Anda di halaman 1dari 6

Nilai-Nilai Arsitektur Tradisional Bali (ATB) dan Penerapan pada

Arsitektur Masa Kini (AMK)


Arsitektur tradisional adalah perwujudan ruang makro untuk menampung
aktifitas kehidupan dengan pengulangan pola ruang dari generasi ke generasi
berukutnya dengan sedikit atau tanpa perubahan, yang dilatarbelakangi oleh norma-
norma agama dan dilandasi oleh adat kebiasaan setempat serta dijiwai kondisi dan
potensi alam lingkungannya.
Kesinambungan alam/makrokosmos (bhuwana agung) dan
manusia/mikrokosmos (bhuwana alit). Kesinambungan diatur melalui unsur-unsurnya
yang disebut Panca Mahabhuta (5 unsur alam); apah, teja, bayu, akasa, pertiwi, atau
air, sinar, angina, udara dan zat padat/tanah. Dengan begitu arsitektur tradisional
memperhatikan iklim sebaik-baiknya, penataan pekarangan, pola ruang, struktur
konstruksi dan pemilihan bahan diperhitungkan guna keseimbangan dan
pengkondisian manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Permukiman dan arsitekturnya yang berlokasi di Bali, dibangun, dihuni atau
digunakan oleh penduduk Bali yang berkebudayaan Bali, kebudayaan yang berwajah
natural dan berjiwa ritual. Konsep perencanaan kawasan dan permukimannya
mengadaptasi pada tempat, waktu, dan ruang serta orang/masyarakatnya. Konsep
arsitekturnya yang berpedoman pada bentuk dan fungsi peruntukannya. Dalam
permukiman dan arsitektur tradisional Bali, ada konsepsi sebagai pedoman tata nilai
normatif dalam profesi. Ada dimensi sebagai penjelmaan manusia pemiliknya yang
ditata dalam suatu komposisi bermakna untuk masing-masing massa bangunan dan
penempatannya.
Sebagai bagian dari kebudayaan, arsitektur dan lingkungan permukiman
tradisional di Bali cenderung berkembang, Permasalahan perkembangan yang terjadi
dalam ruang lingkup studi komparasi literatur untuk tujuan pelestarian dan
pengembangan nilai-nilai yang adaptif dengan kekinian.

ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI


1) Identifikasi
Bali terletak di daerah katulistiwa, tergolong dearah tropis dengan
temperature rata-rata 26o C. Perbedaan temperature pantai dan pegunungan
berkisar sekitar 5o C. curah hujan sekitar 1500 mm
2) Konsep Filosofis
Kesinambungan alam/makrokosmos (bhuwana agung) dan
manusia/mikrokosmos (bhuwana alit). Kesinambungan diatur melalui unsur-
unsurnya yang disebut Panca Mahabhuta (5 unsur alam); apah, teja, bayu,
akasa, pertiwi, atau air, sinar, angina, udara dan zat padat/tanah. Konsepsi
perancangan arsitekturnya didasarkan pada tata nilai ruang yang dibentuk oleh
3(tiga) sumbu, yaitu ; 1) sumbu kosmos, bhur, bhwah, swah (hidrosfir, litosfir,
atmosfir); 2) sumbu ritual, kangin-kauh terbit dan terbenamnya matahari); 3)
sumbu natural, kaja-kelod (gunung-laut). Masing-masing dengan daerah tengah
yang bernilai madia.
3) Pola Desa
Desa Tradisional di Bali umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor tata nilai ruang dari tata nilai ritual yang menempatkan zona ‘sakral’
dibagian kangin (timur) arah terbitnya matahari sebagai arah yang diutamakan.
Penempatan zona ‘provan’ dibagian kauh (barat) arah terbenamnya matahari.

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR BALI


Pola berfikir tradisional atitha,warthamana dan nagatha, sebagai landasan
bahwa mengenal masa lampau dengan memprediksi kemungkinan di masa datang
berpijak pada kenyataan masa sekarang, Disamping ke-modern-an masyarakat,
pertambahan penghuni dan makin sempit/mahalnya lahan sebagai faktor pengubah
pola spasial hunian tradisional. Keberadaan arsitektur tanpa Undagi dan/atau Arsitek
telah memunculkan degradasi sistem nilai spasial hunian menjadi disharmonis,
akhirnya hubungan antara manusia (bhuana alit) selaku isi tidak harmonis lagi dengan
huniannya (bhuana agung) selaku wadahnya.

ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI – KINI


Sejalan dengan itu morfologi desa berkembang, sesuai dengan pemenuhan
kebutuhan akan pengadaan perumahan, tempat-tempat pemujaan dan bangun-
bangunan untuk akomodasi/fungsi aktifitas adat/agama (bale adat, bale delod, bale
dangin, bale gede, dll) juga bertambah. Di sisi lain kecenderungan terpandang ‘baru’
nmembutuhkan ruang-ruang berkatifitas atas nama aktifitas modernitas.

ORIENTASI JELAJAH
Nilai-nilai faktor dan unsur utama rancangan
a. nilai-nilai tata ruang dan orientasi :
b. nilai-nilai tata bangunan :
c. nilai-nilai tata letak:

ATB, terdiri atas tiga kelompok tipologi :


1. Parhyangan, bangunan/arsitektur tempat suci.
2. Pawongan, bangunan/arsitektur tempat tinggal/perumahan.
3. Palemahan, bangunan/arsitektur fasilitas umum.

Nilai – Nilai Faktor dan Unsur Utama Rancangan Pada ATB dan AMK :
a. Nilai-nilai Tata ruang dan Orientasi:
- hirarki pencapaian : nista - madya - utama = publik - semi publik - private.
- pola pempatan agung = pola cross road.
b. Nilai-nilai Tata bangunan :
-sosok dan/atau bentuk adalah Tri angga : kepala = atap, badan =
dinding/kolom, kaki = batur.
- proporsi : antropometri sosok manusia (wirama, wiraga, wirasa)
- prinsip-prinsip golden section.
- struktur dan bahan : sistem struktur modern dapat mendukung wujud dan
bentuk ATB.
c. Tata letak/Setting Massa :
setting atas dasar skala manusia (ATB) x setting atas dasar skala urban (AMK).
Nilai- Nilai Faktor dan Unsur Utama Rancangan :
1. Nilai – Nilai yang Setara :
a. Nilai-nilai Tata ruang dan Orientasi :
- hirarki pencapaian : nista - madya - utama = publik - semi publik - private.
- pola pempatan agung = pola cross road.
b. Nilai-nilai Tata bangunan :
- sosok dan/atau bentuk adalah Tri angga : kepala = atap, badan = dinding/
kolom, kaki = batur.
- proporsi : antropometri sosok manusia (wirama, wiraga, wirasa) =

prinsip-prinsip golden section.


- struktur dan bahan : sistem struktur modern dapat mendukung wujud
dan bentuk ATB.
2. Nilai – Nilai yang Tidak Setara:
a. Nilai-nilai Tata ruang :
- hirarki sakral-profan (ATB) x nilai sekuler, penting/tidak penting (AMK)
b. Nilai Orientasi / Kiblat :
- kiblat kosmos dan kosmik (ATB) x diabaikan, view yang utama (AMK).
- orientasi jelas dan tegas (ATB) di tengah kosmos x bebas berada di seluruh
jagat kosmos (AMK).
c. Tata letak/Setting Massa :
setting atas dasar skala manusia (ATB) x setting atas dasar skala urban
(AMK).
d. Tata bangunan :
- sosok/wujud refleksi Tri Angga (ATB) x universal (AMK)
- bentuk Bali ornamentalis (ATB) x bebas, polos/puritis (AMK)
- skala dan proporsi humanis, nuansa rural, poetic dan total (ATB) x nuansa
urban, prosaic dan
parsial (AMK)
- ornamen dan dekorasi penting, sebagai harmonisasi, handicraft, sence of
beauty (ATB) x AMK
tidak perlu, rasional, fungsional, materialistis, karakter mesin.
3.Nilai – Nilai Lebih :
Nilai-nilai ATB sebagai agen pelestari atas dasar keselarasan buana alit buana
agung (statis, intuitif, handicraft, poetic-sence dan total); AMK agen pem-baru-an dan
dapat memenuhi sifat-sifat manusia yang selalu menggandrungi ke-kini-an dan
didukung IPTEK (logikal, analitikal, hitech, prosaic dan partial) Perkembangan ATB
ke Depannya :
1. LANDASAN KEBIJAKAN PERKAWINAN/PERSILANGAN [ RE-
FORMASI ]

DESA KALA PATRA SEBAGAI PERTIMBANGAN KEBIJAKAN


Penyesuaian terhadap :
1) Tempat,
2) Waktu dan
3) Situasi & Keadaan

CATUR DRESTA SEBAGAI PEDOMAN KEBIJAKAN


1) Kuna Dresta - Kebiasaan/aturan yang bersifat kuna/pengalaman
2) Sastra Dresta - Kebiasaan/aturan sastra/ilmu pengetahuan/landasan teori
3) Loka Dresta - Kebiasaan/aturan lokal/situasi & kondisi lingk. Lokasi/Site
4) Desa Dresta - Kebiasaan/aturan setempat/lokal/regional

2. TITIK TOLAK PENDEKATAN PERKAWINAN/PERSILANGAN:


Nilai-nilai ATB dan AMK dikelompokkan atas dasar perspektif/aspek yang
sama, meliputi faktor-faktor dan unsur-unsur utama rancangan (nilai-nilai rupa dan
nirupa) yakni :
1. konsep dan ekspresi tata ruang dan orientasi;
2. konsep dan ekpresi tata letak/setting massa, dan
3. konsep dan ekspresi tata bangunan :
a. sosok dan/atau bentuk bangunan,
b. skala dan proporsi
c. ornamen dan dekorasi
d. struktur dan bahan
PRINSIP-PRINSIP ‘PERKAWINAN’
1. Integrasi / Keterpaduan
2. Potensi alam dan sosial-budaya masyarakat.
STRATEGI DAN METODA REFORMASI
a. Perlanggaman dalam perancangan arsitektur.
1. Taat asas pada langgam
2. Perpaduan/hibrida langgam :
a) wujud ATB mendominasi AMK
b) Melakukan ubah-suai ATB, sehingga bernuansa AMK
b.Penghadiran elemen-elemen khas/spesifik sebagai jati-diri berupa ornamen dan
dekorasi (ragam hias arsitektur).

Anda mungkin juga menyukai