Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KARAKTERISTIK SPASIAL KABUPATEN TAKALAR

BERBASIS GIS DAN REMOTE SENSING MENGGUNAKAN CITRA


LANDSAT

Prof.Ir. Sakti Adji Adisasmitha, MS.M.Eng.Sc.Ph.D1) , Dr. Ir Syafruddin Rauf, MT.2), Sidra3)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Jl. Poros Malino
Km.6 Gowa 92171, Indonesia

Sidra, Departemen Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin


92171 Gowa, 085330470581, sidrajumadi@gmail.com

ABSTRAK
Metode penginderaan jauh digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu obyek
dipermukaan bumi yang kemudian akan dianalisis. Metode remote sensing ini akan
menghasilkan citra. Pemanfaatan citra landsat khususnya digunakan untuk mengidentifikasi
indeks vegetasi dan indeks air disuatu wilayah. Sistem informasi geografis mempunyai
kemampuan dalam mengolah informasi yang kemudian akan menghasilkan data bereferensi
geografis atau geospasial. Data tersebut dapat digunakan untuk menganalisis sebagai dasar
pengambilan kebijakan. Tujuan penelitian adalah 1. Menganalisis karakteristik jaringan jalan
(indeks jalan) berbasis GIS di KabupatenTakalar 2. Menganalisis karakteristik demografi dan
model spasial berbasis GIS dan Remote sensing di Kabupaten Takalar 3. Menganalisis data
klimatologi di Kabupaten Takalar menggunakan worldclim. Dari hasil analisis didapatkan
indeks jalan di Kabupaten Takalar dalam kategori sedang yaitu 1,66/km, dari data hunian
diperoleh peta kepadatan bangunan, analisis spasial dari data DEM menghasilkan garis
kontur, peta bayangan, kemiringan lereng, DAS, dan sungai. Analisis spasial menggunakan
citra landsat menghasilkan indeks vegetasi(NDVI, SAVI, LSWI), indeks air(NDWI), dan
model persamaan regresi dimana variable X (elevasi) dan variable Y (temperatur maksimum)
dengan nilai R2=0,538 dengan hasil model regresi Y= -0,003x + 30,77 dan nilai R2= 0,282
dengan hasil model regresi Y= -0,003x + 32,01. Hasil dari analisis spasial ini menggunakan
data Citra Landsat, Digital Elevation Model (DEM) dan Worldclim yang dilakukan dengan
program QGIS Open Source.

Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, penginderaan jauh, Worldclim, Geospasial,


indeks vegetasi, indeks air, DEM

ABSTRACT

Remote sensing method was used to gather information about an object on the surface of the
earth which wouldbe analyzed. This remote sensing method would produce an image.
Utilization of landsat imagery was specifically used to identify vegetation index and water
index in a region. Geographic information systems had the ability to process information
which wouldresult in geographic or geospatial reference data. The data could be used to
analyze as a basis for policy making. The research objectives were 1. To analyze the
characteristics of road network (GIS) based on GIS in Takalar District 2. To analyze
demographic characteristics and spatial model based on GIS and Remote sensing in Takalar
District 3. To analyze climatology data in Takalar Regency using worldclim. From the
analysis result, the road index in Takalar Regency in the medium category was 1.66 / km,
from the dwelling data, it was obtained the building density map, spatial analysis of DEM
data produce contour lines, hillsade, slope, river basin. Spatial analysis using Landsat Image
yields vegetation index (NDVI, SAVI, LSWI), water index (NDWI), and regression equation
model where variable X (elevation) and variable Y (maximum temperature) with value R2 =
0,538 with regression model Y = -0,003x + 30,77 and value R2 = 0,282 with result of
regression model Y = -0,003x + 32,01. The results of this spatial analysis was using Landsat
Image, Digital Elevation Model (DEM) and Worldclim data performed with the Open Source
QGIS program.

