Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

BANI ABBASIYAH

DOSEN PENGAMPU : Drs. Ponirin, M.Si


DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
-AGNES SENTIA GINTING (NIM 3213321006)
-LEONY OCTORA MANIHURUK (NIM 3213321028)
-MARIA SILITONGA (NIM 3213321016)
-MUHAMMAD KABUL (NIM 3212421022)
-WIDYA RACHEL NATASHA HUTAURUK (NIM 3213321005)
-WAHYU RADETI GINTING (3212421012)
MATA KULIAH SEAJARAH ISLAM
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................i
Pendahuluan....................................................................................ii
Pembahasan..................................................................................iii
Bab 1
1.1 Masa bani Abbasiyah...............................................................1
A. Perkembangan politik................................................................2
B. Kondisi sosial keagamaan.........................................................3
C. Perkembangan peradaban ....................................................... 4

Pembahasan ............................................................................... 5
Daftar pustaka.............................................................................. 6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
kami dengan mata kuliah sejarah islam yang berjudul Bani Abbasiyah
Kami mengucapkan Terimakasih kepada bapak Ponirin selaku dosen
pengampu mata kuliah sejarah Islam yang telah memberikan bimbingan
dan arahannya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa tugas yang kami kerjakan ini banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan dalam membuat tugas makalah
ini.
Dan, semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan buat
kita semua. Akhir kata kami ucapkan, Terimakasih.
Medan, 20 September 2021
PENULIS

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung cukup lama, dari


tahun 750–1258 M. Puncak popularitas dinasti ini berada pada
zaman Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) dan putranya al-
Ma’mun (813-833 M).
Bani Abbasiyah adalah sekelompok orang yang memiliki
keturunan dengan Nabi Muhammad melalui jalur paman nabi yang
bernama Al-Abbas bin Abdul Muththalib ibn Hasyim. Kelompok
ini kemudian membentuk khilafah dan menggantikan Dinasti
Umayyah pasca keruntuhannya pada tahun 750 Masehi.

Dalam sejarah Islam, dinasti ini tercatat banyak melahirkan


ilmuwan-ilmuwan cerdas yang dikenal dunia. Ilmu pengetahuan
dan pendidikan pun mulai berkembang pesat pada masa Dinasti
Bani Abbasiyah. Tak heran jika dinasti ini dikenang sebagai
dinasti yang membawa peran penting dalam peradaban agama
Islam.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana perkembangan politik dan kondisi sosial,
keagamaan pada masa dinasti Bani abbasiyah
b. Bagaimana perkembangan peradaban pada masa Dinasti Bani
abbasiyah
c. Bagaimana Peradaban Islam pada masa Bani abbasiyah
1.3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Bani abbasiyah
b. Mengetahui bagaimana peradaban Islam pada masa Bani
abbasiyah
c. Mengetahui penyebab kemunduran dan runtuhnya Bani
abbasiyah

BAB 1
1.2 MASA BANI ABBASIYAH
Sejarah Singkat Dinasti/Daulah Abbasiyyah:

Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lima abad yaitu tahun 132-656/750-


1258 M, menggantikan Daulah Umayyah yang telah berkuasa selama 92
tahun (40-132 H/660-750 M). Dengan tumbangnya Bani Umayyah maka
kekuasaan berpindah ke tangan Dinasti Abbasiyah.
Dinamakan Dinasti Abbasiyah dinisbahkan kepada paman Nabi
Muhammad SAW Abbas bin Abdul Mutholib karena para pendiri dan
khalifahnya merupakan keturunan darinya. Khalifah yang pertama kali
menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasa pada
tahun 132-136 H/750-753 M. Dinasti Abbasiyah selama masa tersebut
dipimpin oleh 37 khalifah.

Khalifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun


124 H/1258 M dan mati terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan
Hulogu Khan. Hulogu Khan adalah cucu dari Jengis Khan.
Khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas
As Safa, Abu Jafar al-Mansyur, Harun ar-Rasyid, Al Makmum, Al
Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka adalah para khalifah yang telah
menghantarkan ke puncak masa kejayaan dan keemasan daulah Dinasti
Abbasiyah. Setelah itu hampir tidak ada khalifah yang besar lagi. Hal ini
dikarenakan mereka lebih banyak disibukkan dengan hal duniawi dan
saling berebut kekuasaan.
Selama berkuasa Dinasti Abbasiyah mengalami masa kejayaannya,
mulai dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan Khalifah
Al Watsik Billah tahun 232 H/879 M. Masa tersebut merupakan masa
yang gemilang, bahkan dapat dikatakan masa keemasan dan kejayaan
bagi umat Islam hampir di segala bidang terutama bidang keilmuan dan
menjadi pusat peradaban dunia.
Dalam aktifitas pemerintahannya Dinasti Abbasiyah mengambil pusat
kegiatan di kota Bagdad dan sekaligus dijadikan sebagai ibukota negara.
Dari sinilah segala kegiatan baik politik, sosial, ekonomi, kekuasaan,
pengetahuan, kebudayaan, dan lain-lain dijalankan.

Kota Bagdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka, artinya siapapun


boleh memasuki dan tinggal di kota tersebut. Akibatnya semua bangsa
yang menganut berbagai agama dan keyakinan diijinkan bermukim di
dalamnya. Bagdad pun menjadi kota internasional yang sangat ramai
dan di dalamnya berkumpul berbagai unsur, seperti Arab, Turki, Persia,
Romawi, Qibthi, dan sebagainya.

A. PERKEMBANGAN POLITIK
Pada zaman abbasiyah konsep khalifah berkembang sebagai sistem
politik.ketika dulah abasiyah memegang tampuk kekuasaan tertinggi
islam.terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Selama berkuasa Dinasti Abbasiyah mengalami masa kejayaannya,
mulai dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan Khalifah
Al Watsik Billah tahun 232 H/879 M. Masa tersebut merupakan masa
yang gemilang, bahkan dapat dikatakan masa keemasan dan kejayaan
bagi umat Islam hampir di segala bidang terutama bidang keilmuan dan
menjadi pusat peradaban dunia.Dalam aktifitas pemerintahannya Dinasti
Abbasiyah mengambil pusat kegiatan di kota Bagdad dan sekaligus
dijadikan sebagai ibukota negara. Dari sinilah segala kegiatan baik
politik, sosial, ekonomi, kekuasaan, pengetahuan, kebudayaan, dan lain-
lain dijalankan.Kota Bagdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka,
artinya siapapun boleh memasuki dan tinggal di kota tersebut. Akibatnya
semua bangsa yang menganut berbagai agama dan keyakinan diijinkan
bermukim di dalamnya. Bagdad pun menjadi kota internasional yang
sangat ramai dan di dalamnya berkumpul berbagai unsur, seperti Arab,
Turki, Persia, Romawi, Qibthi, dan sebagainya.
Dalam versi yang lain,para serajawan biasanya membagi masa
pemerintahan bani abbasiyah dalam periode:
1.Periode pertama (750-847 M)
Pada periode pertama pemerintahan bani abbasiyah mencapai masa
keemasannya.secara politis,para khalifah betul-betul tokokh yang kuat
dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus.si sisi
lain,kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi.periode ini juga
berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuam dalam islam.
2.Periode kedua (847-945)
Perkembangan peradapan dan kebudayaan serta kemajuan besar yang
dicapai dinasti abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para
penguasa untuk hidup mewah,bahkan cenderung mencolok.demikian ini
menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin.

MASA PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH:


dikenal sebagai masa yang agresif, dimana perhatiannya bertumpu pada
usaha perluasan wilayah dan penaklukan, yang sudah terhenti sejak
zaman khulafaurrasyidin terakhir. Dalam jangka waktu 90 tahu, banyak
bangsa di setiap arah penjuru mata angina beramai-ramai masuk
kedalam kekuasaan islam, yang meliputi tanah Spanyol, seluruh wilayah
Afrika Utara, Jazirah Arab, Syria, Palestina, sebagian daerah Anatolia,
Irak, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang
dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgiztan, yang termasuk
Soviet Rusia.

Dalam bidang politik, Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang


sama sekali baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan
administrasi kenegaraan yang semakin kompleks. Selain majelis
penasihat sebagai pendamping, Bani Umayyah juga dibantu oleh
beberapa sekertaris guna membantu pelaksanaan tugasnya, yaitu:
Kati bar-rasail, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan
administrasi dan surat menyurat dengan para pembesar setempat.
Katib al-kharrar, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan
penerimaan dan pengeluaran negara.
Katib al-jundi, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan
berbagai hal yang berkaitan dengan ketentaraan.
Katibasy-syurtah, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan
pemelihraan keamanan dan ketertiban umum.
Katib al-qudat, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan tertib
hukum melalui badan-badan peradilan dan hakim setempat.
B. KONDISI SOSIAL KEAGAMAAN
Dalam bidang keagamaan, pada masa Bani Umayyah ditandai dengan
munculnya berbagai aliran keagamaan yang bercorak politik ideologis.
Mereka itu antara lain golongan Syi'ah, Khawarij dengan berbagai
sektenya: Azariqah, Najdat Aziriyah, Ibadiyah, Ajaridah dan Shafariyah,
golongan Mu'tazilah, Maturidiyah, Asy'ariyah, Qadariyah, dan
Jabariyah. Berbagai aliran dan golongan keagamaan ini terkadang
melakukan gerakan dan pemberontakan terhadap pemerintahan yang
sah. Dengan terbunuhnya Husein di Karbela, perlawanan orang-orang
Syi'ah tidak pernah padam. Banyak pemberontakan yang dipelopori
kaum Syi'ah. Yang terkenal diantaranya pemberontakan Mukhtar di
Kufah pada tahun 685-687 M. Selain itu, terdapat pula gerakan Abdullah
bin Zubair. Ia membina gerakan oposisinya di Mekkah setelah dia
menolak sumpah setia terhadap Yazid. Akan tetapi, dia baru menyatakan
dirinya secara terbuka sebagai khalifah setelah Husein ibn Ali terbunuh.

Selain gerakan diatas, gerakan anarkis yang dilancarkan kelompok


Khawarij dan Syi'ah juga dapat diredakan. Keberhasilan memberantas
gerakan itulah yang membuat orientasi pemerintahan dinasti ini dapat
diarahkan kepada pengamanan daerah kekuasaan diwilayah timur yang
meliputi kota disekitar Asia Tengah dan wilayah Afrika bagian utara,
bahkan membuka jalan untuk menaklukkan Spanyol.

Situasi politik, sosial, dan keagamaan mulai membaik terjadi pada masa
pemerintahan khalifah Umar ibn Abd. Al-Aziz ( 717-720). Ketika
dinobatkan sebagai khalifah, dia menyatakan bahwasannya memperbaiki
dan meningkatkan kualitas negri yang berada dalam wilayah Islam lebih
baik daripada menambah perluasannya. Ini berarti bahwa prioritas utama
adalah pembangunan dalam negeri. Meskipun masa pemerintahannyas
sangat singkat, Umar ibn Abd. Al-Aziz dapat dikatakan berhasil
menjalin hubungan baik dengan golongan Syi'ah. Dia juga memberikan
kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan dan kedudukan
Mawali (umat Islam yang bukan keturunan Arab, berasal dari Persia,
dan Armenia), disejajarkan dengan Muslim Arab

C. PERDABAN MASA BANI ABBASIYAH


PERKEMBANGAN PERADABAN BANI ABBASIYAH:

Perkembangan peradaban Islam masa Bani Umayyah berkembang pesat,


karena perluasan kekuasaan kekhalifahan. Pada masa ini, Banu
Umayyah menaklukkan wilayah di Afrika Utara, Al-Andalus (Spanyol
dan Portugal), dan Sindh (Paksitan). Selain itu terdapat pemimpin yag
adil dan amanah, seperti khalifah Umar bin Abdul Aziz.Namun masa ini
juga diwarnai perpecahan umat Islam, karena adanya penindasan oleh
Banu Umayyah pada lawan politiknya (pendukung Husain bin Ali dan
Abdullah bin Zubair), serta adanya diskriminasi terhadap kalangan Islam
yang bukan Arab.
Pada masa Bani Abbasiyah umat Islam mencapai puncak kejayaan di
berbagai bidang.Ini terjadi karena perhatian yang besar dari pemerintah
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.Khalifah Al-Ma’mun melakukan
penerjemahan buku-buku asing dan mendirikan baitul hikmah yang
menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan.Kemudian muncul para
ilmuwan yang memiliki akidah kuat dan menguasai ilmu agama dan
sains
PEMBAHASAN:
Mengutip dari jurnal berjudul Bani Abbasiyah (Pembentukan,
Perkembangan dan Kemajuan) karya Edianto, para sejarawan
mengklasifikasikan perkembangan Dinasti Bani Abbasiyah ke
dalam lima periode, yaitu:
1.Periode Pertama: Masa Pengaruh Persia
Pada periode pertama, Dinasti Bani Abbasiyah mengalami banyak
kemajuan dan mencapai abad kejayaannya. Masa kekuasaan
periode pertama berlangsung di bawah kepemimpinan Abu Abbas
sampai Al-Watsiq pada tahun 750-847 Masehi.
Kemajuan dinasti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
karena terjadinya asimilasi dalam Dinasti Bani Abbasiyah.
Kemudian partisipasi orang-orang nonarab dalam perkembangan
dinasti ini, khususnya orang-orang persia. Dan perkembangan
dinasti yang berfokus pada pembangunan peradaban Islam.
2.Periode Kedua: Masa Pengaruh Turki
Berbeda dengan periode pertama, pada periode kedua ini justru
Dinasti Bani Abbasiyah mengalami kemunduran. Periode ini
berlangsung sejak tahun 847-945 Masehi.Saat itu kekhalifahan yang
dipimpin oleh Al-Mutawakkil sangat lemah dalam menjalankan
pemerintahan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh orang-orang Turki
pada masa Al-Mu’tashim untuk mengambil alih kekuasaan.
Perebutan kekuasaan ini menyebabkan ketidakstabilan politik yang
memicu kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah. Namun kekacauan
ini akhirnya dapat diatasi sehingga tidak ada lagi perebutan
kekuasaan antar khalifah.

3.Periode Ketiga: Masa Pengaruh Dinasti Buwaihi


Periode ketiga berlangsung sejak tahun 945-1055 Masehi. Pada
periode ini Dinasti Bani Abbasiyah semakin mengalami
kemunduran.
Ini disebabkan oleh kekhalifahan Dinasti Bani Abbasiyah yang
didominasi Dinasti Buwaihi dan akhirnya menimbulkan banyak
masalah politik dalam dinasti. Pusat pemerintahan bahkan
dipindahkan dari Baghdad ke Syiraz, tempat Khalifah Ali bin
Buwaihi berkuasa.
Meskipun politik di periode ini kacau, namun Dinasti Bani
Abbasiyah tetap konsisten mengembangkan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam. Banyak ilmuwan lahir di periode ini seperti Al-
Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Maskawaih.
4.Periode Keempat: Masa Pengaruh Dinasti Seljuk
Periode keempat dimulai sejak tahun 1055-1199 Masehi. Pada
periode ini pengaruh Dinasti Buwaihi mulai memudar dan
digantikan dengan pengaruh Bani Seljuk.Paham syiah yang dibawa
oleh Bani Buwaihi pun mulai ditinggalkan. Namun dominasi Bani
Seljuk pada Dinasti Bani Abbasiyah tidak berlangsung lama.
Terjadi konflik internal yang akhirnya menyebabkan Dinasti Bani
Abbasiyah terbebas dari pengaruh dinasti lainnya.

5.Periode Kelima: Terbebas dari Dinasti-dinasti Lain


Periode ini merupakan akhir dari kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah, berlangsung sejak tahun 1199-1258 Masehi. Di periode
kelima ini akhirnya Dinasti Bani Abbasiyah terbebas dari pengaruh
dinasti lain.
Meskipun begitu, dinasti ini terus mengalami kemunduran.
Perluasan wilayah yang terhenti dan kondisi politik yang semakin
kacau memperparah kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah.Hingga
akhirnya dinasti ini runtuh pada tahun 1258 Masehi dan
meninggalkan kesan bagi umat Islam. Di antaranya ilmuwan yang
masyhur, ilmu pengetahuan dan pemikiran yang modern, serta
bangunan-bangunan bersejarah.
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia,


2008)

Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang IAIN-IB Press,


jilid 1, Cet ke-2, 2002)

Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,


2009)

Siti Maryam (Ed), Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga
Modern, (Yogyakarta: SPI Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2002)
https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/dinasti-bani-abbasiyah-
sejarah-perkembangan-hingga-masa-runtuhnya-1vEsBe5HujM

Anda mungkin juga menyukai