Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Historiografi, Metode, & Tahapan Penelitian Sejarah Siluet peneliti aksara Incung

Kerinci dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Dr Wahyu Andhifani dengan latar tampilan materi
naskah kuno Tanjung Tanah. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww. Kontributor: Alhidayath
Parinduri - 18 Jan 2021 10:05 WIB Dibaca Normal 2 menit Apa itu historiografi dan apa saja
langkah penelitian sejarah? tirto.id - Dalam pembelajaran metode penelitian ilmu sejarah, sering
dikenal istilah historiografi. Lantas, apa pengertian historiografi, dan apa saja langkah-langkah
dalam penelitian sejarah? Menurut J. Bank dalam Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan
Perspektif (1985), sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lalu, yang bertujuan
untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Sedangkan
Sidi Gazalba, dikutip dari buku Ilmu Sejarah: Metode dan Praktik (2020) karya Aditia Muara
Padiatra mendefinisikan sejarah sebagai gambaran masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai
makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Dari sinilah diperlukan historiografi
yang harus melalui langkah-langkah penelitian sejarah. Apa Itu Historiografi? Secara garis
besar, historiografi dapat diartikan sebagai hasil atau karya penulisan sejarah. Daliman dalam
buku Metode Penelitian Sejarah (2012) menyebutkan bahwa historiografi merupakan sarana
mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang diungkap, diuji (verifikasi), dan diinterpretasi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa peristiwa sejarah memerlukan
penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi. Oleh karena itu, Mona Lohanda melalui
buku Membaca Sumber Menulis Sejarah (2011) menuturkan bahwa riset (penelitian) dan
penulisan adalah dua sisi mata uang yang tidak akan mungkin dapat dilepaskan satu sama lain.
Selain itu, penulisan menjadi penentu kebrehasilan seorang sejarawan. Langkah-langkah
Penelitian Sejarah Historiografi atau penulisan sejarah dapat dihasilkan melalui penelitian
sejarah. Sama halnya dengan penelitian ilmiah lain, penelitian sejarah juga memiliki tahapan
metode penelitian. Kuntowijoyo dalam Pengantar Ilmu Sejarah (2010) menjelaskan bahwa
penelitian sejarah mempunyai 5 tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik (pengumpulan
sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan penulisan. Ada beberapa sejarawan yang
menyatakan bahwa terdapat 4 tahapan penelitian sejarah yaitu heuristik (pengumpulan
sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan penulisan. Dua pendapat tersebut
sebenarnya sama, hanya di bagian masuk tidaknya pemilihan topik dalam tahapan penelitian
sejarah. 1. Pemilihan Topik Pemilihan topik menjadi urutan pertama dalam penelitian sejarah
menurut Kuntowijoyo dikarenakan topik yang akan dijadikan penelitian sejarah itu cukup banyak
sehingga penting bagi sejarawan untuk menentukan topik terlebih dahulu. Menurutnya, dalam
memilih topik penelitian sejarah, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal yaitu kedekatan
emosional dan kedekatan intelektual. Kedekatan emosional dapat dikatakan sebagai kaitannya
topik tersebut dengan sejarawan, misalnya menentukan topik berdasarkan daerah asal.
Sedangkan kedekatan intelektual dapat dikatakan pemahaman gagasan/ide sejarawan terkait
dengan topik yang dipilih. 2. Heuristik (Pengumpulan Sumber) Heuristik (pengumpulan sumber)
merupakan tahapan yang cukup penting untuk mewujudkan keberhasilan penelitian sejarah.
Pada tahap ini, biasanya kemampuan teoritik yang bersifat deduktif-spekulatif dari seorang
sejarawan akan diuji. Apabila dalam tahap ini sejarawan mampu mendapatkan sumber yang
relevan, maka akan lebih memudahkan sejarawan untuk memasuki tahap-tahap berikutnya.
Setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber yang relevan untuk penelitiannya, maka
verifikasi (kritik sumber) merupakan langkah yang ditempuh selanjutnya. Pada dasarnya
verifikasi adalah kegiatan penyeleksian terhadap sumber-sumber yang diperoleh. Didik
Pradjoko dan kawan-kawan dalam Modul I Sejarah Indonesia: Hibah Modul Pengajaran,
Content Development Tema B1 (2001) menjelaskan bahwa verifikasi (kritik sumber) dibagi
menjadi dua, yaitu kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern atau autentisitas merupakan
penyeleksian terhadap keaslian sebuah dokumen, meliputi kertas, tinta, gaya tulisan, bahasa,
huruf, dan semua penampilan luar. Sedangkan kritik intern atau kredibilitas merupakan
penyeleksian terhadap kebenaran isi dokumen. Baca juga: Apa Saja Pengertian dan Definisi
Ilmu Sejarah Menurut Para Ahli? Jenis Sumber Sejarah Berdasarkan Sifat dan Bentuknya, Apa
Saja? Sejarah Kerajaan Singasari: Kisah Ken Arok Hingga Raja Kertanegara 3. Interpretasi
(Penafsiran) Setelah dilakukan kritik terhadap sumber sejarawan akan memasuki tahap
interpretasi (penafsiran). Tahap ini menjadi penting karena merupakan tahap akhir yang
ditempuh sebelum melakukan penulisan. Pada tahap ini, sumber sejarah yang telah berhasil
dikritik dan telah pasti dijadikan sebagai bahan untuk penulisan sejarah akan ditafsirkan. Tahap
penafsiran ini dapat dikatakan sebagai pemberian makna (analisis) serta menyatukan (sintesis)
fakta-fakta yang telah diperoleh sebelumnya. Dalam intepretasi ini juga terjadi proses imajinasi
sejarah. Kuntowijoyo berpendapat bahwa seorang sejarawan harus dapat membayangkan apa
yang terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu. Apabila dalam diri
sejarawan telah terdapat imajinasi maka lebih mudah baginya untuk dapat merangkai fakta-
fakta tersebut. Oleh karena itu, Kuntowijoyo menekankan pentingnya imajinasi sejarah dalam
penelitian dan penulisan sejarah. Namun, satu hal yang harus dipahami ialah imajinasi ini
memiliki batasan sesuai dengan fakta. Hal tersebut dimaksudkan agar tulisan sejarah yang
dihasilkan bisa dipertanggungjawabkan objektivitasnya. 4. Historiografi (Penulisan) Setelah 4
tahapan awal telah ditempuh, maka sejarawan telah siap untuk melakukan historiografi
(penulisan sejarah). Dalam proses penulisan ini, kemampuan sejarawan atas teori dan
metodologi akan berpengaruh terhadap historiografi yang dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa
historiografi yang dihasilkan akan menunjukkan eksistensi dari sejarawan. Ketika tahap ini telah
diselesaikan, maka karya sejarah pun dapat dinikmati oleh khalayak. Baca juga artikel terkait
HISTORIOGRAFI atau tulisan menarik lainnya Alhidayath Parinduri (tirto.id - Sosial Budaya)
Kontributor: Alhidayath Parinduri Penulis: Alhidayath Parinduri Editor: Iswara N Raditya

Baca selengkapnya di artikel "Pengertian Historiografi, Metode, & Tahapan Penelitian


Sejarah", https://tirto.id/f9fK

Kritik sumber sejarah sering juga disebut proses verifikasi. Sering digunakan peneliti untuk menguji
keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Dalam penelitian sejarah, tahapan
ini sangat penting dilakukan, demi meminimalisasi kesalahpahaman. Sebab penelitian sejarah
membutuhkan sumber yang valid atau berdasarkan fakta. Menurut Sumargono dalam
buku Metodologi Penelitian Sejarah (2021), kritik sumber sejarah adalah upaya mendapatkan
kredibilitas sumber. Verifikasi atau kritik sumber sejarah merupakan salah satu tahapan dalam
penelitian sejarah, di mana peneliti menguji dan melakukan verifikasi terhadap sumber atau data
sejarah. Ada dua jenis kritik sumber sejarah, yakni kritik internal serta eksternal. Berikut
pemaparannya: Kritik internal Proses pengujian terhadap kredibilitas sumber sejarah disebut kritik
internal. Baca juga: Tujuan Peneliti Sejarah Melakukan Verifikasi atau Kritik Sumber Dikutip dari
buku Pengantar Metode Penelitian (2016) oleh Maryam B. Gainau, kritik internal merupakan
penilaian keakuratan pada sumber atau materi sejarah. Kritik ini ditujukan untuk melihat serta
menyelidiki isi dari bahan dan dokumen sejarah. Misalnya melihat apakah pernyataan yang dibuat
bersifat historis atau tidak, serta apakah isinya sesuai dengan sejarah atau tidak. Pada dasarnya,
kritik internal mencakup isi, bahasa yang digunakan, tata bahasa, situasi penulisan dokumen, gaya
penulisan, ide, dan lain-lain. Kritik eksternal Jenis kritik sumber sejarah ini berkaitan dengan
keaslian bahan yang digunakan dalam sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, atau naskah.
Dilansir dari buku Metode Penelitian Sistem 3x Baca (2019) karangan Tarjo, kritik eksternal
dilakukan dengan kritis untuk memeriksa keaslian data sejarah. Kritik eksternal meliputi keadaan
"luar" dari sumbernya, seperti bahan pembuatan dokumen, proses identifikasi tulisan tangan, dan
lain sebagainya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kritik Internal dan Eksternal pada Kritik
Sumber Sejarah", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/17/083000569/kritik-internal-dan-eksternal-pada-
kritik-sumber-sejarah.
Penulis : Vanya Karunia Mulia Putri
Editor : Vanya Karunia Mulia Putri

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Anda mungkin juga menyukai