Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ARKEOLOGI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
 Alvin
 Tasya
 Hamdani
 Amanda
 Ajeng
KELAS : VII-8

SMP NEGERI 29 MEDAN


TAHUN PELAJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah bahasa Indonesia tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “ARKEOLOGI” dapat diselesaikan karena
adanya kerja sama dari anggota kelompok untuk mencari sumber informasi
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan kami juga
berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.
Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan
penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik
dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 19 Oktober 2023

Kelompok 1
A. Pengertian Arkeologi
Arkeologi adalah studi tentang budaya manusia dari era yang berbeda dengan
menggabungkan ilmu sejarah dan geologi. Seseorang yang mempelajari kajian
ilmu ini, disebut sebagai mahasiswa jurusan arkeologi yang dalam
pembelajarannya akan mempelajari materi tentang sejarah budaya berbagai
artefak dari masa ke masa, seperti prasasti dan lukisan yang ditemukan di berbagai
lokasi. Selain itu, seseorang yang belajar pada bidang ilmu ini juga akan
mempelajari cara menggali artefak kuno, mengkaji fakta sejarah dibalik artefak,
memperkirakan usia artefak, pergerakan awal evolusi benda, manusia dan
tentunya juga akan belajar tentang organisasi museum.
Arkeologi atau bidang keilmuan yang mempelajari tentang sejarah kuno
adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) di masa lalu melalui kajian
sistematis terhadap data dokumenter. Kajian sistematis meliputi penemuan,
dokumentasi, analisis, nilai budaya, norma, adat istiadat, hukum adat, dan
penafsiran data berupa artefak (budaya material, seperti kapak, batu dan candi)
dan ecofac (benda lingkungan, seperti batu, fitur bumi, dan sejenisnya). Fosil dan
karakteristiknya (artefak tidak dapat dipisahkan dari lokasinya (situs arkeologi).
Teknik penelitian yang khusus adalah penggalian arkeologis (excavation),
meskipun teknik investigasi masih bersifat arkeologis. . Tujuan arkeologi sangat
variatif dan menjadi bahan perdebatan panjang, termasuk apa yang disebut
sebagai model arkeologi, menyusun sejarah budaya, memahami perubahan sikap
makhluk hidup, dan memahami proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk
memahami budaya makhluk hidup termasuk salah satunya adalah manusia, maka
ilmu ini tergolong dalam kelompok humaniora.
Namun, berbagai ilmu pendukung digunakan, antara lain sejarah, antropologi,
geologi (dengan ilmu tentang lapisan-lapisan pembentukan bumi sebagai acuan
umur relatif suatu penemuan), arkeologi), geografi, arsitektur, paleontologi dan
antropologi biologi, fisika (termasuk karbon c-14 untuk penanggalan mutlak),
metalurgi (untuk memperoleh unsur-unsur benda logam), dan filologi (studi
manuskrip kuno).
Arkeologi saat ini mencakup berbagai bidang terkait. Misalnya, penemuan
mayat yang terkubur akan membangkitkan minat para ahli dari berbagai bidang
untuk mempelajari pakaian dan jenis bahan yang digunakan, bentuk gerabah dan
cara penggunaannya, pola pembagian, kepercayaan tentang apa yang dikubur
dengan jenazah. mayat, Ahli kimia dapat menentukan usia penggalian melalui
metode seperti pengukuran karbon-14. Sementara itu, para ahli genetika yang
ingin mengetahui pergerakan migrasi manusia pertama, mereka meneliti DNA
mereka.
Secara khusus, arkeologi mempelajari masa lalu, budaya kuno, baik di
prasejarah (sebelum tulisan dikenal) dan periode sejarah (ketika bukti tertulis
tersedia). Dalam perkembangannya, arkeologi juga dapat mempelajari
kebudayaan kontemporer, sebagaimana lazimnya dalam kajian kebudayaan
material modern (modern material culture). Karena didasarkan pada benda-benda
dari masa lalu, arkeologi sangat perlu melestarikan benda-benda tersebut sebagai
sumber rujukan data. Dari situ berkembang disiplin lain, yaitu pengelolaan
sumber daya arkeologi (Archaeological Resources Management), atau lebih luas
lagi, pengelolaan sumber daya budaya (CRM, Culture Resources Management).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arkeologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari kehidupan dan kebudayaan purba melalui peninggalan-
peninggalannya, seperti perkakas rumah tangga dan arca. Ilmu arkeologi dalam
bahasa Inggris disebut archeology atau arkeologi. Dari Encyclopedia Britannica
(2015), arkeologi adalah studi ilmiah tentang sisa-sisa kehidupan material dan
aktivitas manusia di masa lalu. Arkeologi memainkan peran penting sebagai
sumber utama pengetahuan budaya kuno dan mungkin punah. Menurut A.
Nurkidam dan Hasmiah Herawaty dalam bukunya Archaeology as an Introduction
(2019), secara etimologi kata arkeologi berasal dari bahasa Yunani archeo dan
logo. Archeo berarti kuno dan logo berarti pengetahuan. Sedangkan jika ditinjau
dari segi terminologis, arkeologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari aspek-
aspek sosial budaya masa lampau melalui sisa-sisa bahan yang ditemukan, dengan
tujuan untuk menyusun dan mendeskripsikan ‘peristiwa’ tersebut.
B. Sejarah Perkembangannya
Berdasarkan catatan sejarah, pada abad ke-6 SM atau sekitar tahun 556 SM
hingga 539 SM, Raja Nabonidus dan putrinya menggali reruntuhan rumah
komunal berupa candi pada zaman dahulu. Tujuan dari penggalian ini adalah
untuk melihat pondasi bangunan kuno dari masa lalu. Pada abad ke-5 SM,
Herodotus, seorang sarjana Yunani, mengumpulkan data dan pengamatan
etnografi tentang kebiasaan orang Mesir kuno, Scythians, Yunani, dan Persia.
Herodotus dikenal sebagai bapak antropologi dan sejarah. Selama berabad-abad,
etnografi telah menjadi sarana utama untuk mengumpulkan data penelitian masa
lalu. Arkeologi dikenal selama Renaissance. Saat itu, banyak ahli mempelajari
reruntuhan kuno di Yunani dan Italia. Sampai tahun 1800, arkeologi bukanlah
bagian dari ilmu pengetahuan. Namun, arkeologi terus berkembang sebagai
metode pengumpulan data kuno. Terakhir, arkeologi dikenal sebagai ilmu yang
memiliki banyak manfaat.
C. Manfaat Arkeologi Dalam Bidang Keilmuan
1. Menjelajahi Benda-benda Bersejarah
2. Meningkatkan penelitian ilmiah sejarah
3. Mengetahui lebih banyak tentang budaya manusia
4. Menambah basis pengetahuan
5. Mampu untuk mengkategorikan setiap budaya yang ada dalam kehidupan
manusia.
6. Menelusuri Sejarah Awal Kehidupan Manusia Dari Dahulu Hingga Saat
Ini
D. Tujuan ilmu Arkeologi
Dalam jurnal Pusat Penelitian dan Penelitian Arkeologi Kalimantan Barat
(2013) oleh Benson Manalu, arkeologi secara umum bertujuan untuk
mengumpulkan data yang akurat tentang kehidupan masa lalu. Jika diuraikan,
ilmu arkeologi memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. Untuk menyajikan sejarah budaya masyarakat di masa lalu.
2. Tunjukkan bagaimana orang hidup di masa lalu.
3. Melambangkan proses perubahan budaya di masa lampau.
E. Bukti Penemuan Arkeologi
Para arkeolog telah membuat beberapa penemuan besar di berbagai belahan
dunia dalam dekade terakhir ini. Temuan tersebut menjadi informasi berharga
untuk mempelajari banyak aspek sejarah.
1. Peninggalan Raja Richard III