Keywords : Geographic Information System, Remote Sensing, Worldclim, Geospatial,


Vegetation Index, Water Index, DEM

I. PENDAHULUAN penduduk dan juga menampilkan prediksi


1.1 Latar Belakang jumlah penduduk berdasarkan metode
Sistem informasi yang memiliki geometrik.
kepaduan antara teknologi informasi dan
aktifitas dari orang yang menggunakan 1.2 Tujuan
teknologi itu untuk mengembangkan dan Berdasarkan rumusan masalah diatas,
mengaplikasikan dalam mendukung maka tujuan penelitian ini adalah untuk
sebuah operasi atau manajemen di bidang 1. Menganalisis karakteristik jaringan
geografis, merupakan bagian dari jalan (indeks jalan) berbasis GIS di
perkembangan di ilmu sistem informasi Kabupaten Takalar.
geografis. Dalam pengembangannya, 2. Menganalisis karakteristik demografi
sistem informasi ini dibuat dengan tujuan dan model spasial berbasis GIS dan
pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini Remote sensing di Kabupaten Takalar.
tidak terlepas dari semakin banyaknya 3. Menganalisis data klimatologi di
software yang dibuat untuk membantu Kabupaten Takalar menggunakan
dalam pengerjaannya khususnya dalam worldclim.
sistem informasi geografis. Peran
teknologi informasi tak pernah lepas dalam II. STUDI PUSTAKA
segala aspek kehidupan masyarakat sehari- 2.1 Kependudukan
hari. Perkembangan teknologi informasi Salah satu kabupaten yang ada di
ini telah berkembang sangat pesat saat ini. provinsi Sulawesi Selatan adalah
Sehingga semakin berkembangnya suatu Kabupaten Takalar. Kabupaten Takalar
teknologi maka semakin mudah memiliki luas wilayah 566,51 km² dan
memperoleh informasi yang diinginkan. berpenduduk sebanyak 286.906 jiwa
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar
Sesuatu yang berhubungan dengan 2015). Kabupaten Takalar mempunyai
sistem informasi tentunya tidak terlepas 9 kecamatan dimana terdapat
dari hubungan dengan sistem data dan 24 kelurahan, serta 76 desa.
aktifitas lain dalam penggunaan software
nya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah 2.2 Jalan
software yang mendukung dalam sistem Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004
informasi geografis. Web-Geographic mendefenisikan jalan adalah prasarana
Information System atau sistem informasi transportasi darat yang meliputi segala
geografis berbasis web yang merupakan bagian jalan, termasuk bangunan
salah satu teknologi informasi yang dapat pelengkap, dan perlengkapannya yang
digunakan untuk memberikan informasi diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
berupa pemetaan penyebaran jumlah permukaan tanah, diatas permukaan
tanah,dibawah permukaan tanah dan atau 3. Data
air, serta diatas permukaan air, kecuali Hal yang merupakan komponen
jalan kereta api dan jalan kabel. penting dalam SIG adalah data. Secara
fundamental, SIG bekerja dengan 2
2.3 Sistem Informasi Geografis tipe model data geografis, yaitu model
Sistem informasi geografis atau data vektor dan model data raster.
Geographic Information System (GIS) 4. Manusia
terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi Komponen manusia memegang
dan geografis. Istilah “sistem” adalah peranan yang sangat menentukan,
kumpulan elemen-elemen yang saling karena tanpa manusia maka sistem
berhubungan dan bertanggung jawab tersebut tidak dapat diaplikasikan
memproses sebuah masukan (input) dengan baik.
sehingga menghasilkan sebuah keluaran 5. Metode
(output). “Informasi” mengandung SIG yang baik memiliki keserasian
pengertian data yang telah diproses antara rencana desain yang baik dan
menjadi bentuk yang memiliki arti bagi aturan dunia nyata, dimana metode,
penerima dan dapat berupa fakta atau model dan implementasi akan berbeda
suatu nilai yang bermanfaat. Sedangkan untuk setiap permasalahan.
“geografis” adalah suatu persoalan
mengenai bumi: permukaan dua atau tiga 2.4 Program GIS Open Source
dimensi. Jadi Sistem Informasi Geografis a. QGIS Software
(SIG) diartikan sebagai sistem informasi Quantum GIS adalah aplikasi GIS
berbasis komputer yang digunakan untuk gratis yang mencakup pemetaan, analisis
memasukkan, menyimpan, mengolah, spasial dan beberapa fitur desktop GIS
menganalisis dan memproses data dari lainnya. Aplikasi ini sama dengan paket
suatu obyek atau fenomena yang berkaitan aplikasi GIS komersial namun aplikasi ini
dengan letak atau keberadaannya di didistribusikan secara gratis. QGIS adalah
permukaan bumi. cross-platform gratis dan open source
desktop yang berupa aplikasi sistem
A. Komponen Sistem Informasi informasi geografis (GIS), aplikasi ini
Geografis menyediakan tampilan data, mengedit, dan
Komponen-komponen SIG dapat analisis.
dikelompokkan menjadi:
1. Perangkat keras (Hardware) b. Open Street Map
SIG adalah perangkat-perangkat fisik Open Street Map adalah layanan open
yang merupakan bagian dari sistem source baik untuk membuat, mengedit
komputer yang mendukung analisis maupun melengkapi peta secara gratis oleh
goegrafi dan pemetaan. Perangkat penggunanya, dibangun sepenuhnya oleh
keras SIG mempunyai kemampuan sukarelawan dengan melakukan survey
untuk menyajikan citra dengan menggunakan GPS, mendigitasi citra
resolusi dan kecepatan yang tinggi satelit, dan mengumpulan serta
serta mendukung operasi-operasi basis membebaskan data geografis yang tersedia
data dengan volume data yang besar di publik. Open Street Map di anggap
secara cepat. sebagai contoh yang menonjol dari
2. Perangkat Lunak (Software) pembuatan peta secara sukarela berupa
Perangkat lunak digunakan untuk informasi geografis.
melakukan proses menyimpan,
menganalisa, memvisualkan data-data 2.5 Remote Sensing
baik data spasial maupun non-spasial. Remote Sensing berasal dari dua kata
yaitu remote dan sensing. Remote itu
sendiri bersal dari bahasa inggris yang
artinya terpencil atau jauh sedangkan 2. Soil-adjusted Vegetation Index
sensing berawal dari kata sense yang (SAVI)
artinya merasakan atau dengan kata lain 𝑁𝐼𝑅 − 𝑅𝐸𝐷
𝑆𝐴𝑉𝐼 = 1 + 𝐿 𝑥
sensing adalah penginderaan. 𝑁𝐼𝑅 + 𝑅𝐸𝐷
Penginderaan jarak jauh (remote sensing)
adalah ilmu pengetahuan untuk Dimana:
memperoleh informasi tentang permukaan NIR = Nilai reflektan kanal infra
bumi tanpa benar-benar berhubungan. merah dekat (band 5)
Dengan hal ini dilakukan dengan RED = Nilai reflektan kanal merah
merasakan dan merekam energi tercermin (band 4)
atau dipancarkan dan kemuadian L = koreksi pencerahan latar
memproses, menganalisa, dan menerapkan belakang tanah (0,5)
informasi tersebut. Sumber : (Huete, 1988 ).
3. Land Surface Water Index (LSWI)
2.5.1 Citra Landsat 𝑁𝐼𝑅 − 𝑆𝑊𝐼𝑅
Citra Landsat terdiri dari tujuh pita 𝐿𝑆𝑊𝐼 =
yang berbeda, masing-masing mewakili 𝑁𝐼𝑅 + 𝑆𝑊𝐼𝑅
bagian yang berbeda dari spektrum Dimana :
elektromagnetik. Agar bisa bekerja dengan NIR = Nilai reflektan kanal
kombinasi band Landsat (komposit RGB infra merah dekat
dari tiga band) pertama kita harus mengerti SWIR = Inframerah gelombang
spesifikasi masing-masing band yanga pendek
akan disajikan dalam tabel berikut : Sumber : (Gao, 1996)
Tabel 2.1 Citra Landsat 2.5.1.2 Indeks Hidrologi (Water Index)
1. Normalized Difference Water Index
(NDWI)
𝐺𝑅𝐸𝐸𝑁 − 𝑁𝐼𝑅
𝑁𝐷𝑊𝐼 =
𝐺𝑅𝐸𝐸𝑁 + 𝑁𝐼𝑅
Dimana :
GREEN= Nilai reflektan kanal
hijau (band 3)
NIR = Nilai reflektan kanal
infra merah dekat (band 5)
Sumber : (McFeeters, 1996 )

2.5.2 Worldclim
Worldclim adalah seperangkat layer
iklim global (grid iklim) dengan
2.5.1.1 Indeks Vegetasi (Vegetation
resolusispasial sekitar 1 kilometer persegi.
Index)
Data dapat digunakan untuk pemetaan
1. Normalized Difference Vegetation
danpemodelan spasial dalam GIS atau
Index (NDVI)
𝑁𝐼𝑅 − 𝑅𝐸𝐷 dengan program komputer lainnya. Salah
𝑁𝐷𝑉𝐼 = satu keunggulan dari data worldclim
𝑁𝐼𝑅 + 𝑅𝐸𝐷 adalah mudah untuk diakses. Worldclim
Dimana : merupakan data hasil pemodelan iklim
NIR = Nilai reflektan kanal infra yang didasarkan pengumpulan data iklim
merah dekat (Band 5) seluruh dunia. Data tersedia baik untuk
RED = Nilai reflektan kanal merah iklim saat ini, maupun prediksi untuk masa
(Band 4) depan dengan adanya pemanasan global
Sumber : (Rouse et al, 1988 ) dan perubahan iklim.
2.6 Analisa Regresi
Metode Regresi adalah suatu metode
statistik untuk menyelidiki dan
memodelkan hubungan antara dua variabel
atau lebih. Untuk menentukan bentuk
hubungan (regresi) diperlukan pemisahan
yang tegas antara variabel bebas (X)
dengan variabel tak bebas (Y). Pada
regresi harus ada variabel yang ditentukan
dan variabel yang menentukan atau dengan
kata lain adanya ketergantungan variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya
dan sebaliknya. Kedua variabel biasanya
bersifat kausal atau mempunyai hubungan
sebab akibat yaitu saling berpengaruh.
Sehingga dengan demikian, regresi
merupakan bentuk fungsi tertentu antara
variabel tak bebas Y dengan variabel Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
bebas X atau dapat dinyatakan bahwa
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
regresi adalah sebagai suatu fungsi Y =
Lokasi penelitian ini dilakukan di
f(X).
Kabupaten Takalar sebagai karakteristik
Y’ = a + bX model spasial daerah yang dianalisis
berbasis GIS dan remote sensing.
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang
diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan
ataupun penurunan)
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung
dengan menggunakan Rumus dibawah ini :

a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)


