B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat kajian historis?
2. Bagaimana sejarah historis?
3. Jelaskan langkah-langkah kajian historis?
4. Sebutkan bagaimana praktik kajian historis?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Historis
Sejarah historis adalah istilah yang mungkin merujuk pada dua
konsep terkait dalam bidang sejarah. Sejarah adalah rekaman dan narasi
tentang peristiwa, proses, budaya, dan masyarakat di masa lalu. Ini
mencakup penyelidikan, pemahaman, dan interpretasi tentang bagaimana
hal-hal telah berkembang seiring waktu.Sejarah historis adalah cabang
kajian sejarah yang berfokus pada pembelajaran dan analisis masa lalu
dalam konteks tertentu. Ini dapat berarti memahami sejarah suatu wilayah
geografis, sejarah suatu periode waktu tertentu, atau sejarah suatu
peristiwa khusus. Sejarah historis mencoba memahami peristiwa dan
proses sejarah dengan memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya,
ekonomi, dan politik yang memengaruhi mereka.
Sejarah historis membantu kita menjelajahi bagaimana peristiwa
dan fenomena di masa lalu telah membentuk dunia kita saat ini. Ini
melibatkan analisis, pemahaman, dan interpretasi yang mendalam tentang
berbagai aspek sejarah untuk mengungkapkan cerita yang lebih lengkap
dan makna yang terkandung dalamnya. Sejarah historis membantu kita
belajar dari pengalaman sejarah, menghormati warisan budaya, dan
menyumbang pada pemahaman yang lebih baik tentang manusia dan
peradabannya.
B. Hakikat Kajian
Hakikat kajian historis adalah pemahaman dan analisis tentang
masa lalu manusia. Bidang kajian ini mencoba menjelaskan,
menginterpretasikan, dan merinci peristiwa, proses, budaya, dan
masyarakat dalam rentang waktu yang berbeda. Sastra bandingan
merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatanyang ada dalam ilmu
sastra. Pendekatan sastra bandingan pertama kali muncul di Eropa awal
abad ke-19. Ide tentang sastra bandingan dikemukan oleh SanteBeuve
dalam sebuah artikelnya yang terbit tahun 1868 (Damono, 2005:
14).Dalam artikel tersebut dijelaskanya bahwa pada awal abad ke-19 telah
muncul studi sastra bandingan di Prancis. Sedangkan pengukuhan
terhadap pendekatan perbandingan terjadi ketika jurnal Revue Litterature
Comparee diterbitkan pertama kali pada tahun 1921. Dalam sastra
bandingan dikenal dua mazhab, yaitu mazhab Amerika dan Prancis.
Mazhab Amerika berpendapat bahwa sastra bandingan memberi peluang
untuk membandingkan sastra dengan bidang-bidang lain di luar
sastra,misalnya seni, filsafat, sejarah, agama, dan lain-lain. Sedangkan
mazhab Prancis berpendapat bahwa sastra bandingan hanya
memperbandingkan sastra dengan sastra. Namun demikian, kedua mazhab
tersebut bersepakat bahwa sastra bandingan harus bersifat lintas negara,
artinya berusaha membandingkan sastra satu negara dengan sastra negara
lain. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, muncul kritikan terhadap
pandangan yang dianut oleh kedua mazhab. Kedua mazhab sepertinya
tidak
memperhatikan kondisi sebagian besar negara Asia yang memiliki
keragaman bahasa dan budaya. Indonesia, misalnya, satu suku dengan
suku yang lain
Hakikat kajian historis melibatkan:
a. Penggunaan Sumber-Sumber Sejarah: Kajian historis bergantung
pada sumber-sumber sejarah seperti dokumen tertulis, catatan
arkeologis, artefak, foto, dan berbagai jenis bukti sejarah lainnya.
Analisis sumber-sumber ini adalah landasan utama untuk
memahami masa lalu.
b. Konteks dan Penafsiran: Kajian historis tidak hanya mencatat
fakta-fakta, tetapi juga memerlukan pemahaman konteks sosial,
budaya, politik, dan ekonomi di masa lalu. Ini memungkinkan
sejarawan untuk menafsirkan peristiwa dan fenomena sejarah
secara lebih mendalam.
c. Rekonsiliasi dan Konstruksi Narasi: Sejarawan harus mampu
menyusun narasi yang kohesif berdasarkan bukti-bukti sejarah
yang ada. Mereka juga perlu menyadari potensi bias dalam
sumber-sumber sejarah dan berusaha untuk mencapai interpretasi
yang obyektif.
d. Penyebab dan Konsekuensi: Kajian historis tidak hanya berkutat
pada apa yang terjadi, tetapi juga menggali penyebab dan
konsekuensi dari peristiwa-peristiwa tersebut. Ini membantu dalam
pemahaman mendalam tentang perubahan sepanjang waktu.
e. Kontinuitas dan Perubahan: Kajian historis seringkali
mengeksplorasi bagaimana masyarakat dan budaya telah berubah
atau berkembang dari masa ke masa, serta elemen-elemen yang
tetap atau kontinu dalam sejarah.
Dengan memahami hakikat kajian historis, sejarawan dapat membangun
interpretasi yang mendalam tentang masa lalu, membantu kita belajar dari
pengalaman sejarah, dan menghargai warisan budaya dan sosial yang telah ada.
D. Praktik Kajian
Bidang kajian penelitian yang digunakan dalam sastra bandingan
sangatcluas dan tidak ada patokan khusus di dalamnya. Menurut Kasim
tiap peneliticboleh membandingkan unsur apa saja yang memiliki
kemiripan. Bidang-bidangcpokok yang menjadi titik perhatian dalam
perhatian dalam penelitian sastracbandingan menurut Kasim (dalam
Endraswara, 2011: 81) adalah sebagai berikut.
a. Tema dan motif, melingkupi (a) buah pikiran, (b) gambaran
perwatakan, (c)calur (plot), episode, latar (setting), (d) ungkapan-
ungkapan
b. Genre dan bentuk (form), stalistika, majas, suasana
c. Aliran (moventent) dan angkatan (generation)
d. Hubungan karya sastra dengan ilmu pengetahuan, agama/
kepercayaan, danckarya-karya seni
e. Teori sastra, sejarah sastra, dan teori kritik sastra
Dalam pendapat ini Kasim cukup banyak memberikan batasan dalam hal
bidang apa saja yang dapat dibandingkan dalam sebuah penelitian sastra
bandingan. Menurut Endraswara (2011: 163) objek berkaitan dengan
muatan apa yang terdapat dalam sastra, yang dominan dan layak
dibandingkan dapat terkait dengan tema, tokoh, aspek sosial, kecerdasann
emosi dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tidak ada batasan ataupun patokan dalam objek yang dijadikan kajian
dalam satra bandingan biarlah peneliti yang lebih kreatif menemukan
kebaharuan. Apapun boleh dijadikan kajian yang terpenting adalah adanya
kesamaan dan perbedaan diantara bahan yang dijadikan penelitian. Dari
beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra perbandingan
adalah studi sastra yang membandingkan dua buah karya sastra atau lebih.
Karya sastra yang diperbandingkan bisa berupa sastra tulis maupun sastra
lisan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008). Ed. 1-2.