Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KECIL KRITIK ARSITEKTUR

MENGGUNAKAN METODE KRITIK DESKRIPTIF DENGAN


JENIS DEPICITIVE CRITISM PADA BANGUNAN FAVE HOTEL
PEKANBARU

TAHUN AJARAN :
Genap 2020-2021

Tanggal, 3 Maret 2021

Dosen MK. :
Hendri Silva, S.T., M.T.

DENGAN

Nama Mahasiswa :
Ahmad Yusuf

NIM :
1823201029

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2021
A. Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan tugas kecil Kritik Arsitektur

saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk tugas kecil ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi tugas kecil yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kritik arsitektur saya,
Bapak Hendri Silva, S.T.,M.T., yang telah membimbing saya selama ini
terutama dalam menulis tugas ini. Dan tak lupa juga berterima kasih kepada
pihak-pihak yang terlibat.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, Maret, 2021

Ahmad Yusuf
1823201029
LEMBAR ASISTENSI
MATAKULIAH KRITIK ARSITEKTUR
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS
LANCANG KUNING

DOSEN : HENDRI SILVA, ST.,MT.


NAMA MAHASISWA : Ahmad Yusuf
NIM : 1823201029
JUDUL TUGAS :TUGAS KECIL KRITIK
ARSITEKTUR
MENGGUNAKAN METODE KRITIK
DESKRIPTIF DENGAN JENIS DEPICITIVE
CRITISM PADA BANGUNAN FAVE HOTEL
PEKANBARU

NO HARI/ CATATAN RESPON PARAF


. TGL DOSEN PERKEMBANGAN DOSEN
DAFTAR ISI
BAB I

Deskripsi

1. Metode Deskripsi Kiritik Deskriptif


A. Hakikat Metoda Kritik Deskriptif
 Dibanding metode kritik lain descriptive criticism tampak lebih
nyata (factual)
 Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap
bangunan atau kota
 Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang
sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita
dapat lebih memahami makna bangunan.
 Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami
bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang
ditampilkannya
 Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi
sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya
dan apa yang terjadi di dalamnya.
B. Jenis-Jenis Metoda Kritik Deskriptif :
 Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
 Static (Secara Grafis)
 Dynamic (Secara Verbal)
 Process (Secara Prosedural)
 Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
 Contextual Criticism ( Persitiwa)
2. Depictive Criticism
A. Static Aspects (Aspek Statis)
 Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik
karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk
sebuah bangunan
 Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai dengan
keterbatasan pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian
yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan mennceritakan
kepada kita apa yang telah dilihat, kritik depictive telah
menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu
catatan pengalaman baru seseorang.
 Kritik Depictive tidak butuh pernyataan betul atau salah karena
penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di
masa lalunya.
 Kritik depictive lebih mengesankan sebagai seorang editor atau
reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian
terhadap satu aspek bangunan agar terhindar dari pengertian
kritikus sebagai interpreter atau advocate.
 Depictive criticism dalam aspek static memfocuskan perhatian
pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan
permukaan (texture)
 Penelusuran aspek static dalam Depictive criticism seringkali
digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada
pembaca agar memahami apa yang telah dilihatnya sebelum
menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian.
 Penggunaan media grafis dalam depictive critisim dapat dengan
baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan
secara non verbal tanpa kekhawatiran terhadap bias.
 Aspek static depictive criticism dapat dilakukan melalui beberapa
cara survey antara lain : photografi, diagram,
pengukuran dan deskripsi verbal (kata-kata).
B. Dynamic Aspect (Aspek Dinamis)
 Tidak seperti aspek static, aspek dinamis depictive mencoba
melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa
bangunan di buat.
 Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana
manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan?
Apa yang terjadi disana?
Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan
fisik?
Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada
didalamnya dan disekitarnya?.
C. Process Aspect (Aspek Proses)
 Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan
kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan
fisik terjadi seperti itu.
 Kalau kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan
informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka
kritik depictive (aspek proses) lebih melihat pada
langkahlangkah keputusan dalam proses desain yang meliputi :
 Kapan bangunan itu mulai direncanakan,
 Bagaimana perubahannya,
 Bagaimana ia diperbaiki,
 Bagaimana proses pembentukannya.
3. Kritik Biogrrafis
 Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist
(penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya.
Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat
diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap
intensitasnya pada karyakaryanya secara spesifik.
 Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian pada kehidupan
pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan
kejadian-kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya
atau bangunan.
 Misalnya : Bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright
waktu remaja pada permainan Froebel Bloks (permainan lipatan
kertas) terhadap karyanya? Bagaimana pengaruh karier lain Le
Corbusier sebagai seorang pelukis?, Informasi seperti ini
memberi kita kesempatan untuk lebih memahami dan menilai
bangunan-bangunan yang dirancangnya.
4. Kritik Kontekstual
 Hal yang perlu diketahui dalam contextual criticism adalah :
Informasi tentang aspek social, politik dan ekonomi pada saat
bangunan di desain.
 Tekanan-tekanan apakah yang diterima sang arsitek atau klien
pada saat bangunan akan dan sedang dibangun?
5. Deskripsi Bangunan

