BAB I
PENDAHULUAN
terungkap. Khususnya mengenai kisah tentang Jawa Tengah Kuno yang tertulis
Tengah. Dinasti Mataram Kuno dimunculkan secara tiba-tiba dengan mendapat porsi
sorotan sejarawan secara lebih luas di daerah Kedu Selatan dan sekitarnya sedangkan
bagian lain dari Jawa Tengah seakan-akan dibiarkan terlantar dalam kegelapan
meliputi seluruh wilayah yang ada di sekitar Batang. Peninggalan dari hasil temuan
peninggalan masa lampau sebagai bukti bahwa daerah ini mempunyai penghuni yang
ditemukan di Batang, baik lewat penemuan biasa secara kebetulan, penuturan tradisi
lisan maupun ekskavasi yang terancana oleh beberapa pihak menampakan gejala
bahwa daerah tersebut sejak jaman dahulu sudah memiliki masyarakat yang terikat
dalam tatanan kehidupan yang teratur serta layak masuk dalam tinjauan sejarah
Batang dalam upaya memupuk rasa kebanggaan serta memperkokoh jatidiri para
generasi muda adalah sangat penting, untuk mewujudkan harapan itu penulis
Batang, baik yang berupa Prasasti seperti : Prasasti Sojomerto, Prasasti Bendosari,
Prasasti Wuntit, Prasasti Kepokoh, Prasasti Banjaran dan Prasasti Indrokilo. Selain
benda temuan yang berupa Prasasti, ada juga peninggalan jaman Hindu berupa
mengingat waktu yang tersedia untuk menulis karya tulis ini untuk diikutsertakan
besar dalam mengungkap peran Kabupaten Batang sebagai “pembuka” atau pintu
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimanakah isi dari Prasasti Sojomerto dan Prasasti Kepokoh yang merupakan
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi dan pengetahuan bagi generasi muda dan pelajar, yang
yang layak dan patut untuk dilestarikan atau dikembangkan sebagai warisan
budaya bangsa.
Indonesia.
E. Tinjauan Teoritis
Kajian Prasasti
Sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini, perlu dibahas beberapa tinjauan
pengertian prasasti adalah piagam (yang tertulis pada batu, tembaga dan sebagainya).
Bakker berpendapat bahwa prasasti berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya
benda tinggalan masa lampau yang berbentuk tulisan, sebagai putusan resmi raja,
4
tertulis di atas batu, lontar, dan tembaga, yang dirumuskan menurut kaidah-kaidah
upacara (Bakker,1972: 10). Menurut Lisda Meyanti (dalam de Casparis, 1952) pada
skripsi yang berjudul Prasasti Panai, Prasasti merupakan bukti paling otentik dan
paling tua yang memberikan informasi bahwa Indonesia memasuki masa sejarah
sejak abad ke-5 Masehi. Prasasti tertua yang menjadi bukti dikenalnya budaya
Kajian Epigrafi
secara holistik. Kajian epigrafi yang digunakan penulis dalam penelitian ini
F. Metode Penelitian
sejarah. Metode penelitian sejarah terdiri atas empat langkah secara berurutan yaitu
Merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk mengumpulkan sumber data
yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam tahap ini penulis
serta mendapatkan penjelasan dari guru pembimbing yaitu Bapak Nurrochim, S.Pd.,
M.Hum. Selain dokumen foto, penulis juga mencari sumber dan informasi lisan
dengan melakukan wawancara kepada juru pelihara prasasti Sojomerto yaitu Ibu
Nariyah. Untuk melengkapi karya ini penulisan mencari sumber dari buku-buku
sejarah yang terkait dengan tema yang di tulis dalam karya ini.
2. Verivikasi ( Kritik )
Merupakan tahap pemilihan atau penilaian informasi yang didapat dari berbagai
akan diangkat atau dibahas kembali untuk diberikan kepada masyarakat umum.
3. Interpretasi ( Penafsiran )
Merupakan tahap menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga
fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat
Merupakan proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam pembuatan karya ilmiah ini terdiri atas 4 bab secara
berurutan yaitu :
6
Bab III Belajar dari Prasasti Sojomerto dan Prasasti Kepokoh sebagai