Abstract
Increasing food needs equire people to create equipment that can help their daily lives by
utilizing local wisdom. One of the tools created was stone mortar which serves as a contain-
er for pounding grains or rice. The number of stone mortar findings can indicate that more
community needs must be met. This makes the manufacture of stone mortar which can be
seen from the remains scattered in Pajar Bulan Subdistrict so that a typological study of the
shapes and reliefs that develop there is needed. The method used is quantitative and qualita-
tive methods with data sources from literature studies. The analysis used is a special analy-
sis, namely through morphological and stylistic analysis to observe the physical character-
istics of artifacts. The results obtained are there are 3 types of stone mortar, Oval Circuit
(A1) mortar, rectangle with sharp angle (B1), Oval Easimove (A2) type.
digunakan untuk memuja arwah nenek Menurut Von Heine Geldern seorang ahli
moyang. Haris Sukendar juga menyatakan bahasa yang berasal dari Jerman Tradisi
bahwa tradisi megalitik sendiri diilhami oleh megalitik berasal dari daratan Asia dan
bentuk batu besar ataupun kecil guna menyebar ke Indonesia melalui jalur
memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani Malaysia (Kusumawati 2003:7).
(Kusumawati 2003:7) Berdasarkan bukti arkelogis masyarakat
Tradisi megalitik masih lestari di Austronesia sudah menyentuh wilayah utara
beberapa daerah nusantara diantaranya Nias, Sumatera pada 4.000 tahun yang lalu dengan
Toraja, Flores, Sumba, Timor, dan Sabu ditemukannya tiang rumah panggung yang
(Living Megalithic Tradition) (Kusumawati diperkirakan berdiri pada tahun 3870-4120
2003 : 14). Namun terdapat juga megalitik dilihat dari lapisan budayanya (Wiradnyana
yang sudah tidak digunakan lagi (Death 2011: 130). Hal ini juga dapat kita lihat dari
Monument), megalitik seperti ini banyak arca megalitik pasemah yang digambarkan
ditemukan di wilayah Sumatera salah mengenakan pelengkap pakaian, seperti
satunya adalah megalitik Pasemah adanya pahatan nekara perunggu, belati atau
(Kebudayan Pasemah). Megalitik ini pedang. Kelengkapan ini merupakan ciri
tersebar di dua daerah yaitu kabupaten Lahat khas masyarakat Dong-son yang berdiam di
dan kota Pagaralam yang merupakan daerah Vietnam (Nasrudin 2017: 40).
dataran tinggi di wilayah Sumatera Selatan. Banyaknya tinggalan megalitik di daerah
Keadaan lingkungan Lahat yang berupa ini mengundang para sarjana dari luar negeri
pegunungan dengan lereng-lereng serta melaksanakan penelitian yang bersifat
sungai yang mengalir membuatnya menjadi intensif seperti Tombrink EP (1872), Ullman
tempat yang ideal untuk ditinggali. Kondisi (1850), Wertenenk LC (1921) yang
morfologi yang terdapat pada dataran tinggi menyatakan bahwa megalitik pasemah
ini juga merupakan alasan masyarakat merupakan tinggalan masa Hindu-Buddha.
menjadikan daerah ini sebagai pemukiman Namun, hal ini dibantah oleh Van Erde dan
pada masa prasejarah dikarenakan pola pikir dilanjutkan oleh Van Deer Hoop yang
religi masyarakat yang menganggap tempat kemudian melakukan tinjauan ulang yang
tinggi merupakan tempat yang suci. Hal itu menyatakan bahwa megalitik ini merupakan
juga didukung dengan tersedianya sumber tinggalan kebudayaan dari masa prasejarah.
daya dalam pembuatan megalitik yang (Tim Penelitian Situs Jarai dan Pagaralam
bersumber dari lahar dan lava yang 1992: 5). Hoop mempublikasikan hasil
mengeras kemudian menjadi batu andesit penelitiannya dalam “Megalithic Remains In
yang selanjutnya digunakan sebagai media South-Sumatra” tahun 1932. Hasil penelitian
pembuatan megalitik. Keadaan alam yang mereka banyak membantu peneliti masa
juga subur mendukung mereka dalam sekarang dalam merekonstruksi dan
bercocok tanam dan beternak sebagai menjawab permasalahan megalitik di
pemenuhan kebutuhan pangan. Pasemah.
91
Seffiani Dwi Azmi dan Kristantina Indriastusti. Tipologi Lesung Batu Di Situs Pulau Panggung Dan Pajar Bulan,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
92
Siddhayatra Vol. 23 (2) November 2018: 90-101
bentuk dan relief. Secara teori, tipologi (morfologi) dan relief (stilistik), disajikan
dapat juga diartikan sebagai sebuah konsep dalam tabel serta deskripsi guna
yang memilah sebuah kelompok objek mendapatkan tipologi lesung batu yang
berdasarkan kesamaan sifat-sifat dasar, berkembang pada dua situs tersebut.
seperti yang diungkapkan oleh Ching, FDK
(1979), bahwa ada kecenderungan untuk 3. Analisis dan Pembahasan
mengelompokan unsur-unsur dalam suatu 3.1. Gambaran Umum Situs
posisi yang random, baik berdasarkan Secara administratif Kecamatan Pajar
kepada kekompakkan perletakkan, maupun Bulan terletak di kabupaten Lahat Provinsi
karakteristik visual yang dimiliki Sumatera Selatan. Secara geografis terletak
(Suharjanto 2013, 976). Analisis yang pada 103o16‟BT dan 30o59‟ LS dengan
digunakan untuk mendapatkan bentuk dan ketinggian antara 500-1.000 Mdpl dengan
relief lesung adalah analisis khusus yang luas lahan 164.11 km2 hal tersebut
mana menitikberatkan pada ciri-ciri fisik menjadikan suhu udaranya dingin dan sejuk
artefak melalui analisis morfologi dan (https://lahatkab.bps.go.id/publikasi.html )
analisis stilistik (gaya). Kondisi lingkungan pada situs ini umumnya
terletak diperkebunan ataupun persawahan
2. Metode Penelitian milik warga setempat sehingga megalitik
Metode penelitian menggunakan akan terlihat apabila sudah memasuki masa
pendekatan gabungan (kualitatif dan panen. Pada kecamatan ini banyak
kuantitatif) yaitu didasarkan pada laporan ditemukan jenis megalitik baik berupa batu
penelitian lalu disajikan dalam bentuk tabel datar, batu temu gelang, batu berelief,
serta deskripsi tetralith, batu menhir, dolmen maupun batu
1. Pengumpulan data lumpang namun untuk temuan lesung batu
Pengumpulan data dilakukan dengan hanya ditemukan pada dua situs yaitu:
studi pustaka melalui buku maupun jurnal 1. Situs Pulau Panggung
yang mempunyai pembahasan yang sama Situs ini terletak di desa Pulau Panggung
dengan artikel yang sedang dikerjakan. Data Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat.
juga dikumpulkan dari laporan penelitian Situs ini berada pada areal perbukitan dan
yang dilakukan oleh Pusat Penelitian perkebunan warga sehingga sering dilewati
Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi oleh masyarakat setempat. Akses
Sumatera Selatan, dan website resmi transportasi ke situs ini berupa jalan setapak
pemerintah Kabupaten Lahat dan Provinsi tanah yang menanjak. Banyak artefak yang
Sumatera Selatan. ditemukan pada situs ini berupa tiga
2. Pengolahan data lumpang batu, tiga tetralith, empat lumpang
Pengolahan data penulisan ini dilakukan batu, dua Arca manusia, tujuh dolmen, tiga
dengan klasifikasi dan analisis khusus batu datar dan empat belas lesung batu.
