Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan kebijakan Multikulturalisme di Australia!

(1967-sekarang)
2. Jelaskan perkembangan kebijakan sistem pertahanan Australia (ketergantungan-kemandirian)
3. Jelaskan prinsip dasar kebijakan luar negeri Australia, beserta aspek yang mempengaruhinya.
4. Jelaskan mengapa hubungan bangsa Australia dan Indonesia sangat bersifat fluktuatif dan sensitif?
5. Jelaskan sejarah khas salah satu negara oceania!

JAWAB
1. Gagasan multikulturalisme yang kemudian diperkenalkan, dalam konteks yang sesungguhnya adalah legitimasi
hak atas berkembangnya berbagai kultur di Australia secara sama. Namun dalam prakteknya gagasan multikulturalisme
ini hanya menekankan aspek kultural semata tanpa dibarengi dengan pandangan yang sama terhadap kesempatan kerja.
Sehingga, gagasan ini, oleh sementara pihak hanya dianggap sebagai upaya radikal untuk mempromosikan kepentingan
etnis tertentu saja. Pada tahun 1966 pemerintah Australia mengubah kebijaksanaan imigrasi yang memungkinkan orang-
orang non-Eropa dapat memperoleh izin untuk tetap tinggal di Australia, namun ketika pada tahun 1970an masuk para
imigran dari Asia, ternyata mereka tidak disambut dengan hangat oleh masyarakat Australia, karena, disamping perbedaan
fisik yang sangat menonjol, juga latar balakang budaya dan pola hidup yang sangat berbeda. Kenyataan inilah yang
menunjukkan bahwa kebijaksanaan asimilasi pada dasarnya tidak bermanfaat banyak bagi para imigran Asia dan Afrika
hitam. Pada tahun 1978 Galbally Report menyarankan prinsip-prinsip dasar kebijaksanaan multikulturalisme yang sampai
saat ini masih diperpegangi.
Selama empat tahun pertama pemerintahan Hawke (1983-1987) konsep multikulturalisme tidak berjalan baik.
Namun pada tahun 1987, Hawke mendirikan Office of Multicultural Affair (OMA) dan berada di bawah Departemen
Perdana Menteri. Melalui Badan ini dikembangkan konsep-konsep multikulturalisme secara lebih mendalam dan
menekankan batasan-batasan konsep itu serta ide Australia sebagai suatu unsur unifikasi. Dengan begitu imigran-imigran
diharapkan memberikan loyalitasnya terhadap Australia. Bahkan OMA, melalui agenda nasionalnya menjelaskan dan
mempertajam defenisi multikulturalisme sebagai suatu istilah yang menggambarkan diversitas budaya dan etnik dalam
Australia Baru

2. Kebijaksanaan Politik Luar Negeri Australia terhadap Amerika Serikat Pasca


Perang Dunia II
Terdesaknya kekuatan pertahanan Inggris di Asia oleh tentara Jepang, telah merubah
pandangan politik Australia. Keadaan ini menghadapkan Australia pada kenyataan bahwa Australia
tidak akan mendapat jaminan keselamatan dari Inggris sehingga menimbulkan perasaan
takut dan khawatir. Sebaliknya Australia melihat peran Amerika Serikat-lah yang sangat
besar sebagai kekuatan tangguh bagi keamanan Australia dari serangan Jepang.
Kekuatan Amerika Serikat dapat dilihat oleh Australia ketika pada bulan Mei 1942,
armada gabungan Amerika Serikat dan Australia berhasil mengusir kekuatan Angkatan
Laut Jepang dalam pertempuran Laut Karang (Coral Sea) dan pada bulan Juni 1942
mengalahkan Jepang dalam pertempuran di Midway.
Kebijakan politik luar negeri Australia tidak dapat dilepaskan dari sistem pertahanan
keamanan. Keduanya mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama yaitu untuk
melindungi negara dari ancaman luar.
Dengan demikian sangat jelas bahwa politik luar negeri Australia merupakan manifestasi dari pertahanannya.
Sekurang-kurangnya ada dua lasan yang mendasariAustralia dalam posisi pararel , yaitu pertama, secara
tradisional, Australia telah jauh terlibat dalam persekutuan pertahanan dan perdagangan
dengan Inggris, yang merupakan elemen penting dari kekuatan negara-negara Barat, kedua,
Australia memerlukan dukungan sistem pertahanan yang kuat untuk menjamin keamanan
wilayah strategisnya di Pasifik Selatan agar jalur-jalur perdagangan luar negerinya tetap
terjamin.
3. -
4. Hubungan Indonesia dan Australia ini sering mengalami guncangan
atau fluktuatif. Pernyataan tersebut bisa kita kuatkan dengan mengulas sejarah
hubungan bilatereal keduanya. Dalam situs resmi Lembaga Australia-Indonesia dinyatakan bahwa pada
awal era kemerdekaan RI, dominan dari rakyat Australia sangat mendukung
kemerdekaan kita. Karena sikap itulah kita pihak RI menunjuk Australia seperti
yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Gambaran sejarah pada masa
awal perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa yang telah dijabarkan di
atas memperlihatkan kepada kita bahwa Australia memulai hubungan diplomatik
dengan Indonesia melalui keberpihakannya atas kemerdekaan utuh negara kita.
Namun saat fenomena Perang Dingin mulai melanda dunia, hubungan bilateral ini
kembali diuji. Walaupun Indonesia telah menyatakan secara tegas
ketidakberpihakannya terhadap salah satu blok, namun karena Bung Karno sangat
anti terhadap Neo-Liberalisme, turut juga dimasukkan Australia ke dalam
kebencian beliau. Berbaliknya sikap Australia dengan mendukung Belanda dalam
kasus Irian Barat dan pembelaan militer langsung Australia terhadap Malaysia
yang sedang berkonfrontasi dengan Indonesia semakin merenggangkan hubungan
diplomatik saat itu. Puncak masalah Timor Timur menjadi sandungan hubungan bilateral
adalah ketika Australia akhirnya mampu memobilisasi dan memprovokasi dunia
internasional berkaitan dalam hal isu krisis kemanusiaan yang dilakukan oleh
militer Indonesia. Akhirnya Tim-Tim pun lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi berkat
peran aktif dari Australia. Ketegangan pun tidak terelakkan, Akan
tetapi lambat laun ketegangan diantara keduanya pun mereda dan memulai tekad
yang jauh lebih damai dan positif demi masa depan kedua bangsa. Keredaan
akhirnya diraih, namun kembali memanas ketika pencari suaka politik asal Papua
mendapat tempat di Australia.
Indonesia dan Australia sama-sama merupakan sasaran tindakan terorisme lintas
negara. Sebuah konspirasi besar memang sedang berlangsung di dunia sekarang
ini, tapi kedua masyarakat baik Indonesia maupun Australia sama-sama menjadi
korban nyata sebuah tindakan terorisme. Pada tanggal 10 Oktober 2002, bom
dahsyat meledak di pulau Bali. Lokasi ledakan memang dalam wilayah Indonesia,
namun mayoritas korban tewas adalah wisatawan asing yang berlibur di sana. Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 9
September 2004, teror kembali menyerang Indonesia dan Australia.

