Abstract
Sejarah merupakan peristiwa kejadian atau apa yang telah terjadi di masa lampau,
setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tidak akan pernah terulang kembali. Setiap peristiwa
meninggalkan bekas yang kemudian di gunakan sebagai “Saksi” atau “Bukti” bahwa kejadian
itu sungguh – sungguh terjadi, Sejarah sangat berperan dalam berbagai hal seperti pada diri
sendiri, benda dan sebagainya. Setiap yang berada di dunia ini mempunyai sejarah yang
memang harus diketahui asal usulnya agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu dan
kegunaanya. Sejarah memang hanya menceritakan yang terjadi dimasa lampau akan tetapi
sejarah pula akan berpengaruh besar bagi kehidupan saat ini dan pada masa depan, agar dapat
berkembang sesuai yang diharapakan. Sejarah juga menjadi tolak ukur dalam setiap perubahan
yang terjadi di masa sekarang dan masa yang akan datang.
semua orang mampu menulis sejarah, Sehingga banyak tulisan sejarah yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, sehingga sulit membedakan mana yang fakta dan mana
yang mitos atau dongeng semata. Sebelum menulis sejarah seharusnya mengerti bagaimana
cara penulisan dengan kritis. Yaitu melalui empat tahapan kerja, yang dimulai dari heuristic
(pengumpulan sumber), kemudian kritik sumber (eksternal/bahan dan internal/isi), selanjutnya
melalui interpretasi (penafsiran) dan yang terakhir historigrafi (penulisan ) sehingga tulisan
yang dihasilkan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
1
A. Pengertian Metode Sejarah
Metode berasal dari kata methodos, dalam bahas Latin berasal dari kata meta dan
hodos. Meta berarti menuju, melalui,mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara,
arah.Dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara cara,strategi untuk
memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat
berikutnya.Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi utnuk menyederhanakan
masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami.
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain pun dapat
mengamatinya. Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.1
B. Langkah-Langkah Penelitian
Heuristik merupakan tahapan pertama yang harus dilalui oleh seorang peneliti sejarah
pemula atau mahasiswa. Secara Bahasa, kata “heuristik” berasal; dari Bahasa Yunani yakni
“heuriskein” yang artinya menemukan. Ada juga yang mengaitkan makna heuristik secara
umum berasal dari akar yang sama dari kata eureka yang bermakna “ untuk menemukan”,
dengan demikian dapat dipahami bahwa heuristik merupakan tahapan menemukan,
mengumpulkan dan mencari sumber sejarah untuk mengetahui segala kejadian, peristiwa
atau fenomena sejarah masa lampau yang relevan dengan penelitian.Jadi heuristic
bermakna menemukan dan mencari sumber sejarah untuk mendapatkan data yang relevan
dengan penelitian.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,Alfabeta, Bandung, 2011, hlm.2 3
2
2. Verivikasi (Kritik Sumber)
Tahapan selanjutnya yaitu tahapan kritik. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah
untuk menentukan otentisitas dan kredebilitas atas sumber yang didapatkan dengan
kualifikasi atas bentuk, bahan dan jenis dari naskah atau dokumen yang nantinya
menentukan bagaimana validitas teks dan isi dari data-data. Kritik sumber adalah suatu
usaha menganalisa, memisahkan dan mencari suatu sumber untuk memperoleh keabsahan
sumber yang dibutuhkan. Dalam hal ini, dilakukan penyeleksian apakah data tersebut
akurat atau tidak, baik dari segi bentuk maupun isinya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.2 Tahapan kritik ini dibagi menjadi dua yaitu kritik intern dan
ekstern.
a) Kritik Eksternal
Kritik eksternal merupakan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-
aspek luar dari sumber sejarah. Atas dasar berbagai alasan atau syarat, setiap sumber harus
dinyatakan dahulu autentik dan integralnya.Saksi-mata atau penulis itu harus diketahui
sebagai orang yang dapat dipercayai (credible). Kritik ekstern ini digunakan untuk meneliti
otentisitas sumber secara bentuk dengan menguji material kertas atau bahan, tanggal, dan
tanda yang terdapat di dalam teks.
b) Kritik Internal
Kritik internal menekankan kritik pada aspek isi dari sumber yang didapat.Setelah fakta
kesaksian ditegakkan melalui kritik eksternal,tiba gilirannya untuk mengadakan evaluasi
terhadap kesaksian itu, dan memutuskan apakah kesaksian itu dapat diandalkan (realible)
atau tidak. Dalam kritik intern ini dilakukan 3 hal; Pertama, mengadakan penilaian
intrinsik, yang berkaitan dengan kompeten tidaknya suatu sumber, keahlian dan kedekatan
dari sumber atau saksi. Kedua, berkaitan dengan kemauan dari sumber untuk memberikan
kesaksian dan menyampaikan kebenaran. Terakhir, korborasi yaitu pencaraian sumber lain
yang tidak memiliki keterkaitan dengan sumber utama untuk mendukung kebenaran akan
sumber utama.
2
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 11.
3
3. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi adalah penafsiran data atau disebut juga analisis sejarah, yaitu
penggabungan atas sejumlah fakta yang telah diperoleh. Tujuan dari analisis ini yaitu untuk
melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh sebelumnya dari sumber-sumber
sejarah dan bersamaan dengan teori-teori disusunlah fakta itu dalam suatu interpretasi
secara menyeluruh.
Tahapan ini merupakan tahapan puncak dari seluruh rangkaian aktivitas penelitian
sejarah hal ini dikarenakan suatu permasalahan merupakan pusat (center) dan arah
(direction) dari kegiatan penelitian sejarah. Pada hakikatnya interpretasi merupakan proses
dalam memecahkan permasalahan melalui pemaknaaan fakta- fakta atau bukti-bukti
sejarah yang sebelumnya telah berhasil dihimpun dalam proses heuristik dan telah diseleksi
serta diuji kebenarannya dalam proses kritik eksternal dan kritik internal.
4. Historiografi (Penulisan)
C. Sumber Penelitian
Jejak-jejak masa lampau itu dikenal dengan sebutan sumber sejarah (historical sources).
Ada berbagai klasifikasi sumber sejarah. Yang pertama, sumber-sumber sejarah dapat
dibagi atas tiga golongan besar, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda
(artefak). Dalam hal ini Renier mengelompokkannya kepada tiga golongan juga, yaitu:
immaterial dan material, yang tergolong material terbagi lagi atas yang tertulis dan tidak
tertulis.
4
1) Contoh-contoh sumber tertulis: prasasti, silsilah (raja-raja, para bupati), piagam,
dokumen, babad, kronik, biografi, buku harian, memoir, jurnal, surat kabar, surat,
laporan, notulen rapat, dan sebagainya.
2) Contoh-contoh sumber benda:Sumber yang bersifat monumental: piramida, candi,
mesjid, gereja, makam, patung, lukisan, pakaian perang,Sumber yang bersifat
ornamental: relief , gambar-gambar dalam perkamen, dalam buku, ragam hias dalam
berbagai benda Sumber grafis peta, sketsa topografis, masterplan kota, tabel statistik,
sidik jari, dsb. Sumber fotografis: potret, mikrofilm, mikroprint, film (layar lebar),
Sumber fonografis: rekaman suara sumber.
Sumber lisan dapat dibagi atas dua golongan.Yang pertama, yaitu kesaksian
lisan yang disampaikan oleh pelaku yang terlibat langsung dalam peristiwa yang
dikisahkan. Jenis sumber lisan yang kedua adalah tradisi lisan seperti dongeng, mitos,
legenda, cerita rakyat, atau kenangan kolektif. Sumber jenis ini lebih mungkin dipakai
untuk meneliti hal-hal yang bersifat tradisi, seperti asal-usul sebuah desa.3
3
Nina Herlina, Metode Sejarah,(Bandung:Satya Historika:2008),hal7.
5
Kesimpulan
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah metode sejarah.
Jika tidak, penelitian itu hanya akan menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah atau bahkan
sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode
sejarah dan mampu mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya sejarah
ilmiah.
6
DAFTAR RUJUKAN
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
DOSEN PENGAMPU