Anda di halaman 1dari 7

LKPD Projek “Penelitian Sejarah Bersifat Tematis” Dengan Membuat Infografis “Biografi Tokoh

Sejarah”

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


PENELITIAN SEJARAH
“Penelitian Sejarah Bersifat Tematis dengan Membuat Infografis
Biografi Tokoh Sejarah”

Nama Kelompok : ………………………………………………………


Nama Anggota : ………………………………………………………
………………………………………………………

Kelas : ………………………………………………………

Tujuan Pembelajaran Mampu melakukan penelitian sejarah secara kolaboratif yang


bersifat tematis dengan menerapkan langkah-langkah mencari
sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verivikasi), analisa
dan sintesa sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah
(historiografi), mengkomunikasikannya secara tekstual, visual
dan/atau bentuk lainnya, serta mampu mempresentasikan
hasilnya dengan baik.
Alat dan Bahan Laptop/tablet pembelajaran, jaringan internet, modul
Waktu 2x Pertemuan (4 x 45 menit)
Projek Melakukan penelitian sejarah yang bersifat tematis dengan
membuat biografi tokoh sejarah.
Petunjuk Kerja 1. Dikerjakan secara berkelompok (kelas dibagi menjadi 5
kelompok).
2. Setiap kelompok akan melakukan penelitian sejarah yang
bersifat tematis dengan membuat biografi tokoh sejarah.
3. Pemilihan topik harus bersifat tematis, misal : sejarah IPTEK
maka kalian bisa membuat biografi dari B.J. Habibie, sejarah
maritim maka kalian bisa membuat biografi dari Djuanda
Kartawidjaja, dll.
4. Tiap kelompok mempelajari kembali materi tentang “Langkah-
Langkah dalam Penelitian Sejarah” (terlampir).
5. Tiap kelompok harus melakukan penelitian sejarah sesuai
dengan langkah-langkah dalam penelitian sejarah yang telah
dipelajari di kelas X dahulu, yaitu :
▪ Penentuan topik harus bersifat sejarah tematis.
▪ Pengumpulan sumber boleh melalui internet, buku
wawancara, dll. Minimal 3 sumber dan wajib dicantumkan di
dalam daftar Pustaka.
▪ Sumber yang telah diperoleh wajib dilakukan verivikasi/kritik
sumber untuk mengetahui tingkat kebenaran sumber yang
diperoleh.
▪ Sumber yang telah diverivikasi akan ditafsirkan untuk
mendapat hasil sementara sebelum dilakukan penulisan
sejarah (historiografi).
▪ Penulisan (historiografi) sejarah menggunakan jenis
historiografi modern dan disajikan dalam bentuk infografis.
6. Waktu pengerjaan selama 2 pertemuan dengan ketentuan :
▪ Pertemuan 11 (pembuatan biografi dalam bentuk infografis)
▪ Pertemuan 12 (presentasi hasil karya)
7. Hasil penelitian sejarah akan dilaporkan dalam bentuk
infografis.
8. Penulisan/historiografi sejarah menggunakan jenis historiografi
modern karena disesuaikan dengan program keahlian peserta
didik.
Contoh Penelitian Infografis Biografi B.J. Habibie (Sejarah Teknologi) :
Sejarah

https://monitor.co.id/wp-content/uploads/2019/09/Infografik-Bj-habibie-1068x1899.jpg
Infografis Biografi Ir. Djuanda (Sejarah Maitim) :

https://scontent.fsub5-2.fna.fbcdn.net/v/t39.30808-6/267663987_10158588549434646_6461912934003012566_n.jpg?_nc_cat=106&ccb=1-
7&_nc_sid=3635dc&_nc_ohc=QT2XRdWZCGgAX8RMMGG&_nc_zt=23&_nc_ht=scontent.fsub5-
2.fna&oh=00_AfCdAH8j0hUZvGGj2HEYzc5Rrj97t19NeBN7J01bfvozyw&oe=65D49BC3

Bahan Literasi :

Penelitian Sejarah

1. PEMILIHAN TOPIK

Langkah awal yang dilakukan dalam metode penelitian sejarah yaitu menentukan topik. Pemilihan
topik yang akan diteliti harus layak menjadi bahan penelitian, bukan pengulangan atau duplikasi dari
macam-macam penelitian sejarah yang sudah ada. Kelayakan topik penelitian sejarah dapat dilihat dari
ketersediaan sumber atau bahan penelitian. Jangan sampai kalian memilih topik yang menarik untuk
diteliti, tapi sumbernya tidak ada, Gaessss. Sebab, penelitian sejarah sangat bergantung pada
ketersediaan sumber.

Topik penelitian harus suatu hal yang baru dan diharapkan dapat memberikan informasi atau teori
baru. Untuk mengarahkan topik pada ketersediaan sumber penelitian, kalian bisa mengajukan
beberapa pertanyaan sebagai berikut :

a. What, apa yang akan diteliti? Apakah aspek ekonomi, social, budaya atau politik?
b. Who, siapa yang akan diteliti? Kamu harus memilih kelompok social mana yang menjadi masalah
penelitian.
c. Where, dimana penelitian sejarah yang akan kamu lakukan? Aspek spasial atau keruangan ini bisa
berupa tempat atau geografis yang akan diteliti.
d. When, kapan batasan waktu atau periodesasi objek penelitiannya? Misalnya, penelitian perubahan
Desa A tahun 1950-1955, maka batasan waktunya yaitu tahun 19950-1955.
e. Why, mengapa memilih topic penelitian tersebut? Pertanyaan ini lebih bersifat analitis dan
mendalam terkait subjek maupun objek penelitian.
f. How, bagaimana hal itu terjadi? Pertanyaan ini mengarah pada berbagai factor yang membuat
masalah atau peristiwa sejarah terjadi.

2. HEURISTIK (PENGUMPULAN SUMBER)

Setelah menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sumber. Tahapan ini
berperan penting untuk mengetahui fakta-fakta baru tentang sebuah peristiwa. Adapun sumber-
sumber yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah ada 2 yaitu :

a. SUMBER SEJARAH PRIMER

Sumber sejarah primer adalah data utama yang diperoleh langsung dari subyek dan objek
penelitian. Dalam penelitian sejarah, sumber sejarah primer adalah arsip. Menurut Lohanda
(2011), arsip merupakan sumber utama dikarenakan keberadaan arsip yang tercipta pada waktu
yang bersamaan ketika suatu peristiwa bersejarah terjadi. Arsip sebagai bukti untuk
menginformasikan suatu peristiwa. Apabila kalian tertarik melakukan penelitian sejarah, kalian
dapat mengakses arsip yang dibutuhkan, salah satunya di Lembaga Arsip Nasional RI (kalian dapat
membuka melalui situs web anri.go.id). Arsip dapat berupa foto, video, film, undang-undang,
peraturan, catatan kedinasan, surat-menyurat, notulensi rapat, peta, laporan, surat keputusan,
surat kabar, undangan, surat perjanjian, poster dan lain-lain yang sezaman dengan peristiwa.
Selain arsip, sumber sejarah primer lainnya adalah fosil, artefak dan hasil wawancara dengan
pelaku atau saksi sejarah.

Contoh sumber primer dalam sejarah (dari kiri ke kanan) : Fosil Homo Floresiensis yang ditemukan di Gua Liang Bua Flores
(Sumber: Rama/ Musée cantonal de géologiede Lausanne/Wikimedia Commons / CC-BY 3.0.), Dokumentasi foto Taman Siswa
di Bandung (Sumber: Tropenmuseum/Wikimedia Commons / CC-BY 2.5. (2009);), dan Prasasti Kedukan Bukit (Sumber:
Gunawan Kartapranata/Wikimedia Commons / CC-BY-SA 4.0. (2014))

b. SUMBER SEJARAH SEKUNDER

Sumber sejarah sekunder adalah data pendukung yang ditulis atau dibuat setelah kejadian selesai.
Contohnya adalah hasil penelitian sejarawan, laporan penelitian yang relevan, biografi, surat
menyurat dan surat kabar yang tidak sezaman dengan peristiwa, serta masih banyak lagi.

Berdasarkan bentuknya, terdapat 3 bentuk sumber sejarah, yaitu sumber tertulis, sumber benda
dan sumber lisan. Contoh dari sumber tertulis adalah prasasti, kronik (catatan perjalanan traveler),
babad, hikayat, surat-surat, laporan, naskah, buku, surat kabar, dan majalah. Contoh sumber lisan
adalah tradisi lisan (cerita yang diwariskan antargenerasi secara lisan), misalnya petuah dan cerita
rakyat. Contoh sumber benda adalah foto, video, bangunan (contohnya rumah, candi, kantor, dll.),
peralatan hidup (contohnya tembikar, guci, meja kursi, mesin tik dll.)

3. VERIFIKASI (KRITIK SUMBER)

Dilakukan untuk menyeleksi sumber-sumber yang telah dikumpulkan pada langkah sebelumnya.
Dalam tahap ini, peneliti harus memastikan setiap sumber yang terkumpul bersifat valid dan sesuai
subjek yang diteliti. Ada 2 jenis verifikasi, antara lain :
a. VERIFIKASI EKSTERNAL

Pengujian sumber sejarah yang dilakukan dengan merujuk pada bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan sumber. Ada 3 aspek yang harus terungkap dalam kritik eksternal, yaitu
autentitas (kesesuaian sumber), orisinalitas (keaslian), dan integritas (keutuhan sumber).

b. VERIFIKASI INTERNAL

Pengujian keaslian sumber sejarah yang merujuk pada isi sumber. Ada 3 aspek penting yang harus
diungkap dalam kritik internal, antara lain sifat sumber (keresmian sumber), latar belakang
penulisan sumber, dan perbandingan dengan sumber lainnya.

4. INTERPRETASI

Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran dan memahami makna keterkaitan dari sumber-sumber
sejarah yang telah diverifikasi. Peristiwa sejarah yang disampaikan harus menghasilkan sejarah yang
benar atau mendekati kebenaran. Dalam artian, penafsiran yang dilakukan peneliti tidak boleh
menyimpang. Ada 2 cara melakukan tahap interpretasi ini, yaitu dengan cara analisis (menguraikan)
dan sintesis (menyatukan) fakta-fakta yang telah diperoleh sebelumnya.

5. HISTORIOGRAFI (PENULISAN SEJARAH)

https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ips/sejarah-kelas-10-metode-penelitian-sejarah/

Tahapan selanjutnya setelah penelitian sejarah adalah melakukan penulisan sejarah atau yang dikenal
sebagai historiograi. Pada tahap ini sejarawan menyusun hasil interpretasi berbagai fakta sejarah.
Bentuk dari historiografi berupa publikasi, laporan penelitian sejarah. Hasil historiografi perlu
dipublikasikan dan diketahui oleh berbagai kalangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Lohanda (2011) kesuksesan seorang sejarawan diukur dari historiograinya. Historiografi
menunjukkan salah satu bentuk komitmen keseriusan dalam belajar ilmu sejarah.

Historiografi sejarah Indonesia yang ditulis oleh para sejarawan baik dari Indonesia maupun luar
Indonesia pada umumnya dikelompokan dalam tiga jenis yaitu :
a. HISTORIOGRAFI TRADISIONAL

yaitu tulisan sejarah dari masa Kerajaan Hindu-Buddha, masuknya Islam di Indonesia, dan Kerajaan
Kerajaan Islam. Ciri khas dari historiograi tradisional adalah berpusat pada istana, raja, dan
bangsawan karena banyak menuliskan sejarah yang berkaitan dengan kekuasaan dan penguasa;
Berpusat pada kedaerahan karena banyak menuliskan sejarah suatu daerah tertentu; dan
Religiosentris yaitu berpusat pada hal yang berkaitan dengan agama, kepercayaan dan hal yang
dianggap sakral.

Serat Damarwulan, ditulisawal abad ke-19, salah satu contoh historiograi tradisional. Sumber: Public domain (2013)

b. HISTORIOGRAFI KOLONIAL

yaitu tulisan sejarah dari masa kolonial. Ciri khas dari historiografi kolonial yaitu Eropa sentris yang
memusatkan pada tulisan sejarah tentang berbagai bangsa Eropa yang pernah singgah dan bahkan
berkuasa di Nusantara. Karena ditulis oleh sejarawan dan ilmuwan Eropa, pandangannya
cenderung berangkat dari kacamata bangsa Eropa. Sebagai contoh karya Thomas Stamford Rafles
The History of Java yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1817. Ada pula Belanda-sentris yaitu
tulisan sejarah yang dibuat oleh sejarawan dan ilmuwan Belanda yang kuat dengan pandangan
bangsa Belanda. Sebagai contoh De Atjeher (1893) karya Christiaan Snouck Hurgronje dan
Geschiedenis van Nederlandsch Indie karya F.W Stapel yang terbit pada tahun 1939. Sumber
sejarah historiograinya adalah arsiparsip dari pemerintah Hindia Belanda.

De Atjeher (1893) karya C.S. Hurgronje, salah satu contoh historiograi kolonial. Sumber: Public domain (1893)

c. HISTORIOGRAFI MODERN

Menurut Sartono Kartodirjo adalah penulisan sejarah yang menempatkan rakyat Indonesia
sebagai pelaku sejarah dari sejarahnya sendiri dengan menerapkan studi kritis. Ciri khas dari
historiografi modern adalah Indonesiasentris. Karya dari Sartono Kartodirjo Pemberontakan
Petani di Banten Tahun 1888 merupakan salah satu contohnya.

Ciri lain dari historiografi modern adalah membangun nasionalisme. Seperti yang dikemukakan
oleh M. Yamin, penulisan sejarah bertujuan untuk membangun kecintaan, rasa bangga dan
membangun identitas suatu bangsa. Bung Karno menyatakan Jas Merah yaitu “Djangan Sekali-kali
Meninggalkan Sedjarah!”. Semboyan ini bertujuan untuk membangun nasionalisme agar kita
selalu belajar sejarah sehingga kita dapat memahami berbagai kejadian lebih baik. Kekhasan lain
dari historiografi modern adalah tidak hanya berpusat pada tokoh-tokoh besar tetapi juga
menampilkan peran rakyat. Contoh ini dapat kalian temukan dari banyak historiografi sejarawan
Indonesia, misalnya peran perempuan dalam sejarah pergerakan nasionalisme, peran petani,
buruh, dan masih banyak lagi.

Pemberontakan Petani Banten 1888 (1984) karya Sartono Kartodirjo, salah satu contoh historiograi modern. Sumber:
Pustaka Jaya (1984)

Sumber :

Oktafiana, S. 2021. Sejarah Untuk SMK Kelas X. Jakarta Pusat : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Jalan Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat.

https://pahamify.com/blog/sejarah-kelas-10-metode-penelitian-sejarah/ (diakses tanggal 1


September 2021 pukul 13.00 WIB)

“Selamat Mengerjakan”

Anda mungkin juga menyukai