hingga pukul 14.00WIB rata-rata suhu di l
uar ruangan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata suhu di
dalam ruangan
Dari masing-masing data pengukuran, diketahui bahwa semakin ren
dah nilai presentase reduksi suhu luar maka semakin tinggi kinerja atap terse
but dalam penurunan suhu luarnya pada waktu siang hari. Apabila dianalisa s
ecara bersamaan, maka nilai reduksi dari masing-masing bentuk dan material
atap yang diteliti, adalah sebagai berikut;

MIRING MIRING MIRING


1 SISI 2 SISI 4 SISI

PANGGANG
PE PELANA PERISAI

ASBES 0.883 0.883 0.847

GENTENG
METAL 0.854 0.875 0.81
Dari tabel dan grafik maka diperoleh variasi kesimpulan sebagai berikut:
• Atap panggang-pe asbes mampu mengurangi 88.3% suhu dalam , sa
ma dengan k atap pelana asbes 88.3%.
• Atap perisai asbes mampu mengurangi 84.7% suhu dalam, lebih baik
dari atap pelana asbes (88.3%).
• Atap perisai asbes mampu mengurangi 84.7% suhu dalam, lebih baik
dari atap panggang-pe asbes (88.3%).
• Atap panggang-pe metal mampu mengurangi 85.4% suhu dalam, lebi
h baik dari atap pelana metal (87.5%).
• Atap perisai metal mampu mengurangi 81% suhu dalam, lebih baik da
ri pelana metal (87.5%).
• Atap perisai metal mampu mengurangi 81% suhu dalam, lebih baik da
ri atap panggang-pe metal (85.4%).
• Atap panggang-pe metal mampu mengurangi 85.4% suhu dalam, lebi
h baik dari atap panggang-pe asbes (88.3%).
• Atap pelana metal mampu mengurangi 87.5% suhu dalam, lebih b
aik dari atap panggang-pe asbes (88.3%).
• Atap perisai metal mampu mengurangi 81% suhu dalam, lebih bai
k dari atap panggang-pe asbes (88.3%).
• Atap panggang-pe metal mampu mengurangi 85.4% suhu dalam, l
ebih baik dari atap pelana asbes (88.3%).
• Atap pelana metal metal mampu mengurangi 87.5% suhu dalam, l
ebih baik dari atap pelana (88.3%).
• Atap perisai metal mampu mengurangi 81% suhu dalam, lebih bai
k dari atap pelana (88.3%).
• Atap perisai asbes mampu mengurangi 84.7% suhu dalam, lebih b
aik dari atap panggang-pe metal (85.4%).
• Atap perisai asbes mampu mengurangi 84.7% suhu dalam, lebih b
aik dari atap pelana metal (87.5%).
• Atap perisai metal mampu mengurangi 81% suhu dalam, lebih bai
k dari atap perisai asbes (84.7%)
KESIMPULAN

• Kondisi temperatur di dalam ruang pada atap kemiringan 4 sisi (pe


risai) dengan material asbes mereduksi suhu di luar ruangan deng
an persentase terendah 84.7% sedangkan atap metal mampu mer
eduksi suhu di luar ruangan dengan persentase terendah hingga 8
1%. Atap perisai metal lebih banyak mereduksi suhu dibandingkan
dengan atap perisai asbes.
• Kondisi temperatur di dalam ruang pada atap kemiringan 1 sisi (pa
nggang-pe) dengan material asbes mereduksi suhu di luar ruanga
n dengan persentase terendah 83% sedangkan atap metal mamp
u mereduksi suhu di luar ruangan dengan persentase terendah hin
gga 87.5%. Atap panggang-pe metal lebih banyak mereduksi suhu
dibandingkan dengan atap panggang- pe asbes.
• Kondisi temperatur di dalam pada atap kemiringan 2 sisi (pelan
a) dengan material asbes mereduksi suhu di luar ruangan denga
n persentase terendah 88.3% sedangkan atap metal mampu mer
eduksi suhu di luar ruangan dengan persentase terendah hingga
85.4%. Atap pelana metal lebih banyak mereduksi suhu dibandin
gkan dengan atap pelana asbes.
• Ditinjau dari segi rancangan, bentuk atap perisai dan material at
ap metal merupakan bentuk yang paling baik, karena mampu m
enciptakan kondisi termal dalam ruang yang lebih baik pada rum
ah tinggal, mereduksi suhu di luar ruangan dengan persentase t
erendah hingga 81%, lebih baik dari kombinasi bentuk dan mate
rial atap lainnya.
Terimakasih
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai