Anda di halaman 1dari 26

Transformasi Desain dalam Arsitektur

Arsitektur merupakan suatu bidang yang membahas tentang ilmu


bangunan,yang kemudian dikembangkan melalui beberapa pendekatan,
berdasarkan pemikiran-pemikiran dari para pemikir tentang bidang
arsitektur itu sendiri. Dalam arsitektur seringkali kita melihat bangunan
yang memiliki bentuk yang berbeda, pada bangunan umumnya tak
sedikit juga bangunan memiliki bentuk yang unik. Bentuk – bentuk
tersebut seringkali berasal dari bentuk awal yang sudah dirubah dan
dimanipulasi menjadi bentuk yang baru atau berbeda dari bentuk
sebelumnya.
Transformasi bentuk atau perubahan bentuk bisa didapat
melalui berbagai variasi seperti dengan perubahan dimensi bentuk,
pengurangan beberapa bagian dari bentuk awal, dan penambahan
beberapa bagian bentuk.
Pengertian Transformasi Bentuk
 Menurut (The New Grolier Webster International Dictionary of English Language),
Transformasi adalah menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-nilai
yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk
yang mempunyai arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan
dan fungsi.
 Menurut (Antoniades, 1990), Transformasi adalah sebuah proses perubahan
secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap ultimate, perubahan
dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan
internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah dikenal
sebelumnya melalui proses menggandakan secara berulang-ulang atau
melipatgandakan.
• Menurut ( R ossi, 1982 dalam Sari,2007), Transformasi adalah perubahan fisik
disebabkan oleh adanya kekuatan non fisik yaitu perubahan budaya, sosial,
ekonomi, dan politik
Kategori Transformasi Bentuk
Menurut (Laseau, 1980 dalam Sembiring, 2006), transformasi dibedakan menjadi 4
kategori, yaitu :
 Transformasi bersifat Topologikal (geometri), yaitu bentuk geometri yang berubah
dengan komponen pembentuk dan fungsi ruang yang sama.
 Transformasi bersifat Gramatika hiasan (ornamental), yang dilakukan dengan
menggeser, memutar, mencerminkan, menjungkirbalikkan, melipat, dll
 Transformasi bersifat Reversal (kebalikan) merupakan pembalikan citra pada figur
objek yang akan ditransformasi dimana citra objek dirubah menjadi citra dan
sebaliknya
 Transformasi bersifat Distortion (merancukan), yaitu kebebasan perancang dalam
beraktivitas.
Saluran Transformasi Bentuk
Untuk mencapai keempat kategori transformasi, ada beberapa saluran yang dapat dilalui, yaitu :
a. Material
Penggunaan material bangunan dipilih berdasarkan konsekuensi bahwa material tersebut dapat digunakan sebagai sistem
struktur dan penataan fungsi. pemilihan bahan juga dapat mempengaruhi tampilan arsitektur, misalnya mengenai tekstur
pada eksterior maupun interior, detil finishing dan sebagainya.

Kriteria saluran transformasi ini adalah :


Tema : Material
Transformasi : - Penggunaan teknologi
- Eksplorasi sifat bahan
Alat : Bidang permukaan, tampak, massa
Tampilan visual : - Penonjolan tekstur bahan
- Penonjolan system konstruksi
- Penampilan sifat bahan
b. Pemalihan
berisi tentang strategi pembentukannya, yaitu strategi tradisional
peminjaman, dekonstruksi atau dekomposisi.
Kriteria saluran transformasi adalah :
Tema : Fungsi, bentuk
Transformasi : Evolusi tradisional, pemecahan (break), pengirisan
(cut), pembagian (segment), penambahan (addition), pergeseran
(friction), pengumpulan ( accumulation), penumpukan (stracking),
penembusan (penetration), penjalinan (interlacking), pertautan
(meshing), peminjaman, pemindahan rupa, dekonstruksi.
Alat : Massa, bentuk permukaan, detil
Tampilan visual : - simetri-asimetri
- Regular- irregular
c. Eksotik dan multicultural
Eksotik memiliki dua pengertian, pertama adalah eksotik dalam hal fisik dan
yang kedua adalah eksotik dalam metafisik. Eksotik secara fisik mempunyai
konotasi geografik, yaitu berkaitan dengan suatu tempat yang berada di luar
lingkungan seseorang, semakin jauh semakin kuat daya eksotiknya.
Sedangkan eksotik metafisik memiliki eksotik konotasi negatif. Eksotik
metafisik untuk menjaga sesuatu dari kejauhan, mengacaukan pikiran,
menghilangkan orientasi atau membuat rusak pribadi seseorang.
Oleh karena itu dalam karya rancangan harus dapat memuat pemahaman
tentang masyarakat, iklim, material, metode konstruksi dan teknik-teknik
yang terdapat dalam tempat asing yang dirancang tersebut.

Kriteria saluran transformasi ini adalah :


Tema : Keganjilan fenomena, pertautan budaya, sejarah
Transformasi : Peniruan, perpaduan
Alat : Site, material, detil
Tampilan visual : Suasana, symbol
d. Kompleksitas dan kontradiksi
Dalam kompleksitas dan kontradiksi, bahan mentah yang ditransformasikan dapat bermula
dari aspek kesejarahan ataupun seni-seni popular. Sedangkan alat yang digunakan akan
lebih sering menggunakan elemen-elemen yang biasa dikenal atau elemen-elemen
konvensional.
Secara sederhana kompleksitas arsitektur ditandai dengan adanya penggunaan elemen-
elemen baik itu dalam wujud bidang, bentuk, warna atau kegunaan atau yang lain yang
beraneka. Penggunaan ini merupakan penggunaan secara bersama-sama untuk
membentuk sebuah komposisi tanpa menghilangkan sifat asli dari elemen-elemen dasar
tersebut. Namun jika elemen-elemen dasar tersebut telah mampu melebur menjadi suatu
bentuk jadian yang berubah dari sifat dasarnya, maka bukan sekedar kompleksitas yang
terjadi terjadi tetapi lebih merupakan sebuah kontradiksi.
Bentuk-bentuk transformasi yang memungkinkan antara lain merupakan penerapan
kaidah-kaidah tersebut. Seperti adanya kompleksitas bentuk atau both-and dan
kompleksitas fungsi atau double function.

Kriteri saluran transformasi ini adalah :


Tema : Elemen bangunan sejarah, seni popular
Transformasi : Pembaruan, pengironian
Alat : - Elemen-elemen bangunan konvensional
- Elemen-elemen yang telah biasa dikenal
Tampilan visual : Simbolik
e. Historicism dan preseden
Batasan kreasi pada bangunan dalam bingkai historicism adalah perolehan
pengetahuan dari budaya, teknologi dan filosofi. Penggunaan historicism harus
meliputi referensi sejarah yang benar.
Preseden dari waktu yang telah lewat mungkin tidak lagi relevan dengan budaya
sekarang atau dengan faktor lain di jaman sekarang. Untuk itu setiap budaya harus
diposisikan dalam bingkai waktu tertentu. Walaupun begitu menghindari preseden
dalam waktu tertentu akan dapat menghilangkan proses desain pada kesempatan
evolusi yang baik. Untuk itu perlu dihindari karya-karya yang bersifat tiruan dan
jiplakan supaya terhindar pula dari karya-karya yang berapresiasi rendah. Sekalipun
karya yang dihasilkan akan bersifat eklektik namun hal ini dapat dicapai dengan
unsure-unsur kontekstual dengan mempertimbangkan makna primordialnya.
Penggunaan aspek budaya, teknologi dan filosofi dimana harus memiliki referensi
sejarah yang benar dan preseden yang tepat.

Kriteria saluran transformasi ini adalah :


Tema : Bangunan sejarah, artefak
Transformasi : Evolusi
Alat : Denah, tampak, suasana
Tampilan visual : Eklektik, kontekstual, primordial
f. Imagery, Mimesis, Literality
Terdapat sebuah dugaan dalam Arsitektur bahwa peniruan tidak dapat
menciptakan kreatifitas. Peniruan adalah sebuah konsep peminjaman dan
asal mula, telah melalui controversial sejarah dalam arsitektur.
Kreatifitas dalam interpretasi literal, yaitu mitasi dengan dasar imajinasi
spesifik tidak dapat dilarang, yang perlu diantisipasi adalah seorang Arsitek
salah memperkirakan potensi perasaan untuk merasakan dan melihat
konsep-konsep diluar interpretasi yang dimaksud karena pada kenyataannya
apa yang terlihat sering menutupi apa sebenarnya.
Tidak dapat disangkal bahwa kemungkinan eksplorasi desain dapat melalui
imitasi, derivasi sampai eklektisasi. Karya yang baik akan mengangkat
arsitektur ke tingkat mimetic art yang lain sebagai bagian yang esensial
dalam hidup dan membuang literality dan devirasi yang dangkal.

Krieteria saluran transformasi ini adalah :


Tema : Elemen morfologi, style
Transformasi : Peniruan, peminjaman, derivasi
Alat : Massa, tampak
Tampilan visual : - Kemiripan visual
- Penonjolan makna haarfiah
g. Metaphora
Kekuatan metaphor akan menjadi bantuan dasar bagi imajinasi karena memungkinkan
untuk pengujian dan pengembangan imajinasi dan fantasi perancang. Dengan demikian
metaphora ini akan menjadi resep tambahan yang memperluas dan memperdalam
kemampuan fantasi dan imajinasi perancang.
Secara luas metaphora dapat dikategorikan dalam tiga hal : pertama, metaphora yang tidak
dapat diraba, yaitu penciptaan konsep, ide, kondisi manusia atau jumlah kasus. Kedua
adalah metaphora yang dapat diraba yaitu mengacu pada beberapa visual atau sifat
material seperti sebuah rumah yang berupa kastil. Sedangkan yang ketiga adalah
metaphora kombinasi dari keduanya yaitu antara konsep dan visual saling tumpang tindih
sebagai resep dari titik awal dan visual digunakan untuk mengawasi nilai.
Dari ketiga metaphora tersebut dapat dibedakan lebih jauh lagi didasarkan pada kekuatan
masing-masing situasi dengan tujuan dari evaluasi kritik atau latar belakang tujuan desain.

Kriteria saluran transformasi ini adalah :


Tema : Apa saja
Transformasi : Pengkiasan / Metaphora
Alat : - Tidak dapat diraba ( ide, konsep, kondisi manusia)
- Dapat diraba (tampilan visual, material)
- Kombinasi
Tampilan visual : Kemiripan visual, simbolik
h. Paradoks
Paradoks sesungguhnya merupakan sebuah saluran untuk keabadian.
Paradoks adalah saluran yang paling diminati untuk kreativitas.
Berdasarkan sejarah paradoks telah dikembangkan sebagai sebuah arti
untuk mengkritik dan untuk menggambarkan sebuah titik kritis yang
menyarankan jalan alternatif dalam menjalankan sesuatu. Hal ini
diartikan sebagai tingkatan yang ironis yang didalamnya berisi humor
dan pada saat subjek menjadi duniawi, seringkali seperti mencari
Tuhan.

Kriteria saluran transformasi ini adalah :


Tema : Pemikiran prasangka
Transformasi : Pembalikan, pembelokan, dekonstruksi
Alat : Massa, tampak, denah
Tampilan visual : di luar pandangan umum manusia
i. Geometri
Berkaitan dengan kreatifitas arsitektural geometri memiliki daya tarik
tersendiri. Dimulai dari Plato yang merupakan tokoh pertama yang
mengungkapkan unsur kepastian dan hokum-hukum yang mengatur zat padat
sebagai zat padat Platonik. Sementara yang lain masih menunjukan kelemahan
manusiawi yang seringkali terlupakaan dan tidak seorangpun mengetahui
siapa yang menemukan garis agung dan bentuk terbalik.
Bentuk-bentuk geometri tertentu dapat menghasilkan struktur dan simbolisme
karena pembahasan segi estetika bukan pada bentuk mana yang paling tepat
tetapi mengenai kehalusan penerapannya. Elemen-elemen bangunan yang
kelihatan. Sub elemen ketinggian, kesesuaian dan ketidaksesuaian setiap
bagian dengan keseluruhan bangunan mendapat perhatian dalam porsi yang
besar. Geometri menawarkan kesiapannya untuk melayani kreatifitas yang
kuat karena tidak peduli apa yang terjadi.

Kriteria saluran transformasi ini adalah :


Tema : Bentuk-bentuk geometri
Transformasi : Peningkatan dimensi, pemejalan, pengosongan
Alat : Massa
Tampilan visual : Grid monotonic, blank box, bidang dan volume
j. Poetry dan literature
Apresiasi terhadap suatu karya dan variasi konsep dari grup satu ke grup lain,
dari budaya satu kebudaya lain akan berbeda dalam mental image, kolektif
memori dan perilaku. Watak negative dan positif penerima dari poetry dan
literature akan sangat berguna sebagai makna untuk rangsangan idea atau
aspirasi arsitektural. Sehingga rangsangan aspirasi dari poetry dan literature
ini secara umum dapat dibedakan menjadi dua. Pertama inspirasi langsung
yaitu interpretasi literal dari penggambaran lingkaran kerja literature . kedua
adalah kasus inspirasi ketika arsitek di ilhami oleh suatu bacaan yang dia
baca dan termotifasi untuk menulis. Arsitek mencatat ide-idenya dan
menjadikannya tulisan secara sistematik baik dalam wujud fiksi, puisi
ataupun easy yang sebelum atau sesudahnya telah dilanjutkan untuk catatan
pribadi ataupun untuk dipublikasikan.

Kriteri saluran transformasi ini adalah :


Tema : Cerita, struktur, bahasa suatu poetry atau leteratur
Transformasi : Penggambaran, pengkiasan
Alat : Tampak, massa, situasi
Tampilan visual : Penekanan wujud dan bentuk
Hubungan antara Saluran Transformasi
Bentuk
Moda transformasi adalah penggolongan umum mengetahui makna yang disalurkan dalam arsitektur.
Sedangkan saluran transformasi lebih merupakan saluran kreatifitas untuk mencapai wujud karya
arsitektur yang termuat oleh makna yang dimaksud.
Moda transformasi dapat dilaksanakan untuk memenuhi maksud tujuannya dalam menyampaikan
makna (deep structure ) ke dalam tampilan karya arsitektur (surface structure) dengan memulai
saluran-saluran transformasi yang kriterianya tergolong dalam moda tersebut. Adapun saluran moda
untuk mengubah struktur dari deep structure ke dalam surface structure sehingga terwujud karya
arsitektur adalah :
a. Moda Pragmatik, dengan saluran material
b. Moda Typologic, dengan saluran pemalihan, eksotik dan multicultural, kompleksitas dan kontradiksi
c. Moda Analogic, dengan saluran historicism dan preseden, imagery, mimesis dan literality, metaphor,
paradoks, poetry dan literature
d. Moda Canonic, dengan saluran geometri
Variasi Transformasi Bentuk

contoh bangunan dengan transformasi


dimensional

Transformasi Dimensional: Merubah satu atau lebih dimensinya namun


masih mempertahankan identitasnya sebagai satu bentuk dasar tertentu.
Pada contoh bangunan di atas, transformasi dimensional ditunjukkan
dengan mempertahankan bentuk dasar kotak
contoh transformasi substraktif

Transformasi Substraktif (pengurangan) :Pengurangan sebagian volume,


tetap terlihat bentukan dasarnya maupun berubah dari bentukan dasar
masa tersebut. Pada contoh bangunan di samping, transformasi ditunjukkan
dengan pengurangan pada gubahan massa dengan bentuk kotak.
Strategi yang digunakan dalam Transformasi
Bentuk
Antoniades menggambarkan tiga strategi transformasi arsitektur:
1. Strategi Tradisional: evolusi progresif dari sebuah bentuk
melalui penyesuaian langkah demi langkah terhadap batasan-
batasan;
- Eksternal: site, view, orientasi, arah angin, kriteria lingkungan
- Internal: fungsi, program ruang, kriteria structural
- Artistik: kemampuan, kemauan dan sikap arsitek untuk
memanipulasi bentuk, berdampingan dengan sikapterhadap dana dan
kriteria pragmatis lainnya. Contoh bangunan yang menggunakan
strategi tradisional adalah
• Huta Siallagan
2. STRATEGI PEMINJAMAN (BORROWING): MEMINJAM DASAR BENTUK DARI LUKISAN, PATUNG,
OBYEK BENDA-BENDA LAINNYA, MEMPELAJARI PROPERTI DUA DAN TIGA DIMENSINYA SAMBIL
TERUS MENERUS MENCARI KEDALAMAN INTERPRETASINYA DENGAN MEMPERHATIKAN
KELAYAKAN APLIKASI DAN VALIDITASNYA. TRANFORMASI PINJAMAN INI ADALAH
‘PICTORIAL TRANSFERRING’ (PEMINDAHAN RUPA) DAN DAPAT PULA DIKLASIFIKASI SEBAGAI
‘PICTORIAL METAPHORA’ (METAFORA RUPA). TEORI PEMINJAMAN SEPERTI MEMINJAM DASAR BENTUK
MAUPUN LUKISAN, STRATEGI INI YANG NAMPAK PADA ARSITEKTUR- ARSITEKTUR MODERN YANG MENYADUR
KARYA LUKISAN MENJADI SUATU BANGUNAN, MISALNYA SAJA ARSITEKTUR KUBISME YANG BERAWAL DARI
KEMUNCULAN LUKISAN KUBISME AKIRNYA BISA DITRANSFORMASIKAN DALAM BANGUNAN DENGAN
TENTUNYA TIDAK MENINGGALKAN KARAKTER ASLI DARI SEBUAH LUKISAN.
Contoh bangunan yang menggunakan strategi Borrowing atau peminjaman dan strategi
tradisional, bangunan dari Le Corbusier, Villa Savoye di Prancis tahun 1928
Karya ini mendapat pengaruh dari seni lukis cubism. Dalam arsitektur terdapat tiga elemen utama yakni
material atau bahan, ruang, dan pencahayaan. Sejak cubism hadir, arsitektur bukan lagi seperti
selubung,tetapi ruang menjadi aspek dominan dan merupakan unsur utama, aspek kedau pencahayaan, dan
aspek ketiga material,dibuatnya kesan menyatu antara ruang maupun ruang luar menjadi salah satu
karakteristiknya.
3. Dekonstruksi atau dekomposisi : sebuah proses dimana sebuah susunan yang ada dipisahkan
untuk dicari cara baru dalam kombinasinya dan menimbulkan sebuah kesatuan baru dan
tatanan baru dengan strategi struktural dalam komposisi yang berbeda.

Contoh bangunan yang menggunakan strategi Dekonstursi atau dekomposisi adalah Parc
de la Villette oleh Bernard Tschumi,di Paris tahun 1990.

Sebuah kompleks kebudayaan modern yang sangat luas, sebuah taman dengan luas 30 ha dimana
terdapat unit-unit gedung untuk berbagai kegiatan kebudayaan museum dan peragaan teknologi
dan informatika mutakhir.
Hal yang menarikyakni komposisi bentuk follies yang memiliki bentuk yang berbedaa-beda dan
tersebar di lahan yang luas. Strategi dekonstruksi yang dipakai yakni seolah-olah obyek yang ada
diletakkan sehingga obyek-obyek dasar pembentuk obyek terlihat, dan apa yang dibongkar
disusun kembali sehingga menghadirkan bentuk yang baru. Pembongkaran yang ada bukan
berarti tidak memperhatikan akan faktor-faktor yang ada disekitar tatpi dalam penyusunan
kembali bagian yang tadinya dihacurkan harus diperhatikan skala, keterkaitan bagian, faktor
eksternal, maupun masalah semantic tidak dibiarkan.
Contoh bangunan yang menerapkan strategi Antoniades

Rumah Piano, di Propinsi An Hui, Cina,

Transformasi dilakukan terhadap bentuk dan ruang dengan


mengeksporasi
arti, nilai dan makna objek serta konsep desain dengan fungsi
pertimbangan bangunanmerupakan cara interpretasi arsitektural tema kedalam
objek desain kebebasan perancang dalam mengelolah bentukan.

Anda mungkin juga menyukai