2. Penelitian etnografis
Penelitian etnografis adalah genre penelitian kualitatif, yang berkembang dari metodologi
antropologi. Etnografi adalah sebuah metode penelitian yang berasal dari antropologi budaya,
dengan tujuan utama menghasilkan deskripsi rinci dan analisis holistik budaya berdasarkan
kerja lapangan yang intensif. Penelitian etnografi melibatkan partisipasi observasi, di mana
etnografer menjadi pengamat yang mengamati keseharian masyarakat. Penelitian ini bersifat
iteratif-induktif, dengan pertanyaan penelitian terbuka yang dipandu oleh konsep operasional
yang bisa berubah seiring dengan pencarian data.
Tujuan utama penelitian etnografi adalah untuk mendapatkan kompleksitas dan
keragaman budaya objek studi, serta menghasilkan "thick description" yang mendalam.
Etnografi juga merupakan praktik dan ekspresi dengan sejarah yang mencakup unsur
filosofis, politik, spiritual, dan estetika. Saat ini, perkembangan kajian etnografi sangat pesat,
dengan para peneliti di era modern dan postmodern menyusun agenda penelitian mereka
masing-masing.
1
tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan
ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua
saksi yang tidak pernah berhubungan.
a. Karakteristik Penelitian Etnografis
Beberapa ciri penelitian etnografi yang dikemukakan oleh Smith dan Glass
adalah:
a. Topik permasalahan haruslah yang bermakna.
2
sumber lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan
peristiwa tersebut. Sumber sekunder ini dapat berupa para ahli yang
mendalami atau mengetahui peristiwa yang dibahas dan dari buku atau
catatan yang berkaitan dengan peristiwa, buku sejarah, artikel dalam
ensiklopedia, dan review penelitian.
Dari adanya sumber primer dan sekunder ini, sebaiknya peneliti apabila
mungkin lebih memberikan bobot sumber-sumber data primer lebih
dahulu, baru kemudian data sekunder, data tersier, dan seterusnya.
Ada 4 (empat) langkah esensial dalam penelitian historis, yaitu sebagai
berikut:
a. Merumuskan Masalah.
Dalam merumuskan masalah historis terdapat beberapa
persyaratan sebagaimana dalam penelitian yang lain, yaitu :
1) Manageable,
3
Dalam langkah ini peneliti sejarah harus mengadopsi sikap kritis
ke arah beberapa atau seluruh sumber informasi. Dalam mengevaluasi
sumber sejarah terdapat dua kritik yaitu Kritik eksternal, untuk
menetapkan keaslian atau auntentisitas data, dilakukan kritik eksternal.
d. Kritik Internal
4
yang tersembunyi dari informasi tersebut.
b. Wawancara Narasumber/Informan
Wawancara etnografis memiliki perbedaan dengan percakapan
persahabatan atau percakapan biasa antara dua orang atau lebih.
Unsur dalam percakapan persabahatan adalah sebagai berikut :
1) Sapaan untuk memulai sebuah percakapan maka biasanya
diawali dengan pertanyaan semisal “Apa kabar?”, “Senang
bertemu anda”, “Halo”, dan sebagainya.
2) Tidak ada tujuan yang eksplisit: di dalam percakapan
persahabatan biasanya tidak memiliki tujuan khusus arah
percakapan mereka.
3) Menghindari pengulangan: kedua orang yang melakukan
percakapan persahabatan berasumsi bahwa sesuatu yang
pernah ditanyakan atau dinyatakan tidak perlu diulangi.
4) Mengajukan pertanyaan: percakapan persahabatan
memungkinkan orang yang melakukan percakapan untuk
menanyakan hal-hal yang bersifat lebih pribadi tanpa ada rasa
malu.
5) Menunjukkan minat, untuk menunjukkan minat dalam
percakapan persahabatan sering pula menggunakan ungkapan
non verbal seperti tersenyum, mendengarkan dengan kontak
mata, dan berbagai macam gaya tubuh.
5
d. Mengajukan pertanyaan deskriptif
Dalam wawancara etnografis meliputi dua proses yang berbeda
namun saling melengkapi, yaitu mengembangkan hubungan dan
mencari informasi.
e. Analisis wawancara etnografis
1) Memilih Masalah.
2) Mengumpulkan Data Kebudayaan.
3) Menganalisis Data Kebudayaan.
4) Memformulasikan Hipotesis Etnografis.
5) Menulis Etnografi.
6
3) Langkah ketiga: Memilih satu sampel dari statemen informan.
4) Langkah Empat: Mencari istilah pencakupdan istilah
tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan hubungan
sematik.
5) Langkah lima: Memformulasikan pertanyaan-pertanyaan
struktural untuk masingmasing domain.
6) Langkah enam: Membuat daftar untuk semua domain
yang dihipotesiskan.
g. Mengajukan pertanyaan struktural
7
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai
atribut (komponen makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol
budaya. Setiap kali seorang etnografer menemukan perbedaan di
antara anggota suatu kategori, perbedaan ini dianggap paling baik
sebagai atribut atau komponen makna untuk setiap istilah.
k. Penentuan tema budaya