Kelas : EKI 2 D
NIM : 051212153
Identitas Buku
Judul Buku : Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam
Penulis : Dr. Rusydi Sulaiman, M.Ag.
Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada
Tahun : 2015
Kota : Jakarta
ISBN : 978-979-769-717-4
Halaman Buku : 381 Halaman
Edisi : Satu
Cetakan : Dua
Buku yang berjudul “Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban
Islam” yang ditulis oleh Dr. Rusydi Sulaiman, M.Ag. Buku ini merupakan
kombinasi hasil penelitian baik secara akademik maupun penilaian mendalam
secara individu, dan sangat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akademis,
terutama bagi para pecinta ilmu tanpa susah payah untuk mencari bahan lain,
terutama kajian sejarah dalam peradaban Islam dari Arab sampai Indonesia. Buku
ini secara garis besar menampilkan 8 Bab tentang Pengantar Metodologi Studi
Sejarah Peradaban Islam dengan rincian sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Makna Sejarah
3. Metodologi Studi Sejarah
4. Refleksi Sejarah Peradaban Islam
5. Muhammad saw dan Peradaban Manusia
6. Supremasi Peradaban Islam : Periode Al-Khulafa Al Rasyidun
7. Implikasi Sejarah Peradaban Islam : Kemunculan Dinasti-Dinasti Islam
8. Kesimpulan
1. BAB I PENDAHULUAN :
Metodologi Studi Islam digunakan ketika seseorang membahas kajian
beragam metode yang biasa digunakan dalam studi islam, seperti metode
normatif, historis, filosofis, dan sebagainya. Dengan bahasa yang lugas serta
pembahasan komprehensif, buku ini sangat layak menjadi bahan kajian bagi
para mahasiswa maupun dosen pengkaji Studi Islam di negeri ini – sebagai
negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia – agar mereka bukan
hanya menjadi penonton dan penikmat hasil kajian keislaman, melainkan
mereka juga berperan sebagai pelaku dari perkembangan tersebut.
Secara bahasa metodologi terdiri dari “metode dan logi”. Metode berasal
dari “method” artinya cara, jalan arti lainnya adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, bisa juga diartikan sebagai
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan, sedangkan logi/loghos berarti ilmu dan jika
digabungkan berarti ilmu berupa jalan atau cata dalam memahami sesuatu.
Kritikan :
Dalam babnya yang pertama materi yang diberikan dapat membuka
wawasan yang pertama mengenai pembahasan metodologi studi Islam, akan
tetapi dalam bab pertama ini belum dijelaskan secara terperinci tentang
bagaimana cara kita memahami isi pembahasan dalam metotodologi studi
Islam tersebut, sehingga pembaca mengalami kesulitan ketika memahami
pembahasan mengenai metodologi studi Islam dalam bab ini. dan didalam
pembahasan dalam bab ini memiliki bahasa yang lugas serta pembahasan
komprehensif, buku ini sangat layak menjadi bahan kajian bagi para
mahasiswa maupun dosen pengkaji Studi Islam di negeri ini – sebagai negeri
dengan penduduk Muslim terbesar di dunia – agar mereka bukan hanya
menjadi penonton dan penikmat hasil kajian keislaman, melainkan mereka
juga berperan sebagai pelaku dari perkembangan tersebut
Kritikan :
Menurut saya pada Bab II memiliki pembahasan yang sangat jelas
karena didalam pembahasan dalam bab ini dapat memahami dan lebih
mengerti tentang makna sejarah, terminologi sejarah, urgensi pembelejaran
sejarah, makna kebudayaan, beberapa peradaban kebudayaan dan apa yang
harus dilakukan ketika kita memaknai suatu sejarah dan didalam bab ini
memiliki pembahasan yang sangat dijelaskan secara detail langkah-langkah
dan metode yang ditempuh dan memiliki penjelasan pembahasan yang
mudah dipahami, sehingga pada bab ini dapat dijadikan suatu referensi
penelitian bagi seseorang untuk membuat suatu tugas ataupun penelitian
mengenai suatu makna sejarah dan kebudayaan didalam pembahasan sejarah
peradaban Islam.
Kritikan :
Menurut saya pada Bab III ini pada materi diatas membahas tentang
Metodologi Sejarah, dan pada materi ini memiliki pembahasan yang cukup
mendalam dan saya sedikit mendapatkan kesulihan dalam memahami isi
didalam bab mengenai metodologi ini, sehingga masukan saya adalah untuk
lebih dipermudahan penggunaan tata bahasa di dalam materi ini sehingga
dapat lebih di sederhanakan kembali penggunaan tata bahasa dalam materi
metodologi sejarah ini.
