Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERGOLAKAN DI LIBANON dan

PENYEBAB KRISIS TELUK I-II

Dosen Pengampu Sejarah Asia Barat Daya :

Pristi Suhendro L, S.Hum, M.Si

Disusun Oleh :

Agnes Sentia Br Ginting 3213321006

Della Yuspita Sari 3211121019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha
Esa atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pergolakan di Lebanon dan Penyebab krisis teluk I-II ”.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Priti Suhendro L, S.Hum, M.Si selaku dosen mata kuliah Asia Barat
Daya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pergolakan di Lebanon dan Penyebab krisis teluk I-II juga bagi kita semua.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Pristi Suhendro L,


S.Hum, M.Si selaku dosen mata kuliah Sejarah Asia Barat Daya yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

KAJIAN MATERI

A. PERGOLAKAN DI LEBANON ................................................................... 1


B. KRISIS TELUK I.............................................................................................
C. KRISIS TELUK II............................................................................................

KATA PENUTUP……...………………………………………………………….……..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
KAJIAN MATERI
A. PERGOLAKAN DI LEBANON

Republik Lebanon adalah sebuah negara di Timur tengah, sepanjang Laut tengah, dan
berbatasan dengan Suriah di utara dan timur, dan Israel di selatan yang berpenduduk kurang
dari 4 juta jiwa, Diperkirakan bahwa 59% dari penduduk Lebanon adalah Muslim (Sunni,
Syi'ah, dan Druze) dan 39% Kristen dan terdapat pula komunitas kecil Yahudi dan Kurdi.
Libanon mengalami situasi politik yang sangat sensitif, yang didasarkan keseimbangan
semua aspek kehidupan, oleh sebab itu jika keseimbangan tersebut terganggu akan
menyebabkan konflik seperti perang saudara lebanon.
Perang Saudara Lebanon dimulai dari 1975 hingga 1990. Diperkirakan sekitar 150
ribu hingga 230 ribu warga sipil tewas akibat peperangan tersebut. Sekitar satu juta jiwa lain,
sekitar seperempat populasi negara tersebut, terluka dan 350 ribu penduduk mengungsi, tidak
diketahui secara jelas faktor pemicu peperangan tersebut. Keterlibatan Suriah, Israel,
Amerika Serikat, dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah memperburuk konflik
tersebut.
Perang ini sebenarnya telah ada pada akhir masa pemerintahan Dinasti Ottoman di
Lebanon. Perang Dingin memberi dampak yang cukup kuat terhadap Lebanon dan
menyebabkan krisis politik pada 1958.
Insiden ini diduga terjadi ketika seorang warga Lebanon dan kelompok orang
Palestina (PLO) di Ain ar-Rummanah, Beirut bentrok pada bulan April 1975. Ini adalah titik
awal yang kemudian menjadi pemicu perang saudara ke seluruh wilayah Lebanon.
Perang  tersebut  melibatkan  kelompok-kelompok yang bersaingan, dan didukung
oleh sejumlah negara tetangga. Orang-orang Kristen Maronit, yang dipimpin oleh partai
Phalangis dan milisi, mula-mula  bersekutu dengan Suriah, dan kemudian dengan Israel, yang
mendukung mereka dengan senjata dan latihan untuk memerangi fraksi PLO (Organisasi
Pembebasan Palestina).
Sementara itu fraksi-fraksi lainnya bersekutu  dengan Suriah, Iran dan negara-negara
lain di wilayah itu.
Pertempuran sempat terhenti pada 1976 karena ada mediasi dari Liga Arab dan intervensi
Suriah. Pertempuran ini terpusat di Lebanon Selatan. Mereka menjalankan hak veto pada
politik Lebanon. Pembentukan negara Israel dan perpindahan 100 ribu pengungsi Palestina ke
Lebanon (sekitar 10 persen total populasi) mengubah demografi Lebanon dan memberikan
dasar bagi keterlibatan jangka panjang Lebanon dalam konflik regional. 
Setelah pertempuran sempat terhenti pada 1976 karena mediasi Liga Arab dan
intervensi Suriah, pertikaian Palestina-Lebanon berlanjut di Lebanon selatan yang telah
diduduki PLO sejak 1969. Hal ini bertentangan dengan kesepakatan Kairo yang juga
ditandatangani Pemerintah Lebanon. 
Pertempuran dan pembantaian antara kelompok-kelompok ini mengakibatkan korban
hingga ribuan orang. Beberapa pembantaian yang terjadi selama periode ini termasuk
pembunuhan di Karantina Januari 1976 oleh pihak Palangis terhadap para pengungsi
Palestinia, pembantaian Damour pada Januari 1976 oleh PLO terhadap orang-orang Maronit
dan pembantaian oleh Tel el-Zaatar Agustus 1976  oleh Palangis terhadap orang-orang
pengungsi-pengungsi Palestina.
Dua penyerbuan besar atas Lebanon oleh Israel (1978 dan 1982) mengakibatkan
tewasnya 20.000 orang, kebanyakan kaum sipil Lebanon dan Palestina. Jumlah korban
keseluruhan selama masa perang saudara ini di perkirakan sampai 150.000 orang.
Perang itu juga menambah jumlah imigran Lebanon yang eksodus ke luar negeri di
mana hingga saat ini diperkirakan mencapai 14 juta jiwa.
Pada tahun 1989 semua wakil kekuatan politik, partai dan sekte keagamaan sepakat
mengadakan rekonsiliasi nasiaonal yang di kenal dengan “Taif Agreement” di bawah sponsor
Saudi Arabia dan Suriah.
Dengan Taif Agreement perang saudara berakhir.  Kehidupan berpolitik dan
bernegara diatur dengan formulasi baru berdasarkan konstitusi yang mengalami perubahan
yang disepakati dalam rekonsiliasi nasional.

B. KRISIS TELUK 1 (1980-1988)

Perang Teluk I adalah bentuk konfrontasi politik dan militer yang melibatkan Irak dan
Iran. Perang ini berlangsung pada tahun 1980 hingga 1988 di kawasan Teluk Persia. Oleh
karena itu, perang antara Irak dan Iran sering disebut sebagai Perang Teluk I. Terjadinya
Perang Teluk I antara Irak dan Iran disebabkan oleh adanya masalah yang kompleks dan
saling berkaitan antara kedua Negara. Beberapa faktor yang menjadi latar belakang Perang
Teluk I, yaitu: Adanya konflik antara etnis Arab (Irak) dan etnis Persia (Iran) Konflik antara
mazhab Sunni (Irak) dan Syiah (Iran) Pengaruh konflik sejarah kedinastian besar Islam antara
dinasti Umayyah dan Abasiyyah Presiden Irak (Saddam Husein) menentang Revolusi Islam
di Iran karena dianggap dapat menyebabkan instabilitas ekonomi dan politik di Irak Sengketa
wilayah perbatasan negara antara Irak dan Iran.

Kronologi
Perang Teluk I diawali dengan invasi pasukan Baghdad (Irak) ke wilayah Iran pada
22 September 1980. Dalam buku Bara Timur Tengah (1991) karya M Riza Shihbudi,
sengketa perbatasan dan instabilitas politik Iran mendorong Saddam Hussein untuk
melancarkan invasi ke wilayah Khuzestan yang merupakan lumbung minyak Iran.
Presiden Iran Ayatullah Khomeini membalas serangan Irak dengan mengerahkan ratusan ribu
relawan dan tentara veteran. Dengan pasukan tersebut ia mampu menyudutkan pasukan Irak
dan membalikkan keadaan Perang Teluk I.
Dalam Perang Teluk I, Irak mendapatkan dukungan dari Arab Saudi, Kuwait, Eropa
dan Amerika Serikat. Di sisi lain, Iran juga mendapatkan dukungan dari negara Timur
Tengah seperti Suriah, Libia dan Yaman Selatan. Pada tahun 1982, perang antara Irak dan
Iran mengalami kebuntuan. Kedua belah pihak mampu saling menggagalkan serangan satu
sama lain di wilayah perbatasan.
Pada perkembangannya, Ayatullah Khomeini berusaha untuk terus melanjutkan
perang dan meruntuhkan rezim Saddam Hussein di Irak. Namun usahanya mengalami
kegagalan yang disebabkan oleh kuatnya pertahanan dari pasukan Irak. Serangan-serangan
pasukan infanteri Iran dengan mudah dihalau oleh kekuatan udara Irak yang superior.

Dampak Perang Teluk 1


Perang Teluk I berakhir ketika Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang
berisi tuntutan gencatan senjata antara Irak dan Iran. Pada 17 Juli 1988, Irak dan Iran
menyetujui resolusi PBB dan secara resmi Perang Teluk I berakhir.
Perang Teluk I membawa dampak yang besar bagi aspek sosial, ekonomi dan politik
masyarakat internasional, contohnya ialah Menyebabkan fluktuasi harga minyak dunia.
Terjadinya krisis politik dan sosial di kawasan Timur Tengah, Terganggunya pelayaran
internasional di kawasan Teluk Persia dan Menyebabkan kerugian sekitar 300.000.000.000
Dollar Amerika Serikat

C. KRISIS TELUK II (1990-1991)


Pasca Perang Teluk I (1980-1988), kawasan Teluk Persia kembali bergejolak
dengan pecahnya Perang Teluk II. Perdamaian negara-negara kawasan Teluk Persia
hanyalah sebatas imaji dari masyarakat di kawasan tersebut. Perang Teluk II
berlangsung pada tahun 1990-1991. Perang ini berawal dari upaya invasi dan aneksasi
Irak atas Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990. Pada perkembangannya, Perang Teluk
II menjadi konflik antara Irak dan Amerika Serikat untuk mewujudkan ambisi
ekonomi dan politis di kawasan Timur Tengah. Dalam buku Sejarah Timur Tengah
Jilid 2 (2013) karya Isawati, Perang Teluk I memberi dampak yang luar biasa bagi
kondisi ekonomi dan politik Irak. Pasca Perang Teluk I, Irak mengalami krisis
ekonomi dan politik yang disebabkan oleh utang luar negeri. Baca juga: Peristiwa
Perang Teluk I (1980-1988) .
Beberapa faktor yang menjadi latar belakang terjadinya Perang Teluk II,
sebagai berikut:
 Utang luar negeri Irak yang besar terhadap negara-negara penghasil minyak di
Timur Tengah,
 Kekecewaan Saddam Husein (Presiden Irak) terhadap negara-negara Timur
Tengah yang dulu pernah beraliansi dengan Irak saat Perang Teluk I,
khususnya Uni Emirat Arab dan Kuwait,
 Anjloknya harga minyak dunia karena adanya pelanggaran kebijakan OPEC
yang dilakukan oleh Kuwait dan Uni Emirat Arab. Hal tersebut memperberat
kondisi ekonomi Irak sebagai negara yang bergantung pada penghasilan dari
ekspor minyak.
 Ambisi Saddam Husein untuk menjadi pemimpin dunia Arab.

Kronologi
Perang Teluk II Irak mulai melakukan invasi terhadap Kuwait pada 2 Agustus
1990 dengan mengerahkan 100.000 personel, 2.000 tank dan beberapa pesawat jet
penyerbu. Irak hanya membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menguasai
seluruh wilayah Kuwait. Invasi Irak menyebabkan timbulnya korban jiwa dari
masyarakast sipil serta kerusakan bangunan yang masif di Kuwait. Dalam buku
Bara Timur Tengah (1991) karya M Riza Shihbudi, Perang Teluk II
mengharuskan Keluarga Emir (Presiden) Kuwait dan sekitar 300.000 masyarakat
Irak mengungsi ke Arab Saudi. Invasi Irak terhadap Kuwait mendapatkan
kecaman dari dunia internasional. PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa
melakukan beberapa tindakan seperti membekukan kekayaan Irak, embargo
senjata internasional terhadap Irak, serta memutuskan hubungan ekonomi dengan
Irak. Pada 29 November 1990, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi
yang menuntut Irak untuk keluar dari Kuwait.
Namun, tuntutan tersebut tidak diindahkan oleh Irak. Pada tanggal 17 Januari
1991, pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat membombardir instalasi
pemerintah dan militer Irak. Penyerangan terhadap Irak terus berlangsung hingga
28 Februari 1991. Pada tanggal tersebut, kekuatan militer Irak sudah mencapai
batasnya dan Saddam Husein menyetujui gencatan senjata. Baca juga: Sejarah
Runtuhnya Yugoslavia Dampak Perang Teluk II Perang Teluk II membawa
dampak negatif bagi Irak dan beberapa negera Timur Tengah.
Berikut beberapa dampak Perang Teluk II
 Irak dikucilkan diseluruh sektor kehidupan Internasional
 Adanya upaya penggulingan pemerintahan Saddam Husein oleh organisasi
 Tersendatnya ekonomi Kuwait karena kehancuran tambang minyak
 Memanasnya iklim politik di kawasan Timur Tengah, seperti Palestina dan
Mesir

KATA PENUTUP

Demikianlah hasil dari makalah yang telah kami buat, semoga dengan terbentuknya
makalah ini, kami dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada semua orang yang
membacanya. Kami juga berharap bahwa dengan terbentuknya makalah ini, semua orang
yang membutuhkan bahan-bahan yang terkait dengan Sejarah Pergolakan Lebanon menjadi
tertolong dan tidak kesulitan dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.
Makalah ini kami persembahkan bagi berkembangnya struktur pendidikan. Semoga apa
yang tertulis di dalam makalah ini selalu abadi dan memberikan berkah yang tiada hentinya
dalam kehidupan kita bersama 
Terima kasih atas segala pihak yang telah membantu terbentuknya makalah ini.
Semoga bantuan anda sekalian tidak sia-sia. 

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai