Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDEKATAN HISTORIS DALAM MEMAHAMI AGAMA

Dosen Pengampu:
Irwandi, S.Sy, M.E.Sy

Disusun Oleh:
Azkia Shaffahati (12270521361)

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendekatan Historis
Dalam Memahami Agama” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Irwandi, S.Sy, M.Si. pada bidang studi Ilmu Administrasi Negara mata kuiah Metode Studi
Islam. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB l..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................................................................................4
BAB ll.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Pendekatan Historis.........................................................................................................6
2.2 Pendekatan Historis dalam Studi Islam.............................................................................................6
2.3 Metode Pendekatan Historis..............................................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
Kesimpulan............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif di dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar
menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan dalam kothah, melainkan secara
konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.

Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab manakala pemahaman agama
yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis normatif dilengkapi dengan
pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain, yang secara operasional konseptual,
dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang timbul.

Berkenaan dengan pemikiran di atas, maka pembaca akan diajak untuk mengkaji
berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama. Hal demikian perlu
dilakukan, karena melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat
dirasakan oleh penganutnya. Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai pendekatan tersebut, tidak
mustahil agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat, tidak fungsional, dan akhirnya
masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama, dan hal ini tidak boleh terjadi.

Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan teologis normatif, apologis, sosiologis,


psikologis, historis, kebudayaan, dan pendekatan Filosofis. Adapun yang dimaksud dengan
pendekaran di sini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu
yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat
mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbaga paradigma. Realitas
keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka
paradigmanya. Karena itu, tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu penelitian ilmu
sosial, penelitian legalistik atau penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian pendekatan historis?
2. Apa itu pendekatan historis dalam studi islam?
3. Apa motode pendekatan historis?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan historis
2. Untuk mengetahui pendekatan historis dalam studi islam
3. Untuk mengetahui metode pendekatan historis
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Historis

Kata historis dalam bahasa arab disebut dengan Tarikh yang secara harfiah berarti
ketentuan waktu dan secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau
pada masa yang masih ada. Sedangkan dalam bahasa inggris historis merupakan terjemahan dari
kata history yang secara harfiah diartikan the past experience of mankind yakni pengalaman
umat manusia dimasa lalu. Historis atau sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai peristiwa
atau kejadian (what) di masa lalu dengan memperhatikan dari segi waktu ( when) tempat (where)
pelaku (who), latar belakang (why) dan hikmah (how) yang terdapat dalam sejarah. Dengan
demikian sejarah selalu mengandung unsur 5W dan 1H yang disusun secara sistematik dan
kronologis sehingga mudah dipahami, diidentifikasi, dan diambil pelajaran.

Dalam pengertian lebih luas, sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang
terjadi di masa lalu, baik berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, ilmu
pengetahuan teknologi, pendidikan, hukum, kebudayaan, peradaban, agama, dan lain-lain.
Dengan demikian sejarah adalah kejadian masa lalu yang berkaitan dengan berbagai aspek
masalah kehidupan manusia baik dari segi sosial, ekonomi, agama dan lain-lain.

2.2 Pendekatan Historis dalam Studi Islam

Dalam memaknai kata historis para sejarawan memiliki pendapat yang beragam, Se
mentara Ernst Bernheim, menyebut historis sebagai ilmu tentang perkembangan manusia dalam
upaya-upaya mereka sebagai makhluk sosial. Dan menurut Hasan, historis atau tarikh adalah
suatu seni yang membahas tentang kejadian-kejadian waktu dari segi spesifikasi dan penentuan
waktunya, tema-nya manusia dan waktu, permasalahaannya adalah keadaan yang menguraikan
bagian-bagian ruang lingkup situasi yang terjadi pada manusia dalam suatu waktu.

Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirdjo (1993: 14-15) dalam Pendekatan Ilmu
Sosial dalam Metodologi Sejarah, membagi pengertian sejarah pada pengertian subjektif dan
objektif. Pertama, Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan yang
disusun penulis. sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan
atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah,
baik proses maupun struktur;
Kedua, Sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa itu sendiri, yakni
proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian yang sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang
lagi.

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik benang merah bahwa sejarah merupakan
gambaran tentang peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lampau yang dialami manusia, disusun
secara ilmiah, meliputi urutan waktu tertentu, diberi tafsiran dan analisa kritis sehingga mudah
dimengerti dan dipahami. Dengan kata lain di dalam sejarah terdapat objek peristiwanya (what),
orang yang melakukannya (who), waktunya (when), tempatnya (where) dan latar belakangnya
(why). Seluruh aspek tersebut selanjutnya disusun secara sistematik dan menggambarkan
hubungan yang erat antara satu bagian dengan bagian lainnya. Jika dikaitkan dengan kajian islam
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa islam historis dikaji dari aspek sejarah, menganalisis
perkembangannya dari awal sampai sekarang, karena islam tidak lepas dari historisnya.

Pendekatan historis merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi


informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis, maka dapat dikatan bahwa
pendekatan historis dalam kajian islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan
dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.

Pendekatan kesejarahan sangat dibutuhkan dalam studi Islam, karena Islam datang
kepada seluruh manusia dalam situasi yang berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatannya
masing-masing. Yaitu bagaimana melakukan pengkajian terhadap berbagai studi keislaman
dengan menggunakan pendekatan histories sebagai salah satu alat (metodologi) untuk
menyatakan kebenaran dari objek kajian itu. Pentingnya pendekatan ini, mengingat karena rata-
rata disiplin keilmuan dalam Islam tidak terlepas dari berbagai peristiwa atau sejarah. Baik yang
berhubungan dengan waktu, lokasi dan format peristiwa yang terjadi. Kuntowijoyo telah
melakukan studi yang mendalam terhadap agama islam, menurut pendekatan sejarah. Ketika
mempelajari Al-quran beliau menyimpulkan pada dasarnya kandungan Al-quran itu terbagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama, berisi konsep-konsep dan bagian kedua, berisi kisah-kisah
sejarah dan perumpamaan.

1. Bagian pertama yang berisi konsep-konsep, kita mendapati banyak isilah Al-quran
yang merujuk pada pengertian-pengertian normatif (aturan atau ketentuan) yang
khusus, aturan-aturan legal, dan ajaran agama pada umumnya. Konsep bersifat
abstrak maupun konkret. Konsep tantang Allah, tentang malaikat, tentang akhirat, dan
sebagainya adalah konsep-konsep yang abstrak (tidak berwujud). Sementara konsep
konkret, peristiwa yang nyata, benar-benar ada dan dapat diamati, misalnya konsep
tentang fuqara (orang-orang fakir), dhu’afa (orang lemah), mustakbirun (penguasa),
mufasidun (koruptor-koruptor), dan sebagainya.

2. Bagian kedua berisi kisah-kisah sejarah dan perumpamaan, Alquran ingin mengajak
dilakukannya perenungan untuk memperoleh hikmah. Melalui kontemplasi terhadap
kejadian-kejadian atau peristiwa peristiwa historis dan juga melalui kiasan-kiasan
yang berisi hikmah tersembunyi, manusia diajak merenungkan hakikat dan makna
kehidupan. Banyak sekali ayat yang berisi ajakan semacam ini, tersirat maupun
tersurat, baik menyangkut hikmah historis ataupun menyangkut simbol-simbol. Misal
nya simbol tentang rapuhnya rumah laba-laba, tentang luruhnya sehelai daun yang tak
lepas dari pengamatan Tuhan atau tentang keganasan samudera yang menyebabkan
orang-orang kafir berdoa

Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya
berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka seseorang tidak akan memahami
agama keluar dari konteks Jurnal Ilmiah Studi Islam historisnya, karena pemahaman yang keluar
dari konteks historis akan dapat menyesatkan. Seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an
secara benar misalnya, yang bersangkutan harus memahami sejarah turunnya Al- Qur’an atau
kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya al-Qur’an yang selanjutnya disebut dengan ilmu
asbab al-nuzul. Dengan ilmu ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang terkadung dalam
suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu, dan ditujukan untuk memelihara syari’at dari
kekeliruan memahaminya. Dengan pendekatan historis ini diharapkan seseorang mampu
memahami nilai sejarah adanya Islam. Sehingga terbentuk manusia yang sadar akan historisitas
keberadaan islam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Mengingat begitu besar peranan pendekatan historis ini, maka diharapkan akan
melahirkan semangat keilmuan untuk meneliti lebih lanjut beberapa peristiwa yang ada
hubungannya terutama dalam kajian Islam di berbagai disiplin ilmu, diharapkan dari penemuan-
penemuan ini akan lebih membuka tabir kedinamisan dalam mengamalkan ajaran murni ini
dalam kehidupan yang lebih layak sesuai dengan kehendak syara’, mengingat pendekatan
historis memiliki cara tersendiri dalam melihat masa lalu guna
menata masa sekarang dan akan datang.

2.3 Metode Pendekatan Historis

Metode Pendekatan Historis menurut Nugroho Notosusanto, sebagaimana dikutip oleh


Deliman metode sejarah dibagi atas empat kelompok kegiatan, yakni:
1) Heuristik
Heuristik ialah kegiatan menemukan sumber-sumber sejarah. Tugas merekontruksi
sejarah masa lampau ini dimulai dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah
(Heuristik).

a) Pengertian sumber sejarah dan signifikansinya


Kata heuristik berasal dari kata “heuriskein” dalam bahasa Yunani yang berarti mencari
atau menemukan dalam bahasa latin, heuristik dinamakan sebagai arsinveniendi (seni mencari)
atau sama artinya dengan istilah arts of invention dalam bahasa inggris. Usaha merekontruksi
masa lampau tidak mungkin dilakukan tanpa tersedianya sumber-sumber atau bukti-bukti
sejarah. Tanpa sumber tidaklah dapat dilacak sejarahnya.

b) Klasifikasi sumber sejarahCara atau dasar klasifikasi dari sumber-sumber sejarah


dibedakan sebagi berikut:
(1). Sumber sejarah yang bersifat umum dan khusus sumber sejarah umum dapat digunakan
sebagai sumber bagi hampir setiap cabang ilmu sejarah. Misalnya dokumen-dokumen
kenegaraan tahun 1995 dari sejarah politik, sejarah diplomatik,sejarah nasional dan lain-lain.
Sedangkan sumber sejarah yang bersifat khusus hanya dapat digunakan untuk salah satu cabang
ilmusejarah.misalnya data-data arkeologis diperuntukan hanya untukmenyusun sejarah
kepurbakalaan.

(2). Sumber sejarah tertulis dan tak tertulis sumber sejarah tertulis dibagi lagi menjadi sumber
resmi dan sumber tak resmi. Dalam hubunga ini keresmian sumber ditentukanoleh hubunganya
otoritas resmi pemegang kekuasaan sepertilaporan atau arsip-arsip negara. Sumber tak resmi
adalah sumber-sumber yang diluar itu semua seperti buku-buku, surat kabar, majalah, hikayat
biografi, surat pribadi dan lain-lain. Sedangkan sumber sejarah tak tertulis dibedakan menjadi
artefak, benda-benda, dan sumber-sumber lisan (oral sources).

(3). Sumber sejarah primer dan sumber sejarah sekunder


sumber sejarah primer adalah sumber sejarah yang direkam dan dilaporkan oleh para
saksi mata (eyewitness). Data-data dicatat dan dilaporkan oleh pengamat atau partisipan yang
benar-benar mengalami dan menyaksikan suatu peristiwa sejarah. Seperti surat-surat, pidato,
undang-undang dasar, piagam, prasasti dan lain-lain.

Sedangkan sumber sejarah sekunder disampaikan bukan oleh orang yang menyaksikan
atau partisipan suatu peristiwa sejarah. Sumber sejarah sekunder menurut Louis Gottsclak yang
dikutip oleh Deliman ialah:
(a). Untuk mengenali latar belakang yang cocok dengan bukti-bukti sezaman mengenai subjek,
(b). Untukmemperoleh petunjuk mengenai data-data bibliografis yang lain,
(c). Untuk memperoleh petikan atau kutipan yang lebih lengkap dari sumber-sumber lain atau
dokumen sezaman,
(d). Untuk memperolehinterpretasi dan hipotesis mengenai masalah yang sama, namunhanya
untuk menguji atau untuk memperbaiki.

Aneka sumber informasi sejarah berikut ini disajikan berbagai jenis dokumen yang
menjadi sumber aneka infomasi sejarah menurut Lois Gottschalk dikutip oleh Deliman:
1). Rekaman sezamanRekaman sezaman adalah dokumen yang mencatat instruksimengenai
transaksi tertentu misalnya perintah serangan, pidato,surat wasiat, dan janji pertemuan.
2). Laporan konfindensial
Laporan konfindensial adalah laporan yang ditulis sesudah peristiwa terjadi. Misalnya perintah
evakuasi, jurnal, surat-surat pribadi.
3). Laporan-laporan umum
4). Dokumen pemerintah dan kompilasi
5). Pernyataan opini
6). Fiksi, nyanyian, puisi, folklore, legenda, dan pepatah.
2) Kritik Sumber (Verifikasi)
Terdapat dua jenis kritik sumber yaitu ekternal dan internal.
Kritik eksternal dimaksudkan untuk menguji keuntentikan (keaslian) suatu sumber. Seperti
determinasi pengarang, informan, tanggal,dokumen, dan restorasi teks. Sedangkan kritik internal
dimaksudkan untuk menguji kredibilitas dan reliabilitas suatu sumber. Artinya peneliti atau
sejarawan harus menentukan seberapa jauh dapat dipercaya kebenaran dari isi informasi yang
disampaikan oleh suatu sumber atau dokumen.

3)Intrepretasi
Intrepretasi adalah upaya penafsiran atas fakta-fakta sejarah dalamkerangka rekontruksi
realitas masa lampau. Atau dalam artian menafsirkan. Proses kerja interpretasi melibatkan
berbagai aktivitas mentalseperti seleksi, analisis, komparasi, serta kombinasi dan bermuara
sintesis.

4) Penulisan sejarah (Historiografi)


Penulisan sejarah (Historiografi) penyajian hasil sintesis yang diperoleh dalam bentuk
suatu kisah sejarah. Atau dalam artian sarana mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang
diungkap, diuji (verifikasi)dan diinterpretasi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan historis dalam
pengkajian islam adalah salah satu pendekatan mengenai berbagai peristiwa atau kejadian di
masa lalu dengan memperhatikan dari segi waktu, tempat, pelaku, latar belakang dan hikmah
yang terdapat dalam sejarah. Baik persoalan sosial, aqidah, Syariah, pendidikan, dan lain-lain.
Dengan menggunakan beberapa metode seperti metode heuristik (menghimpun sumber sejarah),
kritik sumber (verfikasi), interpretasi (penafsiran fakta sejarah) dan penulisan sejarah
(historigrafi). Objek kajianya berkaitan dengan sejarah islam dan peradaban islam. Sehingga
dalam mengkaji suatu persoalan yang terjadi dikalangan umat islam harus melihat kembali
Asbabul Al-Nuzul atau sebab-sebabturunya Al-qur’an dan Asbabul Al-Wurud atau sebab-sebab
munculnyahadist. Karena persoalan yang terjadi sekarang, sebenarnya sudah dikaji pada masa
Rasulullah, Khalifah Rasyidin, dan sampai sekarang. Yang tujuannya adalah agar kita umat
islam dapat memahami maksud dan tujuandari ayat Al-qur’an dan Hadist tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Daliman, A.  Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2015.


 Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016. 
Nata, Abuddin, Ilmu Studi Islam, Dengan Pendekatan Multidisipliner 
, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010.
 Nasution. Khoruddin.  Pengantar Studi Islam, Dilengkapai Pendekatan Integrasi- Interkoneksi
(Multidisipliner), Depok: RajaGrafindo Persada, 2018.
  Naik. Zakir abdul karim, dkk,  Mereka Bertanya Islam Menjawab,
 Solo: AqwamMedia Profetika, 2013.
Shihab, M. Quraish,  Islam Yang Salah Dipahami, Tangerang: Lentera Hati, 2018

Anda mungkin juga menyukai