2021/2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sumatera Utara Pada Masa Pra Aksara”.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Lister
Eva Simangunsong, S.Pd., MA, selaku dosen mata kuliah Sejarah Sumatera Utara. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sumatera Utara pada masa pa-
aksara bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu
Lister Eva Simangunsong, S.Pd., MA, selaku dosen mata kuliah Sejarah Sumatera Utara yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I: PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………7
3.2 Saran……………………………………………………………………………......7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Masa Prasejarah merupakan suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
Prasejarah di Sumatera dalam perkembangannya tidak lepas dari konteks regional di daerah Asia
Tenggara daratan dan kepulauan. Perkembangan yang bercorak regional ini meliputi beberapa
tingkat, yaitu fase Paleolitik (berburu dan mengumpulkan makanan), Mesolitik (berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat lanjut), fase Neolitik (bercocok tanam), dan Paleometalik
(perundagian)
a. Paleolitik
Masa yang tertua dengan peralatan batunya dibuat hanya dengan pemangkasan
sederhana. Masa ini berlangsung sejak adanya manusia dengan budayanya hingga sekitar
10.000 tahun yang lalu. kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam dan
berpindah-pindah (nomaden). Makanan didapat dari sumber makanan yang ada di sekitar
tempat tinggal.
b. Mesolitik
Masa dengan teknologi batu yang lebih maju dibandingkan masa paleolitik,dengan
peralatan batu yang telah mengalami pengerjaan lanjutan seperti peretusan. Berkisar
sekitar 10.000 tahun yang lalu hingga 6.000 tahun yang lalu . Manusia dimasa ini hidup
di gua-gua dan masih berpindah-pindah. Makanan didapat dengan cara berburu hewan-
hewan liar dan buah-buahan dari pepohonan yang ada di hutan.
c. Neolitik
Masa yang dianggap revolusi kehidupan masa prasejarah. Manusia mulai mengenal
bercocok tanamdengan baik dengan cara berladang dan mereka tinggal sekaligus menetap
di dekat ladang-ladang yang mereka buat, mereka membabat hutan dengan sistem ladang
berpindah. Setelah berkali-kali panen dan kesuburan ladang berkurang, mereka akan
berpindah dan membuka ladang baru di tanah yang masih subur. Berkisar sekitar 6.000
tahun yang lalu hingga awal masehi
ii
d. Paleometalik
manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian
tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya
pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Manusia pada zaman ini
juga telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu yang mudah didapat
seperti perunggu dan besi.
Jejak kehadiran manusia tergambar dari temuan arkeologis seperti sisa-sisa tulang dan
gigi. Ditemukan di sebuah goa pada ketinggian 175 meter diatas permukaan laut di desa
Lolowonu Niko’otano, kecamatan Gunung Sitoli, Kabupaten Nias. Beberapa yang
lainnya,diantaranya :
ii
b. Budaya Hoabinh
Data yang dihasilkan dari masa mesolitik di sumatera utara,didominasi oleh situs bukit
kerang/kitchen midden. Situs-situs tersebut ditemukan di pesisir timur pulau sumatera terbentang
sejauh 270 km dari kabupaten deli serdang dan langkat di provinsi sumatera utara sampai
kabupaten aceh timur lokhseumawe di provinsi NAD.
Dari teknologi dan morfologi peralatan batu yang ditemukan pada situs bukit kerang di indonesia
menunjukkan persamaan dengan peralatan batu di hoabinh-vietnam yang dikenal dengan budaya
hoabinh. Peter bellwood menyatakan bahwa budaya hoabinh pada bukit kerang berasal dari
daerah hoabinh-vietnam. Sehingga diperkirakan migrasi manusia pada masa mesolitik dari
daerah vietnam terus ke daerah asia tenggara.
Pada masa pra aksara , manusia purba dalam memenuhi kebutuhan hidup sangat tergantung pada
alam. Adapun beberapa bukti bahwa Sumatera Utara mengalami masa pra aksara seperti
peninggalan-peninggalan berikut ini
1. Pulau Nias
Dibagian tengah pulau nias terdapat terban besar yang mengarah barat laut
tenggara,searah dengan poros pulau nias. Terban itu dijumpai paling tidak 2 sampai 3
undak sungai purba yang endapannya terdiri atas kerakal dan kerikil polimik, diantaranya
ii
fosil kayu,kuarsa susu,rijang,batu gamping kersikan,fosil koral kersikan,batu
gamping,foraminifera, dan batuan gnes.
Penelitian awal di nias mencatat 3 lokasi penemuan alat-alat paleolitik yaitu
muzoi,ononamole, dan orahili gomo. Alat yang ditemukan tersebut berjumlah lebih dari
10 buah, 2 di ononamole dan orahili gomo,sisanya ditemukan di muzoi. Yang ditemukan
kebanyakan tipe kapak perimbas 8 buah, yang dibuat dari batu kerakal dan dipangkas
hanya pada bagian tajaman secara terjal.
2. Riau
Melimpahnya bahan kerakal yang ada disungai batang lembu keruh menunjukkan bahwa
areal ini ideal bagi pemenuhan bahan baku peralata pada masa prasejarah. Kerakal yang
diduga artefak tersebut menunjukkan bahwa ada indikasi teknologi dalam pembuatan alat
bantu yaitu dengan menyiapkan kerakal dan memangkas salah satu sisinya sehingga
menghasilkan kapak batu dengan sebuah pangkasan besar.
1. Sumatralith
Sumatralith disebut juga kapak genggam Sumatera. Teknik pembuatan lebih halus
daripada kapak perimbas. Bagian tajam sudah dikedua sisi. Cara penggunaan masih
digenggam. Sumatralith ditemukan di Lhokseumawe Aceh dan Binjai Sumatera Utara.
2. Beliung Persegi
Beliung persegi adalah alat dengan permukaan memanjang dan berbentuk persegi empat.
Seluruh permukaan alat telah digosok halus. Sisi pangkal diikat pada tangkai dan sisi
depan diasah sampai tajam.
Beliung persegi berukuran besar berfungsi sebagai cangkul. Sedangkan yang berukuran
kecil berfungsi sebagai alat pengukir rumah atau pahat. Beliung persegi ditemukan di
Sumatera , Jawa, Bali, Lombok, dan Sulawesi.
3. Bangunan Megalitik
Bangunan Megalitik adalah bangunan yang terbuat dari batu besar, didirikan untuk
keperluan kepercayaan.
Selain itu, ditemukan alat-alat batu seperti serpih batu, batu pukul, dan pipisan dan mata panah
dari batu dengan panjang 2.5cm. Bukti peradaban masalaluyang paling menarik adalah
ii
penemuan batu andesit berbentuk lonjong dengan karakter sebagai pemukul, batu pukul, dan alat
atau spatula berbahan tanduk dan cangkang moluska. Manusia pertama yang tinggal di dalam
goa memanfaatkan biota marin khususnya yang berada pada kawasan mangrove. Hal itu dapat
dibuktikan, kata Ketut, dari tumpukan cangkang moluska yang banyak ditemukan dari dalam
lobang penggalian situs. Budaya yang ada pada manusia pertama di Nias itu sama persis dengan
budaya prasejarah yang terdapat di wilayah Vietnam (Hoabinh).
ii
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Masa Prasejarah merupakan suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
Prasejarah di Sumatera dalam perkembangannya tidak lepas dari konteks regional di daerah
Asia Tenggara daratan dan kepulauan. Perkembangan yang bercorak regional ini meliputi
beberapa tingkat, yaitu fase Paleolitik (berburu dan mengumpulkan makanan), Mesolitik
(berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut), fase Neolitik (bercocok tanam), dan
Paleometalik (perundagian).
Jejak kehadiran manusia tergambar dari temuan arkeologis seperti sisa-sisa tulang dan gigi.
Ditemukan di sebuah goa pada ketinggian 175 meter diatas permukaan laut di desa
Lolowonu Niko’otano, kecamatan Gunung Sitoli, Kabupaten Nias.
Pada masa pra aksara , manusia purba dalam memenuhi kebutuhan hidup sangat tergantung
pada alam
b. Saran
ii
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
id=VcnrDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onep
age&q&f=false
ii