5.
Sejarah Canberra
Wilayah Canberra memiliki Adat kaya dan warisan pertanian jauh sebelum awal politisi Australia memikirkan memilih
area untuk modal federal baru di awal 1900-an. Dari waktu ini dan seterusnya, sebagai bangunan tertua diperoleh oleh
pemerintah federal yang baru, warisan pedesaan di daerah itu menjadi erat terkait dengan sejarah sebagai modal tujuan-
dibangun.
Terletak di tanah kuno masyarakat Ngunnawal Adat, nama Canberra dianggap 'tempat pertemuan' untuk berarti, berasal
dari nama Kamberra Aborigin. Pemukim Eropa pertama datang di tahun 1830-an, dan daerah itu dipilih untuk modal
federal pada tahun 1908.
-----------
Artikel utama: Sejarah Canberra
Lihat juga: Sejarah Australian Capital Territory
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, daerah di mana Canberra akhirnya akan dibangun adalah musiman dihuni
oleh Penduduk Asli Australia . Antropolog Norman Tindale menyarankan kelompok utama yang menempati daerah
adalah masyarakat Ngunnawal , sedangkan Ngarigo hidup segera ke selatan ACT, The Wandandian ke timur, Walgulu
juga ke selatan, Gandangara orang di utara, dan Wiradjuri ke utara barat. Bukti arkeologis permukiman di wilayah ini
termasuk dihuni tempat penampungan batu, lukisan dan ukiran batu, tempat pemakaman, kamp-kamp dan lokasi
tambang, dan alat-alat batu dan pengaturan. [8] Bukti menunjukkan tempat tinggal manusia di daerah tersebut setidaknya
selama 21.000 tahun.

'Cottage Blundells , dibangun di sekitar tahun 1860, [10] adalah salah satu bangunan yang tersisa yang dibangun oleh
pemukim Eropa pertama Canberra.
eksplorasi Eropa dan penyelesaian dimulai di wilayah Canberra pada awal 1820. [11] [12] Ada empat ekspedisi antara
tahun 1820 dan 1824.penyelesaian Putih wilayah mungkin berasal dari tahun 1824, ketika sebuah wisma atau stasiun
dibangun pada apa yang sekarang semenanjung Acton oleh pengurus domba dipekerjakan oleh Joshua John
Moore. [13] Ia secara resmi membeli situs pada tahun 1826, dan bernama properti "Canberry". [14]
Penduduk Eropa di daerah Canberra terus tumbuh lambat sepanjang abad ke-19. [15] Di antara mereka adalah keluarga
Campbell dari "Duntroon";[16] rumah batu memaksakan mereka sekarang perwira mess dari Militer Royal College,
Duntroon . [17] yang disponsori Campbell penyelesaian oleh keluarga petani lain untuk bekerja tanah mereka, seperti
Southwells dari " Weetangera ". [18] Lain pemukim awal terkemuka termasuk terkait Murray antar dan keluarga Gibbes,
yang memiliki Yarralumla real-sekarang situs dari kediaman resmi dari Gubernur Jenderal Australia-dari tahun 1830
hingga 1881. [19]
Masyarakat bangunan tertua di kota-batin adalah Gereja Anglikan St Yohanes Pembaptis , di pinggiran Reid, [20] yang
ditahbiskan pada 1845. [21][22] John gereja St berisi kuburan paling awal dalam kabupaten. [23] Karena kehadiran
Eropa meningkat, penduduk pribumi berkurang, terutama dari penyakit seperti cacar dan campak. [24]

Anda mungkin juga menyukai