Selamat pagi, anak-anak, Sebelum pembelajaran dimulai, mari kita
berdoa sesuai keyakinan masing-masing agar selalu diberi petunjuk dan kemudahan dalam memahami materi yang akan kita bahas 2. Kompetensi Dasar yang akan kita pelajari hari ini adalah : 3.1 Memahami konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah. 3. Dengan materi pelajaran: Konsep Perubahan dan Keberlanjutan dalam Sejarah 4. Selamat Belajar Konsep Perubahan dalam sejarah adalah peristiwa atau kejadian yang membuat perbedaan, perubahan bisa terjadi secara lambat (evolusi) atau cepat (revolusi). Konsep keberlanjutan bermakna bahwa setiap peristiwa merupakan kelanjutan artinya kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa sebelumnya. Perubahan dan keberlanjutan dapat diketahui dengan cara membandingkan dua atau lebih peristiwa atau kejadian dengan kejadian sebelumnya (masa lampau). Heraclitus mengatakan “Panta rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, History is a continuity and change (Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan). Perkembangan kehidupan dalam masyarakat ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Arah perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres) dan keadaan yang lebih buruk (regres) Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan pendapat Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future). Konsep ruang dalam sejarah adalah tempat terjadinya suatu peristiwa dalam proses perjalanan waktu. Konsep ruang dalam sejarah menyebabkan terjadinya pembagian sejarah lokal, sejarah regional, sejarah nasional dan sejarah dunia) Konsep waktu dalam sejarah adalah waktu / kapan terjadinya suatu peristiwa. Konsep waktu dalam sejarah adalah masa lalu (karena peristiwanya sudah terjadi). Konsep waktu masa lalu mempengeruhi peristiwa- peristiwa masa sekarang dan masa depan. Sejarah adalah sebuah ilmu, karena memenuhi syarat ilmiah, yaitu: 1. Bersifat Empiris: Sejarah melakukan kajian pada peristiwa manusia yang sungguh terjadi dimasa lampau 2. Memiliki objek: perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu masa lampau 3. Memiliki teori: dalam sejarah, teori berisi kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu, rekontruksi sejarah yang dilakukan mengenal adanya teori yang berkaitan dengan sebab akibat, eksplanasi, objektifitas dan subjektifitas 4. Memiliki Metode Ilmiah: metode merupakan cara teratur untuk mencapai suatu tujuan. Setiap ilmu tentu memiliki tujuan, tujuan dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan masyarakat. Dalam sejarah, metode diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan secara benar, metode ilmiah dalam sejarah disebut dengabn “metode Sejarah” 5. Mempunyai Generalisasi: dari kajian suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan umum atau generalisasi. Demikian juga dalam kajian sejarah sejarawan dapat menarik generalisasi dari beberapa peristiwa yang terjadi sesuai dengan pemahaman penulis Tahapan atau langkah-langkah dalam penelitian sejarah berdasarkan metode sejarah, adalah sebagai berikut: 1. Heuristik : mengumpulkan data-data sejarah dari berbagai sumber sejarah yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti 2. Verifikasi : memilih dan menetapkan data atau sumber sejarah mana yang akan digunakan sebagai data penelitian. 3. Kritik : menilai kebenaran dan kesesuaian sumber sejarah yang akan diteliti. Menilai sumber sejarah dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu: a. Kritik intern: penilaian keaslian (keautentikan) terhadap isi materi b. Kritik ekstern: penilaian keaslian terhadap bahan sumber 4. Intepretasi : proses menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut sehingga menjadi satu kesatuan peristiwa yang realistis (benar terjadi) dan masuk akal (logis) 5. Historiografi: proses penyusunan fakta-fakta sejarah dalam bentuk cerita yang benar, menarik dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dalam bentuk penulisan sejarah Dengan melalui 5 langkah metode sejarah seperti tersebut di atas, maka hasil penelitian sejarah dapat dikatagorikan sebagai cerita peristiwa yang ilmiah, karena peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Sumber Primer: Sumber yang diperoleh langsung dari kesaksian pelaku atau saksi sejarah, selain itu dapat pula diperoleh dari dokumen, catatan atau peninggalan asli suatu peristiwa sejarah yang sedang diteliti Sumber Sekunder: sumber yang diperoleh bukan peninggalan asli suatu peristiwa sejarah. Contohnya adalah sumber pustaka hasil penelitian para ahli-ahli sejarah, laporan penelitian dan terjemahan kitab-kitab kuno Berdasarkan bentuknya sumber sejarah dapat dibedakan menjadi: 1. Sumber tertulis: prasasti, dokumen, naskah, surat perjanjian, buku, makalah, notulen rapat, koran, majalah, surat, dal lain-lain. 2. Sumber lisan: hasil wawancara dari pelaku atau saksi sejarah 3. Sumber benda/fisik : bangunan, patung, senjata, peralatan hidup (artefak), fosil, dll Tidak semua kejadian/peristiwa dapat dikatakan sejarah, ada 3 syarat sebuah peristiwa dikatakan sejarah, yaitu; 1. Abadi: suatu peristiwa yang terjadi tidak berubah- ubah yang dapat dibuktikan secara ilmiah, bukan peristiwa rekaan. 2. Unik (einmalig): karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali, peristiwa tersebut tidak dapat diulang, jika ingin diulang tidak akan sama persis. 3. Penting: karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi masyarakat, dan dapat pula menentukan kehidupan orang banyak Nilai-nilai yang dapat diambil setelah belajar sejarah, antara lain: 1. Semangat gotong royong didalam kehidupan masyarakat dengan konsep dasar kerjasama 2. Musyawarah dalam mencapai pemecahan masalah dengan jalan membicarakan bersama secara mufakat, demi tercapainya kerukunan hidup 3. Semangat tolong menolong dengan mengutamakan unsur kemanusiaan sekaligus rela berkorban demi kepentingan bersama 4. Rasa cinta tanah air dengan mengutamakan kesanggupan mengorbankan seluruh jiwa raga demi kehormatan bangsa 1. Manfaat Rekreatif sejarah membawa pembacanya seolah-olah berkelana menembus dimensi ruang dan waktu 2. Manfaat inspiratif sejarah memberikan inspirasi kepada pembacanya, di Indonesia dikaitkan dengan perjuangan para pahlawan 3. Manfaat edukatif sejarah memberikan kearifan dari masa lampau untuk melangkah ke depan