Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Mata kuliah:

METODE STUDI ISLAM

Dosen pengampu:

Husnul hidayati,S.Ag.,M.Ag

Disusun oleh:

Etari nopianti (220201039)

Muhammad haqqan akbar (220201036)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH (FS)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
husnul hidayati selaku guru mata pelajaran metodologi studi islam. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh sebab itu
kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram 25 September 2022

penulis

2
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................................1

Kata pengantar.................................................................................................................2

Daftar isi...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. Latar belakang........................................................................................................4
B. Rumusan masalah...................................................................................................4
C. Tujuan masalah.......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5

A. Pendekatan Historis................................................................................................5
B. Pendekatan Politis...................................................................................................7
C. Pendekatan psikologis............................................................................................9
D. Pendekatan Interdisipliner......................................................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendekatan dan metode dalam studi islam sebagaimana dikemukakan di atas bahwa
secara umum studi islam bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-pokok
ajaran islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang bersifat hakiki universal dan
dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau di pertemukan dengan budaya dan dunia
modern, agar mampu mem berikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh
umat manusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya.

Dengan tujuan tersebut, maka studi islam akan menggunakan cara pendekatan yang sekiranya
relevan, yaitu pendekatan kesejarahan, kefilsafatan, dan pendekatan ilmiah. Namun demikian,
sebagaimana telah dikemukakan bah wa sifat studi islam ini adalah memadukan antara studi
islam yang bersifat konvensional dengan studi islam yang bersifat ilmiah, sehingga pende
katan doktriner tidaklah dapat diabaikan.

B. Rumusan masalah
1. Pendekatan historis
2. Pendekatan politis
3. Pendekatan psikologis
4. Pendekatan interdisipliner

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pendekatan historis
2. Untuk mengetahui pendekatan politis
3. Untuk mengetahui pendekatan psikologis
4. Untuk mengetahui pendekatan interdisipliner

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN HISTORIS

Secara etimologi sejarah adalah terjemahan dari kata taih, sirah (bahasa Arab), history
(bahasa Inggris), dan geoschichte (bahasa Jerman). Semua kata tersebut berasal dari bahasa
Yunani, yaitu istoria yang ber arti ilmu.

Sejarah atau historis (Historical Approach) adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas
berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang dan
pelaku dari peristiwa tersebut.208 Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan
melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa yang terli bat dalam
peristiwa tersebut. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau
keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan
historis.

Secara leksikal, sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Secara terminologi, sejarah
adalah kisah dan peristi wa masa lampau umat manusia, baik yang berhubungan dengan
peristi wa politik, sosial, ekonomi maupun gejala alam.

Menurut Ibnu Khaldun, sejarah tidak hanya dipahami sebagai sua tu rekaman
peristiwa masa lampau, tetapi juga penalaran kritis untuk menemukan kebenaran suatu
peristiwa pada masa lampau. Dengan de mikian, unsur penting sejarah adalah adanya
peristiwa, adanya batasan waktu (yaitu masa lampau), adanya pelaku (yaitu manusia) dan
daya kritis dari peneliti sejarah. Dengan kata lain, di dalam sejarah terdapat objek
peristiwanya (what), orang yang melakukannya (who), waktu nya (when), tempatnya (where)
dan latar belakangnya (whey). Seluruh aspek tersebut disusun secara sistematis dan
menggambarkan hubungan yang erat antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Sebagai ilmu, sejarah terikat pada prosedur penelitian ilmiah. Se jarah juga terikat pada
penalaran yag bersandar pada fakta. Kebenaran sejarah terletak dalam kesediaan sejarawan
untuk meneliti sumber seja rah secara tuntas, sehingga diharapkan ia akan mengungkapkan
sejarah secara objektif.Mengungkapkan kisah dan peristiwa masa lampau umat manu sia,
terdapat dua implikasi metodologis. Pertama, keharusan memakai metode studi sejarah yang
lebih problem oriented. Kedua, penjelasan serta penelaahan sejarah didasarkan pada analisis

5
yang social-scientific. Terdorong kecenderungan metodologis ini, maka dalam praktiknya
sejarawan menggunakan pendekatan dan konsep-konsep serta teori-te ori ilmu-ilmu sosial
yang mempunyai daya penjelas yang lebih besar da lam memberikan keterangan historis
(historical explanation).

Pendekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama
itu sendiri turun dalam situasi yang konkrit bah kan berkaitan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan. Dalam hubungan ini Kuntowijoyo telah melakukan studi yang mendalam
terhadap agama yang dalam hal ini Islam, menurut pendekatan sejarah. Ketika ia mem
pelajari Al-Qur'an ia sampai pada satu kesimpulan bahwa pada dasarnya kandungan Al-
Qur'an itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, berisi konsep-konsep, dan bagian
kedua berisi kisah-kisah sejarah dan perumpamaan.

Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki yang sebenarnya berkenaan
dengan penerapan suatu peristi wa. Dari sini maka seseorang tidak akan memahami agama
keluar dari konteks historisnya. Seseorang yang ingin memahami Al-Qur'an secara benar
misalnya, yang bersangkutan harus memahami sejarah turunnya Al-Qur'an atau kejadian-
kejadian yang mengiringi turunnya Al-Qur'an yang selanjutnya disebut dengan ilmu asbab al-
nuzul yang pada intinya berisi sejarah turunnya ayat Al-Qur'an. Dengan ilmu ini seseorang
akan dapat mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang ber kenaan dengan
hukum tertentu, dan ditujukan untuk memelihara syariat dari memahaminya.Melalui
pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris
dan mendunia. Dari keadaan ini se seorang akan melihat adanya kesenjangan atau
keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan
histo ris. Menurut perspektif sejarah ada 2 macam penafsiran terhadap aturan hukum dan
perundang-undangan, yaitu:

1. Penafsiran menurut sejarah hukum,

2. Penafsiran menurut sejarah penetapan peraturan perundang-un dangan.

1
Gerilyamataram, "Islam Histori dan Histori Normativ", http:// gerilyamataram blogspot.com/2011/02/Islam-
historis-dan-historisnormativ.html, diakses 29 Desember 2015, 12:28 wib.

6
Ketika Islam dilihat dari sisi historis atau sebagaimana yang tam pak alam masyarakat, Islam
tampil sebagai sebuah disiplin ilmu atau ilmu keislaman. Kajian historisitas keagamaan
ditelaah lewat berbagai pendekatan keilmuan sosial-keagamaan yang bersifat multi dan
interdi. sipliner, baik lewat pendekatan historis, filosofis, psikologis, sosiologis, kultural,
maupun antropologis. Islam historis atau Islam sebagai produk sejarah adalah Islam yang
dipahami dan Islam yang dipraktikan kaum Muslim di seluruh penjuru dunia, mulai dari masa
Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.21

Islam historis merupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh setiap pemikiran
manusia dalam interpretasi atau pemahamannya ter hadap teks, maka Islam pada tahap ini
terpengaruh bahkan menjadi sebuah kebudayaan. Dengan adanya problematika yang semakin
kom pleks, maka kita yang hidup pada era saat ini harus terus berjuang un tuk menghasilkan
pemikiran-pemikiran untuk mengatasi problematika kehidupan yang semakin kompleks
sesuai dengan latar belakang kul tur dan sosial yang melingkupi kita, yaitu Indonesia saat ini.
Kita perlu pemahaman kontemporer yang terkait erat dengan sisi-sisi kemanu siaan-sosial-
budaya yang melingkupi kita.