dengan variable berdasarkan bentuk Pendataan dilakukan oleh Balai Arkeologi
93
Seffiani Dwi Azmi dan Kristantina Indriastusti. Tipologi Lesung Batu Di Situs Pulau Panggung Dan Pajar Bulan,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan pada tahun 2009-2010 temuan megalitiknya berada sekitar 200 m
melalui survei dan ekskavasi. dibelakang rumah warga dan menyebar
2. Situs Pajar Bulan secara memanjang (Indriastuti, 2010:6).
Situs ini berada di desa Pajar Bulan, Adapun artefak megalitik yang ditemukan
kecamatan Pajar Bulan, Kab. Lahat, Provinsi berupa tujuh puluh empat batu datar, tujuh
Sumatera Selatan. Terletak pada ketinggian batu temu gelang, satu batu berelief, empat
695m-725 Mdpl. Kecamatan Pajar Bulan tetralith, tiga menhir, tujuh dolmen, delapan
merupakan daerah dengan lingkungan batu lumpang, dan dua puluh tiga lesung
vegetasi yang terbuka, karena daerah ini batu.
sebagian hanya ditumbuhi oleh jenis Seperti yang dijelaskan sebelumnya
tumbuhan kopi, dan semak belukar yang bahwa masyarakat Pasemah merupakan
berbatang rendah, sedangkan jenis masyarakat dengan kebutuhan yang sudah
tumbuhan pohon berbatang tinggi ditemukan kompleks, hal ini dapat kita lihat dari
hidup mengelompok pada tempat‐tempat tinggalan-tinggalannya yang memberi
yang cekung, di lereng‐lereng lembah dan di indikasi ciri masyarakat yang telah bercocok
pinggir‐pinggir sungai. Sebagian besar tanam dan menetap pada suatu tempat
94
Siddhayatra Vol. 23 (2) November 2018: 90-101
95
Seffiani Dwi Azmi dan Kristantina Indriastusti. Tipologi Lesung Batu Di Situs Pulau Panggung Dan Pajar Bulan,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
terdapat pada lesung ini ada yang polos dan c. Tipe Oval Easimove (A2) adalah lesung
berelief baik pada bagian samping ataupun batu yang mempunyai bentuk lebih bulat
kaki. Ukuran oval circuit mempunyai rata- dan tepian (lis) yang tidak terlalu tegas
rata ukuran panjang luar 80 cm dan rata-rata (horizontal). Ciri khas dari bentuk ini adalah
lebar dalam 23 cm. Ciri khas dari lesung ini bentuk lesung lebih membulat dan diameter
adalah bagian lebar dalam yang kecil serta bagian dalam yang lebar. Ukuran lesung
mempunyai satu lubang (gambar 3). yang paling besar adalah 143 cm dan yang
b. Tipe lesung (B1) adalah lesung batu paling kecil 70 cm dengan rata-rata lebar
dengan tepian lurus yang memanjang pada dalam 32 cm (gambar 5).
bagian tepian (lis) dengan bagian sudut yang 2. Relief
lancip pada bagian luar lesung dan Untuk mendapatkan ragam hias yang
mempunyai dua lubang (gambar 4). berkembang pada situs ini adalah dengan
96
Siddhayatra Vol. 23 (2) November 2018: 90-101
97
Seffiani Dwi Azmi dan Kristantina Indriastusti. Tipologi Lesung Batu Di Situs Pulau Panggung Dan Pajar Bulan,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 7 dan 8. (dari kiri ke kanan) Lesung batu Antropomorfis dari situs Pulau Panggung; Lesung
batu Antropomorfis dari situs Pajar Bulan (Sumber: Balai Arkeologi Sumatera
Selatan)
pada bentuk yaitu tipe lesung A1, A2, dan Pulau Panggung. 3. Tipe A2 berjumlah
B1. 1. Tipe A1 berjumlah dua puluh enam empat lesung yang tersebar di situs Pajar
lesung yang tersebar di situs Pajar Bulan Bulan sebanyak tiga lesung dan satu lesung
sebanyak sebelas lesung dan enam lesung ditemukan di Pulau Panggung
batu terdapat di Pulau Panggung. 2. Tipe B1 Tipologi berdasarkan bentuk relief
berjumlah satu lesung ditemukan pada situs diketahui terdapat dua tipe lesung batu yaitu
Gambar 9 dan 10. (dari atas ke bawah) Gambaran lesung batu tipe A1; Gambaran
lesung batu tipe A2 (Sumber: Balai Arkeologi Sumatera Selatan dan
penulis)
98
Siddhayatra Vol. 23 (2) November 2018: 90-101
antropomorfik dan fauna. 1. Tipe relief berjumlah sebuah dan memiliki hiasan.
fauna berjumlah empat lesung ditemukan Pengertian wadah menumbuk tidak harus
pada Situs Pulau Panggung. Relief fauna selalu dikaitkan dengan kegiatan menumbuk
yang ditemukan berupa relief bentuk kodok padi mengingat tidak semua volume lesung
sebanyak dua lesung dan kepala kambing mempunyai kapasitas tersebut,
sebanyak dua lesung. 2. Tipe relief pemanfaatannya bisa lebih luas untuk
antropomorfik berjumlah empat lesung menunjang kegiatan rumah tangga.
ditemukan pada situs Panggung sebanyak Lesung batu di Kecamatan Pajar Bulan
tiga lesung dan satu lesung di Pajar Bulan. mempunyai ciri khas masing-masing baik
Selain data tersebut terdapat empat lesung dari bentuk ataupun relief. Masyarakat
batu yang tidak bisa diidentifikasi reliefnya prasejarah pasemah adalah masyarakat yang
dan lima lesung batu tidak bisa diidentifikasi mempunyai pengetahuan dan nilai estetika
sama sekali. yang tinggi dilihat dari berbagai jenis
tinggalan megalitik yang beragam, serta taat
4. Penutup dalam hal religi. Hal ini dapat kita lihat dari
4.1. Kesimpulan berbagai tinggalan megalitik lesung batu
Berdasarkan paparan di atas, dapat yang berhias mempunyai makna
disimpulkan Pendukung budaya megalitik penghormatan atau pengharapan terhadap
pasemah di Kecamatan Pajar Bulan sangat leluhur dalam melakukan aktivitas walaupun
arif dalam pemilihan lokasi pemukiman tidak dijadikan sebagai alat pemujaan ketika
mereka hal ini dapat kita lihat dari kondisi beribadah.
lingkungan yang dekat dengan air atau Jadi dapat disimpulkan bahwa lesung
sungai. Hal ini menunjang dalam sumber batu memberi peran penting dalam
untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan pengolahan kebutuhan pangan masyarakat.
sarana transportasi. Masyarakat juga sudah Dengan banyaknya lesung batu yang
mengenal domistikasi hewan, kita dapat ditemukan juga mengindikasikan banyaknya
melihatnya dari relief kambing yang jumlah warga masyarakat yang hidup
merupakan salah satu hewan domistikasi. disekitarnya.
Dalam studi etnoarkeologi kambing masih
digunakan dalam persembahan atau 4.2. Saran
pengorbanan dalam ritual di wilayah Sedikitnya kajian dan publikasi mengenai
Bengkulu. Lingkungan sekitar banyak lesung batu membuat minimnya khazanah
mempengaruhi mereka dalam membangun wawasan yang mendalam terhadap artefak
megalitik. yang sebenarnya penting dalam
Berdasarkan volume fungsi lesung batu keberlangsungan kehidupan masyarakat
apabila dilihat dari bentuk dan volume prasejarah, sehingga perlu adanya kajian
biasanya digunakan untuk menumbuk, lanjutan yang lebih mendalam untuk
namun terdapat pengecualian untuk varian menjawab aspek-aspek yang terdapat
99
Seffiani Dwi Azmi dan Kristantina Indriastusti. Tipologi Lesung Batu Di Situs Pulau Panggung Dan Pajar Bulan,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
100
Siddhayatra Vol. 23 (2) November 2018: 90-101
https://lahatkab.bps.go.id/publikasi.html
diakses tanggal 2 agustus jam 08:31 WIB
https://kbbi.web.id/ diakses tanggal 28
agustus jam 09:23 WIB
101