n(Σx²) – (Σx)² Gambar 3.2 Peta Kab.Takalar

3.3 Metode Analisis Spasial


b = n(Σxy) – (Σx) (Σy) Metode analisis model spasial
n(Σx²) – (Σx)² Kabupaten Takalar dilakukan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN bantuan program GIS open Source adalah :
3.1 Tahap Penelitian 1. Karakteristik Jaringan Jalan
Tahap penelitian dilakukan untuk 2. Heatmap Building
mengatur perencanaan dan pelaksanaan. 3. Digital Elevation Model (DEM)
Dalam penelitian ini terlebih dahulu harus a. Analisis garis kontur
merencanakan secara sistematis langkah- b. Lereng (Slope)
langkah kegiatan yang akan dilakukan c. Peta Bayangan (Hillsade)
sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. d. DAS (Daerah Aliran Sungai)
Aapun tahapan penelitian sebagai berikut : 4. Analisis Indeks dengan Citra Landsat
Indeks yang dianalisi
menggunakan citra ada dua yaitu
indeks vegetasi yang dianalisis yaitu: dan panjang jalan 961,19 km sehingga
NDVI (Normalized Difference indeks jalan kabupaten Takalar sebesar
Vegetation Index), SAVI (Soil- 1,66/km. Dilihat dari indeks jalan di
adjusted Vegetation Index), dan LSWI Kabupaten Takalar menunjukkan indeks
(Land Surface Water Index). jalan di Kecamatan Pattallassang memiliki
Sedangkan untuk indeks air yang indeks jalan yang tertinggi yaitu 4,32/km,
dianalisis adalah NDWI (Normalized sehingga konektivitas jalan di kecamatan
Difference Water Index). tersebut juga semakin baik dilihat dari
5. Analisis Klimatologi Dengan ketersediaan jaringan jalannya.
Worldclim
6. Analisa regresi data klimatologi 4.2 Karakteristik demografi dan
dengan elevasi analisis spasial
4.2.1 Heatmap pemukiman penduduk
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Indeks Jalan
Tabel 4.1 Indeks jalan tiap kecamatan di
Kabupaten Takalar
Panjang Luas Indeks
No Kecamatan jalan area jalan
(km) (km2) (/km)
1 Galesong Selatan 64,77 19,79 3,27
2 Galesong Utara 63,41 15,33 4,14
3 Galesong 82,99 22,97 3,61
4 Mangarabombang 113,33 96,59 1,17 Gambar 4.1 Peta heatmap Kab.Takalar
5 Mappakasunggu 39,53 69,82 0,57
Polombangkeng Berdasarkan peta heatmap di atas,
6 142,74 84,83 1,68
Selatan dapat dianalisis bahwa kecamatan dengan
Polombangkeng sebaran pemukiman penduduk yang
7 316,70 231,18 1,37
Utara
8 Pattallassang 95,34 22,08 4,32
kurang adalah Kecamatan Mappakasunggu
dan Kecamatan Polombangkeng Selatan,
9 Sanrobone 42,38 17,79 2,38
hal ini dapat dilihat dari klasifikasi warna
Jumlah 961,19 580,39 1,66
pada peta heatmap diatas di mana warna
Sumber : Analisis dengan Quantum GIS
biru menandakan sebaran penduduk yang
Tabel 4.2 Indeks jalan Kabupaten/Kota kurang sedangkan kecamatan dengan
Sulawesi Selatan sebaran penduduk tertinggi adalah
No Kabupaten/Kota Indeks Jalan
Kecamatan Pattallassang, Kecamatan
(/Km) Polombangkeng Utara dan Kecamatan
1 Sidrap 0,78 Galesong, dimana hal tersebut diketahuai
2 Pinrang 0,49 dari klasifikasi warna merah yang
3 Bone 0,61 menandakan sebaran pemukiman yang
4 Pare-Pare 3,68 padat.
5 Makassar 9,80
4.2.2 Kontur wilayah Kabupaten
6 Gowa 1,50
Takalar
7 Takalar 1,66 Berdasarkan peta kontur di Kabupaten
8 Bantaeng 0,47 Takalar, dapat dianalisis bahwa di
9 Bulukumba 1,15 Kecamatan Polombangkeng Utara dan
Sumber : Analisis dengan Quantum GIS sebagian Kecamatan Palombangkeng
Selatan merupakan daerah pegunungan
Dari tabel di atas dapat dilihat luas atau berbukit-bukit , sedangkan pada
wilayah di Kabupaten Takalar 580,39 km2
bagian tengah dan utara cenderung
merupakan daerah yang datar. Hal tersebut
dapat diketahui dari warna dan kerapatan
garis kontur yang rapat menunjukkan
lereng yang curam pada Kecamatan
Palombangeng Utara, sebaliknya garis
kontur yang renggang pada bagian tengah
kabupaten menunjukkan bahwa daerah
tersebut relatif datar seperti Kecamatan
Patallassang, Sanrobone, Galesong,
Galesong Utara, Galesong Selatan,
Mappakasunggu. Gambar 4.3 Peta kemiringan lereng
(slope) Kab.Takalar