Pendekatan sejarah adalah mengkaji Islam dari perspektif yang dikenal dalam ilmu-ilmu
sejarah, dalam hal ini suatu sejarah dipengaruhi oleh banyak faktor, sejarah dipengaruhi oleh
waktu dan cara berpikir pada waktu itu, dan seterusnya. Ketika diterapkan dalam mempelajari
Islam, maka Islam tidak dilihat sebagai doktrin belaka, tetapi dilihat secara historis yang
dipengaruhi oleh serangkaian hukum sejarah yang selalu berubah-ubah.

B. PENDEKATAN POLITIS

Teori politik normatif adalah cara untuk membahas lembaga sosial, khususnya
berhubungan dengan kekuasaan publik, dan tentang hubu ngan antar individu di dalam
lembaga politik disebut juga sebagai mo ral/etika. Perlawanan menghadapi penjajah
merupakan pergerakan politik Islam yang kemudian menjadi pembentukan negara Indonesia.

Pendekatan politis adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara menanamkan nilai-
nilai agama pada lembaga sosial agar tim bul motivasi/keinginan untuk meraih kebahagiaan
dan kesejahteraan serta perdamaian pada masyarakat. Pendekatan politis dibagi menjadi lima.

1. Pendekatan Politis Dekonfessionalisasi

7
Secara garis besar, untuk menyatukan perbedaan antara kelom pok dan memelihara
hubungan politik bersama dalam sebuah negara, seluruh identitas keyakinan simbol-simbol
kelompok harus bisa diting galkan untuk sementara waktu dalam rangka mencapai suatu
kesatuan dan kebersamaan yang lebih besar (Grms, 2008).Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan poli tis dekonfessionalisasi adalah pendekatan/usaha dengan
meningglakan seluruh identitas keyakinan yang berupa simbol dalam sementara waktu untuk
menyatukan perbedaan antar kelompok dan memelihara hubu ngan politik besama dalam
sebuah negara agar tercapai suatu kesatuan dan keberdsamaan yang lebih besar.Pancasila
sebagai ideologi yang digunakan Bangsa Indonesia untuk menjadikan bernegara, hal tersebut
bukan berarti Islam kalah dengan pancasila melainkan di dalam pancasila tersimpan nilai-
nilai Islam yaitu keesaan Tuhan, demokrasi, keadilan sosial dan kemanusiaan.

2. Pendekatan Politis Domestikasi Islam

Teori ini menggambarkan hebatnya Islam berkembang di Indone sia tetapi lumpuh
karena didominasi kekuatan lokal. Menurut Harry J. Benda dalam Daniel Dokhada,
berpandangan bahwa bangkitnya Mata ram Islam sebenarnya adalah kekuatan Hindu Jawa
bukanlah Islam itu sendiri.

3. Pendekatan Politik Skismatik dan Aliran

Teori ini dikembangkan oleh Robert Jay dan Clifford Goerta. Pen dekatan skismatik
memberikan gambaran tentang adanya realitas kelompok alirandalam kehidupan sosial,
budaya dan politik serta aga ma dalam masyarakat Jawa. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kekuatan diluar Islam yang senantiasa menyaingi bahkan menjinakan
yaitu kelompok abangan dan priayi.

4.pendekatan politis trikotomi

Pendekatan ini dikembangkan allan Samson dalam aliran ini menjelaskan karakteristik
Islam tidak dapat dilihat secara tanggal seperti santri yaitu mereka yang tetap
mempertahankankan Islam sebagai baris dan norma dalam berpolitiknya. Politik santri dibagi
menjadi tiga, yaitu:

a. Fundamentalis, yaitu menetapkan agama dalam aspek kehidupan,


termasuk bernegara.

8
b. Reformis, yaitu menempatkan secara rasional posisi Islam dalam
kehidupan politik termasuk membangun relasi bagi penerapan
kepentingan Islam.
c. Akomodisionis, yaitu kelompok santri yang lebih terbuka walau se
pintas tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Dari metode gerakan tersebut merupakan langkah terpenting se bagai jalan berpikir atau alat
negosiasi dalam politik.

