Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

“ ARKEOLOGI “

Di susun oleh :

Putri Nurul Muthmainah

(194190017)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAWAH

INSTITUT AGAMA NEGERI DATOKARAMA PALU


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Arkeologi
Menurut bahasa, Arkeologi berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti "kuno" dan
logos, "ilmu". sedangkan secara umum, Arkeologi dikenal sebagai sebuah bidang kajian ilmu
yang sistematik mengenai benda-benda kuno guna merekonstruksikan masa lalu. Di bawah ini
terdapat beberapa pengertian arkeologi menurut para arkeolog yang sesuai dengan kajiannya,
yakni :

1. Grahame Clark mendefinisikan arkeologi sebagai satu bentuk kajian yang sistematik
terhadap benda purba untuk membentuk sebuah sejarah. Cottrell Leonard juga
mendefinisikan arkeologi sebagai satu cerita mengenai manusia dengan merujuk kepada
peninggalan seperti peralatan yang digunakan, monumen, rangka manusia dan segala
hasil karya dari inovasi yang diciptakannya.
2. Glyn Danial mendefinasikan arkeologi sebagai satu cabang sejarah yang mengkaji
tinggalantinggalan masa lampau. Kajian sejarah yang menggunakan segala data berupa
tulisan, epigrafik atau benda peninggalan dengan tujuan akhir untuk mendapatkan
gambaran sebenarnya tentang kehidupan manusia masa silam.
3. Frank Hole dan Robert F. Heizer menyatakan arkeologi sebagai suatu kajian tentang
masa silam manusia yang dikaji terutamanya melalui bahan-bahan peninggalan.
4. Robert J. Sharer dan Wendy Ashmore melihat arkeologi sebagai bagian khusus
tentang teknik yang digunakan untuk mengungkapkan bukti tentang masa lalu dan
sebagai satu disiplin yang mempelajari masyarakat dan kebudayaan masa silam
berdasarkan budaya kebendaannya guna menerangkan perkembangannya serta
bagaimana hal tersebut terjadi.

Meski menggunakan kajian yang berbeda – beda, berbagai definisi dan pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bidang arkeologi merupakan satu disiplin ilmu yang
mengkaji tentang manusia dan kebudayaan masa silam berdasarkan kepada tinggalan dengan
cara penyelidikan yang sistematik dengan menggunakan berbagai pendekatan disiplin-disiplin
ilmu yang lain seperti sejarah, antropologi, geologi, geografi, fisika, matematis dan lain-lainnya.

B. Tujuan keilmuan Arkeologi

Menurut Lewis R. Binford ilmu arkeologi memiliki 3 tujuan, yaitu :

1. merekonstruksi sejarah kebudayaan masyarakat masa lampau


2. merekonstruksi cara-cara hidup masayarakat masa lampau serta,
3. proses perubahan suatu budaya dari masyarakat masa lampau
C. Mazhab Arkeologi

1. Paham Antiquarian
Paham ini menyatakan bahwasanya arkeologi itu bersifat deskriptif atau hanya
bersifat penjelasan. Penalaran dalam paham ini bersifat induktif dengan pendekatan
kualitatif. Mereka yang bergelut dalam paham ini melakukan pengumpulan data
sebanyak-banyaknya untuk menjawab apa (bentuk), di mana (ruang), dan kapan
(waktu). Pada hakikatnya arkeologi tradisional (paham antiquarian) memberi gambaran
dan rekonstruksi kehidupan masa lampau dan melihat budaya secara normatif. Tokoh
yang mendukung seperti Gordon Child.

2. Paham Prosesual
Arkeologi prosesual (arkeologi pembaharuan) yang muncul pada tahun 1940-an dan
berkembang pada tahun 1960-an. Mereka yang menganut paham ini menilai bahwa
arkeologi tidak hanya bersifat deskriptif seperti yang dianut oleh penganut paham
arkeologi tradisional, tetapi juga harus bersifat analitif dan eksplanatif. Selain itu,
arkeologi juga bisa bersifat saintifik seperti halnya ilmu eksa walaupun pada
kenyataannya arkeologi adalah kelompok ilmu humaniora.
Arkeologi prosesual melihat budaya sebagai sebuah sistem dan menjawab pertanyaan
mengapa dan bagaimana. Pada hakikatnya paham ini menjelaskan persamaan dan
perbedaan budaya. Penalaran dalam paham ini bersifat deduktif. Karena arkeologi
bersifat saintifik, maka paham ini memiliki suatu metodologi berupa hipotesis (jawaban
sementara) yang harus diuji. Selain itu, paham ini juga menghubungkan arkeologi
arkeologi dengan ilmu lain yang juga concern terhadap arkeologi seperti
zooarchaeology, geoarchaeology, dll. Tokoh yang menganut paham ini yaitu Lewis
Binford.

3. Paham Post-Prosesual
Arkeologi post-prosesual atau disebut juga arkeologi pasca pembaharuan yang
muncul pada tahun 1980-an. Mereka menilai bahwasanya arkeologi tidak bisa bersifat
saintifik, tetapi cenderung interpretatif dan partikularistik serta tidak bisa menghasilkan
dalil-dalil umum. Fokus kajiannya yaitu mencari bagaimana pengetahuan masa lampau
diperoleh dan dipakai untuk merekonstruksi masa kini. Pada hakikatnya arkeologi pasca
prosesual merupakan interpretasi masa lampau untuk kepentingan masa kini. Metode
yang digunakan adalah induktif dan deduktif. Salah satu tokoh penganut paham ini yaitu
Ian Holder.

Anda mungkin juga menyukai