Anda di halaman 1dari 11

BIDANG KAJIAN YANG BERSIFAT HISTORIS

Disusun Oleh Kelompok 2

1. Vella Sabrila Aisah (2021007)


2. Riska Setiawati (2021009)
3. Erma Rahmasari (2021076)
4. Pronika (2021074)
5. Nadilla Ayu Savitry (2021075)

Dosen Pengampu : Dr. Viry Grinitha,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
KATA PENGANTAR
Puji dan juga syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan nikmat
iman, islam , ihsan dan waktu kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul. “BIDANG KAJIAN YANG BERSIFAT
HISTORIS”. Terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada kedua
orang tua yang telah memberikan dukungan dan semangat, kepada dosen
pengampu mata kuliah yang telah membimbing juga para sahabat dan teman-
teman satu kelas.
Makalah ini masihlah sangat jauh dari kata sempurna dan juga menuntut
perbaikan terus-menerus yang di sesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Oleh
karena itu penulis sangat berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan
kepada penulis untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Akhir kata, semoga
makalah ini memenuhi kebutuhan bagi para penggunanya. Aamiin.

Lubuk Linggau , Oktober 2023


Penulis ,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Historis
B. Hakikat Kajian
C. Langkah-Langkah Kajian
D. Praktik Kajian
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian Historis merupakan nformasi yang membantu menjelaskan
mengapa suatu penelitian sejarah dilakukan dan apa yang menjadi
motivasinya. Ini mencakup konteks historis, permasalahan penelitian, dan
tujuan penelitian. Berikut adalah elemen-elemen yang sering termasuk
dalam latar belakang kajian historis:
1. Konteks Historis: Ini mencakup gambaran umum tentang periode
waktu, tempat geografis, dan situasi sosial, politik, dan budaya di mana
penelitian sejarah dilakukan. Konteks ini membantu pembaca atau
peneliti lain memahami mengapa topik tersebut relevan dalam konteks
sejarah yang lebih luas.
2. Permasalahan Penelitian: Penelitian sejarah biasanya didorong oleh
pertanyaan atau permasalahan tertentu yang perlu dijawab. Latar
belakang menjelaskan apa yang menjadi permasalahan tersebut dan
mengapa perlu diselidiki.
3. Tujuan Penelitian: Ini menjelaskan tujuan utama penelitian sejarah,
seperti apa yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut. Tujuan
penelitian mungkin melibatkan pengungkapan fakta-fakta baru,
pemahaman lebih dalam tentang peristiwa sejarah, atau kontribusi pada
pemahaman umum tentang masa lalu.
4. Kepentingan Penelitian: Latar belakang juga mencakup alasan
mengapa topik ini penting atau relevan. Apa yang dapat dipelajari dari
penelitian ini? Bagaimana hasilnya dapat berkontribusi pada
pemahaman kita tentang sejarah atau memiliki implikasi dalam
konteks saat ini?
5. Kajian Sebelumnya: Mengacu pada penelitian sejarah sebelumnya
yang relevan dengan topik penelitian. Ini menunjukkan kepada
pembaca bahwa penelitian tersebut membangun pada pengetahuan
yang telah ada atau menawarkan kontribusi baru terhadap topik
tersebut.
6. Kesimpulan Sementara: Meskipun ini bisa disisipkan dalam bagian
kesimpulan, dalam latar belakang, Anda juga dapat menyebutkan
hipotesis awal atau asumsi yang mungkin Anda periksa dalam
penelitian sejarah Anda.
Latar belakang kajian historis membantu menghubungkan penelitian Anda dengan
konteks yang lebih luas, menjelaskan mengapa topik ini penting, dan memberikan
pandangan awal tentang apa yang mungkin dicapai dalam penelitian tersebut. Hal
ini membantu pembaca atau peneliti lain memahami motivasi dan kerangka
penelitian sejarah Anda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat kajian historis?
2. Bagaimana sejarah historis?
3. Jelaskan langkah-langkah kajian historis?
4. Sebutkan bagaimana praktik kajian historis?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Historis
Sejarah historis adalah istilah yang mungkin merujuk pada dua
konsep terkait dalam bidang sejarah. Sejarah adalah rekaman dan narasi
tentang peristiwa, proses, budaya, dan masyarakat di masa lalu. Ini
mencakup penyelidikan, pemahaman, dan interpretasi tentang bagaimana
hal-hal telah berkembang seiring waktu.Sejarah historis adalah cabang
kajian sejarah yang berfokus pada pembelajaran dan analisis masa lalu
dalam konteks tertentu. Ini dapat berarti memahami sejarah suatu wilayah
geografis, sejarah suatu periode waktu tertentu, atau sejarah suatu
peristiwa khusus. Sejarah historis mencoba memahami peristiwa dan
proses sejarah dengan memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya,
ekonomi, dan politik yang memengaruhi mereka.
Sejarah historis membantu kita menjelajahi bagaimana peristiwa
dan fenomena di masa lalu telah membentuk dunia kita saat ini. Ini
melibatkan analisis, pemahaman, dan interpretasi yang mendalam tentang
berbagai aspek sejarah untuk mengungkapkan cerita yang lebih lengkap
dan makna yang terkandung dalamnya. Sejarah historis membantu kita
belajar dari pengalaman sejarah, menghormati warisan budaya, dan
menyumbang pada pemahaman yang lebih baik tentang manusia dan
peradabannya.
B. Hakikat Kajian
Hakikat kajian historis adalah pemahaman dan analisis tentang
masa lalu manusia. Bidang kajian ini mencoba menjelaskan,
menginterpretasikan, dan merinci peristiwa, proses, budaya, dan
masyarakat dalam rentang waktu yang berbeda. Sastra bandingan
merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatanyang ada dalam ilmu
sastra. Pendekatan sastra bandingan pertama kali muncul di Eropa awal
abad ke-19. Ide tentang sastra bandingan dikemukan oleh SanteBeuve
dalam sebuah artikelnya yang terbit tahun 1868 (Damono, 2005:
14).Dalam artikel tersebut dijelaskanya bahwa pada awal abad ke-19 telah
muncul studi sastra bandingan di Prancis. Sedangkan pengukuhan
terhadap pendekatan perbandingan terjadi ketika jurnal Revue Litterature
Comparee diterbitkan pertama kali pada tahun 1921. Dalam sastra
bandingan dikenal dua mazhab, yaitu mazhab Amerika dan Prancis.
Mazhab Amerika berpendapat bahwa sastra bandingan memberi peluang
untuk membandingkan sastra dengan bidang-bidang lain di luar
sastra,misalnya seni, filsafat, sejarah, agama, dan lain-lain. Sedangkan
mazhab Prancis berpendapat bahwa sastra bandingan hanya
memperbandingkan sastra dengan sastra. Namun demikian, kedua mazhab
tersebut bersepakat bahwa sastra bandingan harus bersifat lintas negara,
artinya berusaha membandingkan sastra satu negara dengan sastra negara
lain. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, muncul kritikan terhadap
pandangan yang dianut oleh kedua mazhab. Kedua mazhab sepertinya
tidak
memperhatikan kondisi sebagian besar negara Asia yang memiliki
keragaman bahasa dan budaya. Indonesia, misalnya, satu suku dengan
suku yang lain
Hakikat kajian historis melibatkan:
a. Penggunaan Sumber-Sumber Sejarah: Kajian historis bergantung
pada sumber-sumber sejarah seperti dokumen tertulis, catatan
arkeologis, artefak, foto, dan berbagai jenis bukti sejarah lainnya.
Analisis sumber-sumber ini adalah landasan utama untuk
memahami masa lalu.
b. Konteks dan Penafsiran: Kajian historis tidak hanya mencatat
fakta-fakta, tetapi juga memerlukan pemahaman konteks sosial,
budaya, politik, dan ekonomi di masa lalu. Ini memungkinkan
sejarawan untuk menafsirkan peristiwa dan fenomena sejarah
secara lebih mendalam.
c. Rekonsiliasi dan Konstruksi Narasi: Sejarawan harus mampu
menyusun narasi yang kohesif berdasarkan bukti-bukti sejarah
yang ada. Mereka juga perlu menyadari potensi bias dalam
sumber-sumber sejarah dan berusaha untuk mencapai interpretasi
yang obyektif.
d. Penyebab dan Konsekuensi: Kajian historis tidak hanya berkutat
pada apa yang terjadi, tetapi juga menggali penyebab dan
konsekuensi dari peristiwa-peristiwa tersebut. Ini membantu dalam
pemahaman mendalam tentang perubahan sepanjang waktu.
e. Kontinuitas dan Perubahan: Kajian historis seringkali
mengeksplorasi bagaimana masyarakat dan budaya telah berubah
atau berkembang dari masa ke masa, serta elemen-elemen yang
tetap atau kontinu dalam sejarah.
Dengan memahami hakikat kajian historis, sejarawan dapat membangun
interpretasi yang mendalam tentang masa lalu, membantu kita belajar dari
pengalaman sejarah, dan menghargai warisan budaya dan sosial yang telah ada.

C. Langkah-Langkah Kajian Historis


Langkah-langkah kajian historis melibatkan proses sistematis
untuk menggali, menganalisis, dan memahami masa lalu. Berikut adalah
beberapa langkah penting dalam kajian historis:
a. Identifikasi Masalah atau Topik Penelitian:Tentukan topik atau
pertanyaan penelitian yang ingin Anda teliti. Ini bisa berupa
peristiwa sejarah, tokoh, atau aspek tertentu dari masa lalu.
b. Pengumpulan Sumber-Sumber Sejarah: Cari sumber-sumber
sejarah yang relevan dengan topik Anda. Ini mungkin melibatkan
kunjungan ke perpustakaan, arsip, penelitian online, dan
wawancara dengan ahli.
c. Evaluasi Sumber-Sumber Sejarah: Nilai sumber-sumber sejarah
yang Anda temukan. Pertimbangkan keandalan, keaslian, dan bias
potensial dalam sumber-sumber tersebut. Ini adalah langkah kritis
untuk memastikan akurasi data.
d. Interpretasi Data Sejarah: Analisis data yang Anda kumpulkan
dengan memahami konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik di
masa lalu. Cobalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
"Mengapa peristiwa ini terjadi?" dan "Apa dampaknya?"
e. Pemilihan Pendekatan Metodologis: Pilih metode atau pendekatan
penelitian yang sesuai dengan topik Anda. Ini bisa termasuk
analisis dokumen, penelitian arkeologis, pendekatan kualitatif, atau
kuantitatif, tergantung pada kebutuhan penelitian.
f. Penyusunan Narasi Sejarah: Buat narasi atau laporan berdasarkan
hasil penelitian Anda. Susun informasi dalam urutan kronologis
dan buatlah narasi yang kohesif untuk menjelaskan temuan Anda.
g. Analisis dan Interpretasi Lebih Lanjut: Evaluasi kembali data Anda
dan pertimbangkan berbagai perspektif. Perubahan interpretasi
sejarah bisa terjadi seiring dengan penemuan baru atau pendekatan
analitis yang berbeda.
h. Penulisan dan Publikasi: Jika hasil penelitian Anda dianggap
berharga, pertimbangkan untuk menulis artikel ilmiah, buku, atau
makalah untuk berbagi penemuan Anda dengan masyarakat ilmiah
atau umum.
i. Referensi dan Dokumentasi: Pastikan untuk merinci sumber-
sumber yang Anda gunakan dalam penelitian Anda. Ini penting
untuk integritas akademik dan memberikan landasan bagi
penelitian lebih lanjut.
Langkah-langkah ini membantu sejarawan menggali masa lalu dengan cermat,
merangkul pemahaman yang mendalam, dan memberikan kontribusi berharga
dalam memahami peristiwa dan fenomena sejarah.

D. Praktik Kajian
Bidang kajian penelitian yang digunakan dalam sastra bandingan
sangatcluas dan tidak ada patokan khusus di dalamnya. Menurut Kasim
tiap peneliticboleh membandingkan unsur apa saja yang memiliki
kemiripan. Bidang-bidangcpokok yang menjadi titik perhatian dalam
perhatian dalam penelitian sastracbandingan menurut Kasim (dalam
Endraswara, 2011: 81) adalah sebagai berikut.
a. Tema dan motif, melingkupi (a) buah pikiran, (b) gambaran
perwatakan, (c)calur (plot), episode, latar (setting), (d) ungkapan-
ungkapan
b. Genre dan bentuk (form), stalistika, majas, suasana
c. Aliran (moventent) dan angkatan (generation)
d. Hubungan karya sastra dengan ilmu pengetahuan, agama/
kepercayaan, danckarya-karya seni
e. Teori sastra, sejarah sastra, dan teori kritik sastra

Dalam pendapat ini Kasim cukup banyak memberikan batasan dalam hal
bidang apa saja yang dapat dibandingkan dalam sebuah penelitian sastra
bandingan. Menurut Endraswara (2011: 163) objek berkaitan dengan
muatan apa yang terdapat dalam sastra, yang dominan dan layak
dibandingkan dapat terkait dengan tema, tokoh, aspek sosial, kecerdasann
emosi dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tidak ada batasan ataupun patokan dalam objek yang dijadikan kajian
dalam satra bandingan biarlah peneliti yang lebih kreatif menemukan
kebaharuan. Apapun boleh dijadikan kajian yang terpenting adalah adanya
kesamaan dan perbedaan diantara bahan yang dijadikan penelitian. Dari
beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra perbandingan
adalah studi sastra yang membandingkan dua buah karya sastra atau lebih.
Karya sastra yang diperbandingkan bisa berupa sastra tulis maupun sastra
lisan.

Praktik kajian dalam bidang sejarah mencakup tindakan dan


kegiatan konkret yang dilakukan oleh sejarawan dalam upaya memahami
masa lalu. Berikut adalah beberapa praktik kajian historis yang umum:
a. Penelitian Arsip: Sejarawan sering melakukan penelitian di
arsip sejarah yang berisi dokumen-dokumen resmi, surat,
catatan, dan bahan-bahan historis lainnya. Mereka menggali
informasi yang relevan untuk topik penelitian mereka.
b. Studi Perpustakaan: Mereka melakukan studi di
perpustakaan untuk mengakses buku, jurnal, artikel, dan
literatur lain yang dapat mendukung penelitian mereka.
c. Wawancara dengan Ahli: Sejarawan mungkin berbicara
dengan ahli atau saksi mata yang memiliki pengetahuan
khusus tentang peristiwa atau topik tertentu dalam sejarah.
Wawancara ini bisa memberikan wawasan yang berharga.
d. Penelitian Lapangan: Dalam beberapa kasus, sejarawan
melakukan penelitian lapangan untuk mengunjungi lokasi-
lokasi sejarah atau situs arkeologi guna mengumpulkan
data tambahan.
e. Analisis Sumber-sumber Sejarah: Sejarawan menganalisis
dan menafsirkan sumber-sumber sejarah, termasuk
dokumen, foto, artefak, dan catatan-catatan untuk
memahami peristiwa sejarah.
f. Rekonstruksi Kronologi: Mereka mencoba untuk merinci
peristiwa dalam urutan kronologis sehingga dapat
memahami perkembangan sejarah dari waktu ke waktu.
g. Penyusunan Narasi Sejarah: Hasil penelitian dan analisis
digunakan untuk membuat narasi sejarah yang koheren dan
informatif.
h. Penggunaan Metodologi: Sejarawan menggunakan metode
ilmiah dan pendekatan analitis yang sesuai dengan
pertanyaan penelitian mereka, termasuk metode kualitatif
dan kuantitatif.
i. Penulisan Publikasi: Mereka sering menulis artikel, buku,
makalah, atau esai sejarah untuk menyampaikan hasil
penelitian mereka kepada komunitas ilmiah dan masyarakat
umum.
j. Pendokumentasian dan Referensi: Penting untuk
mendokumentasikan semua sumber yang digunakan dan
memberikan referensi yang tepat guna menjaga integritas
akademik dan memungkinkan orang lain untuk melanjutkan
penelitian.
Praktik kajian historis ini membantu sejarawan dalam merinci masa lalu dengan
akurat, mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa, dan
berkontribusi pada pengetahuan sejarah yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008). Ed. 1-2.

Amirullah, Iman Hardiho. Pengantar sastra bandingan. (Yogyakarta: Graha Ilmu,


2005)

Anda mungkin juga menyukai