4.2.4 Peta Bayangan Kabupaten


Takalar

Gambar 4.2 Peta kontur wilayah


Kab.Takalar

4.2.3 Kemiringan Lereng Kabupaten


Takalar Gambar 4.4 Peta bayangan Kab.Takalar
Sama halnya dengan metode garis Berdasarkan peta hillshade di
kontur, metode slope akan memberikan Kabupaten Takalar, dapat dianalisis bahwa
hasil yang sama dalam tampilan dan pada bagian Kecamatan Palombangkeng
analisis yang berbeda. Berdasarkan peta Utara dan sebagian kecamatan
kemiringan lereng di Kabupaten Takalar Palombangkeng Selatan merupakan daerah
dapat dianalisis bahwa pada bagian yang berbukit/pegunungan, sedangkan
Kecamatan Polombangkeng utara dan untuk bagian tengah, selatan dan utara
sebagian Kecamatan Polombangkeng kabupaten cenderung daerah yang datar
Selatan merupakan daerah yang seperti yang terlihat pada Kecamatan
kemiringan lerengnya curam. Pada bagian Patallassang, Sanrobone, Galesong,
tengah kabupaten menghasilkan slope Galesong Utara, Galesong Selatan,
dengan titik-titik berwarna coklat Mappakasunggu dan Mangara Bombang.
keputihan yang menggambarkan
kemiringan lereng yang kecil (datar) 4.2.5 Daerah Aliran Sungai (DAS)
seperti Kecamatan Patallassang, Berdasarkan gambar diatas jumlah
Sanrobone, Galesong, Galesong Utara, daerah aliran sungai yang ada di
Galesong Selatan, Mappakasunggu. Kabupaten Takalar sebanyak 21, dimana
yang memiliki daerah aliran sungai yang
paling luas adalah Jeneberang sebesar
78.883 km2 sedangkan daerah yang
memiliki aliran sungai yang paling sedikit
adalah Gusung Sanrobengi sebesar 4 km2.
dan sebagian kecamatan Polombangkeng
Selatan, hal ini dapat dilihat pada warna
vegetasi yang berwarna hijau pada peta
sehingga wilayah tersebut belum
dimanfaatkan sebagai pemukiman
penduduk. Sedangkan wilayah kabupaten
ini didominasi oleh lahan dan urban yaitu
berada di kecamatan Galesong, Galesong
Utara, Galesong Selatan, Sanrobone,
Mangara Bombang, dan Pattallassang
karena lahan tersebut lebih dimanfaatkan
Gambar 4.5 Peta daerah aliran sungai sebagai permukiman, jalan, sawah, tambak
(DAS) Kabupaten Takalar dan ladang. Dan untuk daerah kecamatan
Tabel 4.3 Luas daerah aliran sungai Mappakasunggu dan daerah pesisir
(DAS) di Kabupaten Takalar merupakan daerah berair ditandai dengan
Luas Persentase warna biru pada peta NDVI.
No Nama DAS DAS Luas DAS
(km2) (%)
1 Saro 4314 2,59
2 Paleko 13799 8,27
3 Tanakeke Ds 1 4347 2,61
4 Tanakeke Ds 2 322 0,19
5 Tanakeke Ds 3 20 0,01
6 Tanakeke Ds 4 71 0,04
7 Galesong 752 0,45
8 Pamukkulu 39945 23,95
9 Cikoang 11771 7,06
10 Puntondo 193 0,12
11 Tamanroya 5923 3,55
12 Badotenea 775 0,46
Gambar 4.6 Peta indeks vegetasi NDVI
13 Tanalaba 723 0,43 Kabupaten Takalar
14 Talakabatua 353 0,21
b. Soil Adjusted Vegetation Index
15 Laikang 194 0,12
16 Malelaya 219 0,13
(SAVI)
17 Namboa 278 0,17 Berdasarkan analisis peta SAVI pada
Gusung gambar diatas, daerah kabupaten Takalar
18 4 0,00
Sanrobengi secara keseluruhan memiliki indeks
19 Lepa-Lepa 915 0,55 vegetasi yang rendah, dimana hanya
20 Jenebrang 78883 47,30
wilayah bagian timur dari kabupaten ini
21 Tabaringan 2976 1,78
yaitu Kecamatan Polombangkeng Utara
Jumlah 166777 100,00
dan sebagian Polombangkeng Selatan
Sumber : Analisis dengan Quantum GIS yang ditandai dengan warna hijau pada
4.3 Analisi Spasial Citra peta, dan wilayah tersebut merupakan
4.3.1 Indeks Vegetasi daerah perbukitan/pegunungan sehingga
a. Normalized Difference Vegetation wilayah tersebut belum dimanfaatkan
Index (NDVI) sebagai pemukiman penduduk. Sedangkan
Dari gambar peta NDVI kabupaten wilayah kabupaten Takalar didominasi
Takalar dapat dianalisis bahwa wilayah oleh lahan dan urban yaitu berada di
kabupaten ini secara keseluruhan memiliki kecamatan Galesong, Galesong Utara,
wilayah vegetasi yang sangat kurang, Galesong Selatan, Sanrobone, Mangara
dimana hanya pada wilayah bagian timur Bombang, dan Pattallassang karena lahan
yaitu kecamatan Polombangkeng Utara tersebut lebih dimanfaatkan sebagai
permukiman, jalan, sawah, tambak dan yang berwarna biru pada peta merupakan
ladang. Dan untuk daerah kecamatan daerah yang indeks air permukaan
Mappakasunggu dan daerah pesisir bagian lahannya cukup tinggi.
barat merupakan daerah berair yang dapat
dilihat pada peta berwarna biru. 4.3.2 Indeks Hidrologi
a. Normalized Difference Water Index
(NDWI)

Gambar 4.7 Peta indeks vegetasi SAVI


Kabupaten Takalar
Gambar 4.9 Peta indeks air NDWI
c. Land Surface Water Index (LSWI) Kabupaten Takalar

Berdasarkan peta indeks air NDWI


kabupaten Takalar diatas dapat dianalisis
bahwa daerah berair paling banyak ada
pada daerah Mangarabombang,
Patallassang, bagian barat Polombangkeng
Utara dan Polombangkeng Selatan.
Daerah-daerah tersebut terdiri dari sawah,
rawa dan genangan air yang merupakan
dataran rendah. Warna biru pada peta
menandakan daerah dataran rendah yang
Gambar 4.8 Peta indeks vegetasi LSWI mudah dijangkau sehingga dijadikan lahan
Kabupaten Takalar pertanian.
Seperti gambar peta indeks vegetasi
4.3.3 Klimatologi
LSWI kabupaten Takalar diatas dapat
4.3.3.1 Temperatur/suhu
dilihat bahwa daerah vegetasi dapat
ditandai dengan warna hijau yang terdapat
pada sebelah timur yaitu di kecamatan
Polombangkeng Utara dan sebagian
Polombangkeng Selatan serta sebagian
pada kecamatan Mappakasunggu. Dapat
dikatakan bahwa kabupaten Takalar
dominan wilayahnya berwarna kuning
yang berarti daerah tersebut adalah
pemukiman penduduk, urban, ladang,
sawah kering, sawah yang belum ditanami Gambar 4.10 Citra temperatur maksimum
atau yang akan dipanen dalam hal ini musim hujan di Kabupaten Takalar
meliputi Mangarabombang, Patallassang,
Sanrobone, Galesong Utara, Galesong, Berdasarkan gambar diatas yang di
Galesong Selatan, sedangkan untuk daerah analisis dengan menggunakan wordclim
data temperatur maksimum di Kabupaten Bombang

