Anda di halaman 1dari 10

POLA GAMBAR CADAS DI SITUS GUA HARIMAU,

SUMATERA SELATAN
ROCK ART PATTERN IN GUA HARIMAU, SOUTH SUMATERA

Adhi Agus Oktaviana1 dan Pindi Setiawan2


1
Pusat Arkeologi Nasional,
Jln. Raya Condet Pejaten No.4, Jakarta
2
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung
Jln. Ganesha 10, Bandung
Pos-el: sambamerka@gmail.com

ABSTRACT

Exploitation of natural resources in the karstic region is not only destroying the environment, but also
destroyed the remains of a prehistoric culture. One of prehistoric cultural relics in Indonesian karstic region is rock
art which is a priceless cultural heritage. The distribution of the rock art images types in Indonesian karstic region
are figurative and non-figurative. The researchers estimate rock art image not made randomly but have a pattern
depiction. This study aims to determine rock art pattern at Gua Harimau site and distribution of rock art in
Indonesia. The method used in this study are survey which is observations and literature studies. This study proves
that rock art patterns located at Gua Harimau site are non-figurative motifs. This research is useful as an additional
distribution of rock art in Indonesia, particularly the non-figurative motifs and useful as a source of creative
economy Ogan Komering Ulu communities.

Keywords: Rock art, Gua Harimau site

ABSTRAK

Eksploitasi sumber daya alam di kawasan karst tidak hanya menghancurkan lingkungan, tetapi juga
menghancurkan tinggalan budaya prasejarah. Salah satu tinggalan budaya prasejarah pada kawasan karst di
Indonesia adalah gambar cadas yang merupakan warisan budaya tidak ternilai. Sebaran motif gambar cadas di
kawasan karst Indonesia bertipe figuratif dan non-figuratif. Para peneliti memperkirakan imaji gambar cadas tidak
dibuat secara acak namun memiliki pola penggambarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola gambar
cadas pada situs Gua Harimau dan dikaitkan dengan sebaran gambar cadas di Indonesia. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu survey berupa observasi dan studi pustaka. Penelitian ini membuktikan bahwa pola
gambar cadas di situs Gua Harimau bermotif non-figuratif. Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan sebaran
gambar cadas di Indonesia, khususnya motif non-figuratif dan bermanfaat sebagai sumber bahan ekonomi kreatif
masyarakat Ogan Komering Ulu.

Kata kunci: Gambar cadas, Situs Gua Harimau

PENDAHULUAN

Eksploitasi sumber daya alam yang serakah tidak tidak ternilai harganya.3 Salah satu tinggalan
hanya menghancurkan lingkungan, melainkan sumber daya budaya pada kawasan karst adalah
juga sumber daya budaya yang terkandung gambar cadas. Gambar cadas merupakan hasil
didalamnya. Sumber daya alam dan budaya di karya manusia masa prasejarah yang berkaitan
lingkungan kawasan karst masih dianggap dengan kejadian-kejadian penting dalam
sebelah mata oleh masyarakat dan pemerintah.1 kehidupan masyarakat pendukungnya.4 Gambar
Kawasan karst Rembang, Jawa Tengah sebagai cadas digambarkan pada media batuan cadas
salah satu contoh kawasan karst yang sedang di (karst) baik pada dinding gua, dinding tebing
ambang kehancuran oleh eksploitasi tambang karang, maupun pada bongkahan batuan.5
semen.2 Kawasan karst perlu dilestarikan karena Beberapa studi terbaru gambar cadas di
berfungsi sebagai tandon air dan memiliki Asia Tenggara yaitu Paul Tacon et al, Hidalgo,
keanekaragaman hayati, selain itu juga kaya dan Aubert et al. Paul Tacon et al6 memaparkan
dengan tinggalan budaya masa prasejarah yang temuan penelitian gambar cadas terbaru di Asia

