Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TEORI DAN KRITIK ARSITEKTUR

“HASIL SURVEY GEDUNG D FAKULTAS SAINS DAN


TEKNOLOGI”

DOSEN PENGAMPUH: SUCI QADRIANI RAMADHANI. ST., M. Sc

Disusun Oleh:

MUH. ILHAM SYAFITRA (60100121036)

PATMAWATI YAHYA (60100121034)

SABRINA RATU AISYAH RUSLAN (60100121029)

MUH FADHIL SAPUTRA (60100121087)

ZULFAJAR (60100121093)

Kelas 4/B

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

THN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN ……………………….…………………………………………1

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2

C. Tujuan ……………………………………………………… 2

BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………………………………… 2

A. Kritik Impresionistik …………………………………………………………. 2


B. Kritik Deskriptif …………………………………………………………. 2

1. Gambaran Bangunan ….……………………………………………….. 2

2. Metode Grafis.……………………………………3

3. Metode Verbal ……….………………..4

4. Metode Prosedural …………………………5

5. Metode Riwayat Hidup …………………………5

6. Metode Peristiwa…………………………5

C. C. Kritik Fungsionalisme………………………………………………………. 6

BAB III METODE & LOKASI ………………………..…………………………… 7

A. Metode Penelitian ……………………………………………………………. 6

B. Lokasi Penelitian ……………………………………………………………….6

BAB IV PEMBAHASAN ………….………………………………………………………7

BAB V PENUTUP …………..……………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gedung Fakultas Sains dan Teknologi merupakan salah satu fasilitas
Pendidikan yang berkawasan di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

Kritik adalah proses analisis dan evaluasi terhadap sesuatu dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki
pekerjaan.

Kritik berasal dari Bahasa Yunani kritikos yang berarti "dapat


didiskusikan". Kata kritikos diambil dari kata krenein yang berarti
memisahkan, mengamati, menimbang, dan membandingkan.

Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur
memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain
(seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya,
menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus
banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film,
teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.

Kritik Arsitektur adalah proses dan rekaman tanggapan terhadap lingkungan


binaa. Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk menelusuri dan
Menyusun hubungan antara sejarah, teori dan kritik arsitektur dalam Upaya
memahami arsitektur, apa makna maupun tujuannya. Kritik Arsitektur juga
merupakan tanggapan dari hasil sebuah pengamatan terhadap suatu karya
arsitektur.

Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang mengkritik salah satu


bangunan yang ada dengan memperhatikan beberapa kriteria yang telah
ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan material pada bangunan?
2. Apa saja kerusakan yang ada pada bangunan?
3. Bagaimana kenyamanan pengguna bangunan?
4. Bagaimana konsep atau gaya yang diterapkan pada bangunan?
5. Bagaimana struktur pada bangunan?

C. Tujuan
Tujuan mengamati bangunan tersebut adalah untuk mengetahui kerusakan
apa saja yang terjadi pada bangunan, kenyamanan pengguna bangunan pada
setiap ruang serta penerapan konsep atau gaya pada bangunan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kritik Impresionistik
Kritik Impresionsitik merupakan kritik yang menggambarkan kata-kata
sifat yang terasa dalam bagian-bagian khusus atau dalam karya sastra, dan
mengekspresikan tanggapan-tanggapan (impresi) kritikus yang ditimbulkan
secara langsung oleh karya sastra tersebut.

Keuntungan menggunakan kritik imresionistik yaitu mampu menggugah


imaji tentang fakta menjadi lebih bermakna· Dengan cepat membuat
pengamat menduga-duga sesuatu yang lain lebih dari sekadar sebuah
bangunan fisik· Menggiring pengamat untuk lebih seksama melihat sebuah
karya seni· Mampu membangkitkan analisis objek yang sebelumnya
tampak sulit atau sebaliknya membuat kompleks yang sebelumnya tampak
sederhana· Membuat lingkungan lebih terlihat dan mudah diingat.

