UJIAN DISERTASI
Oleh:
Ema Yunita Titisari
NIM. 137060100111026
1
I. Pendahuluan
Rumusan Masalah
Batasan Penelitian
Batasan dan lingkup penelitian ditentukan berdasarkan bidang keilmuan
peneliti (arsitektur), fokus dan tujuan penelitian. Untuk mengarahkan
penelitian ini pada fokus dan tujuannya, maka lingkup penelitian dan
kedalamannya dibatasi pada kajian makna ruang pada aspek kosmologi yang
berkaitan dengan ruang (arsitektur). Kajian dilakukan dari dua sudut tinjau
yaitu tatanan spasial-arsitektural dan manusia (pengguna ruang).
Penelitian ini juga membatasi kawasan penelitiannya sesuai dengan lokus
yang dipilih, yaitu Situs Sumberawan, dengan tetap memandang lokus
tersebut sebagai bagian dari wilayah lain yang berkaitan.
Tujuan
1. Membaca makna kosmologis Situs Sumberawan dari aspek tatanan
spasial-arsitektural
2. Membaca makna kosmologis Situs Sumberawan dari aspek kegiatan
pengguna ruang
3. Menemukan relasi makna kosmologis Situs Sumberawan dari aspek
tatanan spasial-arsitektural dan dari kegiatan pengguna ruang
Manfaat
1. Membangun KONSEP MAKNA KOSMOLOGI arsitektur kuno
dalam konteks masa kini.
2. Mengisi celah-celah teori RUANG pada Arsitektur Nusantara
khususnya tentang kosmologi.
3. Membangun cara atau metode untuk membaca makna ruang-
arsitektur dari perspektif kosmologi
Kebaruan
Kebaruan penelitian adalah pada topik dan objek penelitian. Makna ruang
dari perspektif kosmologi belum banyak diungkapkan pada objek arsitektur
3
dengan konteks masa kini. Selain itu Situs Sumberawan sendiri belum pernah
diteliti aspek kosmologinya. Yang ketiga, hasil penelitian akan dapat
memberikan sumbangan bagi teori ruang yang bersumber pada kekhasan
nilai-nilai Arsitektur Nusantara terutama yang berkaitan dengan candi. Yang
keempat, metode yang digunakan dan model yang ditemukan dalam
penelitian dapat memberikan sumbangan metodologi bagi pembacaan makna
arsitektur, khususnya Arsitektur Nusantara (Jawa).
4
Gambar 1. Bagan alir penelitian
5
ruang tergantung pada pemaknaannya atas ruang tersebut, demikian pula
penentuan lokasi, zoning, teritori, dan hirarki. Maka ruang dan arsitektur
akan berada pada sebuah dinamika, mengiringi dinamika budaya masyarakat
pendukung dan penggunanya. Namun dinamika ini memiliki batas
fleksibilitas.
Beberapa teknik pendukung yang digunakan dalam proses identifikasi
dan deskripsi adalah:
Identifikasi dan deskripsi elemen-elemen spasial-arsitektural dengan
teknik deskripsi lansekap budaya (R. Page, Gilbert, & Dolan, 1998).
Pendekatan spatial behavior untuk mengidentifikasi dan
mendeskripsikan kegiatan pengguna ruang, dengan dua teknik yaitu person
centered mapping dan place centered mapping. Identifikasi dan deskripsi
pola-pola penggunaan ruang pada waktu-waktu tertentu dengan teknik
komunikasi non-verbal (Rapoport, 1990, 2011).
6
Gambar 2. Diagram Metode Penelitian
UTARA
7
2 Spatial Zona konservasi: candi
Organization Zona hutan pinus
Zona perairan
Zona fasilitas
8
Di area candi jalur sirkulasi
ditutup susunan batu lempeng
penginapan 7 3
naik
4
5 Utara
9
12 Fitur-fitur Simbol-simbol berupa patung-
Berskala patung dan relief yang
Kecil berhubungan dengan
kepercayaan Jawa dan air amerta
R NR R NR R NR R NR R NR
Hari Libur
10
Jam ** *** - *** - *** - * - **
12.00-
17.00
Special
Event
Waisak ** *** * ** - ** - - - **
**
*
Kamis ** * - ** - * - - - *
Sore & **
Jumat Sore
Malam ** - * - * - * * * -
Jumat **
(Legi)
Slametan ** ** - ** - - - - - **
Banyu *
Keterangan:
13
Tabel 4. Hasil Analisis Sintagmatik (baris horisontal) dan Analisis Paradigmatik
(kolom vertikal) Aspek Kegiatan
15
Gambar 5. Konsep kesatuan makrokosmos-mikrokosmos dengan penanda air
16
Gambar 7. Temuan 1, Makna Pusat dan Sumber
17
Gambar 8. Bagan oposisi biner kegiatan ritual dan non-ritual
18
Gambar 11. Perbedaan makna Situs Sumberawan berdampak pada dinamika
ruang
19
Gambar 12. Relasi Paradigmatik Sudut Pandang Kajian
21
Gambar 14. Diagram Relasi Makna antara Tatanan Spasial-Arsitektural dan
Penggunaan Ruang Situs Sumberawan
Gambar 15. Temuan Relasi Makna Kosmologi Situs Sumberawan Menurut Tatanan
Spasial dan Menurut Pengguna Ruang
22
Metode yang digunakan untuk membaca makna kosmologis Situs Sumberawan dalam
penelitian ini sekaligus dapat menjadi temuan metode. Metode tersebut dapat
digambarkan secara diagramatis sebagai berikut:
Disandingkan dengan kedua jenis teori yang menjadi pijakan awal pada
penelitian ini maka:
1. Teori-teori mengenai aristektur menyatakan bahwa arsitektur adalah
perwujudan skemata atau ide-ide ruang arsitek. Penelitian tentang
kosmologi menyatakan bahwa arsitektur adalah kosmogram, atau
perwujudan sistem kosmografi, atau mandala penciptanya. Pada
penelitian ini ditemukan bahwa ide-ide kosmologi sangat
mempengaruhi dinamika tatanan spasial-arsitektural. Ide-ide
kosmologi termasuk bagian dari struktur dasar yang bersifat
universal. Pada Situs Sumberawan ide-ide kosmologi tersebut
direpresentasikan dengan air sebagai sumber kehidupan. Air juga
menjadi unsur yang menyatukan makrokosmos dan mikrokosmos
dalam fenomena empirik (gunung-kampung; alam semesta-manusia)
dalam meta-empiriknya (Tuhan/Gusti-manusia).
2. Menurut teori, pengguna ruang memaknai ruang menurut skemata
yang dipengaruhi oleh ide-ide dasar-universal, sosial-budaya, dan
keunikan personal, termasuk di dalamnya pengalaman dan
23
pengetahuannya. Pada penelitian ini ditemukan bahwa seiring
dengan dinamika sosial-budaya dan kosmologi terjadi pemaknaan
ruang secara berbeda. Akibatnya terjadi perbedaan kegiatan yang
mengakibatkan dinamika ruang. Meskipun demikian ada makna
yang sifatnya tetap, yakni makna Situs Sumberawan sebagai sumber
kehidupan.
24
b. Substantif : pengembangan teori ruang arsitektur nusantara dari
perspektif kosmologi dan konsep kosmologis arsitektur kuno
dalam konteks masa kini
c. Paradigmatis: pemahaman makna ruang secara holistik
diperlukan untuk mengarahkan perkembagan dan dinamika
ruang ke arah yang tepat-terpadu
2. Penelitian-penelitian lanjutan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Penelitian mengenai makna kosmologi arsitektur untuk kegiatan
ibadah pada konteks masa kini
b. Metode yang sama untuk mengungkapkan makna kosmologi
objek-objek arsitektur bersejarah
c. Penelitian mengenai representasi keterhubungan dan dinamika
dari nilai-nilai vertikalitas-transendental dan horisontal-sosial
pada objek-objek arsitektur
d. Penelitian mengenai dinamika budaya dan ruang pada
objek/kasus lain yang sejenis
e. Penelitian interdisipliner dengan objek arsitektur Nusantara
untuk mengungkapkan dan mengembangkan nilai-nilai budaya
Nusantara
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ahimsa-Putra, H. S. (2001). Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta:
Galang Printika.
Akkach, S. (2012). Cosmology and architecture in premodern Islam: An architectural reading of
mystical ideas. SUNY Press.
Akkerman, A. (2016). The North, Axis mundi and Gender Myths in the Rise of Civic Space.
Dalam Phenomenology of the Winter-City (hlm. 33–49). Cham: Springer International
Publishing.
Ardika, I. W. (2003). Laut dan Orientasi dalam Kebudyaan Bali: 90Guratan Budaya dalam
Perspektif Multikultural. Dalam I. G. S. Astra (Ed.), Guratan Budaya dalam Perspektif
Multikultural. Denpasar: Fakultas Satra dan Budaya , Universitas Udayana.
Ashadi. (2017). Alun-alun Kota Jawa (1 ed.). Jakarta: Arsitektur UMJ Press.
Barker, R. G. (1978). Habitats, environments, and human behavior. Jossey-Bass Incorporated
Pub.
Blackburn, S. (2013). Kamus Filsafat (terjemahan The Oxford Dictionary of Philosophy).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cresswell, T. (2008). Space and place (1977): Yi-Fu Tuan. Dalam Key Texts in Human
Geography (hlm. 53–60). https://doi.org/10.4135/9781446213742.n6
Cresswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih di Antara Lima
Pendekatan (Penerjemah: Ahmad Lintang Lazuardi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
25
Dumarcay, J. & M. S. (translate). (1991). The Temples of Java. Singapore: Oxford University
Press.
Elliade, M. (1987). The Sacred and The Profane, The Nature of Religion. New York: Harcourt,
Brace & World Inc.
Haryadi & Setiawan, B. (1995). Arsitektur Lingkungan dan Perilaku. Proyek Pengembangan
Pusat Studi Lingkungan, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan RI.
Hefner, R. W. (1985). Hindu Javanese Tengger Tradition and Islam. Princeton New Jersey:
Princeton University Press.
Jung, C. G. (1990). The Archetypes and Collective Unconscious. New York: Princeton
University Press.
Jung, C. G. (2017). Mandala Symbolism:(From Vol. 9i Collected Works). Princeton University
Press.
Klassen, W. (1992). Architecture and Philosophy, Hermeneutics, Deconstruction. Cebu City
Philipines: University of San Carlos.
Lang, J. (1987). Creating Architectural Theory The Role of The Behavioral Sciences in
Environmental Design. New York: Van Nostrand Reinhold Company.
Laurens, J. M. (2004). Arsitektur dan perilaku manusia. Penerbit PT Grasindo.
Lucas, S. Triyoga. (1987). Persepsi dan Kepercayaan Manusia Jawa terhadap Gunung Merapi.
Universitas Gadjah Mada.
Manuel, P. (2011). Traditions of india, china, and the middle east. The Routledge Companion to
Philosophy and Music, 245.
Moleong, L. J. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan 34. Ed. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhadjir, N. (1996). Metodologi penelitian kualitatif: Pendekatan positivistik, rasionalistik,
phenomenologik, dan realisme metaphisik telaah studi teks dan penelitian agama. Rake
Sarasin.
Norberg-Schulz, C. (1971). Existence, Space, And Arcitecture. New York: Praeger Publisher.
Orzech, C. (2015). The legend of the iron stupa. Buddhism in Practice: Abridged Edition, 232.
Page, R. R., Gilbert, C., & Dolan, S. (1998). A guide to cultural landscape reports: Contents,
process, and techniques (Vol. 1). US Department of the Interior, National Park Service,
Cultural Resource Stewardship and Partnerships, Park Historic Structures and Cultural
Landscapes Program.
Pangarsa, G. W. (2006). Merah putih arsitektur Nusantara. Diterbitkan oleh Penerbit Andi untuk
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik
Purwadi. (2005). Upacara Tradisional Jawa: Menggali Untaian Kearifan Lokal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rapoport, A. (1990). The meaning of the built environment: A nonverbal communication
approach. University of Arizona Press.
Rapoport, A. (2011). The mutual interaction of people and their built environment. Walter de
Gruyter.
Rapoport, A. (2016). Human Aspects Of Urban Form: Towards A Man—Environment Approach
To Urban Form And Design. Elsevier.
Revianur, A. (2016). Forms and types of Borobudur’s stupas. In M. Budianta, M. Budiman, A.
Kusno, & M. Moriyama (Eds.), Cultural Dynamics in a Globalized World (pp. 567–
576). Depok.
Ronald, A. (2002). Ciri-ciri Karya Budaya di Balik Tabir Keagungan Rumah Jawa. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya.
Santosa, J. (2008). Arsitektur-Kota Jawa: Kosmos, Kultur, dan Kuasa. Jakarta: Centropolis
Universitas Taruma Negara.
26
Santosa, R. B. (2000). Omah, Membaca Makna Rumah Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya.
Setiawan, H. B. (1995). Arsitektur Lingkungan dan Perilaku. Ditjen Dikti. Jakarta.
Snodgrass, A. (2018). The Symbolism of The Stupa. Cornell University Press.
Soekmono, Dr. (2010). Candi Borobudur—Pusaka Budaya Umat Manusia. Jakarta: Pustaka
Jaya.
Soekmono, R. (1995). The Javanese candi: Function and meaning (Vol. 17). E.J. Brill. Koln
Netherlands.
Soekmono. (2010). Candi Borobudur—Pusaka Budaya Umat Manusia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Suwardono. (2003). Stupa Sumberawan.
Tuan, Y.-F. (1990). Topophilia: A study of environmental perceptions, attitudes, and values.
Columbia University Press.
Tuan, Y.-F. (1995). Space and Place, The Pesrspective of Experience (VI). London: University
of Minnesota Press.
Van Dyke, R. M., & Alcock, S. E. (2008). Archaeologies of memory. John Wiley & Sons.
Zoetmulder, P. J. (1994). Sekar Sumawur. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Artikel Jurnal:
Abrams, N. E., & Primack, J. R. (2001). Cosmology and 21st-century culture. Science,
293(5536), 1769–1770.
Ahimsa-Putra, H. S. (1999). Strukturalisme Levi-strauss Untuk Arkeologi Semiotik’. Jurnal
Humaniora, 11(3), 5–14.
Arista, I. M. (2013). Caru Panca Sata Simbol Keharmonisan Manusia dengan Kosmos. Widya
Duta, 1(1).
Ariani, C. (2003). Upacara Bersih Dusun Gua Cerme, Desa Selopamioro Kabupaten Bantul
sebagai Wujud Solidaritas Sosial. Patra Widya, 4(1).
Barth, C. (2013). “ In illo tempore, at the Center of the World”: Mircea Eliade and Religious
Studies’ Concepts of Sacred Time and Space. Historical Social Research/Historische
Sozialforschung, 59–75.
Brady, J. E., & Ashmor, W. (1999). “Mountains, caves, water: Ideational landscapes of the
ancient Maya.” Archaeologies of Landscape: Contemporary Perspectives, 124–145.
Buwono, N., Retno, Muda2, G. O., & Arsad, S. (2017). Pengelolaan Mata Air Sumberawan
Berbasis Masyarakat di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang The
Management Of Sumberawan Wellspring Based On The Community In The Toyomarto
Village Singosari District Malang Regency. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 9(1),
25–36.
Cahyani, R., Wulandari, L. D., & Antariksa. (2014). Simetrisitas Sebagai Kosmologi Ruang
Jawa Pada Rumah Kolonial Di Kampung Bubutan Surabaya (The Symmetricity of
Colonial House as Javanese Space Cosmology at Kampung Bubutan Surabaya). Tesa
Arsitektur (Terakreditasi B), 12(2), 141.
Cahyono, M. D. (2012). Vulkano-Historis Kelud: Dinamika Hubungan Manusia–Gunung Api.
Kalpataru, 21(2), 85–102.
Cosco, N. G., Moore, R. C., & Islam, M. Z. (2010). Behavior mapping: A method for linking
preschool physical activity and outdoor design. Medicine & Science in Sports &
Exercise, 42(3), 513–519.
della Dora, V. (2011a). Engaging Sacred Space: Experiments in the Field. Journal of Geography
in Higher Education, 35(2), 163–184. https://doi.org/10.1080/03098265.2010.523682
Eni, S. P. (2019). Memahami Relief-Relief Pada Candi-Candi Kerajaan-Kerajaan Kediri,
Singasari Dan Majapahit Di Jawa Timur. Jurnal SCALE, 6(2), 69–93.
https://doi.org/10.33541/scale.v6i2.41
27
Fauzan, U. (2014). Analisis Wacana Kritis dari Model Faiclough Hingga Mills. Jurnal Pendidik,
6(1).
Finantoko, D., & Nurcahyo, A. (2015). Pengaruh Candi Cetho Sebagai Obyek Wisata Sejarah
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Gumeng Kecamatan Jenawi
Kabupaten Karanganyar. Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 5(02), 99–122.
Fussman, G. (1986). Symbolism of the Buddhist Stūpa. Journal of the International Association
of Buddhist Studies, 37–53.
Habib, F., & Sahhaf, S. M. K. (2012b). Christian Norberg-Schulz and the Existential Space.
International Journal of Architecture and Urban Development, 1(3), 45–50.
Isbell, B. J. (1982). Culture Confronts Nature in the Dialectical World of the Tropics. Annals of
the New York Academy of Sciences, 385(1 Ethnoastronom), 353–363.
https://doi.org/10.1111/j.1749-6632.1982.tb34276.x
Kassabaum, M. C., & Nelson, E. S. (2014). Expanding social networks through ritual deposition:
A case study from the Lower Mississippi Valley. Archaeological Review from
Cambridge, 29(1), 103–128.
Lelono, T. M. H. (2014). Sacrificial Rite in The Mayu Desa, Tengger Megalithic Tradition
(Ethnoarchaeology Study). Berkala Arkeologi, 34(2).
https://doi.org/10.30883/jba.v34i2.25
Loita, A. (2018). Simbol-Simbol dalam Gunungan Wayang Kulit Jawa. Magelaran: Jurnal
Pendidikan Seni, 1(2), 60–65.
Mashuri, M. (2010). Perwujudan Konsep Dan Nilai-Nilai Kosmologi Pada Bangunan Rumah
Tradisional Toraja. Ruang: Jurnal Arsitektur, 2(1), 1–8.
Mariantika, L., & Retnaningdyah, C. (2014). Perubahan struktur komunitas makroinvertebrata
bentos akibat aktivitas manusia di saluran Mata Air Sumber Awan Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 2(5), 254–259.
Marsudi, M. (2017). Bangkitnya Tradisi Neo-Megalitik di Gunung Arjuna. Sejarah dan Budaya:
Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 9(1), 79–87.
Mazumdar S, Mazumdar S. Religion and place attachment: A study of sacred places. Journal of
Environmental Psychology. September 2004;24(3):385–97.
Moore, K. D. (2000). Culture meaning architecture: Critical reflections on the work of Amos
Rapoport. Ethnoscapes, hlm. xxix, 277.
Moore, R. C., & Cosco, N. G. (2010). Using behavior mapping to investigate healthy outdoor
environments for children and families. Innovative Approaches to Research Excellence
in Landscape and Health. New York: Routledge, 33–72.
Munandar, A. A. (2016). Kisah-kisah dan Kepercayaan Rakyat di Seputar Kepurbakalaan.
Paradigma, Jurnal Kajian Budaya, 2(1), 1–20.
Primack, J. R. (1997). Cosmology and culture. CTNS BULLETIN, 17, 9-15.
Pugh, T. (2001). Flood Reptiles, Serpent Temples, and the Quadripartite Universe: The Imago
Mundi of Late Postclassic Mayapan. Ancient Mesoamerica, 12(2), 247–258.
Rahadhian, P. H. (2011). The Persistence of ‘ Candi ’ Representation in Modern Architecture in
Indonesia A Study of Architectural Representation in Post-Colonial Era . International
Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS Vol: 11 No: 04, 11(04), 134–141.
Rahardjanto, A. K. (2011). Studi Pendahuluan Model Pengelolaan Sumberdaya Air Partisipatif
Akomodatif Guna Antisipasi Konflik Pembagian Air (Kasus Sumberawan Kecamatan
Singosari Malang). Jurnal Salam, 13(2).
Rappenglück, M. A. (2013). The Housing of the World: The Significance of Cosmographic
Concepts for Habitation. Nexus Network Journal, 15(3), 387–422.
Rejeki, V. G. S., Soewarno, N., & Subroto, T. Y. W. (2010). Nilai Kosmologi pada Tata Spasial
Permukiman Desa Kapencar , Lereng Gunung Sindoro , Wonosobo. Forum Teknik,
33(3), 140–148.
Rema, N. (2016). Makna Air bagi Masyarakat Bali. Forum Arkeologi, 26(2), 109–124.
28
Robin C. Outside of houses. Journal of Social Archaeology. 11 Agustus 2016;2:245–68.
Rukmi, W. I., Djunaedi, A., Sastrosasmito, S., & Ahimsa-Putra, H. S. (2014). Situs Majapahit
Trowulan: Menuju Tersambungnya Ruang Absolut. Jurnal Studi Sosial, 6(1), 59-64.
Santosa, E. B. (2016). Ruang Permukiman Tradisional Jawa Berbasis Perlindungan. Journal of
Regional and City Planning, 27(1), 16–24. https://doi.org/10.5614/jrcp.2016.27.1.2
Shufairaa’Habiebah, R. A., & Retnaningdyah, C. (2014). Evaluasi kualitas air akibat aktivitas
manusia di mata air Sumber Awan dan salurannya, Singosari Malang. Jurnal Biotropika|
Vol, 2(1), 40.
Siegel, P. E. (1996). Ideology and Culture Change in Prehistoric Puerto Rico: A View from the
Community. Journal of Field Archaeology, 23(3), 313–333.
https://doi.org/10.1179/009346996791973819
Singh, Rana. (1993). Cosmic Layout of the Hindu Sacred City, Varanasi (Benares). Arch &
Company, 9(2), 239–250.
Singh, R. P. B. (2013). Indian Cultural Landscape vis-à-vis Ecological Cosmology: A Vision for
the 21st Century. Annals, National Association of Geographers of India, Annals-NAGI,
33(2), 36–62.
Siswadi, S., Taruna, T., & Purnaweni, H. (2011). Kearifan lokal dalam melestarikan mata air
(studi kasus di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal). Jurnal Ilmu
Lingkungan, 9(2), 63–68.
Setyani, T. I. (2011). Meniti Sinkretisme Teks Tantu Panggělaran. Jurnal Kawistara, 1(2).
Sudarmadji, S., Sugiarto, F., Kurniasari, R. D., Riyanto, I. A., Cahyadi, A., & Sudrajat, S.
(2017). Tradisi Dan Religi Sebagai Upaya Konservasi Mata Air Masyarakat Perdesaan:
Studi Kasus Masyarakat Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo (Tradition and
religion as means of the rural community in spring conservation: A case study of
Girimulyo Distric,. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, 1(1), 27–34.
Sugata, F. (2016). Keterkaitan Aktivitas Pradaksina pada Ragam Tipologi Bangunan Stupa. Serat
Rupa Journal of Design, 1(2).
Sumalyo, Y. (2001). Kosmologi dalam arsitektur toraja. Dimensi, 29(1), 64–74.
Sumardiyanto, Antariksa, & Salura, P. (2015). The Meaning of Public Space in Traditional
Houses of Javanese Society Study cases: Kotagede Yogyakarta. Journal of Applied
Environmental and Biological Science 5(11), 1–9.
Sumardiyanto, B. (2019). Pengaruh renovasi terhadap makna rumah tradisional masyarakat
Jawa, kasus studi: Kotagede Yogyakarta. ARTEKS: Jurnal Teknik Arsitektur, 3(2), 99–
114.
Sumardiyanto, S., Antariksa, A., & Salura, P. (2016). Makna Ruang Publik Pada Rumah
Tradisional Masyarakat Jawa Kasus Studi: Desa Jagalan Kotagede Yogyakarta. Nalars,
15(1), 1–12.
Sunanang, A., & Luthfi, A. (2015). Mitos Dayeuh Lemah Kaputihan pada Masyarakat Dusun
Jalawastu Kabupaten Brebes (Tinjauan Strukturalisme Levi-Strauss). Solidarity: Journal
of Education, Society and Culture, 4(1).
Sunliensyar, H. H. (2017). Menggali Makna Motif Hias Bejana Perunggu Nusantara: Pendekatan
Strukturalisme Levi-Strauss. Berkala Arkeologi, 37(1), 51–68.
https://doi.org/10.30883/jba.v37i1.71
Titisari, E.Y., Antariksa, A., Wulandari, L. D., & Surjono, S. (2018). Water Resource as Axis-
Mundi: An Effort to Preserve Water Resource Sustainability. IOP Conference Series:
Earth and Environmental Science, 213(1). https://doi.org/10.1088/1755-
1315/213/1/012005
Titisari, Ema Y., Antariksa, Wulandari, L. D., & Surjono. (2018). Sumber Air dalam Ruang
Budaya Masyarakat Desa Toyomerto Singosari, Malang. RUANG: Jurnal Lingkungan
Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment), 5(1), 77–90.
29
Wahyudi, D. Y. (2015). Kerajaan Majapahit: Dinamika Dalam Sejarah Nusantara. Jurnal Sejarah
dan Budaya, 7(1), 8–95. http://dx.doi.org/10.17977/sb.v7i1.4739
Wesnawa, I. G. A. (2010). Penerapan Konsep Tri Hita Karana Dalam Lingkungan permukiman
Perdesaan (Kasus Kabupaten Badung Provinsi Bali). Bumi Lestari Journal of
Environment, 10(2).
Widodo, J. (2009). Typological and Morphological Adaptations of Hakka Diaspora’s
Settlements in Cosmopolitan Southeast Asia: West Kalimantan case1.
Widyatmanta, S. (1962). Adiparwa. Jakarta: Urusan Adat-Istiadat & Tjeritera Rakjat, Djawatan
Kebudajaan, Department P.D. & K.
Wurianto, A. B. (2012). Aspek budaya pada upaya konservasi air dalam situs kepurbakalaan dan
mitologi masyarakat Malang. Jurnal Humanity, 4(2), 80–88
Wongphyat, W. (2009). Spatial anthropology of traditional Thai-Islamic dwellings in Eastern
Bangkok. Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 8(2), 347–354.
Xu, P. (2006). The Mandala Cultural Model can play a significant role in sustainable tourism:
Interweaving Tibetan Buddhist landscape with architecture, nature, religious and man´ s
movements. Revista Interamericana de Ambiente y Turismo-RIAT, 2(1), 60–75.
Xu, P. (2010). The Mandala as a cosmic model used to systematically structure the Tibetan
Buddhist Landscape. Journal of Architectural and Planning Research, 181–203.
Yoedana. (2011, Agustus 11). Mandala, Interpretasi Pondasi Sebuah Candi [Blog]. Diambil 12
November 2019, dari Yoedana Wordpress.com, Something are Better Left Unsaid
website: https://yoedana.wordpress.com/
Yondri, L. (2014). Punden Berundak Gunung Padang: Refleksi Adaptasi Lingkungan dari
Masyarakat Megalitik. Jurnal Sosioteknologi, 13(1), 1–14.
Proseding Seminar:
Ashadi, A. (2017). The Change of Form, Function, and Meaning of The City Open Space (Alun-
Alun) in Traditional Cities of Java, Indonesia. International Seminar and Workshop on
Urban Planning and Community Development, 2(1).
Blanchard, K. (2014). Maya in the Mountains: Ecology and Cosmology in The Rocks and Caves
of Highland Guatemala
Mills, B. J. (2008). Remembering while forgetting: Depositional practices and social memory at
Chaco. Memory Work: Archaeologies of Material Practices, 81–108.
Nelson, B. N., Lekson, S. H., Šprajc, I., & Sassaman, K. E. (2010). Shaping Space: Built Space,
Landscape, and Cosmology in Four Regions. Dalam Prepared by the Built
Space/Environment Working Group for the Santa Fe Institute Workshop on"
Cosmology & Society in the Ancient Amerindian World.
Rapoport, A. (2002). On ‘The Invisible in Architecture’: An Environment-Behaviour Studies
Perspective, dalam The Invisible in Architecture (R. van Toorn & O. Bouman, Ed.).
Academy Editions & Ernst and Sohn.
Sedyawati, Prof. Dr. E. (2001). Tantu Panggelaran Dan Manikmaya: Bandingan Kosmogoni.
Dalam F. U. Indonesia (Ed.), Seminar Jawa Kuno. Jakarta.
Sardjono, A. B., & Harani, A. R. (2017). Sacred Space in Community settlement of Kudus
Kulon, Central Java, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 99, 012023. https://doi.org/10.1088/1755-1315/99/1/012023
Siti Rukayah, R., Puguh, D. R., Susilo, E. S., & Indraswara, M. S. (2018). Local Wisdom of The
Native Settlement as A Main Gate in The Northern Axis of Javanese City Center In
Semarang. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 152, 012032.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/152/1/012032
Sprajc, I. (2009). Astronomical and cosmological aspects of Maya architecture and urbanism.
Cosmology Across Cultures, 409, 303.
30
31