Takalar diperoleh bahwa temperatur pada 19 Topejawa


Mangara
30,6 31,8
Bombang
saat musim hujan berbeda pada saat 20 Banyuanyara Sanrobone 30,7 31,9
musim kemarau. Dapat di lihat pada tabel
21 Maradekaya Pattallassang 30,8 32,1
4.8 di peroleh pada saat musim hujan
22 Sabintang Pattallassang 30,8 32,1
temperatur maksimumnya 30,9 °C dan
Polombangkeng
pada saat musim kemarau temperatur 23 Pa'bundukang 30,7 31,9
Selatan
maksimumnya 32,3°C. 24 Bonto Marannu Galesong Selatan 30,7 31,8
25 Palalakkang Galesong 30,6 31,8
26 Bontokanang Galesong Selatan 30,6 31,8
27 Popo Galesong Selatan 30,7 31,9
28 Galesong Baru Galesong 30,7 31,8
29 Galesong Kota Galesong 30,7 31,8
30 Kalukuang Galesong 30,6 31,8
Mangara
31 Lakatong 30,6 31,8
Bombang
Mangara
32 Cikowang 30,7 31,9
Bombang
33 Bentang Galesong Selatan 30,7 31,9
34 Bontoloe Galesong 30,7 31,8
Gambar 4.11 Citra temperatur maksimum Polombangkeng
35 Moncongkomba 30,9 32,2
musim kemarau di Kabupaten Takalar Selatan
Polombangkeng
36 Lantang 30,9 32,2
Selatan
Tabel 4.4 Data temperatur maksimum 37 Pattallassang Pattallassang 30,7 31,9
Kabupaten Takalar Polombangkeng
Temperatur 38 Canrego Selatan 30,8 32
Maksimum 39 Bulukunyi Polombangkeng 30,9 32,1
No Desa Kecamatan Musim Musim Selatan
Hujan Kemarau 40 Pa Batangan Mappakasunggu 30,7 31,9
(°C) (°C)
Parasangang
41 Galesong 30,7 31,9
1 Baramamase Galesong Selatan 30,7 31,9 Beru
2 Pattinoang Galesong 30,7 31,9 42 Bontomangape Galesong 30,7 32
Kalenna Polombangkeng
3 Galesong 30,7 31,9 43 Lassang 30,8 32,2
Bontongape Utara
Polombangkeng 44 Paddinging Sanrobone 30,8 32
4 Parang Luara 30,9 32,3
Utara
Polombangkeng 45 Parambambe Galesong 30,7 32
5 Massamaturu 30,9 32,2
Utara 46 Parangmata Galesong 30,7 31,9
Polombangkeng
6 Pa'rappunganta 30,8 32,3
Utara 47 Bonto Kassi Galesong Selatan 30,7 31,9
Polombangkeng Polombangkeng
7 Parangbado 30,9 32,3 48 Mannongkoki 30,8 32,2
Utara Utara
8 Kalabbirang Pattallassang 30,8 32,1 49 Sawakong Galesong Selatan 30,7 32
Polombangkeng Polombangkeng
9 Palleko 30,8 32,2 50 Mattompodalle 30,8 32,2
Utara Utara
Polombangkeng
10 Kampung Beru 30,9 32,3 51 Pakkabba Galesong Utara 30,7 31,9
Utara
Polombangkeng Mangara
11 Timbuseng 30,8 32,2 52 Panyangkalang 30,6 31,8
Utara Bombang
Polombangkeng Mangara
12 Bontokadatto 30,7 31,9 53 Bontomanai 30,7 31,9
Selatan Bombang
Mangara Polombangkeng
13 Bontoparang 30,7 31,9 54 Cakura 30,9 32,2
Bombang Selatan
Mangara 55 Takalar Kota Mappakasunggu 30,7 31,8
14 Pattoppakang 30,7 31,9
Bombang
Polombangkeng
Mangara 56 Barugaya 29,7 30,9
15 Mangadu 30,7 31,9 Utara
Bombang
Polombangkeng
Mangara 57 Malewang 30,8 32,2
16 Laikang 30,6 31,8 Utara
Bombang
Polombangkeng
Mangara 58 Panrannuangku 30,9 32,2
17 Punaga 30,5 31,7 Utara
Bombang
59 Tarowang Galesong Selatan 30,7 32
18 Banggae Mangara 30,7 31,8
60 Bonto Sunggu Galesong Utara 30,5 31,7 2 Pattinoang Galesong 10
61 Tamasaju Galesong Utara 30,5 31,7 Kalenna
3 Galesong 11
Bontongape
62 Mangindara Galesong Selatan 30,7 31,8 Polombangkeng
4 Parang Luara 30
63 Sanrobone Sanrobone 30,7 31,9 Utara
Polombangkeng
64 Pappa Pattallassang 30,8 32,1 5 Massamaturu 14
Utara
Polombangkeng Polombangkeng
65 Patte'ne 30,9 32,2 6 Pa'rappunganta 20
Selatan
Utara
Mangara
66 Lengkese 30,7 31,9 Polombangkeng
Bombang 7 Parangbado 22
Polombangkeng Utara
67 Towata 30,8 32,3
Utara 8 Kalabbirang Pattallassang 11
Polombangkeng
68 Ko'mara 29,9 31,1 Polombangkeng
Utara 9 Palleko 20
Utara
69 Aene Towa Galesong Utara 30,7 31,9 Polombangkeng
10 Kampung Beru 30
70 Aeng Batu-Batu Galesong Utara 30,8 31,9 Utara
Polombangkeng
71 Tamalate Galesong Utara 30,5 31,7 11 Timbuseng 42
Utara
72 Bontolebang Galesong Utara 30,6 31,8 Polombangkeng
12 Bontokadatto 12
Selatan
73 Bonto Lanra Galesong Utara 30,7 31,9
Mangara
74 Sombala Bella Pattallassang 30,8 32
13 Bontoparang 14
Bombang
75 Bajeng Pattallassang 30,8 32,1 Mangara
14 Pattoppakang 13
Bombang
Sumber : Analisis dengan Quantum GIS
Mangara
15 Mangadu 6
Bombang
4.3.3.2 Elevasi Mangara
16 Laikang 5
Bombang
Mangara
17 Punaga 17
Bombang
Mangara
18 Banggae 6
Bombang
Mangara
19 Topejawa 8
Bombang
20 Banyuanyara Sanrobone 12
21 Maradekaya Pattallassang 6
