Anda di halaman 1dari 7

Metodelogi Sejarah

Nama : Ilham Hadid Ghozali


Kelas: SPI 1-D
Nim : 11220220000082
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. M. Dien Madjid & Johan Wahyudi M.Hum
Bab 2
-Mencari Sumber
A. Pengertian
Kegiatan pertama dalam tataran metode penelitian sejarah adalah pencarian sumber atau
dalam kaitannya dengan sumber sejarah disebut heuristik. Dalam pencarian narasumber,
alangkah baiknya jika peneliti memberikan waktu yang cukup, tidak terlalu lama dan juga tidak
terlalu singkat, untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk tindak lanjut penelitian, namun
secara umum semakin lama waktu penelitian akan semakin baik dan semakin baik. lebih kita
cari, semakin banyak yang kita miliki.
Pencarian sumber dapat dilakukan kapan saja, baik di awal maupun di tengah penelitian,
bahkan di akhir draf laporan ilmiah dicetak, penambahan sumber pada tulisan tetap
diperbolehkan.Ada tiga jenis sumber dalam ilmu sejarah, yaitu: sumber primer, sekunder dan
tambahan. Idealnya, ketiganya harus dimasukkan dalam laporan penelitian sejarah.
Dalam menulis artikel ilmiah, khususnya pada tahap pencarian sumber, tidak cukup
hanya mencari sumber sastra, harus juga berkonsultasi dengan sumber lain, seperti sumber
geografis benda purbakala, dll. Hal ini menimbulkan khayalan yang tidak di sana. dijelaskan
sebelumnya. Dalam buku ini kita harus lebih memperhatikan untuk menangkap makna dan
informasi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan analisis.

B. Tingkatan dalam Sumber Sejarah


a. Sumber Primer
Sumber primer adalah nama kelompok sumber tertulis sejarah dari masa lampau.
Penentuan sumber utama tergantung pada zaman sejarah, misalnya kita ingin mendapatkan
informasi tentang sejarah Kerajaan Banten pada abad ke-17. Jenis sumber primer ini meliputi
kesaksian para pelaku sejarah, yaitu orang-orang yang terkait langsung dengan peristiwa yang
sangat penting di masa lampau.
Menemukan sumber primer merupakan tantangan tersendiri. Sarjana harus memiliki
keahlian lebih dari sekedar memahami teks, karena banyak sumber primer, ketika ditulis,
menggunakan bahasa dan karakter yang mungkin asing bagi pemula, sehingga mereka
diharapkan dapat membaca naskah atau arsip, berbahasa asing untuk dibaca dan memahami serta
mendapatkan yang terbaik dari pengetahuan mereka.
b. Sumber Sekunder
Dalam penelitian sejarah, sumber sekunder diartikan sebagai berbagai sumber tulisan
sejarah yang bukan berasal dari masa penelitian, serta kesaksian seseorang yang tidak terlibat
langsung dalam peristiwa sejarah masa lalu. Sumber sekunder ini dapat berupa tulisan, lisan dan
audio-visual.
C. Jenis Sumber Sejarah
a. Sumber Tertulis
Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang berasal dari peninggalan tertulis, catatan
peristiwa masa lalu, misalnya tulisan, dokumen, manuskrip, piagam, surat kabar, catatan harian,
dan lain-lain. Bukan hanya itu buku juga termasuk sumber tertulis yang bisa dapatkan dengan
mudah di lingkungan sekitar.
b. Sumber Oral
Dalam penelitian sejarah dikenal dua jenis sumber lisan, yaitu sejarah lisan dan tradisi
lisan. Sejarah lisan adalah kesaksian seseorang yang berpartisipasi dalam peristiwa masa lalu.
Belakangan, ketika publik menganggap peristiwa itu berkesan, itu menjadi sejarah. Jika sejarah
lisan adalah gambaran dari sumber-sumber primer, situasinya berbeda dengan tradisi lisan.
c. Sumber Piktoral
Bagi peneliti sejarah sumber piktorial tidak kalah pentingnya dengan sumber tertulis
memiliki sanksi sama sebelumnya tidak muncul saat membaca dokumen tertulis akan bertebaran
pikiran ketika kita memandang objek gambar seperti foto kisah sketsa dan objek-objek
bergambar lainnya.
d. Sumber Geografis
Sumber yang memuat informasi tentang tempat, gunung, sungai, batas negara, batas
wilayah, informasi berbasis lokasi, antara lain. Menggunakan sumber gambar seperti mengetahui
beberapa tempat yang tidak diolah, maka dari situlah peneliti mencari solusi untuk menemukan
tempat tersebut. dengan deskripsi lokasi. Tanpa disadari, kunjungan kita ke suatu tempat, adalah
bagian dari mengisi data sejarah. Toponimi atau toponim juga merupakan suatu pendekatan
kewilayahan yang dapat di maksimalkan sebagai sumber data.

D. Strategi Berburu Sumber


a. Kunjungan ke Perpustakaan
Beberapa peneliti mengakui bahwa mereka tidak menganggap penting arti
perpustakaan fisik kecuali sebagai tempat penyimpanan buku-buku yang layak, yang
memiliki arti hampir sama dengan gudang tempat menyimpan barang-barang tak terpakai.
Sebagian besar peneliti termasuk dalam kelompok yang masih memandang perpustakaan
sebagai sumber daya yang penting.
b. Mencari Narasumber
Menemukan narasumber yang tepat sulit bagi peneliti, terutama mereka yang baru
mengenal dunia penelitian. Ada dua metode berbeda untuk mencari narasumber dalam sejarah.
Ini berbeda dengan topik yang dipilih, dan sejarah nasional atau global atau sejarah lokal.
c. Digital Mining di Internet
Perkembangan teknologi digital yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan
masyarakat telah membawa perubahan dalam cara akurat seseorang dalam mencari informasi.
Jika penelitian melibatkan pergi ke perpustakaan untuk mencari kunci, penelitian dibagikan,
yang harus Anda lakukan hanyalah mengangkat telepon atau berselancar untuk mendapatkan
informasi pada tahap awal penelitian. Pembedahan dilakukan dengan posisi yang sama, dan
hasilnya belum tentu jauh berbeda.

Bab 3
-Kritik sumber
a. Kritik Eksternal
Kritik eksternal adalah kritik yang menelaah berbagai aspek berdasarkan fisik sumber
sejarah, baik tertulis maupun material. Kritik ini mungkin tidak terlalu penting untuk diterima
secara harfiah oleh sumbernya, karena perangkat pengujiannya berbeda.
b. Kritik Internal
Kritik internal dilakukan untuk menilai kredibilitas informasi atau isi sumber. Jika
sumber dalam format tertulis, ini menampilkan informasi tertulis. Jika itu adalah pernyataan
lisan, itu adalah informasi lisan yang terlihat. Kritik ini tidak berlaku untuk sumber materi,
karena bagian ini sudah ada dalam kritik eksternal.
c. Memerangi Hoaks
Memerangi hoax adalah kegiatan yang sangat penting, karena kritik sumber dapat
memiliki konsekuensi yang signifikan untuk validasi dan historiografi. Memerangi hoax sendiri
merupakan aktivitas cerdas yang menggunakan argumentasi kuat untuk merespon hal-hal yang
ingin dilawan.

Bab 4
-Interpretasi dan Tafsir Sejarah
a. Pemahaman Dasar
Interpretasi adalah Analisis Peneliti terhadap data yang dipilih bergantung pada
kemampuan mengevaluasi dan menganalisis sumber yang menjadi peneliti. Ketika dia memiliki
alat analisis yang kaya, tidak terlalu sulit untuk menemukan dan meneliti fakta baru dan
menggabungkannya dengan yang lama. Kebutuhan ini wajar, berbicara tidak hanya tentang
kemampuan atau bakat untuk menafsirkan data, tetapi juga tergantung pada sejauh mana
pertimbangan sejarah sebagai pengetahuan dan pengetahuan tentang masa silam atau masa lalu.
Dalam pengertian yang lebih praktis, interpretasi juga menjadi penting ketika peneliti
atau mahasiswa yang mengerjakan tesisnya menggunakan pendekatan dan teori ilmu sosial
sebagai alat analisis terhadap berbagai bentuk data sejarah yang mereka temukan. metode ilmiah
yang berfungsi sebagai model untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu.
b. Tujuan Interpretasi
- Mentradisikan Berpikir Inklusif
- Menegaiskan “sejarah apa adanya”
- Menambal kekosongan dalam ruang sejarah”
c. Suatu Model Interpretasi
Pada dasarnya tidak semuanya dapat ditafsirkan terhadap perbedaan kita perlu
menjaga hasil analisis dari para arkeolog yang hujan disintesiskan dengan pola berpikir
sejarah menyangkut rekonstruksi kehidupan di masa silam.

Bab 5
-Historiografi
a. Makna dan Urgensi
Historiografi terdiri dari dua kata yakni histori dan graph,yang secara maknawi dipahami
sebagai sejarah penulisan sejarah.Apa yang kemudian menjadi pokok pembahasan adalah
berkisar tentang sejarah dari penulisan sejarah,atau bisa dipahami,dalam konteks yang praktis,
mempelajari bagaimana manusia menuliskan sejarahnya dari periode tertentu.
Perkembangan historiografi saat ini telah mencakup hampir semua aspek kehidupan
masyarakat di abad ke-21. Karena hal tersebut, historiografi dapat semakin membantu sejarah
dalam mencapai tujuannya, yaitu menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
manusia sebagai makhluk sosial dari waktu ke waktu.
b. Menulis Sejarah
Menulis adalah tahap akhir dari penelitian sejarah. Informasi terpilih yang telah disiapkan
dituangkan ke dalam pemikiran tertulis, yang disesuaikan dengan pembahasan akhir. Peneliti
sejarawan atau sejarawan perlu mempertimbangkan kembali rencana penulisan mereka, yang
biasanya dibuat pada peneltian. Perlu ada penelaahan urgensi bahasa, mengurangi dan bahkan
menambahkan materi dari apa yang diumumkan sebelumnya.
Terdapat tiga bagian penting dalam penulisan sejarah, yakni kronologi, model
pembahasan, dan model penulisan.
1. Kronologi
Kronologi sendiri memiliki arti sebagai informasi tentang kurun waktu peristiwa-peristiwa
yang silih berganti di masa lampau. Sederhananya, pemikiran kronologis adalah cara berpikir
tentang suatu peristiwa secara berurutan. Karena itulah konsep ini sangat penting untuk
menganalisis peristiwa yang terjadi di masa lalu. Mendekati konsep berpikir kronologis ketika
menganalisis suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu, lebih mudah untuk mengetahui urutan
peristiwa secara berurutan, sekuensial, dan berkesinambungan.
2. Model Penyajian Data
Penulis harus berhati-hati dalam menyajikan cerita. Perlu dipahami bahwa penyajian
cerita dalam laporan penelitian berbeda dengan pola naratif cerita pendek atau cerita
bersambung. Cerita sejarah laporan biasanya ditulis secara kronologis, termasuk apa, siapa, di
mana dan aspek apa di mana, kapan dan bagaimana, urutan pengajaran bahasa Indonesia ini
dikenal sebagai 5W + 1H. Ceritanya padat dan terarah.
3. Model Penulisan
Penetapan pola pembahasan dalam suatu laporan penelitian atau buku yang akan ditulis
memberikan pedoman.Laporan ilmiah, artikel, majalah atau tesis biasanya ditulis dalam bahasa
formal, dilihat dari penggunaan bahasanya. Kalimat-kalimat tersebut sedapat mungkin
berhubungan dengan tata bahasa Indonesia, yang dikenal sebagai ortografi, yang dilengkapi oleh
EJT.
Setiap pernyataan didukung oleh kutipan dalam bentuk catatan kaki, catatan akhir, atau
catatan akhir. Kalimat-kalimat yang membentuk satu paragraf tersusun secara efektif, sehingga
memastikan bahwa penyuntingan bahasa merupakan kegiatan yang harus dilakukan perbaikan
berulang kali terhadap kesalahan konstruksi kalimat.
Aspek subjektivitas dan emosi terkadang terlihat dalam pola tulisan populer. Penulisan
satu halaman adalah bagian yang menjelaskan hal ini dan didukung oleh penulis. Dalam cerita
yang mengangkat kesedihan, seperti situasi korban perang, penulis populer pun banyak
menggunakannya, secara tidak langsung ia ingin para pembacanya hanyut dalam respon
emosional yang coba ia bangkitkan.
c. Macam Historiografi

1. Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional adalah karya tulis atau penulisan tradisional yang ditulis oleh
para penyair sejak masa kerajaan Hindu/Budha hingga kedatangan dan perkembangan Islam di
Nusantara. Isi historiografi bersifat subyektif karena menitikberatkan pada persoalan yang
berkaitan dengan karakter raja.

2. Historiografi Kolonial

Historiografi Kolonial adalah penulisan sejarah yang berkembang pada masa Kolonial
Belanda sejak abad ke-17 M hingga Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-20 M.
3. Akar Hisstoriografi Di Indonesia

Historiografi Indonesia telah ditulis oleh sejarahwan nasional dengan menggunakan


pendekatan multidimensi, menggunakan cabang disiplin ilmu seperti antropologi, sosial, dan
politik. Menulis sejarah nasional sangat penting untuk memperkuat jati diri bangsa dan
meningkatkan kesadaran berbangsa untuk menyadarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
mandiri.

4. Historiografi Orde Baru

Historiografi di masa ini diantaranya adalah maraknya penulisan geografi sebagai pajak
dan diri ke publik di masa nggak ada masyarakat yang belum stabil iklim politik yang kondusif
serta teratur turut melatarbelakangi keinginan para tokoh pemerintahan eksekutif bisnis
budayawan maupun rakyat lainnya untuk menuliskan riwayat hidup mereka beserta cerita
suksesnya.

d. Pelatihan Dan Waktu Penulisan

Sebenarnya, bagian iini tidak integral dalam penelitian sejarah. Jika sejarah sudah mahir
dalam menulis serta mempunyai kemampuan menganggarkan waktu yang cukup untuk
penulisan. Bagian ini dapat dilewati, karena banyak sekali kegelisahan mahasiswa yang tidak
mampu dalam membuat tulisan dan menetapkan waktu menulis tugas akhir.

Bagi mahasiswa semester awal sudah mati dirinya dalam penulisan. Dalam kurun waktu
4 tahun atau 3 tahun masuk karena mereka akan bertemu dengan kegiatan penulisan makalah,
review buku, ujian tertulis dan kegiatan membaca berbagai macam literatur itu adalah siklus
yang terus berulang sampai ketika pada waktunya mereka harus memilih karya penelitian sendiri
dalam format tugas akhir. Dalam mempengaruhi kemampuan penulisan dibutuhkan selain telah
terbiasa untuk terus membaca buku-buku yang berkenaan dengan bidang studi.

Anda mungkin juga menyukai