Ketika Raja Inggris, Raja Richard III, terbunuh pada Pertempuran


Bosworth tahun 1485, ia dimakamkan di gereja Greyfriars. Pada tahun 2012,
The Richard III Society bekerja sama dengan University of Leicester
menggali bawah tempat parkir Leicester untuk mencari gereja tersebut.
Tetapi yang lebih mengejutkan adalah mereka juga menemukan sisa-
sisa manusia yang dianggap sebagai Raja Richard III. DNA yang diambil dari
dua keturunan yang masih hidup, bersama dengan penanggalan karbon,
membuktikan bahwa itu adalah dia. Tulangnya menunjukkan 10 luka
pertempuran, termasuk dua di tubuh dan 8 di kepala, serta bukti skoliosis.
2. Peta Tertua di Eropa

Sebagian besar lempeng batu yang disebut Saint-Bélec yang ditemukan


pada tahun 1900 hanya diabaikan. Tetapi ketika ditemukan kembali di sebuah
kastil Prancis pada tahun 2014, para peneliti memutuskan untuk menyelidiki
potongan batu berukuran 1,5 m x 2 m tersebut.
Peneliti Clément Nicolas dari Bournemouth University di Inggris,
bersama timnya, menggunakan teknik modern untuk menganalisis lempengan
berusia 4.000 tahun itu. Mereka menemukan bahwa gambar dan garis yang
diukir pada satu sisi batu menggambarkan lembah Sungai Odet.
Para peneliti mengira simbol dan garis yang diulang dalam lempengan
tersebut menyerupai peta. Ketika mereka membandingkannya dengan peta
daerah modern, mereka menemukan kecocokan dengan tingkat akurasi
mencapai 80 persen. Hal tersebut membuat Saint-Bélec menjadi peta Eropa
tertua yang diketahui.
3. Kaki Ratu Nefertari

Penemuan arkeologi menarik lainnya adalah ketika Egyptologist


Ernesto Schiaparelli menemukan makam Ratu Nefertari pada tahun 1904, ia
menemukan sebagian dari kaki mumi dan sandal berkualitas tinggi yang
dibuat dengan bahan-bahan alami seperti papirus dan rumput yang
mencerminkan gaya waktu itu. Diyakini bahwa kaki tersebut milik Ratu
Nefertari, tetapi baru pada tahun 2016 hal itu terbukti.
Para peneliti melakukan rontgen pada kaki yang ditemukan tersebut,
mereka menyimpulkan bahwa itu adalah kaki perempuan dengan tinggi
sekitar 5 kaki 5 inci (sekitar 1,5 m), yang berusia antara 40 dan 60 tahun
ketika dia meninggal-usia yang sama dengan Nefertari.
Seperti diketahui, Nefertari adalah istri Ramses II, yang memerintah
Mesir dari 1279-1213 SM dan dianggap sebagai salah satu ratu Mesir yang
paling terkenal, bersama dengan Cleopatra dan Hatshepsut.
4. Situs Pengorbanan Anak Besar-besaran

Penggalian arkeologi di Peru yang berakhir pada tahun 2016 berhasil


mengungkap apa yang diyakini sebagai peristiwa pengorbanan anak terbesar
di dunia. Dari penggalian tersebut, para arkeolog menemukan sisa-sisa 137
anak berusia antara 5 hingga 14 tahun yang dikorbankan lebih dari 550 tahun
yang lalu oleh kekaisaran Chimú.
Mereka mengalami patah tulang rusuk, luka di sepanjang area dada, dan
cedera lainnya. Para peneliti percaya hati anak-anak itu telah diambil. Para
ahli yakin bahwa pengorbanan itu dipersembahkan kepada para dewa sebagai
tanggapan atas banjir yang disebabkan oleh El Nino.
5. Bukti Awal Pembuatan Anggur

Pada tahun 2017, guci keramik yang ditemukan di dekat ibu kota
Georgia, Tbilisi, ternyata menjadi bukti tertua pembuatan anggur. Sebelum
penemuan ini, bukti kimia anggur paling awal ada di Iran, dari 5400-5000
SM. Tetapi bukti yang lebih tua ini menunjukkan bahwa anggur sudah ada
sejak 6.000 SM.
Para peneliti menggunakan tes kimia ilmiah untuk mengambil sampel
pecahan dari tembikar dalam penemuan tersebut. Tes mengkonfirmasi residu
asam tartarat, asam utama yang ditemukan dalam anggur, serta asam terkait
sitrat, malat, dan suksinat.
F. Tahap Penelitian dalam Arkeologi
Tahapan Penelitian Arkeologi Menurut Museum Arkeologi Ontario,
penelitian arkeologi dibagi menjadi empat tahap utama, yaitu:
1. Pengumpulan data
Pada tahap ini, para arkeolog akan berusaha untuk mendapatkan
gambaran tentang potensi data di kawasan situs arkeologi. Langkah ini juga
dilakukan dengan mempelajari peta dan dokumen sejarah yang berkaitan
dengan tempat tersebut. Pengumpulan data juga mencakup proses survei atau
pengamatan kawasan situs purbakala. Selain survei, pengumpulan data juga
sering dilakukan dengan metode ekskavasi atau ekskavasi yang sistematis.
2. Pengolahan data
Setelah tahap awal, data yang dikumpulkan biasanya berupa artefak
(benda-benda purbakala peninggalan sejarah), artefak ekologis (benda-benda
yang merupakan bagian dari kehidupan manusia) tidak berubah) dan/atau fitur
(benda-benda purbakala tidak dapat dipisahkan) dari situs arkeologi). Pada
langkah kedua, data harus diklasifikasikan ke dalam kelompok yang telah
ditentukan. Contoh diberi nomor dan didaftar berdasarkan kategorinya.
Klasifikasi ini dimaksudkan untuk memudahkan proses analisis data pada
langkah selanjutnya.
3. Analisis data
Setelah data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisisnya.
Langkah analisis dilakukan dengan mencari hubungan atau hubungan antar
data hasil. Hubungan ini dapat dilihat dari teknik produksi, ukuran, warna,
dekorasi, penggunaan atau lainnya. Proses analisis data memakan waktu lama
karena banyak hasil data yang mungkin rusak. Prosesnya juga membutuhkan
kesabaran dan ketelitian yang luar biasa dalam mengamati setiap detailnya.
4. Pengungkapan Data
Langkah terakhir adalah melaporkan dan mempublikasikan data.
Pelaporan dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pihak
ulama. Pada saat yang sama, rilis data dimaksudkan untuk menginformasikan
kepada publik tentang hasil dan analisis. Publikasi data dapat dilakukan
melalui publikasi buku dan/atau jurnal. Selain itu, hal ini juga dapat dilakukan
dengan menyelenggarakan pameran publikasi fotografi dan video.
G. Kesimpulan
Sekian pembahasan singkat mengenai arkeologi. Pembahasan kali ini tidak
hanya membahas definisi dari arkeologi saja tapi juga membahas mengenai
definisi dari beberapa ahli mengenai arkeologi, Sejarah perkembangan arkeologi,
Manfaat arkeologi pada kehidupan sehari-hari dan tahapan dalam penelitian
arkeologi. Memahami pengertian dari arkeologi menjadikan kita untuk menambah
wawasan baru mengenai latar sejarah dunia dan perkembangannya yang jarang
kita ketahui sebagai orang awam.
Dan menjadikan kita untuk turut andil karena kita juga merupakan bagian dari
sejarah yang sedang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai