Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

BIOGRAFI ISKANDAR ZAKARIA: BUDAYAWAN DARI TANAH SAKTI SUNGAI PENUH ( KERINCI )

OLEH RINA DESTARIZA 09020026

JURUSAN SEJARAH STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013

BIOGRAFI ISKANDAR ZAKARIA : BUDAYAWAN DARI TANAH SAKTI SUNGAI PENUH ( KERINCI )

A. Latar Belakang Masalah

Iskandar Zakaria adalah budayawan yang berasal dari Kerinci. Beliau terkenal dengan Al-Quran sepanjang 2 Km yang sempat di pamerkan di sepanjanh perjalanan Bundaran HI- Monas pada tahun 2008. Atas usaha beliau selama 8 tahun untuk membatik ayat-ayat suci Al-Quran, beliau mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun yang sama. Saat ini Al-Quran tersebut di pamerkan di Museum BKMT di Daerah Bekasi (Secara resmi museum ini akan masuk list tempat yang wajib dikunjunggi). Selain itu, Beliau memiliki banyak koleksi benda-benda antik yang memiliki arti penting dalam sejarah masyarakat Kerinci (khususnya).

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Untuk lebih memudahkan penulis dalam merumuskan beberapa aspek permasalahan seperti:

1. Bagaimana latar belakang keluarga, dan lingkungan sosio kultural dalam pembentukan karakter Iskandar Zakaria?
2. Apa faktor yang mempengaruhi ketertarikan Iskandar Zakaria terhadap dunia

seni, budaya khususnya Sungai Penuh ( Kerinci )?


3. Apa bukti kesuksesan yang diraih Iskandar Zakaria dan pandangan masyarakat

tehadap hasil karyanya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan biografi Iskandar Zakaria ini adalah :
1. Mengungkapkan Latar belakang keluarga, dan lingkungan sosio kultural dalam

pembentukan karakter Iskandar Zakaria. 2. Melihat pengalaman dan perjalanan hidup sosok Iskandar Zakaria hingga ketertarikan terhadap dunia seni,budaya khususnya sungai penuh ( Kerinci ). 3. Melihat kesuksesan karya- karya yang diperoleh Iskandar Zakaria dan pandangan masyarakat terhadap dirinya.

D. Kerangka Analisis Pembahasan dan penulisan tentang sejarah Indonesia pada umumnya mengalami perkembangan, khususnya biografi. Hal ini dapat dilihat dengan seringnya diadakan seminar- seminar kesejarahan yang diadakan oleh instansi baik ari kalangan akademik, pemerintah, non pemerintah, maupun masyarakat. Dalam seminar tersebut banyak dibicarakan pandangan- pandangan ke depan tentang suatu sejarah dan menawarkan tema-tema yang memungkinkan untuk diteliti dan ditulis. Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangannya, maka penulisan tidak lagi berkisar pada masalah pemerintahan/politik, tokoh-tokoh besar, namun intelektual dan juga biografi. Biografi adalah rangkaian kisah nyata dari kehidupan seseorang yang diuraikan secara tertulis oleh orang lain. Selain itu penulisan biografi dimaksud sebagai pengungkapan jalan hidup seseorang dalam hubungan dengan lingkungan historis yang mengitarinya, sehingga biografi merupakan mikro sejarah yang penting. Jika sejarah menjadikan masyarakat sebagai sasaran perhatiannya, maka biografi menjadikan individu-pergumulan dan penghadapan anak manusia dengan nasibnya sebagai perhatian utama. Dalam sejarah, anak manusia, yaitu individu-individu yang merupakan unsure utama dalam sejarah, diperlukan sebagai bagian dari denyut dinamika social. Dalam biografi, ia, sang anak manusia, yang diperlukan sebagai actor sejarah adalah segala-galanya. Ia yang menjadi pusat perhatian. Dalam perkembangan ilmu sejarah modern biografi dan sejarah telah dibedakan. Pada biografilah sesungguhnya kita mendapatkan unsur sejarah yang paling akrab, yaitu manusia berfikir dan bertindak, yang kecewa dan bahagia, yang sedih dan bergembira. Dalam biografi kita lebih mungkin mengikuti dengan baik proses pemahaman konteks dan struktur lingkungan, pengambilan keputusan sampai akhirnya

semacam pola perilaku yang diwujudkan oleh sang actor. Lewat biografi kita dimungkinkan melihat sejarah secara dari aspek mereka yang memiliki untuk berbuat sesuatu di atas pentas sejarah. Dari sini, kita akan lebih memahami denyut sejarah lebih mendalam. Dengan kata lain biografi memberikan kepada kita sikap empati terhadap sejarah, sebagai pergumulan manusia dan masyarakat di masa lampau.

E. Metode Penelitian dan Bahan Sumber Sebagaimana lazimnya penulisan sejarah ilmiah, metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis data secara kritis dari peninggalan masa lampau. Dalam metode sejarah terdapat empat tahap yang harus dilalui. Tahap pertama, heuristic atau mencari dan mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Pengumpulan sumber dalam penulisan ini dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mencari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan sumber yang berhubungan langsung dengan objek yang akan diteliti. Sumber primer ini biasa didapat dari lisan dan tulisan. Untuk sumber tulisan sendiri penulis mengambil . Sumber lain yang digunakan adalah proses wawancara langsung dengan Herman Nawas, keluarga inti serta kerabat atau rekan sejawat dan masyarakat di sekitar tokoh. Sumber sekunder adalah sumber tulisan orang lain yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku, artikel, bulletin dan skripsi.

Kedua sumber itu didapat dengan melakukan studi kepustakaan yang ada di kota Padang, diantaranya, , perpustakaan Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat. Tahap kedua dalam metode sejarah adalah kritik sumber. Kritik dilakukan dengan dua cara, yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern adalah untuk mencari kredibilitas sumber seperti, berasal dari mana, siapa dan menulis apa. Sedangkan kritik ekstern tujuannya untuk mencari apakah data yang diperoleh otentik atau tidak. Setelah langkah ini selesai, maka tahap selanjutnya adalah interpretasi data yang kemudian berubah menjadi fakta sejarah. Tahap ketiga dalam metodologi sejarah, yaitu interpretasi. Interpretasi merupakan proses pengkaitan atau menghubungkan antara satu fakta dengan fakta lainnya sehingga menjadi satu kesatuan pengertian. Dalam proses interpretasi penelitian ini didukung oleh wawasan teoritis sebagaimana terdapat dalam kerangka analisis. Di tahap interpretasi ini, seorang penulis atau sejarawan yang baik itu harus bisa seobjektif mungkin dalam menentukan permasalahan. Tahap terakhir dari metodologi sejarah adalah historiografi, dimana penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan secara moral serta ilmiah. Historiografi dalam penelitian ini merupakan konstruksi atau penyusunan sebuah fakta sejarah secara sistematis, utuh, komunikatif, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Penyusunan ini juga mencakup pandanga pendekatan, metode dan gaya bahasa ilmiah. Pada akhirnya fakta sejarah dari penelitian ini lahir berdasarkan pengolahan, penyeleksian, dan pengkategorisasian data-data yang didapat di lapangan.

F. Sistematika Penulisan

Biografi Iskandar Zakaria ini terdiri dari lima bab. Setiap bab memiliki korelasi antara satu bab dengan bab yang laiinya. Bab I berisi tentang pendahuluan yang terbagi kedalam beberapa sub bab, membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka analisis, metode penelitian, dan bahan sumber serta sistematika penulisan. Bab II berisi tentang latar belakang kehidupan. Dalam bab ini dijelaskan latar belakang keluarga, masa kecil, dan jenjang pendidikan yang ditempuh Iskandar Zakaria hingga menghasilkan sebuah karya , serta bagaimana pengaruhnya terhadap kebudayaan dan masyarakat Sungai Penuh ( Kerinci ). Bab III membahas tentang metode penelitian Bab IV membahas tentang penelitian Bab IV merupakan bab kesimpulan yang diperoleh dari uraian-uraian sebelumnya. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai