W202100001-
Pengantar Seni
Rupa &
Estetika
Perkembangan Seni Rupa
Abstract Kompetensi
Perkembangan seni rupa murni Setelah mengikuti perkuliahan,
terapan dari masa ke masa (umum, Mahasiswa mampu memahami
barat dan asia) perkembangan seni rupa dari masa
ke masa.
Pembahasan
Selamat pagi anak anak semua, hari ini kita akan melanjutkan perkuliahan pengantar seni
rupa dan desain interior. Sebelum kita mulai pertemuan minggu 4 ini, Seperti biasa kalian
harus mentaati peraturan dan tata tertib di kampus ini, seperti cara berpakaian, tidak tidur
di kelas, tidak gaduh, tidak merokok, tidak makan, dll
Ketika menyebut seni rupa, hal yang ada di benak mungkin adalah sebuah goresan cat
penuh warna di atas kanvas, lukisan. Padahal seni rupa tidak hanya berupa seni lukis.
Bangunan dan patung juga termasuk seni rupa. Dan seni rupa ini telah ada sejak jaman pra
sejarah dan terus berkembang hingga saat ini. Yuk mengenal lebih dekat perkembangan
seni rupa di setiap zamannya
Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang
datar seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya.
Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi dalah karya seni rupa yang menggunakan
bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai mediumnya,
seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.
Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia.
Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupa murni (pure art/fine art) dan seni rupa
pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya.
Seni rupa murni atau seni murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan
semata dan tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni
dapat kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa
pakai atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam
pengertian terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.
Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas tertentu, seni
rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang dimaksud ditemukan
dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu, patung-patung leluhur
masyarakat prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar) yang digoreskan pada
dinding-dinding goa.
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa tempat hasil
seni yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan lukisan-
lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di
Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.
www.bilikseni.com
Seni rupa zaman prasejarah bisa dilihat salah satunya dari peninggalan berupa patung-
patung. Seperti yang diketahui patung-patung prasejarah tersebut dibuat untuk
menghormati leluhur-leluhur manusia prasejarah pada saat itu. Selain patung, kamu juga
bisa melihat peninggalan seni bangunan pra sejarah.
Masa Phaleolitikum atau zaman batu tua. Manusia pra sejarah belum mengenal estetika, hal
ini bisa dilihat dari peninggalan kapak batu yang mereka buat dulu. Kapak yang mereka buat
bentuknya masih kasar dan tidak beraturan.
Selain itu karena mereka hidup secara nomaden atau selalu berpindah tempat, sehingga
bukti peninggalan seni bangunan baru ditemukan pada masa Mesolitikum.
Berbeda dengan masa Phaleolitikum yang hidup nomaden, manusia prasejarah pada masa
Mesolitikum telah mempunyai tempat tinggal. Mereka tinggal di dalam goa-goa. Inilah yang
menjadi salah satu bukti adanya seni bangunan pada masa pra sejarah.Selain seni
bangunan, manusia pada zaman itu juga telah mengenal seni lukis. Karya lukis mereka yang
berupa kegiatan perburuan, simbol nenek moyang, dan cap jari ditemukan pada dinding-
dinding goa.
Masa Megalitikum dikenal sebagai zaman batu besar. Peninggalan seni bangunan pada
masa ini berupa bangunan yang terbuat dari batu dengan ukuran yang besar. Sama halnya
seperti saat masa Neolitikum, pada zaman ini bangunan batu besar tersebut juga digunakan
untuk keperluan upacara atau ritual keagamaan. Seni patung pada zaman batu besar berupa
arca atau patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia.
Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah Mesir
dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita dapat
menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur, patung, serta
lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada
dinding bagian dalamnya. Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia
merupakan bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan yang tinggi.
3. Abad Pertengahan
Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama
Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya benua
Amerika. Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya
Yuani Purba dan Romawi yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak
dewa) dan dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman ini gereja memiliki
pengaruh yang sangat besar.
blog-senirupa.tumblr.com
Karya seni rupa pada abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh otoritas gereja. Bahkan
disebutkan bahwa gereja juga ikut terlibat dalam menentukan karya yang akan dibuat.
Karya seni rupa yang dibuat pada masa ini cenderung berukuran besar. Hal ini dimaksudkan
untuk mengisi ruang pada bangunan-bangunan yang saat itu juga berukuran besar.
Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci,
Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada bentuk-
bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah dan
bangunan gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh gereja di
Italia serta seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.
Jika pada abad pertengahan ajaran kristiani begitu melekat bahkan pada isi karya seni,
zaman Renaissance disebutkan sebagai zaman yang mulai mengusik otoritas gereja. Hal ini
dikarenakan pada zaman ini terjadi berbagai macam penemuan-penemuan di berbagai
bidang yang dianggap bertentangan dengan keyakinan gereja.
Renaissance yang berarti terlahir kembali, dijadikan sebagai titik awal kembalinya seni rupa
klasik Yunani yang telah lama hilang.
Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan
dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta
nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok
terkesan berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang
seniman Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh
perkasa.
Gaya seni Barok dimulai pada tahun 1600. Karakteristik seni rupa pada masa ini cenderung
berlebihan dari keadaaan sebenarnya, detail yang digunakan juga lebih jelas dan mudah
ditafsirkan. Sementara untuk seni bangunan, penekanan terdapat pada tiang, kubah,
pencahayaan, ruang kosong yang menunjukkan adanya tangga.
Rokoko atau juga dikenal sebagai Barok akhir.
Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang
sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan
kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih
hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang pesanan kaum
bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini kkary seni
diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.
6. Abad 19
Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba
dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo
klasisme dalam seni lukis dan seni patung.
Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad
ke-19 ini adalah sebagai berikut:
Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi, melainkan
juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.
Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang
dianutnya adalah sebagai berikut:
Romantisme :
Raden Saleh Sjarif Bastaman,
Ludwig Richter, Kasper Friederich.
Impresionisme :
Jean Claude Monet,
Eduard Manet dll
Neo Impresioniesme :
Paul Cezanne,
Paul Gauguin, dll.
Realisme :
George Hendrik Breitner,
Auguste Rodin, dll.
Ekspresionisme :
Munculnya berbagai macam aliran dalam seni rupa dimulai pada abad 19. Awalnya aliran-
aliran tersebut berkembang di Eropa kemudian menyebar ke seluruh dunia. Hasil karyanya
pun tidak lagi dipengaruhi oleh kehidupan gereja.
7. Abad 20
Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang seni
rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru
sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan
semangat baru dalam bidang seni rupa.
Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh
Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll. Futurisme
menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme menampilakn
pelukis Wassily Kadinsky.
Konsep baru berupa penyederhanaan bentuk diciptakan pada abad 20 ini. Bentuk seni
bangunannya lebih menekankan pada fungsi ruang, sehingga terlihat lebih sederhana dan
tanpa ornamen berlebih.
Perkembangan seni rupa modern Indonesia tidak lepas dari periode ini yang ditandai
dengan kemunculan pelukis Raden Saleh. Belajar melukis di Eropa, beliaulah yang
menanamkan pondasi seni rupa modern di tanah air. Corak lukisan beliau adalah romantis
dan naturalis. Salah satu lukisan beliau yang paling terkenal berjudul “Merapi”.
Ciri-ciri karya lukisan pada masa ini dengan Raden Saleh sebagai pelopornya adalah :
Hutan terbakar
Perkelahian antara hidup dan mati
Pangeran Diponegoro
Berburu Banteng di Jawa
Potret para Bangsawan
Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian
Saat menjajah Indonesia, Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidoso atau lembaga kesenian
Indonesia – Jepang. Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar D dan KH Mansyur kemudian
mendirikan Putera di tahun 1943 yang tujuannya untuk memperhatikan perkembangan seni
dan budaya Indonesia
Cita PERSAGI masih melekat pada para pelukis, serta menyadari pentingnya seni
lukis untuk kepentingan revolusi.
Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO,Lembaga Kesenian
Indonesia –Jepang ini pada dasarnya lebih mengarah pada kegiatan propaganda
Jepang.
Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno, Bung Hatta, Ki
Hajar Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya memperhatikan dan memperkuat
perkembangan seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S. Sudjojono
dan Afandi, selanjutnya bergabung pelukis Hendara, Sudarso, Barli, Wahdi dan
sebagainya Hasil karya mereka mencerminkan kelanjutan dari masa cita Nasional
S. Sudjojono
Basuki Abdullah, Emiria Surnasa
Agus Djajasumita, Barli
Affandi, Hendra dan lain-lain
5. Periode pasca-kemerdekaan
Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama menjadi SIM
(Seniman Indonesia Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono;
Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan mendirikan
Pelukis Rakyat dipimpin oleh Affandi;
Perkumpulan Prabangkara (1948);
ASRI (Akademi seni rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi,
S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo;
1. https://www.duniaq.com/sejarah-seni-rupa/
2. http://senibudayasmktap.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-perkembangan-seni-
rupa.html
3. http://wawasan seni rupa/periode/perkembangan seni rupa modern Indonesia
4. http://blog-senirupa.blogspot.co.id/2012/11/fase-perkembangan-sejarah-
senirupa.html
5. Id.Wikipedia.Org/Periode Seni Rupa Modern Indonesia