22 Sabintang Pattallassang 11
Polombangkeng
23 Pa'bundukang 6
Selatan
Galesong
Gambar 4.12 Peta elevasi Kabupaten 24 Bonto Marannu 10
Selatan
Takalar 25 Palalakkang Galesong 10
Galesong
26 Bontokanang 12
Berdasarkan hasil dari analisis dapat Selatan
Galesong
dilihat pada tabel 4.9 bahwa elevasi 27 Popo
Selatan
6
tertinggi berda di Kecamatan 28 Galesong Baru Galesong 8
Polombangkeng Utara desa Ko’mara yaitu 29 Galesong Kota Galesong 13
244 m dan elevasi terendah yaitu di 30 Kalukuang Galesong 15
Kecamatan Mangarabombang Desa Mangara
31 Lakatong 7
Laikang, Kecamatan Galesong Utara Desa Bombang
Tamasaju dan Desa Bontolebang, Mangara
32 Cikowang 10
Bombang
Kecamatan Sanrobone Desa Sanrobone Galesong
33 Bentang 8
yaitu 5 m. Selatan
34 Bontoloe Galesong 17
Tabel 4.5 Data elevasi Kabupaten Takalar Polombangkeng
35 Moncongkomba 18
Elevasi Selatan
No Desa Kecamatan Polombangkeng
(m) 36 Lantang 20
Selatan
Galesong 37 Pattallassang Pattallassang 7
1 Baramamase 10
Selatan
Polombangkeng 4.3.3.3 Analisa Regresi
38 Canrego 7
Selatan
Polombangkeng
a. Analisa regresi elevasi dengan
39 Bulukunyi 11 temperatur maksimum musim hujan di
Selatan
40 Pa Batangan Mappakasunggu 7 Kabupaten Takalar
Parasangang
41 Galesong 10
Beru
42 Bontomangape Galesong 14
Polombangkeng
43 Lassang 33
Utara
44 Paddinging Sanrobone 8
45 Parambambe Galesong 11
46 Parangmata Galesong 21
Galesong
47 Bonto Kassi 10
Selatan
Polombangkeng
48 Mannongkoki 14
Utara Grafik 4.13 Hubungan antara elevasi
Galesong
49 Sawakong
Selatan
7 dengan temperatur maksimum musim
Polombangkeng hujan
50 Mattompodalle 16
Utara
51 Pakkabba Galesong Utara 15 b. Analisa regresi elevasi dengan
Mangara temperatur maksimum musim
52 Panyangkalang 16
Bombang
Mangara
kemarau di Kabupaten Takalar
53 Bontomanai 7
Bombang
Polombangkeng
54 Cakura 32
Selatan
55 Takalar Kota Mappakasunggu 6
Polombangkeng
56 Barugaya 221
Utara
Polombangkeng
57 Malewang 20
Utara
Polombangkeng
58 Panrannuangku 8
Utara
Galesong
59 Tarowang 11
Selatan
60 Bonto Sunggu Galesong Utara 12 Grafik 4.14 Hubungan antara elevasi
61 Tamasaju Galesong Utara 5 dengan temperatur maks musim kemarau
Galesong
62 Mangindara 8
Selatan Berdasarkan hasil analisa regresi
63 Sanrobone Sanrobone 5 antara elevasi dengan temperatur
64 Pappa Pattallassang 13 maksimum di Kabupaten Takalar
Polombangkeng 2
65 Patte'ne
Selatan
9 diperoleh nilai determinasi R = 0,538
Mangara untuk musim hujan dan R2 = 0,282 untuk
66 Lengkese 6
Bombang musim kemarau. Hal tersebut menyatakan
Polombangkeng bahwa elevasi di Kabupaten Takalar tidak
67 Towata 79
Utara
Polombangkeng memiliki hubungan dengan temperatur
68 Ko'mara 244
Utara maksimum musim kemarau, ini
69 Aene Towa Galesong Utara 11 2
dikarenakan nilai determinasi (R ) kecil
70 Aeng Batu-Batu Galesong Utara 8 yaitu kurang dari 0,5. Sedangkan
71 Tamalate Galesong Utara 9 hubungan elevasi dengan temperatur
72 Bontolebang Galesong Utara 5 maksimum musim hujan di Kabupaten
73 Bonto Lanra Galesong Utara 11 Takalar memiliki hubungan yang cukup
74 Sombala Bella Pattallassang 7 erat yang ditandai dengan nilai determinasi
75 Bajeng Pattallassang 17
(R2) lebih besar dari 0,5.
Sumber : Analisis dengan Quantum GIS
V. PENUTUP merupakan daerah datar sehingga
5.1 Kesimpulan lahan sebagian besar
Dari hasil penelitian analisis dimanfaatkan sebagai pemukiman
karakteristik spasial di Kabupaten Takalar penduduk dan area persawahan
berbasis GIS dan remote sensing dan tambak.
menggunakan citra landsat, ditemukan b. Dari hasil analisis indeks air
beberapa temuan studi sebaga berikut : NDWI dapat dilihat daerah berair
1. Indeks jalan Kabupaten Takalar relatif di Kabupaten Takalar berada di
tinggi dibandingkan dari daerah- Kecamatan Mangarabombang,
daerah lain yang ada di Sulawesi- Pattallasang, dan bagian barat
selatan dengan nilai indeks jalan Kecamatan Polombangkeng utara
1,66/km sehingga konektivitas dan selatan. Hal ini dikarenakan
jaringan jalan di Kabupaten ini cukup wilayah tersebut merupakan
baik. daerah dataran rendah sehingga
2. Dari hasil analisis karakteristik spasial dimanfaatkan sebagai daerah
di Kabupaten takalar diperoleh : persawahan dan tambak
a. Daerah terpadat di kabupaten (empang).
Takalar berada di Kecamatan 4. Berdasarkan hasil analisis data
Pattallassang, Polombangkeng klimatologi dengan menggunakan
Utara dan Galesong dilihat dari worldclim diperoleh koefisien
heatmap building Kabupaten determinasi hasil analisa regresi antara
Takalar. Sedangkan dilihat dari elevasi dengan temperatur maksimum
analisis peta kontur, kemiringan Kabupaten Takalar sebesar 0,538
lereng (slope) dan peta bayangan untuk musim hujan dan 0,282 untuk
(hillsade) bagian timur Kabupaten musim kemarau. Hal tersebut
Takalar merupakan daerah menyatakan bahwa temperatur
bukit/pegunungan seperti di maksimum di Kabupaten Takalar
Kecamatan Polombangkeng Utara memiliki hubungan dengan elevasi
dan Polombangkeng Selatan dan yang ditandai dengan nilai R2 itu
untuk kecamatan yang lain sendiri. Sehingga tinggi rendahnya
cenderung merupakan daerah yang elevasi mempengaruhi nilai
relatif datar. temperatur suatu daerah.
b. Daerah aliran sungai Kabupaten 4.4 Saran
Takalar berjumlah 21 dengan
daerah aliran yang paling luas Dari hasil penelitian ini, ada beberapa
adalah Jenebrang dan daerah aliran saran diberikan kepada pembaca dan
yang kecil adalah sanrobengi. peneliti lain:
3. Berdasarkan hasil analisis 1. Meningkatkan penguasaan
karakteristik spasial indeks vegetasi program QGIS terlebih dahulu
dan indeks air diperoleh : agar supaya lebih mudah
a. Dari hasil analisis indeks vegetasi menganalisa data.
NDVI, SAVI, dan LSWI dapat 2. Selalu mengupdate data open
dilihat pada bagian kecamatan street map sebelum melakukan
Polombangkeng Utara merupakan penelitian ini sehingga data
daerah dengan tingkat vegetasi analisis lebih akurat.
yang sangat tinggi dibanding
dengan kecamatan lain karena
daerah tersebut merupakan daerah
pegunungan/perbukitan berbeda
dengan kecamatan yang lain yang
DAFTAR PUSTAKA Journal of Remote Sensing, 17(7),
1425-1432
Aronoff, 1989. Geographic Information
Nur W, Bambang S, Arwan P. 2016.
Sistem : A Management Perpective,
Analisis Fase Tumbuh Padi
Ottawa, Canada :WDL Publication.
Menggunakan Algoritma Ndvi, Evi,
Astrini, Retno., Oswald, Patrick. 2012. Savi, Dan Lswi Pada Citra Landsat
Modul Pelatihan Quantum GIS 8. Universitas Diponegoro.
Tingkat Dasar. Mataram.
Prahasta, E. 2005. Konsep-konsep Dasar
Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Sistem Informasi Geografis.
Takalar Dalam Angka. Badan Informatika: Bandung.
Pusat Statistik Kabupaten Takalar.
Rauf, syaf. 2016.Spasial Model Of
Direktorat Jenderal Bina Marga, Graduate Studen Travel In
Departemen Pekerjaan Umum. Makassar City. Makassar:
1997. Tata Cara Perencanaan Universitas Hasanuddin
Geometrik Jalan Antar Kota.
Jakarta. Riyanto, dkk. 2009. Pengembangan
Aplikasi Sistem Informasi
Ekadinata A, Dewi S, Hadi D, Nugroho Geografis Berbasis Dekstop dan
D, dan Johana F. 2008.Sistem Web. Yogyakarta : Gava Media
Informasi Geografis Untuk
Pengelolaan Bentang Lahan Rouse, dkk. 1973. Monitoring Vegetation
Berbasis Sumber Daya Alam. Buku System in the Great Plains With
1: Sistem Informasi Geografis dan ERTS. NASA : 309-317
Penginderaan Jauh Menggunakan
Suseno, Adam., Agus, Ricky Y,. ST,
ILWIS Open Source. World
SSI,MM. 2012. Penggunaan
Agroforestry Centre. Bogor.
Quantum GIS dalam Sistem
Gao, B., 1996. NDWI A Normalizedd Informasi Geografis. Bogor.
Difference Water Index For
Unwin, David J. 2010. Geographic
Remote Sensing Of Vegetation
Information Analysis an Spatial
Liquid Water From Space. Remote
Data. Birbeck University of
Sensing Environment. 58, hal 257–
London.
266.
Gistut. 1994. Sistem Informasi Geografis. Weng, Qihao Ph,D. 2010. Remote Sensing
Gramedia Pustaka Utama. and GIS Integration. The McGraw-
Hill Companies, Inc.
Huete, A. R. 1988. A Soil Adjusted
Vegetation Index SAVI, Remote https://remotepixel.ca/projects/satellitesear
Sensing of Environment Vol. 25, ch.html
Hal. 295-309

Lillesand and Kiefer, 2004. Remote


Sensing And Image Interpretation, John
Wiley & Son, New York.
McFeeters, S. K. 1996. The Use of the
Normalized Difference Water Index
(NDWI) in the Delineation of Open
Water Features. International

Anda mungkin juga menyukai