1
antara lain di barat laut Tiongkok, Malaysia, Gambar cadas adalah suatu ideologi yang
Kamboja, dan Indonesia yang berkaitan dengan mencerminkan nilai-nilai tertentu dari
penggambaran natural hewan yang berasosiasi masyarakat pendukungnya. Morwood berke-
dengan gambar tangan seperti di Eropa dan yakinan bahwa pola-pola sebaran yang muncul di
tempat lainnya. Beberapa situs di Asia Tenggara situs terkait dengan motivasi ekonomi, ideologi,
memiliki variabel gambar cadas seperti di Eropa fungsi situs, ragam gambar atau susunan sebaran
yang mungkin pertanggalannya hampir sama situs. Kajian sebaran dipakai terutama untuk
pada masa pleistosen. Hidalgo7 memaparkan menjawab kasus-kasus yang khusus dengan
penelitian gambar cadas di Asia Tenggara yang variabel yang khas. Di dalam kajian arkeologi-
telah lama diteliti sejak abad 19 Masehi namun seni (gambar-cadas), metoda ini dipakai juga
masih sedikit perhatian yang diberikan oleh untuk mencari kecenderungan perilaku khas dari
arkeolog. Selama 30 tahun terakhir literatur masyarakat pendukung kebudayaannya. Selain
penelitian gambar cadas pada buku atau sumber itu, Anati11 memperkirakan bahwa terdapat pesan
bacaan internasional hanya sedikit yang dibalik imaji gambar cadas yang digambarkan.
menyinggung penelitian gambar cadas di Asia Dalam artikelnya Anati membagi dalam tiga tipe
Tenggara daratan dan kepulauan. Penelitian bentuk gambar cadas di dunia yaitu pictograms,
gambar cadas terbaru di Indonesia menjadi ideograms, dan psycograms.12,13 Tipe tersebut
semakin penting dalam tataran sebaran gambar digunakan pula oleh Pindi Setiawan14 untuk
cadas di dunia, gambar cadas di kawasan Maros, mengungkapkan gambar cadas di Indonesia yaitu
Sulawesi Selatan menjadi perbincangan para imaji wimba, imaji citra, dan imaji gerigis pada
peneliti gambar cadas di dunia karena dari segi mode ekonomi dan struktur sosial masyarakat
umurnya hampir sama dengan pertanggalan prasejarah. Mengenai pemaknaan pada situs-situs
tertua di Eropa yaitu sekitar 40.000 tahun yang kubur yang memiliki gambar cadas, Daud Aris
lalu.8 Tanudirjo15 mengungkapkan bahwa gambar
Gambar cadas ditemukan juga di situs Gua cadas yang ditemukan pada konteks penguburan
Harimau, salah satu gua di kawasan karst Padang merupakan bagian penting dari upacara kematian
Bindu, Sumatera Selatan tahun 2009. Temuan ini dan mempunyai arti magis religius. Berdasarkan
membuktikan bahwa Sumatera juga memiliki kontek arkeologisnya, konsep ini dapat juga
kekayaan seni cadas. Selain itu juga patut diterapkan pada pemaknaan gambar cadas di
diperhitungkan sebagai jalur penting budaya situs Gua Harimau yang memiliki tinggalan
gambar cadas sebelum ke Indonesia timur.9 kubur manusia.
Berdasarkan penelitian sebelumnya gambar cadas
di situs Gua Harimau ditemukan pada dua galeri METODE PENELITIAN
yaitu di Galeri Wahyu dan Galeri Barat. Selama
ini belum diketahui pola motif yang digambarkan Penelitian ini menggunakan data primer,
antara kedua galeri tersebut. Permasalahan pengumpulan data gambar cadas dilapangan
penelitian yaitu bagaimana pola motif gambar dilakukan dengan cara observasi atau
cadas di kedua galeri situs Gua Harimau tersebut pengamatan langsung. Selain itu data kepustaka-
dan kaitannya dengan sebaran gambar cadas di an mengenai gambar cadas sebagai data
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk pendukung berupa artikel dan buku-buku, serta
mengetahui pola motif gambar cadas di Galeri laporan penelitian situs Gua Harimau16.
Wahyu dan Galeri Barat situs Gua Harimau dan Kegiatan observasi dilakukan bulan Maret
kaitannya dengan sebaran gambar cadas di 2014 yang merupakan bagian dari penelitian
Indonesia. Manfaat dari penelitian ini untuk Pusat Arkeologi Nasional. Perekaman gambar
menambah pengetahuan mengenai gambar cadas cadas dengan cara perekaman verbal dan
di kawasan karst Indonesia dalam perkerangkaan piktorial. Secara verbal data dikumpulkan dalam
prasejarah di Indonesia dan sebagai bahan bentuk tulisan berupa deskripsi terhadap gambar
pengembangan ekonomi kreatif masyarakat Ogan cadas menggunakan tabel yang berisi keterangan
Komering Ulu. teknik penggambaran, bentuk, motif, ukuran, dan
Dasar pemikiran pada penelitian ini yaitu karakter. Dua variabel ditambahkan yaitu warna
bahwa para penggambar prasejarah sebenarnya yang digunakan dan ketinggian gambar terhadap
tidak sepenuhnya menggambar apa yang mereka lantai untuk menghasilkan data yang akurat.
lihat, namun mereka menggambar dengan Tabel tersebut merujuk pada prosedur deskripsi
motivasi simbolik yang mereka percayai. Oleh L. Maynard.17 Dalam mendeskripsikan gambar
karena itu bagi Morwood,10 gambar cadas cadas, uraian pertama kali mengacu pada teknik
bukanlah suatu gambar yang acak dan asal. penggambarannya, apakah gambar cadas itu

2
dibuat dengan teknik pahat (engraving), atau pengembangan kawasan wisata terpadu Gua Putri
lukisan (painting). Uraian mengenai bentuk yaitu dan Museum Si Pahit Lidah.
apakah berupa titik, garis berkesinambungan, Berdasarkan keletakannya terhadap
atau garis terputus, apakah membentuk ruang lingkungan, situs Gua Harimau sangat ideal
tertutup seperti lingkaran atau persegi panjang. untuk hunian, antara lain: sumber air dekat,
Jika membentuk ruang tertutup apakah terdapat tersinari matahari, tidak terlalu lembab, sumber
hiasan isian atau tidak. Bentuk penggambaran ini bahan alat batu melimpah, sumber makanan
menghasilkan motif dan motif harus diuraikan banyak, baik fauna maupun vegetasi, dan
juga apakah berbentuk figuratif atau non- keletakannya yang strategis untuk pertahanan.
figuratif. Bentuk figuratif yaitu figur manusia, Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian
hewan, dan tumbuhan. Sedangkan bentuk non- mengenai situs gua bergambar oleh Pindi
figuratif yaitu lingkaran, oval, geometris, kisi- Setiawan dalam analisis gambar cadas di situs
kisi, dan sebagainya.18 Gua Harimau.4 Pengamatan mengenai kondisi
Perekaman data piktorial pada gambar gambar cadas di situs Gua Harimau dari tahun ke
cadas terdapat enam cara,16 pada gambar cadas di tahun (2011-2014) mengalami degradasi dalam
Gua Harimau perekaman dengan cara gambar segi kualitasnya. Balai Konservasi Borobudur
cadas dipotret dengan kamera digital beresolusi juga meneliti adanya pengelupasan pigmen pada
10 MP menggunakan skala dan tanpa skala. dinding gambar cadas dan tumbuhnya lumut
Pemotretan mengikuti kaidah perekaman berwarna hijau di atas pigmen warna gambar
fotografi pada gambar cadas yaitu tegak lurus cadas.20 Kerusakan lainnya juga disebabkan oleh
dengan bidang gambar. Pengukuran posisi faktor dari pengunjung yang datang ke situs Gua
gambar cadas menggunakan total stasiun dan Harimau yang melakukan vandalisme pada
ketinggian gambar cadas diukur menggunakan dinding gua dengan mencoret-coret atau
distance meter. Selanjutnya foto diolah menuliskan nama. Sehingga diperlukan upaya
menggunakan aplikasi ImageJ dengan plugin pelestarian pada gambar cadas di situs Gua
Dstretch19 untuk menampilkan gambar cadas Harimau.
yang sudah pudar warnanya. Tahapan selanjutnya
yaitu melakukan tracing warna gambar cadas HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan aplikasi CorelDRAW untuk
menampilkan motif gambar cadas. Hasil tabulasi Eksistensi Gua Harimau pada Sebaran
data dianalisis untuk menentukan pola gambar Gambar Cadas Di Indonesia
cadas pada Galeri Wahyu dan Galeri Barat
tersebut. Penemuan gambar cadas sebenarnya telah
Berdasarkan data kepustakaan, diperoleh berlangsung dari abad ke-17 hingga awal abad
literatur yang berkaitan dengan gambar cadas di ke-20 dengan wilayah yang masih terbatas di
situs Gua Harimau mengenai sebaran gambar Indonesia timur. Lebih jelasnya gambar cadas
cadas di Indonesia dan pemaknaan gambar cadas ditemukan di wilayah karst Maros Pangkep di
yang berkaitan dengan situs kubur. Sulawesi Selatan, Pulau Muna di Sulawesi
Tenggara,21 Pulau Seram di Maluku, Kepulauan
Lokasi Penelitian Kei di Maluku Tenggara,22 serta Teluk Berau,
Triton, dan Danau Sentani di Papua telah dikaji
Kawasan karst Padang Bindu, termasuk situs Gua oleh Karina Arifin18 dan Wright et al.23 Sekitar
Harimau, merupakan wilayah hutan hujan tropis, tahun 1994, Fage bersama Chazine menemukan
dengan vegetasi dan fauna yang kaya. Bentangan situs bergambar berwarna merah hematit di
geologis dengan karakter karst yang berada di Sangkulirang, Kalimantan Timur. Kemudian di
timur pegunungan Bukit Barisan. Gua Harimau tahun 1995 sampai tahun 2002, Fage, Chazine,
berada pada koordinat 4°4’26,5” Lintang Selatan bersama-sama Pindi menemukan rangkaian
dan 103°55’52,0” Bujur Timur, dengan kompleks situs-situs bergambar pada kawasan
ketinggian ± 164 meter di atas permukaan air laut yang sama.24 Temuan itu kemudian diteliti lebih
dan ketinggian dari dataran 20 meter. Saat ini lanjut 2005-2007 dalam kerja sama penelitian
situs Gua Harimau termasuk kawasan strategis arkeologi Indonesia-Perancis. Hingga saat itulah,
nasional, Pemda Ogan Komering Ulu didukung anggapan gambar cadas hanya ada di Indonesia
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan timur mulai ditinggalkan.25
sedang mengembangkan situs Gua Harimau Wilayah sebaran gambar cadas ternyata
sebagai museum situs, termasuk juga jauh lebih luas dari yang semula dibayangkan.
Selain di Kalimantan, gambar cadas juga ternyata

3
ditemukan di bagian barat Indonesia yang hingga dan survei di anak sungai Ogan. Puslitbang
saat ini merupakan satu-satunya di Sumatera Arkenas melanjutkan penelitian tahun 2007
pada tahun 2009 di situs Gua Harimau, salah satu dengan melakukan ekskavasi di Gua Karang
gua pada gugusan karst Padang Bindu, OKU, Pelaluan dan Gua Karang Beringin. Eksplorasi
Sumatera Selatan. Penelitian arkeologi di yang dilakukan di kawasan karst Padang Bindu
kawasan karst Padang Bindu dilakukan oleh menemukan sekitar 30 gua, termasuk di
Puslit Arkenas tahun 1995 yang menemukan antaranya Gua Harimau yang berdasarkan
sebaran artefak litik di DAS Ogan. Selanjutnya penemuan-penemuan spektakulernya diteliti
tahun 2001 bekerjasama dengan IRD, Perancis intensif hingga 2014.16
melakukan ekskavasi di Gua Selabe tahun 2002

Gambar 1. Sebaran Kawasan Gambar Cadas di Nusantara, diolah dari Arifin dan Delanghe.26

Hasil penelitian di situs Gua Harimau ditemukan di situs Gua Silabe,27 mirip dengan
selama 6 tahun dari 2009-2014 oleh Pusat gambar cadas motif garis diagonal (zigzag).
Arkeologi Nasional yang berkaitan dengan Motif anyaman dan duri ikan pada tembikar
gambar cadas yaitu temuan kubur manusia dan berhias mirip dengan gambar cadas yang
himpunan artefak dan ekofak yang signifikan. diterakan di situs Gua Harimau. Selain itu
Temuan kubur manusia hingga penelitian tahun ditemukan logam sebagai bekal kubur seperti
2014 telah mencapai 78 individu yang kapak corong dan gelang perunggu. Terakhir
berdasarkan hasil pertanggalannya sekitar 3.000- pada temuan sisa fauna di situs Gua Harimau
1.000 tahun yang lalu, diketahui bahwa terdapat mengindikasikan pola habitasi daerah aliran
dua jenis penguburan yaitu penguburan primer sungai.16
dan sekunder. Mengenai varian jumlah individu
pada kubur Gua Harimau diketahui yaitu kubur Deskripsi Detail Gambar Cadas Situs Gua
tunggal, ganda, tiga, maupun kelompok. Adapun Harimau
varian umurnya dari balita hingga dewasa, secara
morfologi diketahui terdapat dua macam ras yang Temuan gambar cadas di situs Gua Harimau
dikuburkan yaitu ras Mongoloid dan ras pertama kali tahun 2009 oleh peneliti Arkenas
Australomelanesoid. Berdasarkan temuan kubur yaitu E. Wahyu Saptomo sebanyak tujuh motif di
tersebut dilihat dari jumlah kubur dan variasinya, bagian dinding timur gua. Identifikasi terhadap
temuan kubur di situs Gua Harimau jarang gambar cadas di dinding timur dan dinding barat
ditemukan di Nusantara. Berdasarkan analisis di situs Gua Harimau tahun 2010 oleh Pindi
pada himpunan artefak dan ekofak yang Setiawan sebanyak 25 motif gambar cadas yang
mencakup artefak litik berupa serpih dari batuan umumnya berbentuk geometris menggunakan
rijang dan obsidian; mata panah, bubukan hematit kuasan jari dan alat runcing, gambar cadas
(oker) yang ditemukan di sekitar kubur dan tersebut berwarna merah gelap atau coklat gelap.
kemungkinan juga digunakan sebagai bahan Tahun 2011 pengamatan dilakukan kembali oleh
pembuat gambar cadas. Salah satu tembikar Adhi Agus Oktaviana dan Pindi Setiawan yang
berhias yaitu tembikar motif duri ikan pada kotak menambahkan sebanyak enam motif geometris di
G7 spit 3 dan 5 seperti tembikar berhias yang relung Galeri Wahyu. Adhi Agus Oktaviana

4
kembali melakukan pengamatan pada bulan pengelupasan, umumnya hanya berupa sisa-sisa
Maret 2014 untuk mengidentifikasi kondisi warna.
gambar cadas dan ditemukan 18 motif pada panil Temuan gambar cadas tersebut tersebar
selatan Galeri Wahyu dan pada bagian atas pada tiga panil yaitu panil Galeri Wahyu Utara
temuan tahun 2009-2010 di Galeri Barat.16 21 imaji, panil Relung Galeri Wahyu enam imaji,
dan panil Galeri Wahyu Selatan sebanyak
Galeri Wahyu sembilan imaji. Berdasarkan analisis diketahui
sebanyak 16 bentuk motif antara lain imaji jala
Penamaan Galeri Wahyu berdasarkan nama tumpal, imaji lingkaran konsentrik, imaji garis
penemu gambar cadas di situs Gua Harimau yaitu lengkung sejajar, imaji sisir, imaji garis paralel,
E. Wahyu Saptomo yang merujuk pada galeri namun bentuk yang dominan yaitu imaji garis
utama di situs Gua Harimau. Pada galeri ini sebanyak sembilan imaji. Sedangkan berdasarkan
diketahui sebanyak 36 imaji gambar cadas yang tipenya diketahui bahwa satu imaji bertipe titik,
ditemukan tahun 2009, 2010, 2011, dan 2014. 23 imaji bertipe garis, dan 12 imaji berbentuk
Galeri Wahyu tersinari dengan baik oleh cahaya ragangan. Dari analisis bentuknya diketahui
matahari dan berada di zona terang, hanya pada bahwa semua imaji di Galeri Wahyu merupakan
relung saja yang berada di zona remang. Kondisi motif non-figuratif.
gambar cadas banyak yang mengalami

Gambar 2. Imaji meander- jala tumpal dan imaji garis lengkung sejajar merupakan imaji utama
Galeri Wahyu dengan olahan CorelDRAW.

Gambar 3. Imaji garis melengkung, foto kanan berdasarkan olahan aplikasi ImageJ plugin Dstretch
dengan mode lrd_ac.

Warna yang digunakan coklat gelap ketinggian dari lantai gua, dapat diketahui bahwa
sebanyak sembilan imaji dan 27 imaji berwarna pada tinggi 1-2 meter sebanyak 13 motif,
merah gelap menggunakan hematit atau oker. sebanyak 10 imaji pada ketinggian 2-2,5 meter,
Mengenai teknik penggambaran umumnya dan 13 imaji pada ketinggian 4-4,9 meter.
menggunakan teknik gambar menggunakan Lebih jelasnya mengenai teknik
kuasan jari, namun dari 36 imaji tersebut terdapat penggambaran menggunakan kuasan jari, dari
satu imaji menggunakan kuasan alat runcing. hasil pengolahan warna menggunakan aplikasi
Berdasarkan lokasi panilnya diketahui 32 imaji ImageJ dengan plugin DStretch pada motif garis
digambarkan di dinding dan empat imaji di melengkung (lihat Gambar 3). Diketahui bahwa
bagian langit-langit gua. Hasil pengukuran motif tersebut dibentuk dengan cara dua jari yang

5
telah diberi pigmen warna merah gelap dikuaskan bisa dilihat oleh pembuatnya atau seseorang yang
ke dinding gua secara melingkar dan bagian ditugasi khusus sehingga bisa melihat imaji
tengahnya diberi dua garis vertikal. tersebut. Hal ini, merupakan gejala yang tidak
Selain itu terdapat imaji yang ditemukan biasa di dalam budaya gambar-cadas di
berada di balik dinding, sehingga tidak dapat Nusantara dan mungkin juga di dunia.
dilihat dari lantai galeri. Imaji-imaji ini hanya

Gambar 4. Imaji jaring/chevron yang tak terlihat oleh pemirsa di Galeri Wahyu

imaji garis paralel, namun bentuk yang dominan


Galeri Barat yaitu imaji geometris sebanyak empat imaji.
Sedangkan berdasarkan tipenya diketahui bahwa
Gambar cadas di Galeri Barat ditemukan tahun semua imaji bertipe garis, tidak ada imaji yang
2009, 2010, dan 2014. Kondisi dinding Galeri bertipe titik dan ragangan. Dari analisis
Barat berupa cekungan yang besar dan bagian bentuknya diketahui bahwa semua imaji di
dinding yang rata dan terdapat flowstone yang Galeri Barat merupakan motif non-figuratif.
membentuk ruang kecil di dalamnya. Dinding Pada warna yang digunakan sebanyak
gua Galeri Barat Utara sebagian besar tertutup satu imaji berwarna coklat gelap dan 14 imaji
lumut berwarna hijau. Galeri Barat mendapat berwarna merah gelap. Mengenai teknik
pasokan cahaya yang cukup baik dan berada di penggambaran semua imaji menggunakan teknik
zona terang. gambar menggunakan kuasan jari. Berdasarkan
Temuan gambar cadas di Galeri Barat lokasi panilnya diketahui 11 imaji digambarkan
tersebar pada dua panil yaitu di panil Galeri di dinding dan empat imaji pada stalaktit di
Barat 14 imaji dan panil Galeri Barat Utara dinding gua. Hasil pengukuran ketinggian dari
sebanyak satu imaji. Analisis yang dihasilkan lantai gua, dapat diketahui bahwa pada tinggi 2
yaitu diketahui enam bentuk motif antara lain meter sebanyak enam motif dan 10 imaji pada
imaji jala tumpal, imaji garis lengkung sejajar, ketinggian 3-6,1 meter.

Gambar 5. Tipe motif garis kuasan jari vertikal dan tipe motif garis paralel pada Galeri Barat berdasarkan olahan
aplikasi ImageJ plugin Dstretch dengan mode lre_cb_ac.

6
Motif garis kuasan jari dengan orientasi melainkan imaji dengan teknik kuasan
vertikal digambarkan pada area yang tinggi di menggunakan jari yang membentuk garis, garis
Galeri Barat sekitar 5 meter. Kuasan lima jari ini paralel, garis sisir, jala tumpal, geometris, dan
sangat menarik untuk dikaji karena umumnya lingkaran konsentrik.
gambar cadas di Indonesia yang berkaitan dengan Selain motif garis kuasan jari, ditemukan
gambar tangan yaitu dalam teknik pula gambar cadas yang membentuk garis paralel
penggambarannya negatif atau positif. Seperti atau yang disebut imaji sisir.4 Imaji ini sangat
gambar tangan negatif yang ditemukan di menarik karena memiliki kesamaan motif
Kalimantan Timur,28 Sulawesi Selatan,29 penggambaran di Galeri Wahyu, namun dengan
Sulawesi Tenggara,22 Maluku Tenggara,23 dan kuasan alat runcing bukan dengan kuasan jari.
Papua.21,24 Sedangkan pada situs Gua Harimau Pola gambar tesebut berupa garis-garis vertikal
gambar tangan negatif tidak ditemukan, dengan garis bagian kanan berbentuk huruf “L”.

Tabel 1. Tabel ciri umum gambar cadas dunia

Mata
Pemburu Pemburu
Pencaharian Pastoral Ekonomi Kompleks
Kriteria Sederhana Tingkat Lanjut
Jenis gambar dan - Piktografi: mamalia - Piktografi : dominan - Piktografi : dominan - Piktografi : dominan :
tema besar, mamalia besar dan binatang ternak dan sosok orang, fauna, gawai
antropomorfik, orang antropomorfik, gambar (alat dan senjata)
zoomorfik, topeng - ideografi: jarang pondok kayu, dan bangunan, piktografi
- Ideografi : dominan - - psikografi: sangat bangunan lain makin bervariasi
- Psikografi: Banyak sedikit - ideografi: ada namun - ideografi: kembali
ditemukan tersebar dan jarang muncul di banyak
(sporadic) lokasi
- - psikografi: tidak - - psikografi: hanya
ditemukan ada di beberapa
kelompok budaya
Singkapan - Ungkapan sederhana - Gambar bercerita. - Gambar adegan dengan - Adegan dan
dan harfiah Adegan dibuat komposisi namun masih komposisi
(hermetic) sederhana sederhana diungkapkan dengan
- Komposisi kompleks (anecdotal) rumit, dengan imaji-
jarang. Gambar - Ungkapan (syntax) imaji khas
adegan jarang mulai digambar (vernacular). Adegan
melalui adegan dan mitologi banyak
komposisi bermunculan
Teknik - Torehan - Kuas (painting) - Kadang kuasan, kadang - Torehan menjadi
- Monokrom - Torehan atau torehan tergantung pada pilihan,teknik relief
- Polikrom hanya ada gabungan keduanya. wilayahnya telah dipakai.
di daerah tertentu - Monokrom banyak - Kuasan juga
saja ditemukan di ditemukan di
Eurasia, sedangkan beberapa wilayah
Polikrom ditemukan
di Afrika dan
Amerika Selatan
Lokasi Umumnya di dinding, Dinding, plafon, Dinding atau permukaan Permukaan rata yang
gambar di langit-langit stalaktit, stalagmit. rata (di bongkahan batu, horizontal atau vertikal.
(plafon) jarang sekali. Goa, ceruk, dataran batu). Goa, ceruk, Lokasi lebih bervariasi,
Digambar di goa atau bongkahan, bongkahan, permukaan rata, tidak sekedar di goa
ceruk permukaan rata bangunan. atau ceruk
Sumber: (Anati,11,12,13 Setiawan,14 dalam Simanjuntak et al30).

Berdasarkan analisis kontekstual secara imaji yang digambarkan tidak acak dan
keruangan, diketahui bahwa antara Galeri Wahyu mempunyai pola. Motif non-figuratif di situs Gua
dan Galeri Barat pada situs Gua Harimau Harimau diasumsikan oleh Pindi Setiawan
memiliki kesamaan motif yaitu motif non- sebagian besar imaji citra (ideograf), namun
figuratif, terdapat pola yang berulang, dan beberapa imaji diperkirakan sebagai imaji gerigis
diperkirakan merupakan kejadian penting. Sesuai (psikografi). Lebih jauh bisa dikatakan bahwa
dengan asumsi Morwood, hal ini menunjukkan kemungkinan merupakan pendukung budaya

7
gambar cadas yang sama pada Galeri Wahyu dan Galeri Wahyu dimungkinkan karena ketinggian
Galeri Barat di situs Gua Harimau. Gambar cadas gambar cadas tinggi dan untuk menjangkau
di situs Gua Harimau diperkirakan masuk pada bidang dinding gua digunakan alat runcing
mode ekonomi dengan mata pencaharian tersebut. Sedangkan motif garis sisir di Galeri
pemburu sederhana atau masyarakat ekonomi Barat dapat mudah dijangkau oleh penggambar
komplek. dengan berpegangan pada celah-celah dinding
Perbedaan teknik penggambaran pada gua.
motif garis sisir menggunakan alat runcing di

Gambar 6. Tipe motif garis paralel yang sama antara Galeri Wahyu (kiri) dan Galeri Barat (kanan).

Situs-situs gambar cadas dengan temuan menempati kedudukannya yang baru dengan
kubur manusia prasejarah antara lain di kawasan selamat. Penelitian di situs Gua Harimau oleh
Sentani, Teluk Berau, dan juga di gua-gua di Pusat Arkeologi Nasional hingga tahun 2014
Niah, Borneo. Bentuk yang digambarkan berupa menemukan varian kubur pada situs gua yang
motif geometris (lengkungan, lingkaran spiral), lengkap dengan jumlah 78 individu dengan
perahu, manusia dan binatang melata. Tanudirjo rentang pertanggalan 3000-1000 tahun yang lalu,
menganalogikan upacara kematian pada suku- dari banyaknya temuan gambar cadas non-
suku tradisional di Nusantara sebagai data figuratif di Gua Harimau, dianggap pembuatan
etnografi. Upacara kematian sebagai upacara gambar cadas berfungsi sebagai ritus dalam
magi religius untuk menjamin agar roh orang upacara kematian pada penguburan yang
yang mati mampu melalui tahap peralihan dan ditemukan pada ekskavasi.

Gambar 7. Beberapa tambahan gambar cadas di Situs Gua Harimau.

KESIMPULAN imaji yang digambarkan. Berkaitan dengan


pertanggalan pada kubur situs Gua Harimau
Berdasarkan analisis terdapat kesamaan motif selama 3000 tahun, diperkirakan bahwa pada
pada imaji garis paralel di Galeri Barat dan proses upacara penguburannya diiringi dengan
Galeri Wahyu. Selain itu gambar cadas semuanya proses menggambar di dinding gua. Hal ini
berpola non-figuratif yang merupakan kekhasan menunjukkan bahwa gambar cadas situs Gua
gambar cadas di situs Gua Harimau. Asosiasi Harimau memperkaya kajian mengenai sebaran
dengan temuan artefaktual dan ekofak gambar cadas di kawasan karst Indonesia.
menunjukkan hubungan antara sebaran 78 kubur Survey arkeologis sampai saat ini belum
prasejarah di situs Gua Harimau dengan imaji- menemukan situs-situs yang memiliki gambar

8
cadas di kawasan Padang Bindu hingga kawasan kembali (re-use) sebagai sumber inspirasi
karst Baturaja dan Muara Dua. Sehingga gambar ekonomi kreatif masyarakat. Salah satu contoh
cadas di situs Gua Harimau yang merupakan misalnya dapat dijadikan motif untuk pembuatan
temuan gambar cadas pertama di kawasan karst batik khas desa Padang Bindu, kartu pos atau
Sumatera penting untuk dilestarikan dan gambar pada kaos-kaos souvenir untuk souvenir
merupakan warisan budaya yang tak terhingga pengunjung Kawasan Wisata Terpadu Gua Putri
nilainya. Pelestarian situs Gua Harimau perlu dan Museum Si Pahit Lidah. Manfaat ini
dukungan dari berbagai pihak. Sinergi yang akhirnya dapat menjadi sumber peningkatan
dilakukan antara Pusat Arkeologi Nasional, ekonomi masyarakat di Ogan Komering Ulu.
Pemerintah Daerah Ogan Komering Ulu, dan
Direktorat Cagar Budaya, Kementerian UCAPAN TERIMA KASIH
Pendidikan dan Kebudayaan untuk pelestarian
situs Gua Harimau sebagai museum situs perlu Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pusat
diapresiasi dan didukung oleh seluruh Arkeologi Nasional, Prof. Ris. Dr. Truman
masyarakat. Pelestarian pada situs Gua Harimau Simanjuntak, dan tim penelitian situs Gua
yang telah dilakukan dengan cara pengangkatan Harimau, OKU, Sumatera Selatan tahun 2009–
juru pelihara, pembuatan pagar situs, tangga 2014 yang telah menghasilkan penelitian yang
jalan, dan penempatan replika kubur di situs Gua bersinergi dengan pemerintah daerah dan
Harimau. masyarakat Padang Bindu. Selanjutnya terima
Berkaitan dengan manfaat gambar cadas kasih kepada ibu Erwiza Erman, M.A., Ph.D
pada masa sekarang, beberapa motif gambar yang membimbing penulisan karya tulis ilmiah
cadas dari situs Gua Harimau dapat digunakan ini hingga menjadi sistematis dan terstruktur.

6
DAFTAR PUSTAKA Taçon, P., N.H. Tan, S. O'Connor, Ji Xueping,
Li Gang, D, Curnoe, D. Bulbeck, B.
1
Mahardika Satria Hadi. 2014. Bahas Karst Hakim, I. Sumantri, Heng Than, Im
Ribuan Pegiat Gua Kumpul di Cibubur. Sokrithy, S. Chia, Khuon Khun Neay and
Tempo online. Soeung Kong. In press. Global
http://www.tempo.co/read/news/2014/10/1 implications of early surviving rock art of
8/095615141/Bahas-Karst-Ribuan-Pegiat- greater Southeast Asia. For Antiquity.
7
Gua-Kumpul-di-Cibubur. Diakses tanggal Tan, N.H. 2014. Rock art research in Southeast
11 November 2014. Asia: a synthesis. Arts. Vol. 3, 73–104;
2
Karst Rembang Punya Fungsi Lindung. Kompas doi: 10.3390/arts3010073.
8
online. Aubert, M et al. 2014. Pleistocene cave art from
(http://sains.kompas.com/read/2014/10/22/ Sulawesi, Indonesia. Nature. 514. 223-227.
18381711/Karst.Rembang.Punya.Fungsi.Li doi:10.1038/nature 13422.
9
ndung.) Diakses tanggal 11 November Tim Penelitian Padang Bindu. 2009. Laporan
2014. Penelitian Arkeologi: Penelitian Hunian
3
Setiawan, Pindi dkk. 2012. Inventarisasi Batu Prasejarah di Padang Bindu, Baturaja,
Gamping dan Karst Kalimantan. Sumatera Selatan. Jakarta: Pusat Penelitian
Balikpapan: Pusat Pengelolaan Ekoregion Arkeologi Nasional. tidak diterbitkan. hal
Kalimantan, Kementerian Lingkungan 98.
10
Hidup. hal 180. Morwood, M. J. 2002. Vision from the past:
4
Setiawan, Pindi. 2010. Hasil Analisis Gambar the Archaeology of Australian Aboriginal
Cadas. Laporan Penelitian Arkeologi: art. Australia: Allen & Unwin. pp 347.
11
Penelitian Hunian Prasejarah di Padang Anati, E. 1994. World Rock Art: The
Bindu, Baturaja, Sumatera Selatan. Primordial Language, Studi Camuni-
Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi volume XII-3rd English Edition, 1994,
Nasional. tidak diterbitkan. hal 132. Edizioni Del Centro, Itali.
5 12
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Anati, E. and Fradkin, Ariela. 2014. Decoding
Nasional. 2008. Metode Penelitian Prehistoric Art: The Message Behind the
Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Image. Expression. No.6. pp 3-24.
13
Pengembangan Arkeologi Nasional. hal Anati, E. 2004. Introducing the World Archives
410. of Rock Art (WARA): 50.000 years of
visual arts. New discoveries, new

9
interpretations, new research methods, Archaeology. No. 23. Jakarta: Pusat
XXI Valcamonica Symposium, Capo di Penelitian Arkeologi Nasional.
Ponte, Edizioni del Centro, pp 51-69. 22
Ballard, Chris. (1988). “Dudumahan: a rock art
14
Setiawan, P. 2010. Gambar Cadas Kutai sites on Kay Kecil, Southeast Molluccas”,
Prasejarah: Kajian Pemenuhan Kebutuhan Bulletin of Indo Pacific Prehistory
Terpadu dan Komunikasi Rupa. Bandung: Association. 8:139-161.
23
Institut Teknologi Bandung. Disertasi. Wright, Duncan et all. 2013. An Archaeological
15
Tanudirjo, Daud A. (1985). “Lukisan dinding Review of Western New Guinea. Journal
gua sebagai salah satu unsur upacara of World Prehistory. 26: 25-73. doi:
kematian”, Berkala Arkeologi, VI (1):1— 10.1007/s10963-013-9063-8.
24
13. Chazine, J.M. 2013. Island Southeast Asia:
16
Simanjuntak, Truman, M. Ruly Fauzi, dan Adhi Rock Art. In Claire Smith (ed).
Agus Oktaviana, ed. 2014. Laporan Encyclopedia of Global Archaeology. New
Penelitian Arkeologi: Peradaban di York: Springer.
25
Lingkungan Karst Kabupaten OKU, Simanjuntak, Truman dan Adhi Agus
Sumatera Selatan. Jakarta: Pusat Oktaviana, ed. 2012. Laporan Penelitian
Arkeologi Nasional. tidak diterbitkan. hal Arkeologi: Perjalanan Panjang Peradaban
612. OKU. Jakarta: Pusat Arkeologi Nasional.
17
Maynard, L. 1977. Classification and tidak diterbitkan. hal 612.
26
terminology in Australian rock art. In P. J. Arifin, Karina and Philip Delanghe. 2004. Rock
Ucko (ed.), Form in indigenous art: art in West Papua. London: UNESCO.
27
schematisation in the art of Aboriginal Guillaud, Dominique. et al. (ed). (2006).
Australia and prehistoric Europe, pp. 387– Menyusuri Sungai, Merunut Waktu:
403. AIAS, Canberra. Penelitian Arkeologi di Sumatera Selatan.
18
Arifin, Karina. 1992. Lukisan Batu Karang di Jakarta: PT. Enrique Indonesia
28
Indonesia: Suatu Evaluasi Hasil Penelitian. Fage, L.H. and J.-M. Chazine (ed.). 2009.
Depok: Lembaga Penelitian-Universitas Bornéo: La Mémoire des Grottes. Lyon:
Indonesia (LP-UI). (tidak diterbitkan). Fage Éditions.
19 29
Harman, Jon. 2005. Using Decorrelation Stretch Permana, R.Cecep Eka. 2014. Gambar Tangan
to Enhance Rock Art Images. Presented at Gua-Gua Prasejarah Maros-Pangkep,
American Rock Art Research Association Sulawesi Selatan. Jakarta: Wedatama
Annual Meeting. Widya Sastra. hal 317.
20 30
Rini, Winda Dyah Puspita. 2012. Kajian Awal Simanjuntak, Truman, Adhi Agus Oktaviana,
Konservasi Lukisan Dinding Gua Harimau dan Dyah Prastiningtyas, ed. 2013.
di Sumatera Selatan. Jurnal Konservasi Laporan Penelitian Arkeologi: Peradaban
Cagar Budaya Borobudur. Vol 6. No. 6. di Lingkungan Karst Kabupaten OKU,
hal 35-43. Sumatera Selatan. Jakarta: Pusat
21
Kosasih, E.A. 1999. Notes on Rock Paintings in Arkeologi Nasional. tidak diterbitkan. hal
Indonesia. Aspects of Indonesian 358.

10

Anda mungkin juga menyukai