A. Owner / Pemilik : PT. Dwi Mandiri Indo Jaya


B. Jenis bangunan : Hotel
C. Gaya Arsitektur : Minimaslis, Modern
D. Luas lahan : 1.871
E. Luas bangunan : 5.263
F. Jumlah lantai : 9 Lantai
G. Lokasi : Jl. Pinang No. 10, Kota Pekanbaru
H. Periode desain : 2013-2014
I. Periode konstruksi : 2014-2015
J. Konslutan arsitek : PT. Atelier Una Indonesia
K. Konsultan struktur : PT. Cipta Sukses
L. Konsultan M.E.P : PT. Pasada
M. Pelaksana : PT. Adhi Karya
BAB II

PEMBAHASAN KRITIK

1. Pendahuluan
Pada bangunan Fave Hotel Pekanbaru menggunakan metode kritik
Deskriptif jenis metode deskriptifnya adalah Depictive Criticism (Gambaran
bangunan), yang meliputi Static (Secara Grafis), Dynamic (Secara Verbal),
Process (Secara Prosedural).
2. Depictive Criticism (Gambaran Bangunan)
A. Elemen Bentuk

Bangunan Fave Hotel Pekanbaru memiliki gaya arsitektur minimalis, dan


modern, hal ini dapat dibuktikan dengan bentuk bangunan yang berbentuk
balok/persegi panjang, yang mana salahsatu prinsip arsitektur modern adalah
cubism
Bahkan seluruh jendela pada bangunan memiliki bentuk balok, dan juga
façade yang didominasi oleh jendela yang berbentuk balok

B. Bahan / Material

Eksterior

Untuk bahan eksterior dikombinasi oleh pengggunaan ACP, seperti ada


beberapa dinding dan juga kolom yang dibungkus oleh ACP ada juga
dinding yang tanpa pembungkus, hanya menggunakan lapisan cat saja.
Untuk jendelanya menggunakan kaca yang berjenis tempered
Interior
Lobby

Untuk bahan material pada lobby, dinding ada yang diberi tanaman rambat
sintetis, ada juga yang menggunakan wall panel, ada juga yang hanya
dilapisi cat saja. Sedangkan untuk lantai menggunakan granit

Koridor

Untuk bahan material pada koridor, dinding dikombinasi oleh dinding yang
diberi lapisan cat saja, tetapi untuk dinding dekat lift diberi granit.
Sedangkan untuk lantai menggunakan karpet.
Untuk bahan material pada kamar, dinding kamar ada yang diberi wallpaper,
ada yang hanya dilapisi cat saja, sedangkan untuk dinding kamar mandi
diberi full keramik. Untuk lantai kamar menggunakan granit, dan untuk
lantai kamar mandi menggunakan keramik.
C. Permukaan / Texture

Untuk permukaan/texture semua material hampir semuanya memilki


permukaan yang halus, hanya beberapa material saja yang memiliki
permukaan kasar, seperti lantai kamar mandi dikarenakan demi keamanan.
3. Aspek Dinamis

Ketika pengunjung masuk, maka langsung berada di lobby tidak jauh dari
lobby atau tepatnya disebelah receptionist terdapat lift sebagai sirkulasi
vertical untuk menuju dari satu lantai ke lantai lainnya di gedung.

Ketika pengguna bangunan keluar dari lift dan ingin masuk kedalam kamar,
pengguna akan melewati koridor dari lift menuju kamar.
Untuk suasana/keadaan di dalam bangunan hotel, suasananya sama seperti
hotel bintang tiga lainnya.
4. Aspek Proses
Proses Desain

Proses desain Fave Hotel Pekanbaru dilakukan pada tahun 2013 sampai
tahun 2014 untuk konsultan arsiteknya dari PT. Atelier Una Indonesia.
Sedangkan proses pengerjaan bangunan dilaksanakan tahun 2014 sampai
tahun 2015 yang pelaksananya PT. Adhi Karya.
BAB III
KESIMPULAN dan SASARAN
1. Kesimpulan
Pada bangunan Fave Hotel Pekanbaru, sang arsitek memakai prinsip dari
arsitektur modern dan juga arsitektur minimalis, hal ini dapat dibutikan
dengan bantuk bangunan berupa balok, tanpa ornament, serta penggunaan
warna yang minim yang mana itu merupakan prinsip bebrapa dari arsitektur
modern.

2. Saran
Untuk kedepannya agar cara maintenance terhadap gedung tetap
diperhatikan, soalnya maintenance gedung merupakan hal yang sangat
penting terutama pada saat pembersihan area kaca gedung dan juga area acp
jika area itu sulit untuk melakukan pembersihan maka akan merepotkan tim
yang bekerja dalam membersihkan.
PENUTUP

Pada tugas ini merupakan salah satu contoh menggunakan metode kritik
deskriptif, dengan metode deskriptifnya adalah Depictive Criticism
(Gambaran bangunan), yang meliputi Static (Secara Grafis), Dynamic
(Secara Verbal), Process (Secara Prosedural), dengan objek bangunan Fave
Hotel Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai