Anda di halaman 1dari 22

METODA PERANCANGAN DARI GEOFFREY BROADBENT

CLIENT MOTIVATION USER REQUIREMENTS

INVESTIGATIONS GUIDED BY PRECEDENTS


LIST OF ACTIVITIES IMPORTANCE, ECONOMIC, ETC SPACE REQUIREMENTS ENVIRONMENTAL CONDITIONS EFFECT ON STRUCTURE RELATIONSHIP WITH OTHER ACTIVITIES

DESIGN DEVELOPMENT CONSIDERING THE SITE PHYSICAL CHARACTERISTICS DIMENSIONS, LEVELS

CONCEPTUAL CHARACTERISTICS LEGAL PLANNING, FINANC.CONSTR ENVIRONMENTAL CHARACTERISTICS

PROSPECT, EXPOSURE
NOISE LEVELS

THE PROCESS OF TRANSLATION FROM DIAGRAM TO PHYSICAL FORM MUST BE ACCOMPLISHED BY ONE OF 4 TYPES OF DESIGN : PRAGMATIC, ICONIC, ANALOGIC AND CANONIC

PRAGMATIC DESIGN Termasuk dalam hal ini ialah pemilihan metoda pelaksanaan yaitu a.l pertimbangan sistim struktur & pembagian ruang. Sistim struktur dapat berupa masa, bidang atau rangka, demikiaan juga dengan pembagian ruang. Semua ini juga harus dipeertimbangkan terhadap kemungkinan beban, ketersediaan bahan & harga, biaya tenaga kerja, kebutuhan kontrol lingkungan, umur bangunan, biaya awal & operasional serta kualitas estetika.

metoda tertua yang mungkin pernah digunakan perancang dengan menggunakan bahan apa saja yang bisa didapat secara coba-coba (trial & error). Penggunaan batu yang berfungsi banyak seperti : pemantik api, alat mengasah, memotong atau sebagai kapak, lama kelamaan semakin disempurnakan.

cara yang sama dalam mengolah bangunan juga dilakukan oleh manusia sekitar 40.000 tahun yl. Kebutuhan makan dengan cara berburu makin lama makin jauh dari rumahnya sehingga mereka membutuhkan tempat tinggal (shelter). Salah satu bukti adalah ditemukannya secaara rekonstruksi tenda pemburu mammoth di Rusia oleh Mongait (1961).
bahan yang digunakan oleh pemburu tsb jauh dari layak : batu-batu kecil, potongan pohon, tulang, gading & kulit mammoth (setelah mmereka memakan dagingnya). Dimulai dengan membuat garis oval di tanah (panjang sekitar 11 M) dan mendirikan rangka dari batang pohon. Sebagai penutup digunakan kulit mammoth yang digantungkan dengan pemberat batu. Untuk memanaskan ruang dalam dibuat api unggun (ditemukan 3 buah).

beberapa kesimpulan penting yang didapat : pada dasarnya bangunan dibuat untuk me-modifikasi iklim (wild nature) sehingga beberapa aktivitas mnusia bisa dilaksanakan dengan nyaman didalamnya. Selain itu bangunan akan dan sedaang di-modifikasi oleh cultural climates seperti : sosial, politik, ekonomi, moral, estetika, dll. sekali bangunan dibuat dan mapan, untuk seterusnya diulang dalam rentang waktu yang cukup lama (sekitar 30.000 tahun), meskipun ini masih perlkiraan. Meskipun demikian menurut pandangan strukturalis, beberapa bentuk bangunan telah diulang didalam beberapa budaya tertentu. Alasan untuk ini adalah iklim yang harus dikontrol dan sumber alam yang tersedia tidak berubah dalam waktu yang lama.

ICONIC DESIGN Menurut Broadbent ini yang kurang bermanfaat. Arsitek sekarang ingin yang orisinal, sehingga peniruan harfiah dianggap tabu. Dalam hal ini ada beberapa teknik semacam iconic (mimetik) yang lebih baik (menurut Antoniades).

kesesuaian antara iklim dan sumber alam yang tersedia mungkin sudah cukup sebagai alasan cara pengulangan bentuk rumah, tetapi masih ada alasan lain yaitu saling-penyessuaiaan (mutual adaptation) antara bentukrumah dan pola hidup. Beberapa igloo saling didekatkan membuat cluster sehingga terbentuk interaksi sosial. Masyarakat di kalimantan hidup dalam rumah-panjang, sedang tenda hitam (black tent) orang Arab dirancang dengan pemisahan antara pria dan wanita. masih ada alasan lain untuk mempertahankan cara membangun. Seniman kriya membutuhkan waktu yang lama dalam mendapatkan ketrampilannya, mempelajari karakter bahan, memelihara peralatan, dll. Semua ini menjadikannya sebagai empu dan mampu mengintegrasikan antara tangan, mata dan pikirannya dalam pekerjaannya. Untuk menjaga kelanggengan suatu komunitas, maka keahlian empu ini kemudian diturunkan ke generasi berikutnya. Demikian seterusnya sehingga keseluruhan pola membangun tidak banyak mengalami perubahan.

Masih ada lagi alasan budaya (cultural reason) yang berupa legenda yang berupa cerita (fabel) tentang bentuk-rumah yang dipertahankan secara turun temurun. Jadi cara membangun tertanam dengan penuh kesadaran dalam komunitas suatu suku. Karena setiap anggota mempunyai mental image yang tetap (fixed mental image) tentang suatu bangunan rumah maka hal ini disebut sebagai ICONIC DEESIGN.

ANALOGIC DESIGN Ini merupakan favorit Broadbent. Ia lebih menyukai mengadaptasi dari pada mengkopi dari obyek-2 terdahulu untuk diterapkan pada rancangan. Menurut Gordon (hal.49) ada 3 macam analogi : personal analogy, direct analogy & symbolic analogy

Kata baru umumnya didapatkan dengan menggunakan analogi. Jika anak mengetahui bentuk jamak dari kata bean adalah beans, maka sangat masuk akal kalau ia menyebut bentuk jamak dari deer adalah deers. Bentuk visual baru seringkali muncul melalui proses analogi.

dalam arsitektur, penggunaan metoda ini tercatat dilakukan oleh Imhotep (2800 SM) pada rancangan mastaba (makam) terbuat dari batu bata (sundried brick) raja Djoser di Saqqara dekat Memphis. Bentuk mastaba dengan siisi-sisinya miring keatas dengan puncak datar merupakan analogi tumpukan batu
penemuan lain berupa gambar arsitektur di Saqqara 2800 SM juga. Dalam hal ini mereka tidak lagi langsung membangun dengan bahan yang ada secara pragmatic dan iconic. Perancang menyiapkan gambar dulu sebelum memulai membangun. Gambar mungkin dibuat dan disempurnakan beberapa kali sebelum menjadi rancangan terakhir; perancang melakukan eksperimen pragmatic dalam bentuk simulasi atau gambar analogis sebelum membangun

gambar telah digunakan dalam proses memindahkan bentuk visual yang ada kedalam penggunaan baru. Gambar juga menjadi kesepakatan diantara perancang untuk menampilkan keteraturan obyek rancangan (yang mana tanpa gambar ini rancangan sulit dimengerti). Contoh gambar manusia Mesir Kuno untuk menggambarkan manusia secara benar (sebelum kita mengenal teori perspektif) adalah bentuk keterbatasan medium yang membatasi pikiran kita

CANONIC DESIGN Menyangkut penggunaan grid dari sistim proporsi (proportional system)

Setelah manusia mulai membuat gambar sebelum membangun, gambar itu sendiri memberi kekaguman pada mereka. Dari gambar ini mereka mengembangkan perhatiannya pada pola (pattern), aturan (order) dan keteraturan (regularity). Para ahli dalam hal ini ada yang meragukan penggunaan gambar ini sistim proporsi (proportional system) memberikan keleluasaan perancang dalam menentukan bentuk/bangun tampang (faade), ukuran dan bentuk jendela, pintu, dll. beberapa perancang mendapat pengetahuan tambahan dari ahli matematik Yunani (Phitagoras) dan ahli filsafat Plato

salah satu contoh bangunan yang menggunakan canonic system adalah langgam Doric dalam proporsi antara diameter, tinggi dan jarak kolom

canonic proportional system kemudian berkembang dalam modular systems, dimensional coordination dan systems building

MARIO BOTTA

TADAO ANDO

These, then, are the four basic ways of designing, or types of design, in sequence of their origin. This chronology also implies an increasing sophistication, with pragmatic design as the most primitive way of designing and canonic as the most intellectual. That is true, but it does not mean that the later ways of designing superseded the earlier ones or that each wwas used exclusively at particular time. An extensive survey suggests that throughout recorded history creative architects have used them in combination, although usually with a certain emphasis on one or other of them.

(Broadbent, Design in Architecture, p.38)

Anda mungkin juga menyukai