5. Pendekatan Politik Kultural atau Diversifikasi

Menurut Emmerson (1987), Islam dalam skala kebudayaan memiliki kemenangan yang
hebat di Indonesia. Teori ini mengarahkan kembali energi politik umat Islam ke dalam
kegiatan non politik. Islam kultural akan memunculkan Islam yang lebih simpatik dan
substantif (Grms, 2008). Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kultural
menjelaskan Islam sebagai kekuatan budaya yang berhasil dalam menaklukan kekuatan
politik.

C. PENDEKATAN PSIKOLOGIS

Psikologi berasal dari bahasa Yunani psych yang berarti jiwa dan logis yang berarti
ilmu. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa (Wundt, 1879). Pendekatan psikologi
adalah paradigma cara pandang memahami agama dengan mempelajari jiwa seseorang
dengan cara melihat gejala perilaku yang dapat diamati. Dalam Islam banyak sekali
penggambaran batin. Seperti iman, takwa kepada Allah. Perilaku sese orang dapat dilihat dari
sesuatu yang dia yakini.Dengan psikologi akan diketahui tingkat religiusitas yang dihayati,
dipahami dan diamalkan serta sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa
seseorang.

9
D. PENDEKATAN INTERDISIPLINER

Pendekatan interdisipliner adalah kajian dengan menggunak jumlah pendekatan atau


sudut pandang dalam studi, misalnya menggu nakan pendekatan sosiologis, historis dan
normatis secara bersamaan Dari pendapat tersebut, pendekatan interdisipliner adalah upaya
dalam memahami Islam dengan menggunakan sejumlah sudut pandang pendekatan karena
dalam teori interdisipliner sangat penting diban ding hanya satu pendekatan saja. Contoh
interdisipliner adalah seperti aborsi, perlu dilacak nash Al-Qur'an dan Sunnah Nabi tentang
larangan pembunuhan anak, dan tahap penciptaan manusia dihubungkan teori embriologi.
Dari pendekatan interdisipliner akan memunculkan beberapa pendekatan baru dengan
catatan:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan


2. Adanya penekanan terhadap bidang pendekatan tertentu, dimaksudkan agar mampu
memahami ajaran Islam lebih lengkap.Dengan pendekatan interdisipliner akan
memunculkan beberapa pendekatan studi Islam yang lain, sebagian besar dipengaruhi
studi kawasan. Misalnya:
a. Sastra Islam dan arkeologi
b. Linguistik (bahasa)
c. Sastra (literature)
d. . Ekonomi
e. . Ilmiah
f. . Doktriner
g. Filologi (cinta terhadap kata-kata)
h. . Semiotika (makna benda/lambang)
i. Mistis

Perkembangan pendekatan dalam memahami Islam adalah sesua tu yang wajar. Sebab bila
tidak, agama tidak akan mendapatkan perha tian.

2
5 Thahir Lukman S. Studi Islam Interdisipliner. (Yogyakarta: CV. Qalam, 2004)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada zaman sekarang ini agama sangat diperlukan untuk terlibat secara aktif di dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya
sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekadar disampaikan dalam khotbah,
melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam
memecahkan masalah.Dalam memahami agama banyak hal yang perlu dilakukan pendekatan
karena pendekatan tersebut membuat kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh
penganutnya. Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan historis, pendekatan politis,
pendekatan psikologis,pendekatan interdisipliner. serta pendekatan-pendekatan lainnya.
Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.Untuk memahami
studi agama islam diperlukan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan manusia itu sendiri
dalam memahami agama. Pendekatan-pendekatan tersebut dapat dilakukan melalui
pendekatan filsafat, sosiologi, psikologi, sejarah, dan kebudayaan.Saran

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun. Pastinya dalam penguraian diatas masih
banyak kekurangan dan kelemahan didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Untuk itu apabila dalam pemuatan makalah
ini terdapat kesalahan dalam uraian, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Akhirnya semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya para pembaca.

11

Anda mungkin juga menyukai