Namun kekurangan dalam mengkritik secara impresionistik ialah kritik


seolah tidak berkait dengan arsitektur· Interpretasi menjadi lebih luas dan
masuk dalam wilayah bidang ilmu lain· Pesan perbaikan dalam arsitektur
tidak tampak secara langsung· Menghasikan satu interpretasi yang bias
tentang hakikat arsitektur.

B. Kritik Deskriptif
Kritik Deskriptif merupakan salah satu jenis kritik yang bersifat tidak
menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa
yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang
menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain
kritik deskriptif tampak lebih nyata.
Metode dalam kritik deskriptif :
1. Gambaran Bangunan (Depictive Criticism) Metode ini cenderung tidak
dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada
pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi
dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang
sesungguhnya ada dan terjadi disana. Masyarakat cenderung
memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa
lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu
bangunan dan menceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, kritik
depiktif telah menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu
catatan pengalaman baru seseorang. Kritik depiktif tidak butuh
pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat
pengalaman seseorang di masa lalunya. Kritik depiktif lebih
mengesankan sebagai seorang editor atau reporter, yang menghindari
penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek bangunan
agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advocate.
2. Metode Grafis (Static)Pada metode grafis lebih memperhatikan pada
elemen-elemen, bentuk (for m), bahan (materials) dan permukaan
(texture). Penelusuran metode grafis seringkali digunakan oleh para
kritikus untuk memberi pandangan kepada pembaca agar memahami
apa yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap apa
yang dilihatnya kemudian. Penggunaan media grafis dalam metode ini
dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan
secara non verbal tanpa kekhawatiran terhadap bias. Metode ini dapat
dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : fotografi, diagram,
pengukuran dan deskripsi verbal (kata-kata).
3. Metode Verbal (Dynamic)Tidak seperti metode grafis, metode verbal
mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa
bangunan di buat. Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui
Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan?
Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari
sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian yang ada didalamnya dan disekitarnya?
4. Metode Prosedural (Process) Merupakan satu bentuk depictive criticism
yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-
sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu. Bila kritik yang lain dibentuk
melalui pengkarakteristikan informasi yang datang ketika bangunan itu
telah ada, maka kritik depiktif (aspek proses) lebih melihat pada
langkah-langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi : Kapan
bangunan itu mulai direncanakan? Bagaimana perubahannya?
Bagaimana ia diperbaiki? dan Bagaimana proses pembentukannya?.
5. Metode Riwayat Hidup (Biographical Criticism) Kritik yang hanya
mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya
aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis
perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan
perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya secara
spesifik.Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian pada kehidupan
pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan
kejadian-kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya atau
bangunan.
6. Metode Peristiwa (Contextual Criticism) Untuk memberikan ketelitian
untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi
dekriptif, informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, politikal, dan
ekonomi konteks bangunan yang telah didesain. Kebanyakan kritikus
tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang
mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam
kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka
tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut tindakan hukum
terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak kontroversial tentang
konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.
C. Kritik Fungsionalisme
Fungsionalisme, adalah arsitektur yang menerapkan pola dan konsep
keindahan yang timbul semata–mata oleh adanya fungsi dari
elemen-elemen bangunan. Bangunan terbentuk oleh bagian-bagiannya
apakah dinding, jendela, pintu, atap tersusun dalam komposisi dari unsur-
unsur yang semuanya mempunyai fungsi. pada arsitektur
fungsionalisme ,memiliki prinsip bahwa arsitek harus merancang bangunan
berdasarkan tujuan dari gedung itu. Pernyataan ini pada awalnya
membingungkan, dan kontroversi dalam profesi, terutama dalam
hal arsitektur modern. Kritik Fungsionalisme, pada arsitektur, dalam hal
ini adalah kritik apa saja atas sebuah bangunan dilihat dari segi
fungsionalitasnya.
BAB III

METODE DAN LOKASI

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif Gambaran
Bangunan (Depictive Criticism) Metode ini cenderung tidak dipandang
sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan
baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik
kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan
terjadi disana.
Metode Verbal (Dynamic)Tidak seperti metode grafis, metode verbal
mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan
di buat. Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui Bagaimana manusia
bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan.

B. Lokasi
Lokasi penelitian berada di kampus Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Romangpolong, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan. Penelitian ini dilakukan pada 21 JUNI 2023 di Fakultas Sains dan
Teknologi.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kritik Deskriptif
Gedung D merupakan salah satu dari empat gedung di Fakultas Sains dan
Teknologi di UIN Aluddin Makassar. Gedung merupakan gedung utama
pada Fakultas Sains dan Teknologi karena selain difungsikan sebagai tempat
pembelajaran, gedung ini juga menjadi pusat administrasi Fakultas Sains
dan Teknologi.

Dari segi bentuk, bangunan ini mengambil bentuk kotak sederhana dengan
void yang berada di tengah bangunan. Pemilihan warna pada bangunan ini
selaras dengan warna bangunan di sekelilingnya sehingga membuat gedung
ini tidak mencolok dari segi warna bangunan.

Dari segi fasilitas pada gedung D ini dinilai kurang memadai, hal ini datang
dari keluhan berbagai kalangan pengguna bangunan.

B. Kritik Impersonalistik
Gedung D Fakultas Saintek merupakan sebuah gedung dengan desain
arsitekturnya yang terlihat sederhana dan berbentuk persegi seperti
bangunan pada umumnya yang berada di sekitarnya. Menurut pandangan
kami, yang membedakan gedung ini dari bangunan fakultas lainnya karena
hanya gedung D fakultas saintek yang berbentuk persegi dengan adanya
sebuah taman ditengah-tengah gedung tersebut.

Gedung Fakultas saintek sendiri memiliki gaya bangunan kubisme dengan


konsep yang sederhana dan lumayan kaku walaupun bentuk di depan
bangunan tersebut terlihat berbeda sedikit dengan adanya atap yang
berbentuk seperti kubah masjid.
Jika kita mencermatinya secara langsung, kita dapat menyimpulkan jika
struktur yang digunakan pada gedung tersebut terlihat kuat dengan
kekakuannya, fasad yang tidak menonjol dan hanya terlihat terbiasa saja
seperti bangunan pada umumnya, serta cat finishing dengan warna-warna
yang terkesan natural.
Bangunan ini mempunyai keseimbangan yang simetris karena yang terlihat
pada bagian kanan dan kiri gedung tersebut sama baik itu dari segi ukuran,
bentuk, struktur dan fasadnya. Skala monumental dan proporsi dari gedung
juga sudah terlihat propersi dengan keadaan atau bangunan sekitar.

C. Kritik Fungsionalme
Dari segi fungsional-nya, menurut kami ada beberapa bagian pada
bangunan yang sudah tidak sesuai dengan peruntukannya. Beberapa bagian
dari bangunan yang kurang sesuai dengan fungsinya antara lain sebagai
berikut:
- Lobby yang diubah menjadi mushallah;
- Pintu bagian kiri dan belakang bangunan yang ditutup/tidak difungsikan;
- Area taman tengah yang menjadi ruang mati;
- Penghawaan alami yang kurang baik;

1. Fungsional Mushallah
Dari segi fungsional, mushallah pada gedung D dinilai kurang baik. Hal ini
karena pengadaan mushallah ini terkesan dadakan dan tidak sesuai dengan
fungsional pada desain awalnya.Hal ini kemudian berpengaruh pada
kenyamanan ruang seperti penghawaan yang kurang baik. Selain itu
orientasi ruang tersebut tidak mengarah langsung kepada kiblat, sehingga
karpet mushallah yang kemudian di miringkan mengarah ke
kiblat.Kebisingan pada ruang tersebut juga menjadi masalah yang
mengganggu ke-khusyu-an saat shalat.
2. Beberapa pintu pada bangunan yang ditutup
Sirkulasi pada bangunan juga dinilai kurang baik dikarenakan beberpa akses
pintu yang ditutup. Hal ini menjadi keluhan beberapa mahasiswa yang harus
mengambil jalan memutar karena akses pintu yang ditutup.

3. Taman tengah yang menjadi ruang mati


Bagian tengah (void) bangunan kurang dimaksimalkan potensinya. Taman
tersebut sebaiknya diubah menjadi taman baca ataupun area santai. Kurang
baiknya pemanfaatan ruang ini berpengaruh pada mahasiswa yang sering
kali menjadikan koridor sebagai tempat berkumpul sehingga mengganggu
pengguna bangunan lain yang ingin lewat.

4. Penghawaan alami yang kurang baik


Beberapa ruang pada gedung ini memiliki penghawaan alami yang kurang
baik. Ruang yang berorientasi pada arah timur-barat mendapatkan paparan
sinar matahari langsung sehingga membuat suhu pada ruang tersebut lebih
tinggi dari ruang yang lainnya. Hal ini karena tidak adanya pembayangan
ataupun vegetasi yang mampu merduksi panas yang terpapar langsung
kepada bangunan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gedung Fakultas Sains dan Teknologi merupakan salah satu fasilitas
Pendidikan yang berkawasan di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

Tedapat tiga metode dalam kritik yang di gunakan yaitu


1. kritik Deskriptif gedung utama pada Fakultas Sains dan Teknologi
karena selain difungsikan sebagai tempat pembelajaran, gedung ini juga
menjadi pusat administrasi Fakultas Sains dan Teknologi. Dari segi
bentuk, bangunan ini mengambil bentuk kotak sederhana dengan void
yang berada di tengah bangunan. Pemilihan warna pada bangunan ini
selaras dengan warna bangunan di sekelilingnya sehingga membuat
gedung ini tidak mencolok dari segi warna bangunan.
2. Kritik Impersonalistik
Gedung Fakultas saintek sendiri memiliki gaya bangunan kubisme
dengan konsep yang sederhana dan lumayan kaku walaupun bentuk di
depan bangunan tersebut terlihat berbeda sedikit dengan adanya atap
yang berbentuk seperti kubah masjid.
3. Kritik Fungsionalme
Dari segi fungsional-nya, menurut kami ada beberapa bagian pada
bangunan yang sudah tidak sesuai dengan peruntukannya. Beberapa
bagian dari bangunan yang kurang sesuai dengan fungsinya antara lain
sebagai berikut:
1. Lobby yang diubah menjadi mushallah;
2. Pintu bagian kiri dan belakang bangunan yang ditutup/tidak
difungsikan;
3. Area taman tengah yang menjadi ruang mati;
4. Penghawaan alami yang kurang baik;
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data di lapangan,
pada dasarnya penelitian ini berjalan baik. Namun bukan suatu
kekeliruan apabila peneliti ingin mengemukakan beberapa saran yang
mudah-mudahan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan kedepannya.
Adapun saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

Hendaknya pada penelitian selanjutnya peneliti dapat memperdalam


kembali mengenai faktor-faktor apa saja yang dibutuhkan agar
penelitian tersebut dapat lebih mendalam lagi.
Hendaknya para peneliti selanjutnya lebih mengembangkan ruang
lingkup penelitian, mengingat penelitian yang dilaksanakan ini belum
sepenuhnya bisa menggambarkan situasi yang sebenarnya.
Dalam proses pengumpulan data, hendaknya menggunakan teknik
yang diperkirakan dapat lebih optimal dalam mendapatkan data yang
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9214/6/BAB%20III.pdf
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kritik/
https://www.bola.com/ragam/read/4718556/pengertian-kritik-ciri-ciri-
struktur-kaidah-jenis-cara-penulisan-dan-contohnya
http://pratiwinurrahmaddi.blogspot.com/2019/02/kritik-arsitektur-bab-
i.html
DOKUMENTASI
- FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI -

Anda mungkin juga menyukai