Anda di halaman 1dari 7

JURNAL WIDYA CITRA

VOL 3, NOMOR 1, APRIL 2022

BUDAYA MANUSIA PRA AKSARA DI SITUS TANJUNG SER BALI


BARAT

I Wayan Arya Mahendra


Universitas Pendidikan Ganesha
Email: arya.mahendra@undiksha.ac.id

Artikel info
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Keywords: jejak dan sekaligus sebaran kebudayaan manusia
praaksara di Situs Tanjung Ser. Situs ini terletak di
Situs Tanjung Ser, Hasil Budaya, Gerabah kawasan Bali Barat. Dibanding dengan kawasan
lainnya di Bali, tidak terlalu banyak peninggalan
arkeologis atau pun sejarah yang ditemukan di
kawasan Bali Barat. Akibatnya, tidak banyak
informasi yang bisa ditemukan. Padahal, secara
geografis, kawasan ini adalah pintu gerbang Bali
dari arah barat. Di samping itu, ada beberapa
pelabuhan alam yang berpotensi menjadi tempat
persinggahan atau permukiman kuno di masa lalu.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian sejarah yang meliputi: (1) heuristik, (2)
kritik sumber atau verifikasi, (3) interpretasi, (4)
historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Situs Tanjung Ser memiliki hasil budaya manusia
praaksara yang sangat beragam. Temuan gerabah
polos ataupun motif serta aspek-aspek gerabah
lainnya yang menunjukan adanya aktivitas manusia
praaksara dalam kurun waktu yang panjang serta
interaksinya dengan aneka bangsa di dunia.
Temuan arkeologis di kawasan ini sekaligus
memperkuat temuan serupa di tempat lain namun
masih dalam satu kawasan.

Coresponden author:
Email: arya.mahendra@undiksha.ac.id

A. PENDAHULUAN berbagai daerah contohnya di jalur utara


Salah satu peninggalan kebudayaan pantai Jawa Bali melalui bukti-bukti
peradaban manusia adalah kebudayaan artefak yang diyakini oleh arkeolog
fisik atau artefak yang merupakan hasil merupakan hasil dari aktivitas pemukiman.
dari pikiran dan tindakan sehingga Menurut Ardika (2008) pantai utara
terwujud dalam bentuk benda yang dapat Bali merupakan jalur perdagangan awal
dirasakan, Perkembangan kebudayaan Asia hal ini bisa dibuktikan dengan adanya
berkembang untuk menjawab tantangan penemuan-penemuan di Desa Sembiran
alam dan diikuti oleh masyarakat yang dan Pacung yang yang menghasilkan
dinamis dan perubahan tindakan, pola fragmen gerabah arikamedu dari India.
pikir, Kebiasaan ke arah yang lebih positif Selain Desa Sembiran dan Pacung, di
dan maju yang meninggalkan kebudayaan- kawasan pantai utara Bali khusunya Situs
kebudayaan sebelumnya (Sihotang, 2008: Tanjung Ser, di Desa Pemuteran, Gerokgak
10). Selanjutnya artefak tersebar di yang notabenenya masih termasuk

