Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER

(UAS)

Untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Penelitian Arkeologi


yang dibina oleh Bapak M. Dwi Cahyono

Oleh:
Pendidikan Sejarah Off-A

Riska Zuraida
208831416792

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Mei 2011
UAS Metode Penelitian Sejarah
SoaL :
1. a) Sumber data utama dalam penelitian arkeologi adalah sumber data
artefaktual, yang merupakan sisa hasil budaya manusia masa lalu yang terbatas
baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Oleh karena itu informasi masa lalu
yang sampai kepada kita hanyalah informasi sisa yang bukan tak terbatas. Terkait
dengan itu:
(1) Terangkan apa yang dimaksud dengan keterbatasan data arkeologi baik
secara kuantitatif ataupun kualitatif
(2) menyadari akan keterbatasan itu, maka bagaimana sikap dan tindakan
arkeolog untuk dapat mengakses seoptimal mungkin data dari sumber data
artefaktual
b) Penelitian arkeologi dapat memanfaatkan data dari lintas sumber data. Selain
sumber data artefaktual didayagunakan juga sumber data tekstual, ekofaktual,
etnografis ataupun oral. Terkait dengan itu:
(1) Apa keuntungan penerapan strategi riset dengan lintas sumber data
(2) Bagaimana posisi sumber data lain (tekstual, ekofaktual, oral, etnografis)
terhadap sumber data artefaktual
2. a) Ada beragam jenis penelitian arkeologi menurut kajiannya yaitu:
deskriptif, eksplanatif, dan eksploratif. Jelaskan perbedaannya
b) Penelitian arkeologi dapat diarahkan untuk memenuhi satu atau lebih tujuan
arkeologi (rekonstruksi sejarah kebudayaan, cara hidup manusia, dan proses
budaya. Jelaskan masing-masing tujuan dan beri contoh
c) Riset arkeologi bersangkutpaut dengan aspek ruang dan waktu. Kedua aspek
tersebut dan ditambah lagi dengan fokus kajian menjadi unsur-unsur dalam
menentukan ruang lingkup penelitian arkeologi.
(1) Apa manfaat menentukan lingkup penelitian bagi suatu riset
(2) Apa yang dimaksut dengan lingkup formal dalam riset arkeologi dan beri
contoh
3. a) Penelitian sejarah ataupun arkeologi tidak hanya memberikan
kemanfaatan bagi kepentingan masa lalu, namun juga bagi masa kini dan
mendatang. Buat bagan yang terdiri atas empat petak yang memperlihatkan relasi
antar waktu dalam trikala, dimana hasil riset arkeologi dapat dikontribusikan
untuk masing-masing kala tersebut
b) Landasan konseptual dan landasan teoritik memiliki manfaat pada tahap analisa
data. Jelaskan dan beri contoh
c) Penelitian arkeologi tidak senantiasa merupakan penelitian dengan pendekatan
kualitatif, melainkan kuantitatif. Kemukakan titik tekan untuk masing-masing
pendekatan (kualitatif dan kuantitatif) sehingga jelas perbedaannya, serta
bagaimana mengkualifikasikan data kuantitatif dalam riset arkeologi
4. a) Survey merupakan metode pengumpulan data yang utama dalam riset
arkeologi, yang dapat dirinci lagi menurut keletakkan tinggalan arkeologi pada
permukaan tanah/air. Terkait dengan itu, terdapat teknik pengumpulan data yang
disebut dengan ekskavasi. Tentukan ini termasuk dalam survey jenis apa, dan
dalam hubungan itu apa yang dimaksut bahwa ekskavasi adalah perusakan yang
bertanggungjawab sehingga perlu dilakukan secara seksama
b) Tidak ada metode pengumpulan data yang paling baik, yang semestinya adalah
menentukan metode teknik pengumpulan data yang tepat guna. Apa yang
dimaksud dengan pernyataan tersebut. Untuk jelasnya hubungkan antara jenis
sumber data terdayagunakan dengan penentuan metode/teknik bagi eksplorasi
data
c) Pengumpulan data dengan metode survei permulaan serupa dengan penerapan
metode pengamatan. Untuk kepentingan itu diperlukan perangkat yang disebut
format observasi yang berisi satuan-satuan pengamatan. Terkait dengan itu:
(1) Apa manfaat format observasi ini bagi pengumpulan data arkeologi
(2) Bagaimana cara merumuskan satuan-satuan pengamatan
5. Apa yang anda ketahui tentang:
a) Historical Archaeology, Deductive research dalam reset arkeologi, dan
Underwater Archaeology
b) Archaeology Procesual, Arkeologi pemukiman, dan New Archaeology menurut
kerangka berpikir R.Binford
c) Hukum Superposisi dalam:
1. ekskavasi arkeologi
2. culture layer pada suatu hasil ekskavasi
3. total ekskavation
d) Sosiofak dalam data arkeologi, relasi antara reset arkeologi - konservasi
arkeologi - pemanfaatan tinggalan arkeologi dalam formula 3 in 1, living
monument pada tinggalan arkeologi

.JAWAB..
1. a. (1) Dalam mengkaji berbagai unsur beberapa ahli arkeologi cenderung
melihat dari sudut pandang yang umum, dalam rangka tujuan penjelasan
sistem sosial masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu, sasarannya melihat
berbagai peninggalan budaya masa lalu dengan analisis fungsi yang
dikandung oleh benda (artefak). Keterbatasan data arkeologi merupakan
terbatasnya sumber data arkeologi karena sumber data arkeologi
merupakan data artefaktual yang tidak dapat diperbaharui. Secara
kuantatif, sumber data arkeologi dapat mengalami keterbatasan karena
benda-benda artefaktual yang ada saat ini jumlahnya terbatas karena
sudah banyak yang hancur dan tidak dapat direkontruksi lagi. Secara
kualitatif, keterbatasan sumber data arkeologi dapat disebabkian karena
sumber data artefaktual ini sudah tidak utuh lagi dan banyak
mengalami kerusakan baik sebagian maupun keseluruhan.
(2) Sikap dan tindakan arkeologi dalam menghadapi keterbatasan data itu
ialah dengan memanfaatkan sumber data yang lain yaitu berupa data
tekstual, ekofaktual, oral, dan etnografi untuk memperbanyak data
yang ada.
b. (1) Keuntungan penerapan strategi riset dengan lintas sumber data
adalah arkeologi dapat menggunakan sumber dari kajian ilmu lain
dalam penelitiannya. Penerapan strategi riset lintas sumber data ini
dapat memudahkan arkeologi dalam mencari keakuratan data, karena
tidak hanya menggunakan data artefaktual saja tetapi juga
menggunakan data-data yang lain relevan.
(2) Posisi sumber data lain (tekstual, ekofaktual, oral, etnografi) terhadap
sumber data ekofaktual. Arkeologi memang memprioritaskan pada
sumber data artefaktual, namun sumber data lain seperti data tekstual,
ekofaktual, oral, dan etnografi tidak begitu saja diabaikan, bahkan
sumber data lain ini juga memiliki manfaat yang penting dalam
member penjelasan bagi data artefaktual. Posisi sumber data lain ini
sangatlah penting dalam penelitian arkeologi.
2. a. Jenis penelitian arkeologi berdasarkan kajiannya
(1) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti
untuk memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu temuan
arkeologi.
(2) Penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang dapat dilakukan kalau
pengetahuan tentang masalahanya sudah cukup, artinya sudah ada
beberapa teori tertentu dan sudah ada berbagai penelitian empiris yang
menguji berbagai hipotesa tertentu sehingga terkumpul berbagai
generalisasi empiris.
(3) Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan bila pengetahuan
tentang gejala yang diteliti masih sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Seringkali penelitian ini dilakukan sebagai suatu feasibility studi, artinya
untuk meneliti apakah penelitian itu dapat dilakukan berdasarkan adanya
atau dapat diperolehnya data yang diperlukan dan sebagainya.
b. Tujuan arkeologi
(1) (a) Rekontruksi sejarah kebudayaan, merupakan upaya dalam
mendapatkan, mengenali, memerikan/menggambarkan aneka bentuk
materi di berbagai situs yang masing-masing memilki tariff yang
berbeda-beda. Rekontruksi sejarah kebudayaan menitikberatkan pada
waktu rekontruksi kronologi budaya.
(b) Rekontruksi cara hidup manusia, merupakan tujuan kedua arkeologi
yang dapat dicapai apabila tujuan pertama sudah tercapai. Rekontruksi
cara hidup manusia menitikberatkan pada cara-cara hidup manusia dan
kebudayaannya di waktu lampau.
(c) Penggambaran proses budaya, merupakan tujuan arkeologi yang dapat
dicapai dengan mencapai tujuan pertama dan kedua terlebih dahulu.
Suatu karya budaya tidak akan terbentuk begitu saja tanpa mengalami
suatu periode, oleh karena itu pusat perhatian arkeologi adalah proses
budaya.
(2) (a) Titik tekan Rekontruksi sejarah kebudayaan:
Dimensi bentuk (form), merupakan upaya untuk menjawab
masalah formal (what).
Dimensi ruang (space), merupakan upaya untuk menjawab masalah
spatial/spacial (where).
Dimensi waktu (time), merupakan upaya untuk menjawab masalah
temporal (when).
(b) Titik tekan Rekontruksi cara hidup manusia
Dimensi fungsi (function), merupakan upaya untuk menjawab
masalah function (what).
Dimensi konteks (context), merupakan upaya untuk menjawab
masalah contextual (how).
(c) Titik tekan Penggambaran proses budaya
Dimensi proses (process), merupakan upaya untuk menjawab
masalah processual (how & why).
(1) Manfaat menentukan lingkup penelitian bagi suatu riset arkeologi
diperlukan untuk memberi batasan pada penelitian arkeologi. Ruang
lingkup penelitian perlu ditegaskan sesuai dengan bidang ilmu yang
diteliti. Dalam penelitian arkeologi, pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan
masalah hendaknya berpatokan pada tujuan dasar arkeologi yaitu
rekontruksi sejarah kebudayaan, rekontruksi cara hidup manusis, dan
penggambaran proses budaya dengan menekankan pada dimensi bentuk,
ruang, waktu, fungsi, konteks, dan proses.
(2) Lingkup forma dalam riset arkeologi
Agar penelitian dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan pembatasan
terhadap pencapaian tujuan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi
lingkup penelitian. Pernyataan batasan lingkup ini juga berfungsi untuk lebih
mempertajam rumusan permasalahan.
3. a. Konsep trikala dalam arkeologi
ML ML

MK MD
Keterangan:
(1) Kajian masa lalu untuk masa lalu (ML-ML), merupakan kajian murni
yang bertujuan untuk merekontruksi peristiwa masa lalu. Merupakan
penelitian dasar, yaitu penelitian yang lebih pada penelitian murni,
Contoh: Penelitian tentang struktur kota pada masa Kerajaan
Singhasari.
(2) Kajian masa lalu untuk masa kini (ML-MK), merupakan tujuan
penelitian untuk kepentingan praktis, seperti untuk keperluan wisata
dan untuk pendidikan. Bersifat dokumentasi yang dilakukan secara
berkala, dengan melakukan updating terlebih dahulu. Sebelum
dilakukan pembangunan baru pada situs yang akan dijadikan tempat
wisata harus dilakukan reinfanterisasi dan rekomendasi.
Contoh: Penelitian tentang peranan cerita Bhimaswarga pada lukisan
atap bangunan Bale Kertagosa.
(3) Kajian masa lalu untuk masa datang (ML-MD), merupakan penelitian
yang bertujuan untuk kepentingan pemanfaatan kedepan. Merupakan
kajian terapan yang berdifat perspektif dan juga estimatis ke depan.
Contoh: Penelitian untuk mengetahui kondisi tanah pada bangunan
Candi.
b. Landasan konseptual dan landasan teoritik memiliki manfaat pada analisa
data. Landasan konseptual bermanfaat dalam
c. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses
dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Sifat dari jenis penelitian
ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan
dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Proses
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif
karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data
kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari
sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas
sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan
persentase tanggapan mereka.
Data kuantitatif dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai
informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut,
diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya.
5. a. Bagan relasi antara paparan data, landasan teori, dan tujuan penelitian.

b. Analisa data
(1) (a) Analisis tipologis merupakan analisis yang digunakan untuk
menganalisis data artefaktual. Analsis tipologis berkaitan dengan tipe,
bentuk, jenis, keadaan, sifat, bagian, ukuran, dan ciri khuhus.
(b) Analisis konteks meupakan analisis yang mencari hubungan antara
benda yang satu dengan benda yang lain, hubungan antara benda
dengan situs, hubungan antara situs dengan situs, dan hubungan antara
situs dengan lingkungan. Analisis konteks digunakan apabila bentuk
dari suatu temuan tidak diketahui dengan jelas (bentuk tidak utuh).
(c) Analisis komparatif merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan data, jika dalam kurun waktu ada perbendaa berarti
ada perubahan bentuk dalam kurun waktu.
(d) Analisis korelatif meruapakan analisis data yang menghubungkan
antara sumber data dengan menggunakan transisi antara menerima dan
menolak. Analisis korelatif ditandai dengan penerimaan dengan tangan
terbuka.
(2) (a) Tujuan analisis tipologis adalah untuk mengidentifikasi tipe beserta
variannya, serta untuk mengetahui kekuatan tipe dalam perkembangan
di masa ke masa. Analisis tipologis berperan untuk mengetahui
keberagaman dari suatu benda arkeologi.
(b) Tujuan analisis konteks adalah untuk mengetahui fungsi dari suatu
temuan arkeologi.
(c) Tujuan analisis komparatif adalah untuk mengetahui adanya
kemungkinan persamaan serta untuk mengetahui adanya
kesinambungan dalam lintas waktu yang disesuaikan dengan kondisi
faktual.
(d) Tujuan analisis korelatif adalah untuk mengetahui adanya hubungan
antara komponen yang satu dengan yang lain.
c. Teknik pemeriksaan akurasi data merupakan proses pengujian terhadap
data-data arkeologi. Teknik pemeriksaan akurasi data (verifikasi) dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.
1) Kritik eksternal adalah kritik yang bertujuan untuk melihat
otensitas atau keaslian sumber. Jadi, kritik ini lebih bersifat fisik,
bukan isi dari sumber tersebut. Kritik ini selain untuk dokumen
tertulis juga untuk artefak, sumber lisan dll. Kalau kita menemukan
sumber tertulis, kritik eksternal yang kita lakukan adalah melihat
jenis kertasnya, jenis tulisannya, jenis hurufnya. Jadi, kritik
eksternal lebih melihat pada aspek luarnya.
2) Kritik internal yaitu kritik yang dilakukan untuk mengetahui
kredibilitas dari sumber data arkeologi. Kredibilitas adalah istilah
yang dipilih untuk mengganti konsep validitas, dimaksudkan untuk
merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif.
Kredibilitas terletak pada keberhasilanya mencapai maksud
mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses,
kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Konsep
kredibilitas juga harus mampu mendemonstrasikan bahwa untuk
memotret kompleksitas hubungan antar aspek, penelitian dilakukan
dengan cara tertentuyang menjamin bahwa subjek penelitian
diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat.
6. a. (1) Historical-archaeology merupakan studi arkeologi yang
menggunakan teks dan dokumen sebagai sumber dalam penelitian.
Teks dan dokumen berperab untuk mendukung dan melengkapi
informasi arkeologi.
(2) Deductive research dalam riset arkeologi adalah penelitian arkeologi
yang menguji teori atau hipotesis. Deductive research diarahkan oleh
hipotesis ysng kemudian teruji atau tidak teruji.
(3) Underwater archaeology merupakan bidang arkeologi yang
mempelajari data arkeologi yang berada di bawah air (seperti laut,
sungai, danau, dan rawa) disebut juga arkeologi bawah air. Arkeologi
bawah air merupakan bagian dari arkeologi maritim, yaitu suatu ilmu
yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan laut.
b. (1) Arkeologi procesual merupakan arkeologi modern yaitu studi
arkeologi yang mendasarkan epistemologinya pada filsafat positivisme
dari Hempel, dan metodologinya pada aliran unified science, dan
ontologinya pada artefak menjadi archaeological records.
(2) Arkeologi pemukiman merupakan studi arkeologi yang mengkaji situs
atau tempat manusia bermukim dan segala bentuk aktivitasnya sehari-
hari. Situs pemukiman ditandai oleh sekumpulan sisa-sisa kegiatan
manusia berupa wujud budaya bendawi dalam suatu komunitas
tertentu di dalam satu ruang, ataupun pengaturan situs-situs dalam
suatu wilayah dengan tujuan memahami sistem teknologi, sistem
sosial, dan sistem ideologi dari masyarakat masa lalu.
(3) New-archaeology menurut R. Binford merupakan perluasan dari
pendekatan evolusioner, pendekatan sistemik dan pendekatan
penalaran deduktif dalam memandang data arkeologi. New-
archaeology berpendapat bahwa arkeologi haruslah menunjukkan
peranannya dalam upaya menjelaskan perubahan budaya yang terjadi
pada masa lalu. Oleh karena itu, kegiatannya dipusatkan pada upaya
eksplanasi, bukan hanya pada deskripsi yang menghasilkan
rekontrruksi sejarah kebudayaan dan rekontruksi cara hidup.
c. (1) Hukum superposisi dalam ekskavasi arkeologi menekankan pada
kaitannya dengan umur artefak yang berada di bawah permukaan tanah
digunakan untuk menentukan umur relative pada suatu artefak yaitu
untuk mengetahui kapan material itu terbentuk. Prinsip hukum
superposisi menjelaskan bahwa lapisan batuan yang berada di bawah,
dalam kondisi normal (tidak terdeformasi) lebih tua daripada lapisan di
atasnya. Berdasarkan prinsip ini, lapisan yang mengandung fosil yang
sejenis, memiliki rentang umur yang sama.
(2) Culture layer merupakan suatu hasil ekskavasi berupa data mengenai
lapisan budaya yang beruntujuan untuk menjelaskan mengenai proses-
proses budaya.
(3) Total excavation (ekskavasi tuntas) merupakan ekskavasi yang
dilakukan secara menyeluruh dengan menggali semua kotak.
d. (1) Sosiofak dalam data arkeologi yaitu artefak yang merupakan bagian
dari subsistem budaya yang berfungsi secara sosial yaitu untuk
memperkuat keselarasan kelompok.
(2) Formula 3 in 1 adalah upaya menejemen sumber daya masa lalu yang
dilakukan dengan cara menata, mengatur agar budaya menjadi teratur
dan tertata dengan baik, Relasi antara riset arkeologi-konservasi
arkeologi-pemanfaatan tinggalan arkeologi dalam formula 3 in 1

Penelitian Pelestarian Pemanfaatan

Dasar Praktis Konservasi Reservasi Wisata

Restorasi Renovasi

(3) Living monument pada tinggalan arkeologi merupakan warisan budaya


yang merupakan hasil karya manusia yang masih berfungsi seperti
semula dibuat. Living monument mencerminkan kelekatan hubungan
dan dinamika kehidupan social dan budaya terutama arkeologis secara
diakronis dari masa-ke masa dengan segala modifikasinya sebagai
mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang ditimbulkan baik
internal maupun eksternal. Contoh tinggalan Living Monumen pada
tinggalan-tinggalan arkeologis yaitu berupa candi, prasada, goa
pertapaan, pura dengan bangunan suci, dan lain-lain.
.

Anda mungkin juga menyukai