Anda di halaman 1dari 24

LISAN

SEBAGIAN LISAN
BUKAN LISAN
 Folklor lisan, adalah folklor yang bentuknya memang
murni lisan. Bentuk-bentuk (genre) folklor yang
termasuk kedalam kelompok besar ini antara lain:
 Bahasa Rakyat (folklor speech) seperti logat, slang,
julukan, pangkat tradisional, dan titel kebangsawanan
 Ungkapan tradisional seperti peribahasa dan pepatah
 Pertanyaan tradisional, seperti teka-teki
 Puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair
 Cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng
 Nyanyian Rakyat
 Bahasa Rakyat; untuk memberi serta memperkokoh
identitas folknya :
 slang (kosakata kolektif khusus),
 cant (bahasa slang dalam arti khusus/bahasa rahasia untuk
kelompok tertentu),
 argot (cant khusus milik penjahat)
 shop talk,
 nama gelar,
 bahasa bertingkat,
 sirkumlokusi (ungkapan tidak langsung),
 onomotopoetis (kata yang terbentuk dari bunyi suara
alamiah),
 onomastis (nama tradisisional jalan/tempat yang
berhubungan dengan legenda sebagai sejarah
terbentuknya).
 Untuk melindungi folk pemilik folklor itu dari
ancaman kolektif lain atau penguasa (slang, bahasa
rahasia, dan cant)
 Untuk memperkokoh kedudukan folknya pada
jenjang pelapisan masyarakat (gelar, bahasa
bertingkat)
 Untuk memperkokoh kepercayaan rakyat dari
folknya (sirkumnlokusi dan julukan atau alias yang
diberikan kepada anak-anak yang buruk
kesehatannya.
 peribahasa harus berupa satu kalimat ungkapan,
tidak cukup hanya berupa satu kata tradisional saja.
 Suatu peribahasa harus memiliki vitalitas (daya
hidup) tradisi lisan, yang dapat dibedakan dari
bentuk-bentuk klise tulisan yang berbentuk syair,
iklan, reportase olah raga, dan sebagainya.
(Brunvand)
Seperti pada bentuk-bentuk folklor lainnya, pertanyaan
tradisional/teka-teki juga mempunyai fungsi atau guna,
menurut Alan Dundes ialah; untuk menguji kepandaian
seseorang, karena bersifat kiasan maka hampir tidak
mungkin bagi seseorang untuk menjawab suatu teka-
teki
Untuk meramal (divination) yang berarti meramalkan
kejadian yang akan datang, atau yang belum diketahui
Sebagai bagian dari upacara perkawinan
Untuk dapat melebihi orang lain
Kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya
Sajak betawi untuk anak-anak : pok ame-ame
Gurindam 12
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama

Barang siapa mengenal yang empat


Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
 Menurut William R. Bascom, CPR ada 3 :
1. Mite (myth)
2. Legenda (Legend)
3. Dongeng (Folktale)
CPR yang dianggap benar-benar terjadi serta
dianggap suci oleh empunya cerita.
Tokoh : dewa/ manusia setengah dewa
Peristiwa terjadi di dunia lain
Terjadi pada masa lampau
Ada yang asli Indonesia dan dari luar negeri
CPR yang dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak
dianggap suci
Tokoh manusia dan seringkali di bantu oleh mahluk
ghaib
Terjadi di dunia kita
Waktu tidak terlalu lama
Pembagian : legenda keagamaan, legenda alam ghaib,
legenda perseorangan, legenda setempat
 CPR yangdianggap tidak benar-benar terjadi
 Tidak terikat waktu dan tempat
 Digunakan untuk hiburan yang biasanya berisi
pesan moral
 Biasanya kalimat pembuka dan penutup khas
Menurut stith thompson:
1. Dongeng binatang
2. Dongeng biasa
3. Lelucon dan anekdot
4. Dongeng berumus
Bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu
yang beredar secara lisan diantara kolektif tertentu
Kepercayaan Rakyat atau “takhyul” adalah
kepercayaan orang berpendidikan dianggap
sederhana dan tidak berdasarkan logika, sehingga
secara ilmiah tidak dapat dipertanggungjawabkan
Fungsi : penebal keyakinan keagamaan, pendidikan,
penjelasan yang dapat diterima akal atas suatu gejala
alam yang sukar dimengerti, menghibur orang yang
terkena musibah
kegiatan ini juga termasuk folklor karena
diperolehnya melalui warisan lisan, terutama berlaku
pada permainan anak-anak karena penyebarannya
hampir murni melalui tradisi lisan.
 Permainan ada 2 jenis :
1. permainan untuk bermain (play) biasanya
untuk mengisi waktu senggang dan rekreasi
2. permainan untuk bertanding (game)
a. Terorganisasi
b. Perlombaan (competitive)
c. Dimainkan minimal 2 orang
d. Ada kriteria menang dan kalah
e. Ada peraturan yang disepakati bersama
Teater rakyat, tari takyat, upacara rakyat, pesta rakyat
dll
Terdiri dari 2 bentuk yaitu material dan non material
Material : arsitektur rakyat, kerajinan tangan, pakaian
rakyat, makanan rakyat, obat-obatan tradisional dll)
Non material : gerak isyarat tradisional, bunyi isyarat
untuk komunikasi
Contoh folklor bukan lisan di Indonesia termasuk
dalam sub kelompok Material dari genre Makanan
Rakyat yang dapat di uraikan sebagai berikut;
Konsep Makanan : makanan dan nutrisi
Cara Memperoleh Makanan : langsung dari alam dan
melalui proses produksi
Cara Pengolahan Makanan : proses memasak, proses
peragian dan mentah. Ada juga proses makanan yang
disebut dengan istilah marinate
Cara Penyajian Makanan : untuk orang hidup untuk
makhluk lain (sesaji)
-Makanan sebagai ungkapan ikatan sosial
-Makanan sebagai ungkapan solidaritas kelompok
-Makanan dan Ketegangan Jiwa
-Simbolisme Makanan dalam Bahasa

Anda mungkin juga menyukai