Jurnal Widya Citra | 1


2 | Jurnal Widya Citra

kawasan Pantai Bali Utara ditemukan dua atau teknik dalam pelaksanaan penelitian,
arca di Pura Bukit Teledu Suantika (2000), penelitian ini menggunakan metode
selain penemuan dua arca di kawasan penelitian historis, sasaran utama
Pemuteran juga ditemukan pecahan- penelitian ini adalah Situs Tanjung Ser
pecahan gerabah dan kerang di sekitaran yang menyimpan hasil-hasil kebudayaan.
Tanjung Ser dalam jumlah yang besar dari Meskipun penelitian ini bersifat kualitatif
hasil ekskvasi, kegiatan ekskavasi dapat tidak menutup kemungkinan dalam
dilihat pada gambar 1 sebagai berikut. pengumpulan data yang bersifat non angka
(deskriptif-naratif) bisa menggunakan data
yang kuantitatif. (Anggito & Setiawan,
2018: 7). Adapun tahapan dalam penelitian
sejarah sebagai berikut.
1) Heuristik, merupakan tahap untuk
mencari, menemukan, dan
mengumpulkan sumber-sumber
sejarah, baik sumber yang tertulis
ataupun sumber tidak tertulis, sumber
tertulis yang digunakan jurnal-jurnal
arkeologi, buku-buku tentang sejarah
Gambar 1. Proses Ekskavasi Tahun dan arkeologi, laporan hasil penelitian
2021 (Sumber : Dokumentasi Arya balai arkeologi, peta serta morfologi
Mahendra, 2021) Desa Pemuteran sedangkan sumber
yang tidak tertulis yang digunakan
Artefak Situs Tanjung Ser jika dalam penelitian ini dapat berupa
dibandingkan dengan daerah lain di sumber lisan atau wawancara dengan
Indonesia mempunyai kesamaan terutama Balai Arkeologi Denpasar.
gerabah yang merupakan kebudayan 2) Kritik sumber dilakukan untuk
nusantara sebelum datangnya pengaruh menguji keakuratan data yang ada,
agama. Situs Tanjung Ser dan temuan- data-data yang sudah terkumpul
temuan tersebut diyakini bahwa adanya tentang Situs Tanjung Ser, kritik
kemungkinan pemukiman di Situs Tanjung dilakukan dengan studi kepustakaan
Ser telah berlangsung dalam kurun waktu maupun informasi yang telah didapat
yang cukup panjang dan Situs Tanjung Ser, baik dari informan ataupun pada tahap
dengan dugaan yang bersumber dari heuristik (Hamid, 2011: 47). Kritik
temuan dan melihat geografis wilayah dilakukan dengan dua cara yaitu kritik
pantai utara bali hingga menjadikan Situs internal dan kritik eksternal, kritik
Tanjung Ser patut diteliti lebih lanjut eksternal digunakan untuk menguji
apakah terdapat pemukiman, perdagangan, kredibilitas sumber sedangkan kritik
atau pesisir dengan fungsi lainnya. internal untuk menguji akurasi konten
Disamping penelitian arkeologi pada masa dari sumber-sumber yang telah
ini tetap dilakukan untuk menemukan didapatkan dari Situs Tanjung Ser.
bukti-bukti sejarah yang terkubur dan 3) Interpretasi, yaitu tahap
membuat artefak berbicara mengenai mengumpulkan data tertulis dan lisan
keberadaan, fungsi, serta tujuan yang ingin setelah diolah dan diverifikasi melalui
disampaikan dari masa sebelumnya agar kritik sumber eksternal dan internal
kebudayaan terwariskan dan tetap lalu melalui tahap interprestasi
dilestarikan. terlebih dahulu lalu setelah itu dapat
ditulis menjadi tulisan sejarah pada
B. METODE PENELITIAN tahap historiografi. Interpretasi
Dalam sebuah penelitian peneliti dilakukan dengan cara memilah-
diharapkan memiliki dan memilih metode
3 | Jurnal Widya Citra

milah, mengelompokan, “keramikos” yang merujuk pada


menggabungkan, menghubungkan pengertian gerabah yaitu “keramos” berarti
data-data yang sesuai dengan tujuan tebuat dari bahan mineral non-metal atau
penelitian, selain itu interpretasi juga bisa disebut tanah liat yang dibentuk
disesuaikan dengan kaidah-kaidah sedemikian rupa dan melalui proses
analisis data penelitian kualitatif. pembakaran agar menjadi keras secara
4) Historiografi, dalam penyusunan permanen (Mudra, 2019: 4).
interpretasi pastinya telah melewati Gerabah pertama kali diduga dikenal
tahapan-tahapan yakni penentuan pada periode neolitik sekitar 10.000 tahun
topik, heuristik, kritik sumber, SM khusunya di daratan Eropa, gerabah
interpretasi dan terakhir adalah menurut para ahli kebudayan bisa disebut
historiografi. Penulisan peristiwa sebagai kebudayaan yang universal atau
sejarah hingga mencapai suatu menyeluruh yang artinya kebudayaan ini
narasi sejarah diperlukan suatu bisa ditemukan dimana saja hampir di
kegiatan untuk membangun ulang semua belahan dunia. Dalam
(merekontruksi) peristiwa sejarah perkembangannya penemuan gerabah
menggunakan pedoman penulisan muncul di beberapa daerah dan perkiraan
5W+1H sehingga benar-benar para ahli yang menyatakan bahwa gerabah
tersusun secara akurat. muncul pada periode neolitik bisa diterima
dikrenakan munculnya api juga pada
C. PEMBAHASAN periode akhir paleolitik atau bisa disebut
Budaya Praaksara Situs Tanjung Ser periode awal neolitik (Mudra, 2018: 2).
Situs Tanjung Ser yang terletak di Selanjutnya Gerabah yang ditemukan
Pantai Utara Bali menyimpan banyak di Situs Tanjung Ser memiliki karakter,
hasil-hasil kebudayaan terutama temuan morfologi, pola hias, teknik pembuatan,
pecahan gerabah yang memiliki motif yang bahan, dan untuk lebih pastinya dilakukan
beragam, survei yang dilakukan oleh Balai pengamatan mikroskopis.
Arkeologi Provinsi Bali pada tahun 1992 Aspek-aspek gerabah meliputi
dan dilanjutkan dengan ekskavasi yang morofologi gerabah, morfologi adalah
menggunakan teknik-teknik arkelogi oleh bentuk gerabah, dari temuan-temuan Situs
para arkeolog dimulai dari tahun 2000, Tanjung Ser, adapun bentuk-bentuk
2001, 2018, 2019, serta 2021. Penelitian gerabah adalah bentuk-bentuk bagian dari
arkeologi yang kajiannya menekankan gerabah. Berdasarkan analisa bentuk,
pada data-data yang ditemukan selanjutnya bahan, hiasan serta ketebalannya dapat
dikaji lebih lanjut terkait artefak yang diketahui beberapa hal, seperti adanya
menunjukan adanya kebudayaan di suatu pasu atau periuk dengan tepian tertutup
wilayah terutamanya di situs arkeologi, (melengkung kedalam), ada berbentuk
salah satu temuan yang masif adalah tepian tegak dan ada pula tepian terbuka
gerabah perlu diketahui bahwa gerabah (melengkung keluar). Ukuran
merupakan bagian dari keramik dapat ketebalannya bervariasi yaitu ada yang
dilihat dari bahan serta kualitas bahan yang tebal dengan permukaan agak kasar
digunakan, tetapi ada pengertian yang sehingga pecahan-pecahan fragmen
terpisah oleh masyarakat ada beberapa gerabah tersebut. Kemungkinan fragmen
pendapat yang menyatakan gerabah bukan gerabah tersebut dipergunakan sebagai
bagian dari keramik dikarenakan keramik alat-alat kebutuhan sehari-hari
permukaanya lebih halus dan mengkilap masyarakat yang bermukim di lokasi
sedangkan gerabah bahan dasarnya adalah tersebut. Bentuk hiasan dengan pola tera
tanah liat yang bentuknya bervariasi seperti dan garis dan teknik hias dengan carat
belanga, tempat air, periuk. Kata keramik tera dan gores mengindikasikan adanya
berasal dari bahasa Yunani yaitu persamaan dengan fragmen gerabah dari
4 | Jurnal Widya Citra

negara-negara Asia Tenggara lainnya pada bagian bibir. Hiasan yang paling
yang dikenal dengan fragmen gerabah dominan adalah terajala, motif gerabah
Bau Melayu atau Shay Hyun Kalanai. khusunya gerabah motif terajala dibuat
Berdasarkan dari pengamatan dengan teknik tera atau press sedangkan
bentuk pada bagian badan gerabah motif geometris dibuat dengan teknik
Tanjung Ser dapat ditentukan adanya 3 cungkil, motif garis dibuat dengan teknik
golongan gerabah yaitu, gerabah bulat, gores, dan motif berupa lengkungan pada
berkarinasi dan silindris. Golongan bagian bibir dibuat dengan teknik tekan
gerabah bulat merupakan golongan yang menggunakan jari, di Situs Tanjung Ser
paling banyak jenisnya antara lain. periuk yang dilakukan beberapa kali ekskavasi
bulat, cawan bulat, dan piring bulat. dengan hasil temuan-temuan fragmen
Golongan gerabah berkarinasi hanya gerabah yang masif, gerabah menggunakan
terdiri dari periuk berkarinasi, dan cawan teknik tekan dapat dilihat pada gambar 3
berkarinasi, sedangkan gerabah silindris sebagai berikut.
hanya berupa cawan silindris. Bentuk
bulat pada badan yang dipakai sebagai
dasar penggolongan gerabah ke dalam
golongan gerabah bulat terdiri dari
beberapa pola bulat yaitu bulat telur, bulat
bola, dan bulat lonjong (Hidayah, 2020:
16).
Morfologi gerabah yang
memerlukan rekonstruksi untuk
menentukan bentuk yang tepat dari hasil
rekonstruksi fragmen gerabah dapat
dilihat pada gambar 2 sebagai berikut. Gambar 3. Gerabah dengan bentuk yang
tidak simetris dan terdapat bekas tekan
jari pada sisi luar dan penahan pada sisi
(Sumber: Dokumentasi Suantika, 2018)

Pola serta teknik hias gerabah


merupakan hal yang sangat umum
ditemukan pada gerabah, tetapi dalam
proses pembuatan tentunya memerlukan
bahan pembuatan gerabah yaitu tanah liat.
Di Situs Tanjung Ser adalah gerabah yang
memiliki kekerasan sedang dan kurang
Gambar 2. Gerabah hias di Situs berpori. Bahan dari tanah liat dan
Tanjung Ser berdasarkan dari warna gerabah yang
(Sumber: Dok. Penggambaran Balai tidak merata, dibakar mengunakan teknik
Arkeologi Bali 2020) pembakaran terbuka dalam temperatur
sedang. Warna asli gerabah itu umumnya
Selain dari morfologi atau bentuk adalah kecoklatan dan di antaranya ada
gerabah, dalam proses pembuatan gerabah yang memiliki bagian-bagian yang
tentu adanya teknik hias dan pola hiasan, berwarna hitam. Bahan-bahan yang
fragmen dari gerabah yang ditemukan di digunakan untuk membuat gerabah di
Situs Tanjung Ser, sebagian besar memiliki Situs Tanjung Ser belum dapat diketahui
polas hias dengan teknik cap (tera) berupa asal sumber bahannya. Di wilayah sekitar
jala (net) dan biasa disebut dengan motif situs, terdapat sumber tanah lempung,
terajala. Ada juga memiliki pola hias garis, namun perlu analisis lebih lanjut, apakah
dan pola hias geometris serta lengkungan bahan gerabah yang ditemukan berasal
5 | Jurnal Widya Citra

dari sekitar situs atau bukan (Hidayah, memang tidak diproduksi di wilayah Situs
2020 :21). Tanjung Ser, dapat mengindikasikan
Selanjutnya Pada penelitian atau bahwa masyarakat yang bermukim di
ekskavasi Tanjung Ser Tahap II tahun sekitar wilayah Tanjung Ser telah
2021 yang dilakukan pembukaan kotak beraktivitas dan menjalin hubungan
sebanyak 2 kotak yaitu kotak B 11 U1 dengan pihak luar. Indikasi tersebut
dan kotak S8 B 11. Penelitian tahun 2021 sangat mungkin terjadi dikarenakan dari
mengkaji tentang geologi pendukung faktor geografis Tanjung Ser yang
pemukiman dan dugaan adanya berlokasi berada pantai dan lautan
pemukiman di Tanjung Ser, banyaknya diperkirakan dapat disinggahi oleh pihak
temuan fragmen-fragmen gerabah dan luar dan adanya sumber mata air tawar
lokasi temuan-temuan yang berada di serta sungai yang digunakan sebagai
dekat pantai pada penelitian sebelumnya akses kedalam, indikasi yang membuat
membuat penelitian ini berlanjut. dugaan adanya permukiman serta
Berdasarkan hasil ekskavasi yang aktivitas di Situs Tanjung Ser pada
dilakukan oleh Tim Balai Arkeologi khusunya di sekitar Situs Tanjung Ser
Provinsi Bali dalam hal ini penulis turut dapat diperkuat oleh hasil-hasil temuan
serta dalam penggalian dan dari hasil yang berupa fragmen gerabah namun
temuan gerabah dikategorikan menjadi pada bagian luarnya cenderung
tepian dan badan serta polos dan menghitam, fragmen gerabah bagian luar
bermotif, berikut adalah gerabah hasil menghitam ini diduga merupakan gerabah
ekskavasi dapat dilihat pada gambar 4. bekas pakai oleh aktivitas di Situs
Tanjung Ser.
Wilayah pantai utara Bali yang
mempunyai banyak situs-situs arkeologi
dam banyak ditemukan temuan
arkeologis yang periodenya dari berbagai
masa. Contoh temuan arkeologis dari
situs-situs tersebut cenderung memiliki
kesamaan dengan temuan gerabah di
Situs Tanjung Ser, contohnya gerabah
cungkil gores dan motif terajala.
Gambar 4. Gerabah Tepi Terajala Kesamaan temuan fragmen gerabah ini
(Sumber: Dokumentasi Arya memunculkan dugaan di pantai utara Bali
Mahendra, 2021) sudah terdapat pemukiman dan aktivitas
masyarakat pada masa lalu di Situs
Artefak yang ditemukan dari hasil Tanjung Ser.
ekskavasi di Situs Tanjung Ser dapat Temuan fragmen gerabah Situs
disebut dengan gerabah jenis neolitik Tanjung menyerupai tinggalan-tinggalan
adapaun fragmen gerabah ditemukan arkeologis di pantai utara Bali, adanya
dengan teknik hand made serta tatap temuan gerabah dan arkeologi lainnya di
landas dilengkapi motif terajala, gores pantai utara Bali menjadi petunjuk
cungkil. Selain jenis neolitik ditemukan hubungan antar situs, salah satu
juga jenis fragmen gerabah paleometalik contohnya adalah gerabah Situs
yaitu fragmen gerabah yang dibuat Gilimanuk yang kesamaan dengan
dengan teknik roda putar dan selanjutnya gerabah Situs Tanjung Ser, gerabah Situs
diberi cairan berwarna merah. Dari Gilimanuk dapat dilihat pada gambar 5 di
temuan jenis fragmen ini yang bawah ini.
penemuannya sedikit dan diduga
6 | Jurnal Widya Citra

diduga kawasan Tanjung Ser terdapat


aktivitas manusia praaksara, dugaan ini
ditambah dengan ditemukannya berbagai
peninggalan purbakala di situs-situs dekat
Tanjung Ser. Selanjutnya ditemukan
pecahan-pecahan gerabah dan kerang di
sekitaran Tanjung Ser dalam jumlah yang
besar, diyakini bahwa adanya
kemungkinan aktivitas praaksara di Situs
Tanjung Ser. Penelitian arkeologi yang
kajiannya menekankan pada data-data
yang ditemukan selanjutkan dikaji lebih
Gambar 4.38.Variasi bentuk gerabah lanjut terkait artefak yang menunjunkan
dari Situs Gilimanuk adanya kebudayaan di suatu wilayah
(Sumber: Soejono, 2008) terutamanya di situs arkeologi. Penelitian
dengan hasil yang berbeda dan
Selain temuan di Situs Gilimanuk, menimbulkan dugaan yang berbeda
pantai utara Bali yang mempunyai misalnya adanya pemukiman dan
beberapa situs arkeologis dan diduga perdagangan tetapi masih sebatas dugaan
antara situs mempunyai hubungan di masa terhadap artefak yang ada pada setiap
lalu, salah satunya adalah situs pacung ekskavasi menunjukan adanya keragamaan
yang mempunyai tinggalan ada kesamaan budaya pada situs tanjung ser meskipun
dalam hal motif gerabah, adapun gerabah hasil temuan yang volume paling tinggi
situs pacung dapat diperhatikan pada yaitu gerabah, kerang, dan pecahan-
gambar 4.41 sebagai berikut. pecahan kerang ditemukan di setiap
ekskavasi. Temuan-temuan yang beragam
misalnya pecahan-pecahan gerabah yang
terbagi menjadi badan dan tepian yang
selanjutnya dibagi lagi menjadi bermotif
dan polos, yang bermotif diantaranya motif
terajala, motif garis, motif geometris, dan
dilanjutkan analisis terhadap fragmen-
fragmen yaitu analisis karkteristik gerabah,
morfologi, teknik, bahan, dan mikroskopis
untuk memastikan temuan gerabah yang
ditemukan. Jadi potensi hasil budaya Situs
Gambar. 4.41.Gerabah Hias Terajala Tanjung Ser sangat tinggi bisa dilihat dari
Situs Pacung volume temuan yang digunakan untuk
(Sumber : Dokumen Calo, 2012). mengungkap kemungkinan apakah
pemukiman, perdagangan, atau pesisir
D. PENUTUP dengan fungsi lainnya tentunya Situs
Simpulan Tanjung Ser dan sekitarnya tentu perlu
Berdasarkan hasil penelitian dengan dilakukan penelitian-penelitian lebih
judul “Budaya Manusia Prakasara di Situs lanjut.
Tanjung Ser Bali Barat ” dapat
disimpulkan bahwa pantai utara Bali DAFTAR PUSTAKA
merupakan jalur perdagangan awal Asia
hal ini bisa dibuktikan dengan adanya Ardika, I Wayan. 2008. Archaeological
penemuan-penemuan di Desa Sembiran Traces of the Early Harbour Town.
dan Pacung yang yang menghasilkan Dalam B. Hauser-Schaublin and I
fragmen gerabah arikamedu dari India,
7 | Jurnal Widya Citra

Wayan Ardika (ed) Burials, Text and


Ritual: Ethnoarchaeological Sihotang. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar.
investigations in north Bali, Semarang: Penerbit Semarang
Indonesia (hal 149-157). Gottingen: University Press.
Gottingen University Press.
Suantika, I Wayan, dkk. 2001. “Ekskavasi
Ati, Hidayah., & Dkk. 2020. Laporan Situs Tanjung Ser, Pemuteran,
Penelitian Desk Study Arkeologi. Gerokgak, Buleleng”. Laporan
Morfologi, Fungsi Dan Bahan Penelitian Arkeologi Balai
Gerabah Di Situs Tanjung Ser. Arkeologi Denpasar.

Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Suantika, I.W., & Dkk. 2018. Laporan
Yogyakarta: Penerbit Ombak Penelitian Arkeologi.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Suantika, I.W., & Dkk. 2019. Laporan
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penelitian Arkeologi. Potensi
Jakarta: Balai Pustaka. Pemukiman Kuna Di Situs Tanjung
Ser Desa Pemuteran, Kecamatan
Pemukiman Kuna Di Situs Tanjung Ser Gerokgak. Kabupaten Buleleng, Bali.
Desa Pemuteran, Kecamatan
Gerokgak. Kabupaten Buleleng, Bali.

Anda mungkin juga menyukai