Anda di halaman 1dari 2

BAB III

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan penulisan sejarah analitis,
sehingga perlu memanfaatkan teori dan metodologi yang sistematis. Metode yang digunakan
adalah metode sejarah yang mencakup empat tahapan, yaitu: heuristik, kritik sumber,
interpretasi, dan historiografi (Pranoto, 2010: 149 – 155). Sifat penelitian ini adalah deskriptif
analitis, dengan tujuan supaya mendapatkan gambaran tentang obyek yang diteliti dan
dikaitkan dengan aspekaspek kehidupan masyarakat pada masa itu dengan menggunakan data
yang terkumpul (Singarimbun dan Effendi, 1981: 9).
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah prasasti, sehingga peneliti
menggunakan pendekatan epigrafi struktural. Tahapan dalam penelitian ini adalah:
III.I Heuristik (Pelacakan Sumber)
Pada tahap ini dilakukan pelacakan dan pengumpulan sumber melalui metode kajian
pustaka berupa transliterasi atau hasil alih aksara prasasti. Sumber diambil dengan metode
purposive sampling, proses pengambilan sampel sumber dengan memberlakukan kriteria
tertentu agar sampel yang diperoleh benar-benar representative (Sugiarto et al., 2001: 40).
Kriteria yang dimaksud Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di sungai Batang, Kedukan Bukit,
Kota Palembang. Prasasti ini terdapat angka 686 M yang ditulis menggunakan aksara Pallawa
dan bahasa Sansekerta. Isi dari prasasti ini adalah mengenai Dapunta Hyang yang menaiki
perahu dan mengisahkan mengenai kemenangan Sriwijaya. Juga dilakukan studi pustaka
terhadap sumber-sumber sekunder berupa buku referensi, jurnal dan artikel ilmiah yang
terkait dengan topik penelitian sebagai bahan penguat argumen peneliti. Pelacakan sumber
dilakukan di beberapa tempat, yaitu museum kerajaan sriwijaya, museum balapura dewa.
Seluruh sumber primer berupa alihaksara isi prasasti diberikan label supaya mempermudah
dalam pengolahan data. Label berisi kode register berupa beberapa digit karakter.
III.II Kritik Sumber (Pra Analitis)
Tahap ini terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern terhadap sumber prasasti. Kritik
ekstern adalah verifikasi tentang otentisitas dan keaslian sumber, sedangkan kritik intern
adalah verifikasi terhadap kredibilitas isi sumber (Kuntowijoyo, 1995: 101). Dalam penelitian
ini, kritik ekstern meliputi deskripsi jenis aksara, lokasi penemuan prasasti, dan ciri fisik
prasasti (meliputi bahan, ukuran, dan bentuk). Kritik intern meliputi kritik terhadap bahasa
yang digunakan dalam prasasti dan hasil alih aksara prasasti (Nastiti, 1995: 6). Pada tahap ini
juga peneliti melakukan alih bahasa terhadap prasasti-prasasti yang telah diverifikasi. Setelah
itu sumber akan diurutkan secara kronologis berdasar angka tahun di kode register.

III.III Penulisan Sejarah


Setelah tahap sebelumnya selesai dilaksanakan, peneliti menulis hasil penelitiannya dalam
sebuah karya ilmiah. Penulisan dilakukan secara sistematis dan runtut secara kronologis
(Pranoto, 2010: 155).
III.IV Sumber Data
Metode yang pertama dalam meneliti sejarh adalah heuristik yakni proses mencari
dan mengumpulkan sumber sejarah. Sumber sejarah ini bisa dalam banyak bentuk yang bisa
dianalisis untuk merangkum peristiwa di masa lalu detailnya seperti apa.

Secara umum, sumber yang digunakan dan bisa diterima dalam meneliti sebuah
sejarah ada tiga macam. Yaitu:

1. Sumber lisan, merupakan sumber secara lisan berupa hasil wawancara dengan
mereka yang mengalami peristiwa sejarah secara langsung. Mengenai asal usul bukti
peninggalan tersebut berada.
2. Sumber tulisan, merupakan sumber sejarah dalam bentuk tulisan baik itu berbentuk
buku, buku harian, surat kabar, laporan, dan lain sebagainya. Sumber tulisan atau
sumber tertulis mencakup semua catatan terkait suatu peristiwa sejarah yang sedang
diteliti.
3. Sumber benda, merupakan sumber sejarah berbentuk benda yang berisi bukti suatu
peristiwa dalam sejarah yang diteliti. Benda bersejarah ini memiliki fisik dan
kemudian menjadi bukti terjadinya peristiwa sejarah sekaligus mampu menceritakan
peristiwa sejarah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai