PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SNVT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN JAWA TENGAH
KEGIATAN PEMBINAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Jalan S. Parman No. 18 Semarang, Telepon (024) 841 5733, Faksimile (024) 841 5733, E‐mail : pbljateng@gmail.com
Ke Semarang
DS. SODITAN
DS. DOROKANDANG
DS. KARANGTURI
REMBANG
DS. SUMBERGIRANG
DS. BABAGAN SEMARANG
SEGMEN 3
SEGMEN 2
SEGMEN 1
KAWASAN PERENCANAAN
Bangunan Kolonial Masjid Jami Lasem
Era Perkembangan Permukiman Era Belanda Pusat pembuatan kapal dan markas Jepang
Permukiman baru Rel kereta api dan galangan kapal telah dibangun selama Perang Dunia II Sumber: Arsitektur Tradisional Tionghoa Dan Perkembangan Kota, 2010
DATA DAN HASIL SURVEY
PERUNTUKAN LAHAN
POLA RUANG
ANALISIS TINGKAT KOTA ANALISA JARINGAN PERGERAKAN ANALISA DAYA DUKUNG FISIK LINGKUNGAN
Pusat Batik
ANALISIS TINGKAT WILAYAH SEKITAR KAWASAN ANALISA KAWASAN PRESERVASI & KONSERVASI ANALISA DAYA DUKUNG PRASARANA & UTILITAS
VISI MISI
VISI:
TERWUJUDNYA “LASEM SEBAGAI KOTA PUSAKA DUNIA”
MISI:
1. Membuat ruang warisan sejarah dengan mengembangkan pusat –
pusat awal mula terbentuknya lasem
2. Menciptakan tema tik kawasan
3. Menggabungkan 3 titik utama kawasan
4. Revitalisasi kawasan alun-alun
5. Pengaturan kawasan permukiman pecinan
6. Heritage stasion kereta api
7. Revitalisasi sungai
POTENSI (MANFAAT)
1. Terdapat 3 kawasan utama yang dapat di kembangkan (hindu-islam,
tiong hoa, kolonial)
2. Alun – alun (awal mula pertumbuhan lasem)
3. Station kereta api (ditetapkan heritage)
4. Kawasan pecinan sudah tumbuh (kawasan batik, rumah merah &
pasar)
5. Salah satu pusat perkembangan islam (banyaknya pesantren)
6. Ekonomi yang sangat tumbuh pesat (pasar di alun-alun)
KONSEP JALAN LOOP KONSEP GATE
MASALAH (ISSUE)
1. Gerbang kawasan tidak jelas
2. Tidak mempunyai pusat kawasan (alun-alun hilang)
3. Jalan utama krodit (kendaraan besar melintas tengah kota)
4. Tidak ada penataan alun-alun (kacau / semrawut)
5. Alih fungsi lahan & tata fisik lingkungan (bangunan cagar budaya
mulai berubah)
6. Sungai tidak tertangani (sedimen & tertutupi bangunan)
7. Dampak lingkungan (sampah, drainase & air kotor)
8. Sosial budaya (tidak ada ruang interaksi)
KONSEP
(SKENARIO & IDE DESAIN)
Jalan Lingkar
Pedestrian
MASTERPLAN
Pasar/kios
Gerbang
Nodes
Land Mark
Pedestrian
Ritual Path
Pohon
Parkir
PERUNTUKAN LAHAN
2 1
SEGMEN 1
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our
computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.
POTONGAN A-A
2 1
SEGMEN 2
POTONGAN 1-1
SEGMEN 2
DESIGN INTERVENTIONS SEGMEN 3
2 1
SEGMEN 3
PENATAAN LANSEKAP
POTONGAN 3-3
SEGMEN 3
3. ANALISIS DAMPAK PUSAKA
(ANDAP) & INDIKASI PROGRAM
PENILAIAN DAMPAK PUSAKA
AKSEPTIBILITAS DAMPAK THD DAPAT DITERIMA dengan MITIGASI DAPAT DITERIMA DAPAT DITERIMA
ATRIBUT PUSAKA
ANALISIS DAMPAK PUSAKA INDIKASI PROGRAM
SEGMEN 1
SEGMEN 1
BANGUNAN Sedang Perubahan pada 30% - 50% atribut historis bangunan seperti perubahan signifikan pada atribut asli 1. Penataan Alun-Alun a. Penataan Pedestrian
Perubahan yang signifikan pada setting (pengaturan) bangunan bersejarah b. Street Furniture
Pemanfaatan kembali bangunan dengan fungsi yang berbeda hingga muncul perubahan material tata ruang dalam c. Perbaikan Infrastruktur Jalan
Penambahan bangunan baru / detail / elemen 30% - 50% d. Penataan Lansekap
Penambahan fasilitas servis (penghawaan, pemipaan, pencegah kebakaran) yang mengubah visual (40%-50%) dan tidak
2 Penataan Kawasan permukiman a. Penataan Pedestrian
tertanam (tidak dan perlu pembongkaran) desa karangtur dan sekitar b. Penataan Street Furniture
LANSEKAP Sedang Perubahan sedang pada karakter lansekap historis kawasan masjid jami lasem c. Perbaikan Infrastruktur Jalan
Sedikit 30%-60% pada atribut lansekap d. Penataan Lansekap
e. Penataan jaringan air bersih dan air limbah
Perbedaan kebisingan dan kualitas suara yang dapat dikenai / disadari
Perubahan besar pada fungsi atau akses 3 Penataan Pasar a. Penataan Pedestrian
Perubahan pada pola sosial kemasyarakatan tetapi tidak besar akan tetapi dikenai b. Perbaikan Infrastruktur Jalan
Perubahan sistem lingkungan c.
d.
Penataan Lansekap
Penataan jaringan air bersih dan air limbah
VISUAL Sedang Perubahan visual pada banyak aspek lansekap bersejarah (30% - 50%)
ARKEOLOGIS Sedang Restorasi skala sedang 4. Penataan Utilitas
Pembangunan baru disekitar benda arkeologis untuk tujuan pengembangan potensi benda arkeologis
TAK RAGAWI Sedang Perubahan sebagian pada kegiatan masyarakat lokal
Perubahan gaya hidup pada masyarakat di kawasan pusaka 5 Penataan Landscape
Perubahan sebagian pada kegiatan ekonomi eksisting
6 Penataan Infrastruktur
SEGMEN 2
BANGUNAN Kecil Perubahan pada < 30% atribut historis
Perubahan kecil pada atribut bangunan yang memiliki dampak sedikit mungkin pada atribut
SEGMEN 2
LANSEKAP Sedang Perubahan sedang pada karakter lansekap historis 1 Penataan sungai a. Penataan Pedestrian
Sedikit 30%-60% pada atribut lansekap b.
c.
Penataan Street Furniture
Perbaikan Infrastruktur Jalan
Perbedaan kebisingan dan kualitas suara yang dapat dikenai / disadari d. Penataan Lansekap
Perubahan besar pada fungsi atau akses
Perubahan pada pola sosial kemasyarakatan tetapi tidak besar akan tetapi dikenai 2. Penataan kawasan permukiman a. Penataan Pedestrian
Perubahan sistem lingkungan pecinan lama daerah lawang ombo b.
c.
Penataan Street Furniture
Perbaikan Infrastruktur Jalan
VISUAL Sedang Perubahan visual pada banyak aspek lansekap bersejarah (30% - 50%) d. Penataan Lansekap
ARKEOLOGIS Sedang Restorasi skala sedang e. Penataan jaringan air bersih dan air limbah
Pembangunan baru disekitar benda arkeologis untuk tujuan pengembangan potensi benda arkeologis
TAK RAGAWI Sedang Perubahan sebagian pada kegiatan masyarakat lokal
Perubahan gaya hidup pada masyarakat di kawasan pusaka SEGMEN 3
Perubahan sebagian pada kegiatan ekonomi eksisting
1. Penataan Stasiun a. Penataan pedestrian
b. Penataan street furniture
SEGMEN 3 c. Perbaikan infrastruktur jalan
BANGUNAN Sedang Perubahan pada 30% - 50% atribut historis bangunan seperti perubahan signifikan pada atribut asli d. Penataan Lansekap
Perubahan yang signifikan pada setting (pengaturan) bangunan bersejarah
Pemanfaatan kembali bangunan dengan fungsi yang berbeda hingga muncul perubahan material tata ruang dalam
Penambahan bangunan baru / detail / elemen 30% - 50%
Penambahan fasilitas servis (penghawaan, pemipaan, pencegah kebakaran) yang mengubah visual (40%-50%) dan tidak
tertanam (tidak dan perlu pembongkaran)
LANSEKAP Sedang Perubahan sedang pada karakter lansekap historis
Sedikit 30%-60% pada atribut lansekap
Perbedaan kebisingan dan kualitas suara yang dapat dikenai / disadari
Perubahan besar pada fungsi atau akses
Perubahan pada pola sosial kemasyarakatan tetapi tidak besar akan tetapi dikenai
Perubahan sistem lingkungan
VISUAL Sedang Perubahan visual pada banyak aspek lansekap bersejarah (30% - 50%)
ARKEOLOGI Sedang Restorasi skala sedang
S Pembangunan baru disekitar benda arkeologis untuk tujuan pengembangan potensi benda arkeologis
TAK RAGAWI Besar Perubahan total pada kegiatan masyarakat lokal
Perubahan besar pada kegiatan ekonomi eksisting
4. GAGASAN & LANGGAM DESAIN
KAWASAN PRIORITAS DED
RENCANA DESAIN KAWASAN PRIORITAS DED
Penataan pedestrian
Penataan Drainase /
Utilitas
Penataan plaza diarea masjid Penataan plaza / alun - alun
KAWASAN PRIORITAS DED LOKASI : MASJID JAMI’ LASEM LOKASI : ALUN - ALUN
SITE ALUN-ALUN DAN MASJID
Pohon Palem
eksisting depan
Masjid Jami’Lasem
3 Alun-alun
M enggunakan
langgam arsitektur Menggunakan langgam Hindu Æ Islam meru (cella)
jawa, dengan - Atap meru, ruang keramat (cella) dan tiang
ornamen guru yang melingkupi ruang cella
segitiga berjajar - M eru merupakan ciri khas atap bangunan
(gigi balang) suci
- M enggunakan
- Pengeret, balok yang
langgam arsitektur
berfungsi sebagai
jawa
penghubung dan
- pintu dibuat lebih
stabilisator (penopang)
rendah diharapkan
ujung-ujung tiang
agar seseorang yang
- M enjadi pusat bertumpu
melewatinya
dan penghubung blandar
menghormati tuan
rumah serta agar lebih
rendah hati
APLIKASI FILOSOFI LANGGAM
Menggunakan langgam Hindu Æ Islam meru (cella)
PASAR
- Atap meru, ruang keramat (cella) dan tiang
guru yang melingkupi ruang cella
- M eru merupakan ciri khas atap bangunan
suci
- Bentuk atap yang bertingkat dan mengecil
ke atas merupakan lambang vertikalitas
PASAR
dan orientasi kekuasaan ke atas
Menggunakan langgam Cina
- Bangunan yang dianggap paling suci dan
Ngan Shan dan penting memiliki tingkat atap paling
banyak dan paling tinggi
1. RENCANA KAWASAN
ISU KAWASAN RENCANA SOLUSI MANFAAT RENCANA
PENATAAN
INFRASTRUKTUR JALAN
PENATAAN PEDESTRIAN &
PENGATURAN PKL
PENGATURAN
TRANSPORTASI
PENATAAN JALAN
PENATAAN PEDESTRIAN
PENGATURAN
TRANSPORTASI UMUM
TITIK NODE-NODE
KAWASAN
PENENTUAN LETAK
SHELTER/HALTE
ISU & PRIORITAS PENANGANAN PENATAAN KAWASAN
PENATAAN AREA PARKIR DAN KAWASAN KAI
PENATAAN
INFRASTRUKTUR JALAN
PENATAAN PEDESTRIAN
PENGATURAN
TRANSPORTASI
PENATAAN PARKIR
PENATAAN SEMPADAN
SUNGAI
RENCANA POLA RUANG
RENCANA STRUKTUR PLAN
NO PERUNTUKAN LAHAN
1 Kawasan Pendidikan
2 Bangunan Konservasi
3 Permukiman Kepadatan Rendah
4 Permukiman Kepadatan Tinggi
5 Ruang Terbuka
6 Perdagangan dan Jasa
7 SPU Pendidikan
8 SPU Kesehatan
9 Bangunan Konservasi
10 Alun-alun
RENCANA STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN SEGMEN 1
Pusat Informasi
Bangunan Pusaka
SPU Pendidikan
Permukiman Jawa
Permukiman Cina
RENCANA STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN SEGMEN 2
Permukiman Jawa
Permukiman Cina
Permukiman Jawa
Bangunan Pusaka
Permukiman Cina
Permukiman Cina
Permukiman Jawa
RENCANA STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN SEGMEN 3
Permukiman Cina
Permukiman Jawa
SPU Transportasi
Bangunan Pusaka
Permukiman Jawa
SPU Kesehatan
Permukiman Cina
RENCANA INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
RENCANA INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
1. KAWASAN TERBANGUN & FUNGSI BANGUNAN
Pusat Informasi
KDB =60 %
SPU Transportasi
KDB =60 % Perdagangan Dan Jasa
KDB =60 %
Permukiman PJKA
KDB =60 %
Bangunan Pusaka
SPU Kesehatan KDB =60 %
KDB =60 %
Permukiman Jawa
KDB =50 %
SPU Pendidikan
KDB =60 %
KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB) SEGMEN 1
Permukiman Jawa
Bangunan Pusaka
KDB =50 %
KDB =60 %
Permukiman Jawa
KDB =50 %
Permukiman Cina
KDB =60 %
KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB) SEGMEN 2
Permukiman Jawa
KDB =50 %
Permukiman Cina
KDB =60 %
Permukiman Jawa
KDB =50 %
Bangunan Pusaka
KDB =60 %
Permukiman Cina
KDB =60 %
Permukiman Cina
KDB =60 %
Permukiman Jawa
KDB =50 %
Perdagangan Dan Jasa
Permukiman PJKA KDB =60 %
KDB =60 %
SPU Transportasi
KDB =60 % Bangunan Pusaka
KDB =60 %
Permukiman Jawa
KDB =50 %
SPU Kesehatan
KDB =60 %
Permukiman Cina
KDB =60 %
Hubungan KLB dan kepadatan penduduk
3. KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB)
Permukiman Cina
KLB =1,2
Perdagangan Dan Jasa
KLB =1,8 Permukiman Jawa Hubungan KLB dan ketinggian bangunan
KLB =1 Contoh
Pusat Informasi
KLB =1,2
SPU Transportasi
KLB =1,2 Dengan angka KLB yang sama bisa diperoleh
berbagai kemungkinan ketinggian bangunan,
tergantung angka KDB dan bentuk bangunan.
Bangunan Pusaka
SPU Kesehatan KLB =1,2
KLB =1,2
Permukiman Jawa
KLB =1
SPU Pendidikan
KLB =1,2
lantai bangunan
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB) SEGMEN 1
Permukiman Jawa
Bangunan Pusaka
KLB =1
KLB =1,2
Permukiman Jawa
KLB =1
Permukiman Cina
KLB =1,2
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB) SEGMEN 2
Permukiman Jawa
KLB=1
Permukiman Cina
KLB =1,2
Permukiman Jawa
KLB =1
Bangunan Pusaka
KLB =1,2
Permukiman Cina
KLB =1,2
Permukiman Cina
KLB=1,2
Permukiman Jawa
KLB =1
Perdagangan Dan Jasa
Permukiman PJKA KLB =1,8
KLB =0,6
SPU Transportasi
KLB =1,2 Bangunan Pusaka
KLB =1,2
Permukiman Jawa
KLB =1
SPU Kesehatan
KLB =1,2
Permukiman Cina
KLB =1,2
4. KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)
Permukiman Cina
KDH= 20 % daer ah hijau
Perdagangan Dan Jasa
KDH =20 % Permukiman Jawa
KDH =25 %
Pusat Informasi
KDH = 20 %
SPU Transportasi
KDH =20% Perdagangan Dan Jasa
KDH=20 %
Permukiman PJKA
KDH = 20 %
Bangunan Pusaka
SPU Kesehatan KDH = 20 %
KDH =20 %
Permukiman Jawa
KDH=25 %
SPU Pendidikan
KDH= 40 %
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH) SEGMEN 1
Permukiman Jawa
Bangunan Pusaka
KDH = 25 %
KDH = 20 %
Permukiman Jawa
KLB =1
Permukiman Cina
KDH=20 %
KOEFISIEN DASAR HIJAU ( KDH ) SEGMEN 2
Permukiman Jawa
KDH = 25 %
Permukiman Cina
KDH = 20 %
Permukiman Jawa
KDH = 25 %
Bangunan Pusaka
KDH = 20 %
Permukiman Cina
KDH = 20 %
Permukiman Cina
KDH = 20 %
Permukiman Jawa
KDH = 25 %
Perdagangan Dan Jasa
Permukiman PJKA KDH = 20 %
KDH = 20 %
SPU Transportasi
KDH = 20 % Bangunan Pusaka
KDH = 20 %
Permukiman Jawa
KDH = 25 %
SPU Kesehatan
KDH = 20 %
Permukiman Cina
KDH = 20 %
5. KOEFISIEN TAPAK BASEMENT (KTB)
Permukiman Cina
KTB=0
Perdagangan Dan Jasa
KTB=0 Permukiman Jawa
KTB=0 tapak besmen
Pusat Informasi
KTB=0
SPU Transportasi
KTB=0 Perdagangan Dan Jasa
KTB=0
Permukiman PJKA
KTB=0
Bangunan Pusaka
SPU Kesehatan KTB=0
KTB=0
Permukiman Jawa
KTB=0
SPU Pendidikan
KTB=0
KOEFISIEN TAPAK BASEMENT (KTB) SEGMEN 1
Permukiman Jawa
Bangunan Pusaka
KTB = 0
KTB = 0
Permukiman Jawa
KTB = 0
Permukiman Cina
KTB = 0
KOEFISIEN TAPAK BASEMENT (KTB) SEGMEN 2
Permukiman Jawa
KTB = 0
Permukiman Cina
KTB = 0
Permukiman Jawa
KTB = 0
Bangunan Pusaka
KTB = 0
Permukiman Cina
KTB = 0
Permukiman Cina
KTB = 0
Permukiman Jawa
KTB = 0
Perdagangan Dan Jasa
Permukiman PJKA KTB = 0
KTB = 0
SPU Transportasi
KTB = 0 Bangunan Pusaka
KTB = 0
Permukiman Jawa
KTB = 0
SPU Kesehatan
KTB = 0
Permukiman Cina
KTB = 0
Contoh
6. TRANSFER OF DEVELOPMENT RIGHT
arkade arkade
Disinsentif pengembangan adalah kondisi kerugian yang dialami oleh pemilik lahan yang tidak Bagi bangunan yang memenuhi anjuran membuat arkade
bersedia mewujudkan tata bangunan dan lingkungan sesuai dengan anjuran, di luar yang dapat digunakan oleh umum, diberikan insentif
ketentuan yang bersifat wajib. berupa pembebasan luas arkade dari perhitungan KLB
(arkade tidak dihitung dalam KLB)
Sistem insentif pengembangan yang terkait dengan intensitas pemanfaatan lahan adalah:
Insentif luas bangunan: Insentif yang terkait dengan KLB, diberikan apabila bangunan INSENTIF LANGSUNG
gedung terbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas
lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak
diperhitungkan dalam KLB.
Insentif langsung: Insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai maksimum bagi
bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi
lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka
umum, dan fasilitas umum.
• Pengaturan Blok Lingkungan
• pengaturan kaveling
• garis sempadan
• Orientasi bangunan
• Pengelolaan massa Bangunan
RENCANA TATA LETAK BANGUNAN SEGMEN 1
• Pengaturan Blok Lingkungan
• pengaturan kaveling
• garis sempadan
• Orientasi bangunan
• Pengelolaan massa Bangunan
RENCANA TATA LETAK BANGUNAN SEGMEN 2
• Pengaturan Blok Lingkungan
• pengaturan kaveling
• garis sempadan
• Orientasi bangunan
• Pengelolaan massa Bangunan
RENCANA TATA LETAK BANGUNAN SEGMEN 3
• Pengaturan Blok Lingkungan
• pengaturan kaveling
• garis sempadan
• Orientasi bangunan
• Pengelolaan massa Bangunan
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
KEY PLAN
PARSIAL JALAN
KEY PLAN
PARSIAL JALAN
KEY PLAN
PARSIAL JALAN
RENCANA UMUM INFRASTRUKTUR DAN UTILITAS
RENCANA SISTEM SIRKULASI & JALUR PENGHUBUNG
1. RENCANA SIRKULASI KENDARAAN UMUM
• Pengalihan Rute angkutan berat
(truk berat, bus AKAP) ke jalan
lingkar rembang - lasem
• Pengaturan sirkulasi angkutan
umum (bus AKDP & Angkot/
Angkutan Perdesaan, truk ringan
& sedang) di jalan arteri dan
Kolektor
• Pengaturan Sirkulasi Kendaraan
Khusus Wisata Informal
Setempat/ Tradisional (dokar,
becak, sepeda)
= Ren. Sirkulasi Kendaraan Umum Informal Setempat di Jalan Arteri Primer dan Kolektor (2 Arah)
= Renc. Sirkulasi Kendaraan Wisata/ Informal Setempat di Jalur Ritual Path (1 Arah)
= Ren. Sirkulasi Kendaraan Umum Informal Setempat di Jalan Arteri Primer dan Kolektor (2 Arah)
= Renc. Sirkulasi Kendaraan Wisata/ Informal Setempat di Jalur Ritual Path (1 Arah)
• Penyediaan halte
• Pemanfaatan terminal
yang ada
• Penyediaan fasilitas
perpindahan moda dari
kendaraan pengunjung ke
moda khusus wisata
= Terminal Eksisting
= Rencana Fasilitas Transit Terpusat dari Kendaraan Pengunjung ke Kendaraan wisata khusus
= Rencana Halte
= Rencana Fasilitas Transit Area Pasar
= Sirkulasi Kendaraan Angkutan Penumpang
6. RENCANA PERGERAKAN PEJALAN KAKI
RENCANA LANSEKAP
RUANG TERBUKA
RENCANA TATA KUALITAS LINGKUNGAN
RENCANA TITIK LAMPU
LAMPU JALAN
RENCANA SITE MAP
SITE MAP
RENCANA HALTE
3D PRESPEKTIF
HALTE
TAMPAK ATAS
ALUN - ALUN
Area square banyak menggunakan area pedestrian dengan pohon dan area
lawn dengan pohon.
Jenis tanaman yang digunakan :
• Pohon peneduh
• Pohon hias
• Tanaman perdu
• Tanaman hias di air (teratai, dll)
RENCANA LANSEKAP
(POHON TREMBESI PER 12,5m)
PERDU
2 2
Potongan Jalan Arteri Primer/ Jl. Rembang - Tuban (ROW 20)
Potongan Jalan Kolektor/ Jl. Jatirogo (ROW 15)
Potongan Jalan Lokal (ROW 8 - 12)
Potongan Jalan Lingkungan (ROW 8)
1 Sumber Air • Peningkatan kualitas air minum PDAM sesuai persyaratan • PDAM
Minum (Potable) • Pengembangan IPA baru dari potensi sumber air yang ada
2 Sumber Air • Pengembangan penampungan air hujan (PAH) • Masyarakat
Alternatif • Pemanfaatan dan pengembangan sumur gali untuk kebutuhan air • Swasta = Deliniasi Kawasan RTBL
non minum (non potable) = Jaringan Pipa Induk PDAM
3 Perpipaan PDAM • Rehabilitasi jaringan perpipaan yang mengalami kerusakan dan • PDAM = Jaringan Pipa Cabang
dipasang pada tempat yang tidak semestinya
• Penyediaan Box Utilitas disisi jala n arteri primer, kolektor dan lokal
3. RENCANA SISTEM JARINGAN AIR LIMBAH
Permukiman, Fasum-
1 Tangki Septik Komunal 20 – 60 KK/unit Masy arakat
fasos
2 Perdagangan Jasa Tangki Septik Komunal 5 – 10 bangunan Sw asta
Industri Batik, Fasilitas Masy arakat,
3 IPAL Indiv idual Tiap unit bangunan
Kesehatan Sw asta
= Area Pengembangan Tangki Septik Komunal
= Area Pengembangan IPAL Individual
Tipikal Aplikasi Penggunaan Tangki Septik Bersama (Komunal) Gambar Tipikal Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
4. RENCANA SISTEM JARINGAN PERSAMPAHAN
Gambar Tipikal
Gambar Tipikal TPS Motor Sampah
5. RENCANA SISTEM JARINGAN LISTRIK
Gambar Tipikal PJU Gambar Tipikal Jaringan Listrik Bawah Tanah (Box Utility)
dengan Solar Cell
6. RENCANA SISTEM JARINGAN TELEPON
Gambar Tipikal Jaringan Telepon Kabel Bawah Tanah (Box Utility) = Deliniasi Kawasan RTBL
= Tower BTS
PANDUAN RANCANGAN INFRASTRUKTUR DAN UTILITAS
ATURAN WAJIB
Sistem Jaringan Jalan
KOMPONEN KETENTUAN KETERANGAN
2. Sistem Pelayanan • Mewujudkan kemandirian dan • Pengembangan Jalan Lingkar Rembang – Lasem (untuk pengalihan
menciptakan lingkungan binaan yang beban kendaraan berat)
ramah bagi semua orang, termasuk
• Penataan Jalan & Pedestrian Koridor Jalan Arteri & Kolektor
penyandang cacat dan lansia
• Aksesibilitas kawasan memberikan • Pengaturan Area Persimpangan Alun-alun
kemudahan dan menerus • Penataan Rambu Penyeberang Jalan
• Mempertimbangkan keselamatan dan
kenyamanan pengguna • Penataan Prasarana Pelengkap Jalan (Lampu Penerangan,
• Penyediaan fasilitas yang memadai untuk Landscape Jalan)
kegunaan pengguna • Pembangunan Jembatan untuk Ritual Path
• Penataan & Peningkatan Perkerasan Jalan Lokal
• Penataan & Peningkatan Perkerasan Jalan Lingkungan
3. Sarana Prasarana • Signage seperti rambu, jalur pemandu • Dengan desain yang mempertimbangkan penyandang cacat
• Perabot jalan (street furniture) seperti
bangku jalan, kotak sampah, lampu
pedestrian dll
Sistem Jaringan Air Bersih
KOMPONEN KETENTUAN KETERANGAN
1. Acuan Perencanaan • Peraturan Menteri PU No.18 / PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum
• Kualitas Air Baku : Keputusan Menteri Kesehatan
07/MENKES/SK/VII/2002
2. Sumber air • Berasal dari suplai air bersih PDAM • Difungsikan sebagai air minum
• Penampungan air hujan • Difungsikan sebagai air non minum
• Harus memenuhi persyaratan yaitu kontinuitas dan • Harus diambil terus menerus, fluktuasi debit relatif
kualitas tetap, baik musim kemarau maupun hujan
• Tidak mengandung zat kimia berbahaya
• Tidak berasa, berwarna dan berbau
• Dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, tanpa
mengalami kesulitan untuk mendapatkannya
3. Produksi • Dilakukan dengan perpipaan PDAM • Dilakukan melalui penyampungan jaringan pipa induk
PDAM terdekat
• Penampungan air hujan • Air hujan ditampung dalam tangki atau tong
penampungan melalui pipa atau saluran air hujan dan
kemudian dapat diolah dengan potable water treatment
atau langsung digunakan.
4. Jaringan distribusi • Jaringan perpipaan PDAM yang terdiri dari pipa cabang • Menggunakan sistem perpipaan dialirkan secara
dan pipa distribusi gravitasi
• Jaringan pipa air bersih dipasang dalam tanah pada
sisi jalan
• Pipa cabang untuk mendistribusikan air dari pipa induk
menuju kawasan perencanaan
• Pipa distribusi untuk mendistribusikan air dari pipa
cabang menuju area pelayanan
Sistem Jaringan Air Kotor atau Air Limbah
KOMPONEN KETENTUAN KETERANGAN
1. Acuan Perencanaan • SK SNI T-07-1989-F tentang Petunjuk Teknis
Pembuaatan Tangki Septik
• SK SNI T-09-1998-F tentang Petunjuk Teknis Pembuatan
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
• Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2001 dan 2011
2. Sistem Pengelolaan • Menggunakan pengelolaan sistem individu atau setempat • Untuk area industri (batik)
• Menggunakan pengelolaan sistem komunal setempat • Untuk area permukiman, area perdagangan dan jasa
3. Jaringan dan prasarana • Perpipaan • Berbentuk bulat/oval, bahan pipa beton, PVC atau besi
dan baja
• Terdiri dari pipa persil diameter min.4”, pipa cabang
dan induk
• Syarat-syarat pengaliran • Pengaliran harus mengalir secara gravitasi
• Kemiringan saluran minimal 2%
Permukiman, Fasum-
1 Tangki Septik Komunal 20 – 60 KK/unit Masy arakat
fasos Gambar Tipikal Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
2. Sistem dan Jaringan • Sistem drainase kawasan menggunakan sistem • Meliputi seluruh jaringan drainase mulai dari tangkapan air
grafitasi terkecil sampai pembuangan akhir (sungai)
• Layout jaringan drainase sesuai nomenklatur • Semua aliran air permukaan (run off) harus ditangkap oleh
jaringan mulai dari jaringan tersier sampai saluran drainase
pembuangan utama • Run off tidak diijinkan liar sehingga menggenangi kawasan,
jalan dan lahan di bawahnya
• Menggunakan bahan beton pra cetak berbrntuk U atau
trapesium
2 Pengembangan saluran tersier 0,3 – 0,5 Pas. Bata, Sisi jalan lingkungan
Batu Kali dan jalan lokal
3 Pengembangan saluran skunder 0,6 - 1,0 Pas. Batu, Sisi jalan arteri primer,
tertutup U-ditch kolektor dan lokal
4 Penyediaan bangunan pelengkap: Beton, Saluran skunder disisi
- inlet, bak kontrol tiap jarak 5 m Pasangan jalan kolektor primer
- Lubang resapan tiap jarak 10 m batu, Pipa dan lokal
Gambar Tipikal Sumur Resapan pada
PVC kapling bangunan
Sistem Jaringan Persampahan
KOMPONEN KETENTUAN KETERANGAN
1. Acuan Perencanaan • UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 tahun
2010 teentang Pengelolaan Persampahan
• SNI 19-245-4-2002 tentang Tata Cara Teknik
Operrasional Pengelolaan Sampah
2. Sistem Pengelolaan • Dilakukan dengan metode 3R : Reduce, • Mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah
Reuse dan Recycle mulai dari sumber
4. Prasarana dan Sarana • Tempat sampah area pemukiman • Dapat berbentuk kotak, kontainer atau tong, bersifat tertutup
• Bersifat ringan, tidak tetap dan mudah dipindahkan dan
dikosongkan
• Tempat sampah sepanjang jalan • Ditempatkan tiap jarak 50 meter di sisi jalan
• Dapat berbentuk kotak, kontainer atau tong, bersifat tertutup
• Bersifat ringan tidak tetap dan mudah dipindahkan dan
Sistem Jaringan Persampahan
KOMPONEN KETENTUAN KETERANGAN
• Prasarana dan sarana pengumpulan (berupa • Berukuran minimal 8 m3 sebanyak 3 unit
TPS) dan pemilahan • Terbuat dari pasangan batu bata, atau container
• Diletakkan di area yang mudah dalam pencapaian, berdekatan
dengan tempat pengolahan (composting)
• Prasarana pengolahan berupa tempat • Lokasi berdekatan dengan TPS dan jauh dari perumahan
pengomposan (composting)
• Sarana pengangkutan sisa sampah ke TPA • Kapasitas gerobak / motor sampah 1 m3
berupa gerobak atau motor sampah • Ritasi pemindahan 1 – 2 kali sehari
Sistem Jaringan Listrik
KOMPONEN KETENTUAN KETERANGAN
1. Acuan Perencanaan • SNI 04-0225-2000 tentang Peraturan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000)
TUJUAN :
1. Menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dokumen RTBL
2. Menjamin pemanfaatan investasi dan optimalisasi nilai investasi
3. Dapat menghindari terbengkalainya pembangunan karena investasi yang tidak berjalan semestinya
SISTEM RUANG Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik-aksesibilitas publik), yaitu ruang yang
TERBUKA & TATA karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pihak tertentu.
HIJAU Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi-aksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang
karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau
pihak tertentu.
Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang disebar pada ruang
terbuka publik.
Citra lingkungan yang akan dibentuk oleh ruang terbuka ini adalah memperkuat keberadaan
bangunan- bangunan secara visual.
TATA KUALITAS Informatif dan memberikan kemudahan orientasi, Kejelasan identitas, Konsistensi, Mewadahi
LINGKUNGAN keragaman fungsidan aktivitas, Penataan skala dan proporsi yang ramah pejalan kaki
Keseimbangan kawasan peencanaan dengan lingkungan sekitar
DRAFT PERATURAN BUPATI