Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MK.

TEKNIK PENULISAN DAN


PRESENTASI ILMIAH

PEKERJAAN DI BIDANG ARKEOLOGI

DI SUSUN OLEH:

Andi Megawati Batari


F071211008

DEPARTEMEN ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya u c a p k a n kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala hal
terbaik yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Pekerjaan dibidang Arkeologi ”
dengan baik. Makalah ini merupakan persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas
MK.Teknik Penulisan dan presentasi Ilmiah. Makalah dengan judul “ Pekerjaan dibidang
Arkeologi” ini dimaksudkan untuk menambah ilmu dibidang arkeologi.

Penulis mencoba menyusun makalah dengan judul “ Pekerjaan dibidang Arkeologi ”


sebaik mungkin. Makalah ini dapat terwujud berkat ilmu yang telah diberikan oleh
Ibu/Bapak selaku dosen. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini atas bantuan, dukungan, kerja sama yang baik, dan segala kontribusi positif baik
yang berupa ilmu maupun motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, demi penyempurnaan penulis ke depan, saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi membenahi kekurangan yang ada.

Tempat, 16 Desember 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
PEKERJAAN DI BIDANG ARKEOLOGI........................................................................................ 3
1. PENDAHULUAN............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................................................................ 4
2. PEMBAHASAN................................................................................................................................ 5
A. Arkeologi............................................................................................................................................ 5
B. Fungsi Arkeologi................................................................................................................................ 6
C. Bidang kajian arkeologi yang paling menjanjikan untuk karier................................................. 6
D. Tantangan Arkeologi di Masa Kini............................................................................................... 10
3. PENUTUP...................................................................................................................................... 12
A. Kesimpuan....................................................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 13

2
PEKERJAAN DI BIDANG ARKEOLOGI

1. PENDAHULUAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)1, arkeologi diartikan sebagai


ilmu yang mengkaji kehidupan serta kebudayaan kuno lewat benda peninggalannya,
seperti peralatan rumah tangga dan patung. Ilmu arkeologi dalam bahasa Inggris
disebut sebagai archaeology atau archeology. Melansir dari Encyclopaedia Britannica
(2015),2archaeology merupakan kajian studi ilmiah mengenai sisa materi kehidupan
dan aktivitas manusia di masa lampau. secara etimologi kata arkeologi berasal dari
Bahasa Yunani, archeo dan logos. Archeo berarti kuno dan logos berarti ilmu.
Arkeologi pada masa sekarang merangkumi berbagai bidang yang berkait.
Sebagai contoh, penemuan mayat yang dikubur akan menarik minat pakar dari
berbagai bidang untuk mengkaji tentang pakaian dan jenis bahan digunakan,
bentuk keramik dan cara penyebaran, kepercayaan melalui apa yang dikebumikan
bersama mayat tersebut, pakar kimia yang mampu menentukan usia galian melalui
cara seperti metode pengukuran karbon-14. Sedangkan pakar genetik yang ingin
mengetahui pergerakan perpindahan manusia purba, meneliti DNAnya.Mengingat
begitu pentingnya arkeologi,tidak menutup kemungkinan banyak prospek karir yang
menjajikan dalam bidang tersebut.

A. Latar Belakang

Arkeologi diandaikan sebagai sebuah ilmu sejarah yang berperan sebagai


sebuah rumah yang memiliki banyak ruang yang dihuni oleh berbagai kelompok seperti
komunitas sejarah, para ahli museum, pembuat film sejarah, dan lain-lain. Arkeologi,
terutama arkeologi yang berperan bagi dunia akademik, menganggap arena heritage
sebagai milik mereka dan hasil interpretasinya adalah sebuah narasi formal
sebagaimana formal history. Arkeologi menjadi perantara untuk mengetahui dimana
sebuah peradaban dimulai, kapan peradaban tersebut terjadi, dan signifikansinya
terhadap cara hidup dan berbudaya. Pemahaman terhadap arkeologi dibutuhkan untuk
menjadi dasar pengetahuan mengenai perubahan yang terjadi di dalam konteks sosial
budaya masyarakat; aspek fisik maupun non fisiknya; dan pola yang mempengaruhi
terjadinya perubahan itu sendiri.
Arkeologi diandaikan sebagai sebuah ilmu sejarah yang berperan sebagai

3
sebuah rumah yang memiliki banyak ruang yang dihuni oleh berbagai kelompok seperti
komunitas sejarah, para ahli museum, pembuat film sejarah, dan lain-lain. Arkeologi,
terutama arkeologi yang berperan bagi dunia akademik, menganggap arena heritage
sebagai milik mereka dan hasil interpretasinya adalah sebuah narasi formal
sebagaimana formal history.
Konteks dalam arkeologi diperlukan dalam menentukan hubungan antara
jejak peninggalan arkeologi pada lingkungannya dan pemaknaannya sebagai fungsi.
Konteks kemudian membantu arkeolog untuk menghubungkan makna dan hubungan
yang berujung pada interpretasinya. Interpretasi terhadap jejak peninggalan arkeologi
berfungsi sebagai dasar pengembangan nilai kehidupan dan menjadi bagian dari ilmu
pengetahuan di masyarakat.
Perkembangan zaman membawa dampak bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sejarah, maka sejarawan pun mesti juga
mengalami perkembangan dalam peran intelektualnya. Akselerasi perkembangan yang
menuntut peran ilmu secara lebih besar dan aplikatif dalam menjawab tantangan
zaman, menyebabkan sejarawan harus bereksperimen dengan berbagai ragam
tindakan regulasi perubahan tersebut. Kebanyakan arkeologi fokus pada wilayah
tertentu di dunia atau topik studi tertentu. Spesialisasi memungkinkan seorang
arkeolog untuk mengembangkan keahlian pada masalah tertentu. Beberapa arkeolog
mempelajari sisa-sisa manusia (bioarchaeology), hewan (zooarchaeology), tanaman
purba (paleoethnobotany), alat- alat batu (lithics), dan lain-lain.Beberapa arkeolog
berspesialisasi dalam teknologi yang menemukan, memetakan, atau menganalisis
situs-situs arkeologi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam artikel ini adalah apakah Bidang kajian arkeologi yang
paling menjanjikan untuk karier?

C. Tujuan

Mengetahui Bidang kajian arkeologi yang paling menjanjikan untuk karier.

Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


1

Encyclopedia Britannica. (2015). Encyclopædia Britannica, Inc


2

4
2. PEMBAHASAN

A. Arkeologi

Arkeologi secara etimologi berasal dari archaeo yang berarti kuno dan
logos yang berarti ilmu yang mempelajari sistem kebudayaan manusia pada masa
silam dalam kajian sistematis atas benda duniawi yang ditinggalkan yang
menghasilkan sebuah interpretasi data. Kemudian, arkeologi didefinisikan sebagai
suatu ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda
peninggalannya, seperti patung dan perkakas rumah tangga; atau lebih familiar
dikenal sebagai ilmu purbakala .3
Arkeologi diandaikan sebagai sebuah ilmu sejarah yang berperan sebagai
sebuah rumah yang memiliki banyak ruang yang dihuni oleh berbagai kelompok
seperti komunitas sejarah, para ahli museum, pembuat film sejarah, dan lain-lain.
Arkeologi, terutama arkeologi yang berperan bagi dunia akademik, menganggap
arena heritage sebagai milik mereka dan hasil interpretasinya adalah sebuah narasi
formal sebagaimana formal history 4

Peninggalan fisik menjadi dasar dalam pemahaman arkeologi sebagai ilmu


yang mempelajari nilai sejarah dan sistem kebudayaan yang berkembang di masa
lampau, arkeologi sebagai ilmu juga dibantu oleh ilmu sejarah, antropologi, geologi,
geografi, arsitektur, paleoantrologi, dan bioantropologi dalam proses penelitian yang
mendalam untuk mendapat data selengkap-lengkapnya sebelum selanjutnya diolah
menjadi sebuah interpretasi yang menjadi dasar ilmu dan disebar luaskan kepada
masyarakat.
Archaeological reasoning diperlukan dalam proses pengolahan data dari
peninggalan fisik berupa archaeological records dan kebudayaan setempat yang
bertindak sebagai historical facts. Hasil pengolahan data arkeologi menjadi sebuah

3
Ashton, M.C., & Lee, K. 2007. Empirical, Theoretical, and Practical Advantages of The
HEXACO Model of Personality Structure. Personality And Social Psychology Review. Vol. 11.
Pp.150-166.
4
Ashton, M.C., & Lee, K. 2007. Empirical, Theoretical, and Practical Advantages of The
HEXACO Model of Personality Structure. Personality And Social Psychology Review. Vol. 11.
Pp.150-166.

5
premis dalam bentuk deskripsi mengenai pattern yang ditampakkan dari teknik
tipologi, klasifikasi, dan diperlakukan sebagai contemporary arts (Binford, 2002).

B. Fungsi Arkeologi

Arkeologi memberikan perspektif terhadap sejarah manusia dalam


hubungan kebudayaan dengan kehidupan manusia, dimana arkeologi mampu
berkontribusi baik dalam pemahaman bermasyarakat di masa lalu yang
mempengaruhi kehidupan di masa kini dan menjadi dasar di masa depan. Arkeologi
menjadi perantara untuk mengetahui dimana sebuah peradaban dimulai, kapan
peradaban tersebut terjadi, dan signifikansinya terhadap cara hidup dan berbudaya.
Pemahaman terhadap arkeologi dibutuhkan untuk menjadi dasar pengetahuan
mengenai perubahan yang terjadi di dalam konteks sosial budaya masyarakat;
aspek fisik maupun non fisiknya; dan pola yang mempengaruhi terjadinya
perubahan itu sendiri. Perbedaan antara ilmu arkeologi dan ilmu sejarah sendiri
terletak pada analisis yangmeliputinya.5
Konteks dalam arkeologi diperlukan dalam menentukan hubungan antara
jejak peninggalan arkeologi pada lingkungannya dan pemaknaannya sebagai fungsi.
Setiap jejak peninggalan arkeologi, baik skala kecil maupun skala besar, memiliki
signifikansi terhadap tempat di temukannya. Tempat dimana ditemukannya
menentukan rekam pemaknaannya terhadap pengaruhnya terhadap kehidupan
bermasyarakat yang lahir dan berkembang di lokasi tertentu. Konteks kemudian
membantu arkeolog untuk menghubungkan makna dan hubungan yang berujung
pada interpretasinya. Interpretasi terhadap jejak peninggalan arkeologi berfungsi
sebagai dasar pengembangan nilai kehidupan dan menjadi bagian dari ilmu
pengetahuan di masyarakat.6

C. Bidang kajian arkeologi yang paling menjanjikan untuk karier

Sulistyanto, B. 2001 Strategi Pemanfaatan Data Arkeologi dalam Upaya Menghadapi Disintegrasi
5

Bangsa, Naditira Widya. Edisi Khusus No. Juni 2001. ISSN: 1410-0932. Banjarmasin: Balai
Arkeologi Banjarmasin

Sunarya, N.I. 2005 Pemberdayaan Lembaga Adat dalam Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi di
6

Bali, Khasanah Arkeologi: Pemanfaatan Sumberdaya Arkeologi. I Made Sutaba, APU. Dkk (ed).
Denpasar: Ikatan Ahli Arkeologi Komda Bali.

6
Arkeologi merupakan kajian yang melibatkan berbagai bidang, terutama
geologi dan sejarah. Kebanyakan, para arkeolog akan berfokus pada satu kawasan
atau topi tertentu di dunia. Spesialisasi tersebut pada akhirnya membuat seorang
arkeolog mengembangkan keahlian mereka terhadap isu-isu tertentu. Para lulusan
arkeologi biasanya dapat bekerja sebagai arkeolog profesional di museum maupun
pusat konservasi. Sejumlah peran yang bisa kamu jalankan adalah kurator museum,
kartografer, arsiparis, peneliti sosial, pemandu wisata, dan lainnya.berikut daftar
bidang kajian arkeologi yang paling menjanjikan untuk karier:
1. Pengelola Sumber Daya Arkeolog

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang telah mengalami


kemajuan yang sangat pesat, sehingga memunculkan bermacam-macam perubahan
baik dalam berbagai bidang kehidupan manusia, maupun perubahan pada
paradigma suatu disiplin ilmu pengetahuan. Kemajuan yang sangat pesat dalam
bidang teknologi tranportasi dan telekomunikasi,telah pula memicu meningkatnya
arus globalisasi, dalam segala bidang kehidupan manusia. Penelitian arkeologi
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis, untuk mempelajari
masyarakat dan kebudayaan masa lampau berdasarkan tinggalan benda-benda
budaya yang tersisa dan dapat kita temukan pada saat ini, baik untuk kepentingan
ilmu pengetahuan maupun untuk kepentingan yang lebih luas. Dalam
pelaksanaannya penelitian arkeologi ini, harus berdasarkan kepada metode, teori
dan teknik penelitianarkeologi.7
Dalam kegiatan ini diterapkan beberapa teknik seperti: teknik pengeboran
tanah (tanah dibor dengan alat bor sehingga dapat diketahui kandungan yang ada
di dalam tanah), Teknik elektromagnetik yaitu penggunaan alat khusus untuk
mengetahui kandungan yang ada bawah tanah, atau dengan teknik sounding yaitu
dengan cara mengidentifikasi keadaan bawah tanah melalui resonansi suara
pantulannya.
2. Managemen Sumberdaya Arkeologi

Sunarya, N.I. 2005 Pemberdayaan Lembaga Adat dalam Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi di
7

Bali, Khasanah Arkeologi: Pemanfaatan Sumberdaya Arkeologi. I Made Sutaba, APU. Dkk (ed).
Denpasar: Ikatan Ahli Arkeologi Komda Bali.

7
Mengingat banyaknya sumberdaya arkeologi yang dimiliki oleh Bangsa
Indonesia, yang merupakan bagian dari sumber daya budaya, maka dalam
pengelolaannya sangat perlu diterapkan Managemen Sumberdaya Budaya (Cultural
Resources Management). Warisan budaya atau peninggalan arkeologi dikatakan
sebagai sumberdaya, karena objekobjek arkeologi tersebut merupakan salah satu
modal pokok dalam pembangunan, bersamasama dengan sumberdaya lainnya,
seperti sumberdaya alam dan sumberdaya binaan.
Managemen Sumberdaya Budaya atau sering dikenal dengan istilah Cultural
Resources Management (CRM). Managemen memiliki berbagai pengertian atau
difinisi, tetapi managemen pada dasarnya merupakan suatu sistem untuk
memberdayakan orang atau barang dengan seefektif dan seefisien mungkin untuk
suatu harapan atau sasaran (visi) dengan jalan menerapkan berbagai macam
strategi (misi) yang dianggap tepat.
3. Arkeologi dalam Dunia Pendidikan(Dosen)

Pemanfaatan hasil penelitian untuk kepentingan ideologis dan akademis


bagi para pelajar dan guru, memiliki banyak bentuk, seperti “penyuluhan/sosialisasi
arkeologi di sekolah-sekolah” (Tahun 2006-2008), “Tamu Pelajar Arkeologi” (Tahun
2008), “Workshop pemandu pameran arkeologi” (Tahun 2009), “Lomba-lomba
berdimensi arkeologi” (Tahun 2009) dan pameran hasil penelitian (Tahun 2009,
2010). Kegiatan semacam itu telah dilaksanakan sejak tahun 2006 sampai sekarang.
Lewat kegiatan semacam itu para pelajar diajak untuk mencintai dan memahami
akar budayanya serta mau memelihara sebagai aset kekayaan bangsa secara
bersamasama dalam masyarakat multicultural Bagi para guru, informasi arkeologi
memiliki nilai yang cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar pada
semua tingkat pendidikan. Melalui informasi arkeologi, para guru dapat memperoleh
bahan pendidikan tentang sejarah dan nilai-nilai adiluhung kebudayaan serta proses
perkembangan bangsa dari prasejarah ke masakini8.
4. Manager Arkeologi dan Arkeolog

Seorang arkeolog proyek adalah pekerjaan manajer sumber daya budaya


tingkat menengah, yang mengawasi penggalian, dan menulis laporan tentang

Djami, Erlin Novita. 2011. “Penelitian Arkeologi di Kabupaten Biak Numfor (Manusia
8

Berpenutur Austronesia)”, Laporan Penelitian. Jayapura: Balai Arkeologi Jayapura

8
penggalian yang dilakukan. Ini adalah pekerjaan tetap, dan tunjangan kesehatan
serta rencana 401 ribu adalah hal biasa. Anda dapat mengerjakan proyek CRM atau
proyek akademis, dan dalam keadaan normal, keduanya adalah posisi
berbayar.Manajer Kantor CRM mengawasi beberapa posisi PA / PI.Bagi manajer dan
arkeolog, tugas mereka sangat luas dan kompleks, dapat dikatakan mereka bagian
dari sumberdaya arkeologi itu sendiri, dari kegiatan hulu hingga hilir. Para manajer
bekerja pada lembaga arkeologi atau perusahaan yang mengelola sumberdaya
arkeologi akan menjadi motor penggerak manajemen. Para manajer akan mengatur
siklus penelitian, pengembangan, pengelolaan, dan proteksi sumberdaya arkeologi.
Sementara itu, arkeolog bekerja sebagai konsultan, peneliti dan juga bisa menjadi
manajer sekaligus dalam aktivitas manajemen sumber daya arkeologi.
5. Sejarawan

Perkembangan ilmu sejarah tidak bisa dilepaskan dengan sejarawan itu


sendiri sebagai subjek pengembang ilmu. Oleh karena perkembangan zaman
membawa dampak bagi perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya
ilmu sejarah, maka sejarawan pun mesti juga mengalami perkembangan dalam
peran intelektualnya. Akselerasi perkembangan yang menuntut peran ilmu secara
lebih besar dan aplikatif dalam menjawab tantangan zaman, menyebabkan
sejarawan harus bereksperimen dengan berbagai ragam tindakan regulasi
perubahan tersebut. Sekaligus, sejarawan juga dituntut untuk menemukan dan
menggantikan format peran sambil berjalan menyesuaikan zaman9.
Suatu kenyataan bahwa orientasi ke masa depan merupakan suasana yang
melingkupi masa abad XXI, maka orientasi ini juga perlu dimiliki oleh seorang
sejarawan. Menurut istilah C.P. Snow, dibutuhkan sejarawan yang “dialiri masa
depan” hingga ke tulang sumsumnya. Hal ini berkonsekuensi, sejarawan perlu
merevisi peran yang selama ini tidak berorientasi ke masa depan. Desakan
akselerasi di berbagai bidang, sesungguhnya memberikan “amanat terselubung”
bagi sejarawan untuk bisa meningkatkan kemampuan menanggulangi (copeability)

Sunarya, N.I. 2005 Pemberdayaan Lembaga Adat dalam Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi di
9

Bali, Khasanah Arkeologi: Pemanfaatan Sumberdaya Arkeologi. I Made Sutaba, APU. Dkk (ed).
Denpasar: Ikatan Ahli Arkeologi Komda Bali.

9
terhadap persoalan-persoalan yang muncul pada abad XXI10. Meskipun ada banyak
aliran sejarawan dalam peran ini, tetapi bukanlah sesuatu yang haram, apabila
sejarawan mulai melakukan eksperimen-eksperimen historis dalam analisis
metodologinya, sehingga mampu memberikan solusi bagi penyelesaian masalah
yang muncul11.
6. Pengacara Sumber Budaya

Pengacara sumber daya budaya adalah pengacara terlatih khusus yang


bekerja sendiri atau bekerja untuk firma hukum. Pengacara bekerja dengan klien
swasta seperti pengembang, perusahaan, pemerintah, dan individu sehubungan
dengan berbagai masalah terkait sumber daya budaya yang mungkin timbul.
Masalah-masalah tersebut termasuk peraturan yang harus diikuti sehubungan
dengan proyek pengembangan properti, kepemilikan properti budaya, perawatan
kuburan yang terletak di properti pribadi atau yang diperoleh pemerintah,dll.
Seorang pengacara sumber daya budaya juga dapat dipekerjakan oleh
lembaga pemerintah untuk mengawasi semua masalah sumber daya budaya yang
mungkin muncul, tetapi mungkin akan memerlukan pekerjaan di bidang lingkungan
dan pengembangan lahan lainnya juga. Dia juga dapat dipekerjakan oleh universitas
atau sekolah hukum untuk mengajar mata pelajaran yang berkaitan dengan hukum
dan sumber daya budaya12.

D. Tantangan Arkeologi di Masa Kini

Dari sudut pandang epistemologi, perkembangan sejarah dan arkeologi


sebagai ilmu, apa yang selama ini dikenal sebagai titik lemah dalam arti dianggap
sebagai kurang “ilmiah” adalah masalah data dan interpretasi. Sejarah dan
arkeologi dipandang sebagai sebuah ilmu yang sangat subyektif. Pengukuran
kadar keilmiahan didasarkan kepada tolak ukur keilmiahan eksakta atau ilmu

10
Macleod, Donald. G. 1977. “Peddle or Perish: Archaeological Marketing from Concept to
Product Delivery”, dalam Schiffer M.B. dan G.J. Gumerman (ed.), Consevation Archaeology.
London: Academic Press.
11
Hardiman, F. Budi. 2002. “Belajar dari Politik Multikulturalisme”, Pengantar Buku Will
Kymlicka, Kewargaan Multikultural. Jakarta: Pustaka LP3ES-Indonesia
12
Djami, Erlin Novita. 2011. “Penelitian Arkeologi di Kabupaten Biak Numfor (Manusia
Berpenutur Austronesia)”, Laporan Penelitian. Jayapura: Balai Arkeologi Jayapura

10
pengetahuan alam, yaitu dalam hal keobyektivitasnya. Ilmu pengetahuan yang
tidak obyektif dianggap tidak dapat memenuhi ketentuan sebagai ilmu
pengetahuan serta kemudian dianggap sebagai bukan ilmu, sehingga hasil
penelitiannya dianggap kurang bersifat ilmiah. Sesungguhnya, masalah ini
bukanlah merupakan masalah sejarah dan arkeologi sebagai ilmu saja, melainkan
telah menjadi masalah di lingkungan ilmu budaya pada umumnya13
Penelitian arkeologi melibatkan cabang ilmu lain untuk mendapatkan
sebuah definisi untuk diinterpretasikan kepada publik, sebagai dasar
pengembangan produk kebudayaan. Selama ini, penyebaran terhadap hasil
penelitian arkeologi umumnya dilakukan melalui media tertulis berupa buku atau
jurnal. Dengan tingkat awareness mayarakat yang masih rendah terhadap hasil
penelitian arkeologi, keberadaan sebuah pusat arkeologi yang terpadu pada lokasi
arkeologi menempatkan hasil penelitian tersebut terhadap konteksnya,
memudahkan masyarakat awam untuk memahami hasil interpretasi tersebut
dalam lingkungan dimana jejak peninggalan arkeologi tersebut ditemukan14.
Sejauh ini, masalah aktual yang dihadapi arkeologi adalah bagaimana
hasil-hasilnya dapat memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat. Secara
ideologis untuk menjadikan arkeologi berguna bagi semua, hasilhasilnya harus
dapat mentransfer informasi pengetahuan dan menunjukkan bukti material
(artefak) dari “nilai-nilai yang dimiliki bersama”. Untuk itu, arkeolog tampaknya
perlu berupaya menghasilkan gambaran konstruksi Indonesia mengenai akar
yang sama berkenaan nilai penting religiusitas, etika, kosmologi, dan
kehumanisan, seni, kebersamaan, nasionalisme, dan multikulturalisme. Lalu,
narasi tersebut ditunjang dengan konservasi (pelestarian) fisik situs, artefak, dan
lingkungannya, sehingga bermanfaat sebagai alat peraga guna mengefektifkan
proses pendidikan pelajar15

13
Asba, Muhammad Yahsya Amarullah. 2013. Pengaruh Pengetahuan Tentang Efek Syariah
Terhadap Motivasi Berinvestasi Di Pasar Modal Syariah. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Walisongo Semarang.
14
Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti. Cet. VI.

Macleod, Donald. G. 1977. “Peddle or Perish: Archaeological Marketing from Concept to


15

Product Delivery”, dalam Schiffer M.B. dan G.J. Gumerman (ed.), Consevation Archaeology.
London: Academic Press.

11
3. PENUTUP

A. Kesimpuan

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui
kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi
penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya
bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan,
seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat
dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Dalam lingkup luas, arkeologi bergantung
pada penelitian lintas-disiplin, yang mengacu pada antropologi, sejarah, sosiologi,
geografi, geologi, etnologi, semiologi, fisika, informatika, kimia, statistika, paleoekologi,
paleografi, paleontologi, paleozoologi, dan paleobotani. Arkeologi adalah bidang studi
yang beragam.
Kebanyakan arkeolog fokus pada wilayah tertentu di dunia atau topik studi
tertentu. Spesialisasi memungkinkan seorang arkeolog untuk mengembangkan
keahlian pada masalah tertentu. Beberapa arkeolog mempelajari sisa-sisa manusia
(bioarchaeology), hewan (zooarchaeology), tanaman purba (paleoethnobotany), alat-
alat batu (lithics), dan lain-lain.Beberapa arkeolog berspesialisasi dalam teknologi yang
menemukan, memetakan, atau menganalisis situs-situs arkeologi. Para arkeolog bawah
air mempelajari sisa-sisa aktivitas manusia yang terletak di bawah permukaan air atau
dipantai.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dan pembaca lebih paham dan
mengerti tentang bidang kajian arkeologi yang paling menjanjikan untuk karier

12
DAFTAR PUSTAKA

Anis, Moch. & Lilianto (Editor), 2012. Sejarah 15 Olahragawan Terpopuler di


Indonesia (1967—1987). Jakarta: Museum Olahraga Nasional, Deputi Bidang
Pembudayaan Olahraga, Kementrian Pemuda dan Olahraga. Karya Seni Tertua
Di Dunia Ditemukan Di Sulawesi Selatan. 18 Januari 2021.
Asba, Muhammad Yahsya Amarullah. 2013. Pengaruh Pengetahuan Tentang Efek
Syariah Terhadap Motivasi Berinvestasi Di Pasar Modal Syariah. Fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang.
Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Cet. VI.
Djami, Erlin Novita. 2011. “Penelitian Arkeologi di Kabupaten Biak Numfor (Manusia
Berpenutur Austronesia)”, Laporan Penelitian. Jayapura: Balai Arkeologi
Jayapura.
Hardiman, F. Budi. 2002. “Belajar dari Politik Multikulturalisme”, Pengantar Buku
Will Kymlicka, Kewargaan Multikultural. Jakarta: PustakaLP3ES-Indonesia
Jurusan Arkeologi. Tautan: https://campus.quipper.com/majors/id-arkeologi
(daring). (Diakses: 18 Januari 2021).
Macleod, Donald. G. 1977. “Peddle or Perish: Archaeological Marketing from
Concept to Product Delivery”, dalam Schiffer M.B. dan G.J. Gumerman (ed.),
Consevation Archaeology. London: AcademicPress.
Sukma, D. Cuma 6 PTN di Indonesia yang Tawarkan Jurusan Arkeologi, Langka
Nih!. Tautan: https://www.idntimes.com/life/education/sukma-satiti/cuma-6-
ptn-di-indonesia-yang-tawarkan-jurusan-arkeologi-langka-nih-c1c2/6 (daring).
(Diakses: 18 Januari2021).
Sulistyanto, B. 2001 Strategi Pemanfaatan Data Arkeologi dalam Upaya Menghadapi
Disintegrasi Bangsa, Naditira Widya. Edisi Khusus No. Juni 2001. ISSN: 1410-
0932. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin
Sunarya, N.I. 2005 Pemberdayaan Lembaga Adat dalam Pengelolaan Sumberdaya
Arkeologi di Bali, Khasanah Arkeologi: Pemanfaatan Sumberdaya Arkeologi. I
Made Sutaba, APU. Dkk (ed). Denpasar: Ikatan Ahli Arkeologi Komda Bali.

13
14

Anda mungkin juga menyukai