Anda di halaman 1dari 13

MATER-3

PROSEDUR PENELITIAN
SEJARAH
Subyek dan Obyek Penelitian Sejarah

 5W dan 1 H :

1) What, menyangkut aktifitasnya.


2) When, menyangkut waktu, priode kapan yang akan kita
teliti.
3) Who, siapa tokoh atau pelaku sejarah.
4) Where, wilayah/daerah mana yang ingin dipelajari (spasial).
5) Why, mengapa hal itu terjadi.
6) How, bagaimana peristiwa atau kejadian itu terjadi.
PROSES PENELITIAN SEJARAH

 1. Pemilihan Topik Penelitian


 2. Studi Pendahuluan
 3. Implementasi Metode Sejarah
 3.1. Heuristik
 3.2 Kritik Sumber
 3.3 Interpretasi
 3.4 Historiografi
Tema, Topik atau Judul Penelitian Sejarah

 TEMA, dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita (yang
dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah cerita, dan sebagainya). Sedangkan
secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti sesuatu yang telah
diuraikan. Dapat disimpulkan bahwa tema ini bersifat umum dan luas karena tema masih berupa dasar
cerita yang perlu diuraikan lagi. Tema yang bersifat luas ini dapat dipersempit dengan adanya topik.
 TOPIK; dalam KBBI arti kata topik adalah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan
sebagainya; bahan diskusi. Topik berasal dari bahasa Yunani, yaitu topoi yang artinya inti utama dari
seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Dari kedua
definisi di atas, kita dapat melihat adanya persamaan arti dari topik yaitu pokok pembicaraan atau secara
bebas dapat juga kita artikan sebagai permasalahan yang dibahas atau diuraikan. Cakupan topik lebih
terbatas dibandingkan tema, namun tidak juga terlalu sempit seperti judul.
 JUDUL; dalam KBBI judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat
menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu. Selain itu, judul juga berarti kepala
karangan (cerita, drama, dan sebagainya) atau disebut juga tajuk. Dapat dikatakan bahwa judul
merupakan cerminan mengenai suatu permasalahan yang diangkat dalam sebuah tulisan secara cepat.
Ciri khas yang membedakan judul dengan tema dan topik adalah fungsinya sebagai penarik minat
pembaca. Judul yang baik akan menarik pembaca dan dapat menimbulkan keingintahuan pembaca
tentang isi atau permasalahan yang dibahas. Judul memiliki cakupan yang lebih sempit dan spesifik. Di
dalam judul juga menyiratkan suatu tema dan topik.
1. Pemilihan Topik Penelitian Sejarah

 Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan.


 Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini
termasuk adanya keunikan (uniqueness topic).
 Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu
pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
 Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Persyaratan ini
berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.
 Tema dan Topik Sejarah:
1. Sejarah sosial: Kemiskinan, perbaditan, kekerasan, kriminalitas, premanisme, perompakan;
2. Sejarah kota : transformasi sosial ekonomis industrialisasi, urbanisasi adalah bagian dari sejarah sosial;
3. Sejarah orang-orang besar; Biografi
4. Sejarah mentalitas: etos kerja, mentalitas pejuang;
5. Sejarah intelektual: mentalitas, pemikiran;
6. Sejarah pedesaan: perekonomian desa, perkembangan politik, interaksi lembaga pemerintahan desa
(Kuntowijoyo, 1994).
2. Studi Pendahuluan

 Studi pendahuluan: kegiatan dalam mencari sumber-sumber acuan


utama, yaitu sumber-sumber yang diduga memuat data atau
informasi yang relevan dengan topik penelitian.
 Dengan menelaah sumber-sumber acuan utama secara efektif,
peneliti akan dapat memahami ruang lingkung penelitian, baik ruang
lingkup masalah maupun ruang lingkup temporal (waktu) dan spasial
(tempat/wilayah) dan obyek penelitian.
 Ruang lingkup penelitian itu kemudian dituangkan dalam rencana
kerangka tulisan (laporan penelitian). Sementara itu, telaah pula
bibliografi/daftar pustaka pada setiap sumber acuan utama yang
berupa buku ilmiah. Hal itu dimaksudkan untuk mendapat tambahan
informasi sumbersumber yang diduga memuat data tentang masalah
yang akan diteliti. Catat identitas sumber-sumber itu menjadi
bibliografi kerja.
3. Implementasi Metode Sejarah

 Penelitian sejarah yang pada dasarnya adalah penelitian terhadap


sumber-sumber sejarah, merupakan implementasi dari tahapan kegiatan
yang tercakup dalam metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi,
dan historiografi.
1. Heuristik

 Heuristik (heuriskein – Yunani) yang berarti mencari atau menemukan.


 Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan
nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data[1].
 Data adalah kumpulan fakta atau informasi yang menjadi dasar bagi analisis dan interpretasi peneliti.
 Sumber data: 1) utama dan 2) tambahan. Sumber data utama ialah kata-kata dan tindakan.
Adapun selebihnya masuk dalam kategori data tambahan
 Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, laporan,
buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.
 Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi.
Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya
peristiwa.

1TimPenyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi II,(Jakarta: Balai
Pustaka, 1997). Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. XXVI (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).
 Adapun heuristik meliputi tiga hal pokok, yaitu sebagai berikut :
1. Corroboration, yaitu membanding dokumen yang ada untuk menentukan apakah dokumen-dokumen
tersebut memberikan informasi yang sama. Langkah ini juga sering digunakan untuk menguji keabsahan
dan keaslian data dalam tahap verifikasi data.
2. Sourcing, yaitu mengidentifikasi penulis, tanggal, serta tempat dibuatnya dokumen.
3. Contextualization, yaitu mengidentifikasi waktu dan tempat terjadinya peristiwa.
 Berdasarkan sumbernya :
1. Data primer, berupa wawancara langsung sumber pertama (pelaku atau saksi sejarah), dokumen
asli, laporan atau catatan, foto, relikui/benda peninggalan, dan artefak.
Contoh :
 Pengeboman Kota Hisroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 sebagai berikut : i) Surat perintah
pengeboman yang dikeluarkan pada tanggal 5 Agustus 1945; Foto bom atom "Little Boy" yang
dijatuhkan di atas Kota Hiroshima: Para pelaku sejarah pengeboman Kota Hisroshima, di
antaranya pilot pesawat Enola Gay Paul Tibbet dsb.
2. Data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari buku, teks, koran, majalah, ensiklopedia,
tinjauan penelitian dan referensi lain.
Verifikasi penelitian sejarah

Kritik atau verifikasi ada dua macam, yaitu


1. Kritik/verifikasi eksternal
Kritik/verifikasi eksternal adalah kritik atau verifikasi terhadap keabsahan atau
keakuratan dan keaslian sumber data. Keaslian sumber yang diverifikasi tidak hanya
terbatas pada sumber tertulis saja, tetapi juga terhadap sumber benda (seperti
artefak), penjelasan pelaku atau saksi sejarah yang sering disebut sebagai sejarah
lisan, dan lain-lain.
Kritik eksternal dalam hal keabsahan data antara lain menyangkut pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
 Apakah gaya bahasa dan penulisan sesuai dengan periode waktu dari topik
(peristiwa) yang sedang diteliti dan apakah gaya yang sama juga terlihat pada
tulisan-tulisan lain dari penulis yang sama?
 Apakah ada bukti bahwa penulis memperlihatkan ketidaktahuan terhadap hal atau
peristiwa yang seharusnya sudah diketahuinya?
 Apakah penulis melaporkan hal, peristiwa, atau tempat yang seharusnya belum bisa
diketahui selama periode pembuatan tulisan tersebut?
Sedangkan kritik eksternal dalam hal keaslian data terkait
dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
 Apakah data awal telah diubah, baik secara sengaja
maupun tidak sengaja, dengan menyalinnya?
 Apakah dokumen itu asli atau salinan?
 Bila tanggal dan penulis data tidak diketahui, apakah ada
petunjuk internal yang menunjukkan asal mulanya?

Contoh dalam kritik eksternal dapat dilukiskan pada penjelasan


tentang dua versi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar). Secara
sekilas kedua data (sumber sejarah) ini terlihat mirip, namun
pembaca yang cermat akan menemukan perbedaan yang
mendasar.
2. Kritik/verifikasi internal
Kritik/verifikasi internal adalah kritik atau verifikasi terhadap kredibilitas
atau kepercayaan data. Dalam hal ini seorang peneliti harus bersikap
obyektif dan netral dalam menggunakan data yang telah diperoleh
sehingga peristiwa sejarah itu terjamin kebenarannya.

Kritik internal umumnya erat dengan keabsahan (validitas) dan makna


data. Dalam hal keabsahan data, kritik internal menggunakan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
 Apa yang dimaksudkan penulis dengan setiap kata atau pernyataan dalam
data?
 Seberapa jauh penulis dapat dipercaya?
 Apa sebetulnya yang ingin dikatakan penulis?
 Bagaimana menafsirkan (menginterpretasikan) kata-kata yang digunakan
penulis?

Anda mungkin juga menyukai