Terdapat tiga orientasi yang dimiliki oleh disiplin ilmu ini, yaitu:
a. Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian-kejadian dan
keadaan manusia di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan
masa kini, disebut sejarah tradisional (tarikh naqli).
b. Sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum-hukum yang tampak
mengenai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan
dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau itu, disebut sejarah
rasional (tarikh aqli).
c. Sejarah sebagai falsafah yang didasarkan pada pengetahuan tentang
perubahan-perubahan masyarakat, disebut dengan ilmu sejarah tentang
proses suatu masyarakat. Ilmu tersebut kemudian dijadikan dasar
untuk memberikan solusi yang dihadapi masyarakat dalam kehidupan
sosialnya. Dalam pengertian arti sempit, kata sejarah menunjukkan
karakteristik perbuatan manusia. Sebjektum-subjektum sejarah adalah
manusia, sedangkan objektum-objektum sejarah adalah perbuatan dan
pekerjaan manusia yang sudah dipilah-pilah dan memiliki nilai sejarah.
Kritikan :
Menurut saya pada Bab IV memiliki pembahasan yang mudah
dimengerti dan cerita mengenai sejarah peradaban Islam dan isi cerita
diungkapkan berdasarkan referensi shahih dan diawali dengan skema kisah
yang memudahkan pembaca. Tetapi materi di bab ini belum menceritakan
secara detail tentang perjalanan peradaban Islam. Didalam bab ini sejarah
peradaban tua seperti mesir, yunani, syria dan persia memang memberi
pengaruh terhadap perkembangan islam, tetapi hanya dijabarkan hanya 10
bagian dan periode ini karena dicantumkan di dalam pembahasan pada bab
ini hanya dari sebagian perspektif. Dan didalam pembahasan bab ini ada
beberapa istilah asing didalam buku yang yang kurang disampaikan dan
dijelaskan secara detail. Tetapi didalam pembahasan mengenai orientasi
disiplin ilmu dalam sejarah peradaban Islam pembahasan membahasan
sangat jelas dan dapat dipahami pembahasan mengenai orientasi disiplin
sejarah peradaban Islam dengan penggunaan bahasa sederhana yang mudah
dipahami dan dimengerti.
Kritikan :
Menurut saya pada bab V ini sejarah peradaban islam dalam pembahasan
bab ini mempunyai kelebihan penjelasan tersendiri dan topik pembahasan
sangat mudah dipahami karena didalam bab ini menjelaskan produk-produk
peradaban islam bagian dari wujud kebudayaan yang muncul dalam bentuk
yang sangat beragam dan dihasilkan manusia dengan kompetensi yang
dimilki dan didalam representasi pada bab ini sejarah Islam berupaya
menjelaskan dan mengungkapkan sejarah dengan berbagai analisi sehingga
dapat mudah dipahami dan dimengerti.
Kritikan :
Pada penjelasan di bab VI mengenai Supremasi Peradaban Islam : Periode
Al-Khulafa Al-Rayidun ini, disini sangat dijelaskan mengenai keseluruhan
sejarah dalam periode Al-Khulafa Al-Rayidun dengan memiliki penjabaran
yang sangat luas dan menyeluruh dan dikemas dan dengan pembahasan yang
sederhana yang mudah dimengerti dan dijelaskan sangat terperinci. Khalifah
Empat atau al-Khulafa al-Rasyidin, terdiri dari empat Khalifah, yaitu: Abu
Bakar al-Shiddiq 11-13 H/632-634 M , Umar bin Khattab 13-23 H/634-644
M, Utsman bin Affan 23-35 H/644-656 M, Ali bin Abi Thalib 35-40 H/656-
661 M. Meskipun berlangsung singkat untuk sebuah rintisan dan penguatan,
pemerintahan al-Khulafa al-Rasyidin adalah masa yang sangat bermakna
dalam sejarah peradaban Islam. Tampaknya al-Khulafa al- Rasyidin berhasil
menyelamatkan Islam, mengonsolodasikan dan meletakkan dasar bagi
keagungan islam. Selanjutnya Umar bin Khattab berhasil mengembalikan
stabilitas pemerintahan islam bahkan penguatan negara tersebut di
semenanjung pemerintahan islam bahkan penguatan negara di semenanjung
Arabia, mengubah komunitas marginal padang pasir menjadi bangsa pejuang
yang gigih sehingga mampu membuat imperium Persia dan Byzantium
menyerah dan bertekuk lutut. Ali bin Abi Thalib rupanya khalifah keempat
yang ditakdirkan untuk berusaha keras mengatasi instabilitas politik Negara
Madinah. Di samping khalifah ini menjadi korban sejarah, sebagian
kerabatnya pun terbunuh dengan cara tidak wajar, sehingga menyisakan bau
tak sedap bagi perjalanan sejarah Islam. Adapun beberapa kebijakan Politik
Pemerintah yaitu, mengembalikan stabilitas negara, peningkatan devisa
negara, penguatan tatanan birokrasi pemerintahan, Ijtihad politik, ekspansi
wilayah islam, dugaan nepotisme, disintegrasi politik.